Konggres & Kisruh PSSI

Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Adhyaksa Siap Tempur dalam Perebutan PSSI 1
Jonathan Pandapotan | Asep Candra | Rabu, 20 April 2011 | 10:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault, mengaku siap tempur dalam bursa pencalonan Ketua Umum PSSI, jika dirinya mendapat mandat dari para pemilik suara untuk maju.

Nama Adhyaksa sebenarnya sudah lama dibicarakan bakal maju untuk merebut kursi PSSI 1. Namun, hal itu tak kunjung terjadi karena baru sebatas rumor belaka. Kini, Adhyaksa sepertinya bakal benar-benar maju karena namanya telah didaftarkan oleh ISP Purworejo.

"Saya tidak akan pernah mencari jabatan atau meminta jabatan. Tapi, kalau dikasih tanggung jawab, dipercaya, saya tidak akan pernah lari," seru Adhyaksa.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu mengaku tak pernah sibuk mencari dukungan ke mana-mana. Justru, para anggota PSSI sendiri yang datang kepadanya dan memintanya maju.

"Saya tanya 'Kenapa milih saya' mereka bilang 'Karena kita perlu figur muda'. Kalau saya, ya begini orangnya, apa adanya," tambah Adhyaksa.

Adhyaksa juga berharap, peraturan dalam perebutan kursi PSSI 1 dapat ditegakkan sesuai dengan aturan, dalam hal ini statuta FIFA. Ia tak ingin ada cara-cara curang dalam proses pemilihan nanti.

"Saya lihat dulu bagaimana aturan main saat ini. Semua orang berharap ingin jadi Ketua Umum PSSI, banyak orang, tokoh-tokoh besar. Setiap orang maju punya motivasi sendiri-sendiri."

"Kenapa saya mau, dari dulu saya bilang spirit of the nation depend on sports. Semangat kebangsaan itu bergantung pada olahraga dan sepak bola menyatukan bangsa ketika orang sekarang berpikir tentang kepentingan masing-masing, tentang partainya. Saya siap mereformasi PSSI," tegas Adhyaksa.

Nama Adhyaksa semakin meramaikan bursa bakal calon Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. Sebelumnya sudah ada nama beberapa nama yang didaftarkan maju, yaitu George Toisutta, Adhan Dambea, Diza Rayid Ali, Djohar Arifin Husin, Wahidin Halim dan Arifin Panigoro.


sumber: kompas


-dipi-
Adhyaksa Dault neh orang yang tepat...
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Pemerintah Tolak Kongres PSSI Tandingan..
Pemerintah menghimbau semua pihak menerima keputusan FIFA mengenai empat kandidat yang tetap dilarang untuk maju ke pencalonan ketua umum PSSI.
22 Apr 2011
Pemerintah Republik Indonesia, melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Mallarangeng menolak dengan tegas adanya kongres PSSI tandingan yang akan digelar karena bersebrangan dengan FIFA.

Andi menilai semua pihak harus dapat menerima keputusan FIFA yang telah menunjuk Komite Normalisasi sebagai pelaksana tahapan kongres, oleh karena itu dirinya tidak akan menyetujui adanya kongres tandingan.

"Komite Normalisasi telah ditunjuk melakukan tahapan kongres. Jadi keputusan itu harus bisa diterima oleh semua pihak. Yang jelas kami tidak akan mendukung kongres tandingan," kata Andi Mallarangeng.

Tetapi meskipun begitu, Andi tetap menyayangkan keputusan FIFA yang melarang empat nama kandidat menjadi bakal calon ketua umum PSSI. Namun Menpora tetap menghimbau agar keputusan tersebut dipenuhi.

"Kami cukup menyesalkan keputusan FIFA yang menolak empat nama itu maju. Tapi mau gimana lagi, itu telah diputuskan," kata Andi.

sumber : goal.com
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Pendaftaran calon ketua PSSI berakhir hari ini
23 April 2011 - 17:52 GMT

Hingga Sabtu (23/4) petang, sekitar 20 nama meramaikan bursa pemilihan ketua umum PSSI periode 2011-2015.

Sabtu ini adalah hari terakhir pendaftaran calon ketua umum dan PSSI memberi waktu hingga pukul 24.00 bagi mereka yang ingin mendaftarkan diri.

Beberapa politisi dan tokoh masyarakat telah mendaftar, antara lain mantan Menpora Adhyaksa Dault, Rahim Soekasah, Djohar Arifin, Imam Arif, Oesman Sapta.

Syarif Bastaman, Agusman Effendi, dan Erwin Aksa juga menyatakan berminat menjadi orang nomor satu di organisasi sepak bola Indonesia.

Pendaftaran kembali dibuka setelah proses yang sama oleh PSSI di bawah ketua PSSI Nurdin Halid tidak diakui oleh FIFA.

Dari proses ini, keluar nama empat calon yaitu Nurdin sendiri, Arifin Panigoro, Nirwan Bakrie, dan George Toisutta. Karena proses tersebut tidak diakui FIFA, badan dunia ini juga tidak mengakui keempat nama tersebut.

Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar meminta FIFA mengubah keputusan, namun FIFA menyatakan keputusan tersebut telah final.

Beberapa pihak menyebut Arifin dan George sebagai calon kuat ketua PSSI yang baru.

Namun dengan keputusan FIFA, peluang Arifin dan George hampir pasti telah tertutup.


Sumber: BBC



-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

saleh mukadar ini emang sok tahu dalam hal sepakboladan merasa paling benar

siapa sih loh saleh mukadar loh itu cuma manusia biasa

jangan kau buat kacau sepakbola indonesia

janganlah di buat kisruh lagi
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

kalo ga mau ikut anjuran FIFA suruh mereka bentuk Federasi sendiri aja....
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Kelompok 78 Desak Agum Mundur
Ferril Dennys | I Made Asdhiana | Selasa, 26 April 2011 | 20:09 WIB

1754234620X310.jpg


JAKARTA, KOMPAS.com — Agum Gumelar didesak mundur dari jabatannya sebagai Ketua Komite Normalisasi bila tidak bisa melaksanakan kongres sesuai dengan Statuta FIFA, Statuta PSSI, dan Standard Electoral Code FIFA. "Lebih baik mundur kalau Agum tidak bisa melaksanakan keputusan yang ada," urai anggota Kelompok 78 pemilik suara PSSI, Usman Fakaubun, saat dihubungi wartawan, Selasa (26/4/2011).

Kelompok 78 pemilik suara PSSI sebelumnya telah memberi tenggat waktu 1 x 24 jam kepada Agum untuk menggelar rapat pleno. Desakan itu muncul karena Agum mematuhi keputusan FIFA yang menyebutkan bahwa Komite Normalisasi menjadi Komite Pemilihan. Padahal, pemilik suara telah membentuk Komite Pemilihan lewat kongres yang digelar pada 14 April lalu.

"Komite Normalisasi itu kolegial. Berarti, yang namanya ketua tidak punya kewenangan untuk veto. Harus diambil dengan voting," ujar Usman.

Dalam kesempatan itu, Usman menegaskan bahwa Kelompok 78 tidak akan menggelar kongres tandingan. Kelompok 78 akan mengikuti kongres sesuai aturan yang ada.



sumber: kompas


-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Agum Heran Melihat Kengototan Kelompok 78
Ferril Dennys | I Made Asdhiana | Senin, 25 April 2011 | 18:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, mengaku heran dengan sikap kelompok 78 pemilik suara PSSI yang menolak keputusan FIFA terkait dilarangnya Arifin Panigoro dan George Toisutta untuk maju sebagai ketua umum PSSI periode 2011-2015.

"Saya sudah bertemu dengan George Toisutta, Nirwan Bakrie, dan Arifin Panigoro. Ketiganya menyatakan kecewa dengan keputusan FIFA, tetapi legawa. Saya heran juga, yang ngotot malah para pendukungnya. Saya sudah berjuang. Kalau tidak, lempar saya dengan botol atau caci maki," ungkap Agum seusai menemui perwakilan kelompok 78 pemilik suara di Kantor PSSI, Senin (25/4/2011).

"Mereka menginginkan kedua orang ini maju. Kalau mereka bersikap seperti go to hell with keputusan FIFA, ini bisa berbahaya bagi masa depan sepak bola kita. Saya sangat khawatir dampaknya sangat tidak bagus bagi sepak bola kita. Sikap-sikap emosional jangan ditumbuh-kembangkan," sambungnya.

Agum juga tidak ambil pusing dengan ancaman kelompok 78 pemilik suara yang mengancam tidak akan menghadiri Kongres PSSI pada 20 Mei mendatang. "Kalau mereka tidak datang, mungkin kongres dianggap tidak sah. Namun, apa pun hasilnya, saya akan melaporkan kepada FIFA. Mereka yang akan memutuskan kongres sah atau tidak," ungkap Agum.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komite Pemilihan PSSI hasil kongres 14 April, Wisnu Wardhana, berpendapat bahwa sikap Agum otoriter jika melihat bahwa ia mematuhi keputusan FIFA untuk menggugurkan empat kandidat dan tidak mengakui Komite Pemilihan.

"Agum tidak boleh bersikap otoriter. Komite Normalisasi adalah badan kolegial. Oleh karena itu, keputusan harus melalui voting di antara delapan anggota Komite Normalisasi," ucap Wisnu.

"Keputusan FIFA sebenarnya bisa diabaikan karena tidak ada dasar hukumnya. Namun sebaliknya, Agum justru ngotot mengikuti keputusan tersebut," sambungnya.

Oleh karena itu, Wisnu mengungkapkan, pihaknya memberi deadline satu hari kepada Agum agar menggelar rapat pleno. "Jika Agum tidak melaksanakan itu, maka kami tidak akan mengikuti kongres 20 Mei yang diselenggarakan Komite Normalisasi. Kongres nanti tidak akan sah jika tidak diikuti oleh para pemilik suara," kata Wisnu.

Seperti diberitakan, pertemuan antara Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, dan Presiden FIFA Sepp Blatter pada 19 April lalu menghasilkan keputusan bahwa empat calon yang digugurkan Komite Banding, yakni Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, George Toisutta, dan Arifin Panigoro, tidak maju dalam kongres pemilihan anggota Komite Eksekutif PSSI pada 20 Mei mendatang.

Dalam keputusannya, FIFA juga tidak mengakui terbentuknya Komite Pemilihan yang dihasilkan lewat kongres pemilik suara pada 14 April lalu. FIFA hanya menyetujui terbentuknya Komite Banding.



sumber: kompas



-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Pemilihan Ketum PSSI
Hadi: Proses Verifikasi Tidak Perlu Voting
Ferril Dennys | A. Wisnubrata | Rabu, 27 April 2011 | 09:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komite Normalisasi (KN), FX Hadi Rudyatmo, menegaskan, dalam proses verifikasi bakal calon ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI, tidak perlu voting terkait posisi tiga nama yang dicekal FIFA. Sebab, menurutnya, dengan adanya voting, Komite Normalisasi telah melanggar keputusan FIFA.

Ketiga nama yang dinyatakan tidak layak dicalonkan oleh FIFA dalam surat 4 April dan ditegaskan pada surat 21 April itu adalah Nirwan Dermawan Bakrie, George Toisutta, dan Arifin Panigoro. Beberapa anggota KN menginginkan ketiga nama tersebut tetap diverifkasi dan ada yang berpendapat tidak perlu diverifikasi.

"Kami belum memutuskan untuk melakukan voting. Hari ini, kami akan rapat. Kalau saya, Ngapain harus voting?" jelas Hadi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/4/2011).

Hadi berpendapat FIFA telah memberikan keputusan sehingga KN patut menjalankannya. Ia berharap adanya solusi dari perbedaan pendapat yang terjadi di dalam anggota KN sendiri. "Berbeda pendapat boleh-boleh saja. Tapi, kita harus mencari solusi agar FIFA tidak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia," tukas Hadi.

Bila voting terjadi, Hadi yang juga merupakan Wakil Walikota Solo mengancam mundur dari KN. "Kalau nanti minta voting berarti melanggar keputusan FIFA. Lebih baik saya mundur karena saya enggak ada kepentingan apa-apa di KN," tegasnya.


Sumber: kompas


-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Sampai dunia kiamat pun urusan PSSI ini tidak akan pernah berakhir bila semua orang selalu merasa dirinya atau kelompoknya yang paling benar...

So, Komite Normalisasi itu dibentuk berdasarkan keputusan FIFA untuk mengatasi masalah keruwetan di tubuh PSSI koq sekarang malah di fitnah sana sini sih....

capeh deh...
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Andi Mundur dari Pencalonan Anggota Komite Eksekutif
Wirawan Kusuma | A. Wisnubrata | Senin, 02 Mei 2011 | 16:20 WIB

1933476620X310.jpg


JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu calon anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015, Andi Darussalam Tabusalla, menyatakan mundur dari persaingan untuk memperebutkan posisi di kepengurusan PSSI ke depan. Dirinya mundur karena ingin mempersilakan generasi muda maju sebagai anggota Komite Eksekutif.

Andi sebenarnya sudah lolos verifikasi sebagai calon anggota Komite Eksekutif PSSI dan akan bersaing memperebutkan satu tempat di anggota Komite Eksekutif pada kongres 20 Mei mendatang. Andi juga sudah mendapat dukungan pasti dari Persija Jakarta dan Pengprov DI Yogyakarta. Namun, setelah berpikir matang-matang, Andi akhirnya memutuskan mundur.

"Saya berterima kasih kepada klub-klub, khususnya Ketua Persija Jakarta Toni Tobias, yang telah mendukung saya. Tapi, setelah berpikir panjang, izinkan saya untuk meminta maaf kepada mereka karena saya tidak bersedia untuk maju sebagai calon anggota Komite Eksekutif PSSI periode berikutnya," kata Andi di kantor PT Liga Indonesia, Senin (2/5/2011).

"Sekarang sudah waktunya kepada anak-anak muda untuk maju sebagai pengurus PSSI yang akan datang," ujarnya. Ia menambahkan, "Awalnya saya menerima tawaran untuk maju sebagai Exco (Komite Eksekutif). Tetapi, setelah berpikir panjang, saya kira ini waktu yang tepat untuk berhenti dari dunia sepak bola nasional."

Dengan mundurnya Andi, berarti tinggal 49 nama yang akan memperebutkan posisi Komite Eksekutif di kongres 20 Mei mendatang. Di antara nama-nama tersebut ada beberapa nama beken, seperti Sihar Sitorus, Dodi Alex Reza (Ketua Umum Sriwijaya FC), Imam Arif (Ketua Badan Timnas Nasional), Bob Hippy (mantan pemain timnas Indonesia), dan IGK Manila (mantan Manajer Persija).


Sumber: Kompas


-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Agum: FIFA Tetap Tolak Goerge dan Arifin
Wirawan Kusuma | Tjatur Wiharyo | Sabtu, 07 Mei 2011 | 20:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar mengatakan, FIFA tetap menolak dua calon pengurus PSSI periode 2011-2015, Goerge Toisutta dan Arifin Panigoro untuk diproses banding. Sikap FIFA ini, kata Agum, tertuang dalam surat yang FIFA kirim kepada mereka terima tadi malam.

"Kami menerima surat dari FIFA lewat email. Intinya mereka menerima informasi bahwa Komite Banding tetap akan memproses berkas dari Goerge dan Arifin. Dalam surat tersebut, FIFA menggarisbawahi bahwa keduanya tetap tak bisa diproses banding," kata Agum saat menghadiir kompetisi futsal wanita di Kuningan, Sabtu (7/5/2011).

"Jika ternyata keduanya masih diproses juga, kita mendapat ancaman sanksi dari FIFA. Saya sudah memberitahukan sekjen PSSI (Joko Driyono) untuk menginformasikan hal ini. Saya harap Komite Banding bisa profosional. Mereka harus memproses yang memang berhak untuk di proses," sambungnya.

Agum sendiri mengaku belum melakukan komunikasi apapun dengan Komite Banding pemilihan pengurus PSSI 2011-2015.

"Saya belum berinteraksi dengan komite banding. Nanti di bilang intervensi lagi," ujarnya. Sebelumnya KB mengklaim sudah menerima 18 berkas banding dari sekretariat PSSI. Dari 18 berkas tersebut, terdapat berkas dari Goerge dan Arifin.

Belakangan diketahui bahwa berkas tersebut diberikan tanpa sepengetahuan Agum selaku ketua KN. KN sendiri hanya melegalkan empat berkas untuk bisa diproses pihak KB.

"Itu yang tidak boleh. Kan sudah ada aturannya. Kalau seperti itukan berarti menghalalkan segala cara. Ini olahraga, ada normanya yang harus dipatuhi. Menghalalkan segala cara. Itu (penyerahan secara diam-diam) cara-cara partai dulu. Sekarang gak bisa seperti itu. Saya menghimbau semua pihak untuk sportif dan jauhi sikap-sikap yang emosional," tuturnya.


sumber: kompas



-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

kelompok 78 ngotot sekali mencalonkan GT dan arifin panigoro emang nya ada apa dengan dua orang ini
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Djoko Driyono Diminta Mundur
Jonathan Pandapotan | Aloysius Gonsaga | Rabu, 11 Mei 2011 | 20:20 WIB

1437484p.jpg


JAKARTA, KOMPAS.com — Jabatan rangkap yang dimiliki Djoko Driyono membuat Kelompok 78 pemilik suara di PSSI gerah. Mereka pun meminta Djoko untuk memilih salah satu jabatan saja dan mundur dari jabatan lainnya.

Saat ini Djoko memiliki empat jabatan penting, yakni anggota Komite Normalisasi merangkap Komite Pemilihan, Plt Sekretaris Jenderal PSSI, CEO PT Liga Indonesia/Badan Liga Indonesia, dan juga anggota Komisi Disiplin PSSI.

Menurut salah satu perwakilan Kelompok 78, yang juga tokoh reformasi PSSI, Saleh Mukadar, Djoko sudah jelas-jelas menyalahi aturan sebab orang yang merangkap sebagai Plt Sekjen tidak boleh juga merangkap sebagai anggota KN/KP. Ini, kata Saleh, telah melanggar Statuta PSSI dan Statuta FIFA.

Kelompok 78 meminta Djoko memilih mundur dari anggota KN/KP, atau dari Sekjen Plt. Atau bisa juga mundur dari semua jabatannya, selain anggota KN/KP.

"Djoko harus segera memilih sebagai wujud sebuah sikap seorang reformis. Jangan sudah salah, tapi pura-pura tidak tahu. Itu bukan sikap seorang reformis," papar Saleh kepada wartawan, Rabu (11/5/2011).

Kelompok 78 mengaku sudah melaporkan hal ini kepada FIFA dan kini mereka masih menunggu keputusan badan sepak bola tertinggi dunia tersebut.


sumber: Kompas



-dipi-
 
Back
Top