Tentang HIV/AIDS

Kalina

Moderator
AIDS

AIDS adalah akronim dalam bahasa Inggris dari Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan kumpulan berbagai gejala dan infeksi sebagai akibat dari hilangnya sistem kekebalan tubuh karena infeksi dari Human Immunodeficiency Virus (HIV). Walaupun sudah ada penanganan untuk AIDS dan HIV, obatnya belum diketahui. Berbagai faktor yang mempengaruhi adalah kesehatan, fungsi kekebalan, layanan kesehatan, dan infeksi lain.

AIDS diperkirakan muncul di Afrika Sub-Sahara pada abad ke-20 dan sekarang menjadi wabah global. WHO memperkirakan 2,8 - 3,5 juta jiwa melayang karena AIDS pada tahun 2004 [1].

Di negara-negara yang memiliki akses ke penanganan obat antiretroviral, tingkat kematian dan kejadian menurun. Namun, obat tersebut juga memiliki efek samping seperti lipodystrophy, dyslipidaemia, dan penolakan insulin.

Hari AIDS Sedunia diperingati setiap 1 Desember untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV.
 
Last edited by a moderator:
Penularan

Sejak awal wabah, tiga jalur penularan HIV sudah diketahui:

Jalur seksual, yang menjadi penyebab utama infeksi HIV.
Jalur darah atau produk darah, yang terutama mengancam pemakai narkoba, orang dengan hemophilia, dan penerima transfusi darah.
Jalur ibu-anak, dengan penularan pada minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat kelahiran. Awalnya, tingkat penularan jalur ini adalah 20%. Setelah ada penanganan, menurun hingga tinggal 1%
HIV juga ditemukan di air liur, air mata, dan air seni orang yang terinfeksi dengan konsentrasi virus yang sangat kecil.
 
HARI AIDS SEDUNIA

Tema Hari AIDS Sedunia 1988 - 2005
1988 Join the Worldwide Effort (Ikuti Usaha Kami Bersama)
1989 Our Lives, Our World-Let's Take Care of Each Other (Hidup Kita, Dunia Kita-Marilah Kita Menjaga Diri Kita Bersama-sama)
1990 Women and AIDS (Wanita dan AIDS)
1991 Sharing the Challenge (Berbagi Tantangan)
1992 A Community Commitment (Sebuah Komitmen Masyarakat)
1993 Time to Act (Saatnya Beraksi)
1994 AIDS and the Family (AIDS dan Keluarga)
1995 Shared Rights, Shared Responsibilities (Hak Kita Bersama, Tanggung Jawab Kita Bersama)
1996 One World. One Hope (Satu Dunia. Satu Harapan)
1997 Children Living in a World with AIDS (Anak-anak yang Hidup dalam Dunia dengan AIDS)
1998 Force for Change (Tekanan Menuju Perubahan)
1999 Listen, Learn, Live! (Dengarkan, Pelajari, Hidupi!)
2000 Men Make a Difference (Manusia Membawa Perubahan)
2001 Out of Sight... Out of Mind (Tidak Terlihat... Tidak Terpikirkan)
2002 54321
2003 Stigma and Discrimination (Stigma dan Diskriminasi)
2004 Women, Girls, HIV and AIDS (Wanita, Perempuan, HIV dan AIDS)
2005 Stop AIDS. Keep the Promise (Hentikan AIDS. Jaga Janjinya)
 
APAKAH AIDS?

Penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh.
Virus penyebab AIDS adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Penderita AIDS yang meninggal, bukan semata-mata disebabkan oleh virus AIDS, tetapi juga oleh penyakit lain yang sebenarnya bisa ditolak, seandainya sistem kekebalan tubuh tidak rusak oleh virus AIDS.
 
BAGAIMANA AIDS MENULAR?

75-85 % Penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10 % diantaranya melalui hubungan homoseksual)
5-10 % akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik)
3-5 % melalui transfusi darah yang tercemar
90 % infeksi pada bayi dan anak terjadi dari Ibu yang mengidap HIV
25-35 % bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV
 
GEJALA AIDS

Rasa lelah berkepanjangan
Sesak nafas dan batuk berkepanjangan
Berat badan turun secara menyolok
Pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, lipatan paha) tanpa sebab yang jelas
Bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit)
Sering demam (lebih dari 38 ?C) disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas
Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas
 
SIAPA KELOMPOK RESIKO TINGGI ?

Siapa saja yang memiliki perilaku seksual berganti-ganti pasangan
 
BAGAIMANA MENCEGAH AIDS?

Tidak berganti-ganti pasangan seksual
Pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan terhadap penggunaan jarum suntik yang diulang
Dengan formula A-B-C
ABSTINENSIA artinya tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
BE FAITHFUL artinya jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja
CONDOM artinya pencegahan dengan menggunakan kondom
 
PENELITIAN, ARTIKEL AIDS

PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI DUNIA :

Kasus pertama ditemukan di San Fransisco pada seorang gay tahun 1981.

Menurut UNAIDS(Badan PBB untuk penanggulangan AIDS) s/d akhir 1995, jumlah orang yang terinfeksi HIV (Human Immuno-deficiency Virus) di dunia telah mencapai 28 juta dimana 2,4 juta diantaranya adalah kasus bayi dan anak. Setiap hari terjadi infeksi baru sebanyak 8500 orang, sekitar 1000 diantaranya bayi dan anak.

Sejumlah 5,8 juta orang telah meninggal akibat AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), 1,3 juta diantaranya adalah bayi dan anak. -AIDS telah menjadi penyebab kematian utama di Amerika Serikat, Afrika Sub-sahara dan Thailand. Di Zambia, epidemi AIDS telah menurunkan usia harapan hidup dari 66 tahun menjadi 33 tahun, di Zimbabwe akan menurun dari 70 tahun menjadi 4o tahun dan di Uganda akan turun dari 59 tahun menjadi 31 tahun pada tahun 2010.

POLA PENULARAN VIRUS AIDS :

Virus AIDS ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain juga bisa ditemukan (seperti misalnya cairan ASI) tetapi jumlahnya sangat sedikit.

Sejumlah 75-85% penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10% diantaranya melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik), 3-5% melalui transfusi darah yang tercemar.

Infeksi HIV sebagian besar (lebih dari 80%) diderita oleh kelompok usia produktif (15-49 tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita wanita cenderung meningkat.

Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV. Sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV, melalui infeksi yang terjadi selama dalam kandungan, selama proses persalinan dan melalui pemberian ASI. Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, risiko penularan dapat dikurangi menjadi hanya 8%.

SIAPA YANG RAWAN TERHADAP VIRUS AIDS ?

Infeksi virus AIDS terutama disebabkan oleh perilaku seksual berganti-ganti pasangan. Oleh karena itu yang paling berisiko untuk tertular AIDS adalah siapa saja yang mempunyai perilaku tersebut. Harus diingat bahwa perilaku seperti ini bukan hanya dimiliki oleh kelompok pekerja seks tetapi juga oleh kelompok lain seperti misalnya remaja, mahasiswa, eksekutif muda dsb. Jadi yang menjadi masalah disini bukan pada "kelompok" mana tetapi pada "perilaku" yang berganti-ganti pasangan.

PERJALANAN INFEKSI HIV/AIDS :

Pada saat seseorang terkena infeksi virus AIDS maka diperlukan waktu 5-10 tahun untuk sampai ke tahap yang disebut sebagai AIDS. Setelah virus masuk kedalam tubuh manusia, maka selama 2-4 bulan keberadaan virus tersebut belum bisa terdeteksi dengan pemeriksaan darah meskipun virusnya sendiri sudah ada dalam tubuh manusia. Tahap ini disebut sebagai periode jendela. Sebelum masuk pada tahap AIDS, orang tersebut dinamai HIV positif karena dalam darahnya terdapat HIV. Pada tahap HIV+ ini maka keadaan fisik ybs tidak mempunyai kelainan khas ataupun keluhan apapun, dan bahkan bisa tetap bekerja seperti biasa. Dari segi penularan, maka dalam kondisi ini ybs sudah aktif menularkan virusnya ke orang lain jika dia mengadakan hubungan seks atau menjadi donor darah.

Sejak masuknya virus dalam tubuh manusia maka virus ini akan menggerogoti sel darah putih (yang berperan dalam sistim kekebalan tubuh) dan setelah 5-10 tahun maka kekebalan tubuh akan hancur dan penderita masuk dalam tahap AIDS dimana terjadi berbagai infeksi seperti misalnya infeksi jamur, virus-virus lain, kanker dsb. Penderita akan meninggal dalam waktu 1-2 tahun kemudian karena infeksi tersebut.

Di negara industri, seorang dewasa yang terinfeksi HIV akan menjadi AIDS dalam kurun waktu 12 tahun, sedangkan di negara berkembang kurun waktunya lebih pendek yaitu 7 tahun.

Setelah menjadi AIDS, survival rate di negara industri telah bisa diperpanjang menjadi 3 tahun, sedangkan di negara berkembang masih kurang dari 1 tahun. Survival rate ini berhubungan erat dengan penggunaan obat antiretroviral, pengobatan terhadap infeksi oportunistik dan kwalitas pelayanan yang lebih baik.

Pola infeksi secara global, sekitar 90% kasus HIV/AIDS ada di negara berkembang.
Saat ini penyebarannya adalah :


Afrika Sub-sahara : 14 juta
Asia Selatan-Tenggara : 4,8 juta
Asia Timur-Pasifik : 35.000
Timur Tengah : 200.000
Karibia : 270.000
Amerika Latin : 1,3 juta
Eropa Timur - Asia Tengah : 30.000
Australia : 13.000
Eropa Barat : 470.000
Amerika Utara : 780.000
Dengan globalisasi, pergerakan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, episentrum infeksi HIV/AIDS saat ini bergeser ke Asia.

PENCEGAHAN AIDS :

Tahun 2000, diperkirakan jumlah kasus HIV/AIDS akan meningkat menjadi 30-40 juta orang dan pertambahan kasus baru terbanyak akan ditemukan di Asia Selatan dan Tenggara.

Di negara industri telah terlihat penurunan jumlah kasus baru (insidens) per tahun. Di Amerika Serikat, telah turun dari 100.000 kasus baru/tahun menjadi 40.000 kasus baru/tahun. Pola serupa juga terlihat di Eropa Utara, Australia dan Selandia Baru.

Penurunan kasus baru berkait dengan tingkat pemakaian kondom, berkurangnya jumlah pasangan seks dan memasyarakatnya pendidikan seks untuk remaja.

Penurunan infeksi HIV juga terjadi sebagai dampak membaiknya diagnosa dini dan pengobatan yang adekwat untuk penyakit menular seksual (PMS). Di Tanzania, daerah yang pelayanan PMSnya berjalan baik mempunyai insidens HIV yang 40% lebih rendah. Penelitian di Pantai Gading, Afrika memperlihatkan bahwa pengobatan PMS juga mengurangi viral load sehingga mengurangi infectivity.

TAHAPAN PANDEMI AIDS :

Pada awalnya dimulai dengan penularan pada kelompok homoseksual (gay). Karena diantara kelompok homoseksual juga ada yang biseksual, maka infeksi melebar ke kelompok heteroseksual yang sering berganti-ganti pasangan.

Pada tahap kedua, infeksi mulai meluas pada kelompok pelacur dan pelanggannya.

Pada tahap ketiga, berkembang penularan pada isteri dari pelanggan pelacur.

Pada tahap ke empat mulai meningkat penularan pada bayi dan anak dari ibu yang mengidap HIV.

KERENTANAN WANITA PADA INFEKSI HIV :

Wanita lebih rentan terhadap penularan HIV akibat faktor anatomis-biologis dan faktor sosiologis-gender.

Kondisi anatomis-biologis wanita menyebabkan struktur panggul wanita dalam posisi "menampung", dan alat reproduksi wanita sifatnya "masuk kedalam" dibandingkan pria yang sifatnya "menonjol keluar". Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi infeksi khronik tanpa diketahui oleh ybs. Adanya infeksi khronik akan memudahkan masuknya virus HIV.

Mukosa (lapisan dalam) alat reproduksi wanita juga sangat halus dan mudah mengalami perlukaan pada proses hubungan seksual. Perlukaan ini juga memudahkan terjadinya infeksi virus HIV.

Faktor sosiologis-gender berkaitan dengan rendahnya status sosial wanita (pendidikan, ekonomi, ketrampilan). Akibatnya kaum wanita dalam keadaan rawan yang menyebabkan terjadinya pelcehan dan penggunaan kekerasan seksual, dan akhirnya terjerumus kedalam pelacuran sebagai strategi survival.

Kasus di Ghana dalam pembangunan Bendung Sungai Volta, menyebabkan ribuan penduduk tergusur dari kampung halamannya. Kaum pria bisa memperoleh kesempatan kerja sebagai buruh dan kemudian menjadi nelayan. Kaum wanita yang hanya terbiasa dengan pekerjaan pertanian akhirnya tersingkir ke kota dan terjerumus pada pekerjaan hiburan dan penyediaan jasa seksual. Akibatnya banyak yang menderita penyakit menular seksual (termasuk HIV) dan meninggal akibat AIDS.

Di Thailand Utara, akibat pembangunan ekonomi dan industri yang berkembang pesat menyebabkan lahan pertanian berkurang dan wanita tergusur dari pekerjaan tradisionalnya di bidang pertanian. Sebagian besar kemudian migrasi ke kota-kota besar dan menjadi pekerja seks dan akhirnya tertular oleh HIV.

SITUASI HIV/AIDS DI INDONESIA :

Sampai dengan bulan September 1996, jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 449 orang, dengan kelompok umur terbanyak pada usia 20-29 tahun (47%) dan kelompok wanita sebanyak 27%. Kelompok usia produktif (15-49 tahun) mencapai 87%. Dilihat dari lokasi, kasus terbanyak ditemukan di DKI Jakarta, Irian Jaya dan Riau.

Jumlah kasus yang tercatat diatas adalah menurut catatan resmi yang jauh lebih rendah dari kenyataan sesungguhnya akibat keterbatasan dari sistem surveilance perangkat kesehatan kita.

Permasalahan HIV/AIDS di banyak negara memang memperlihatkan fenomena gunung es, dimana yang tampak memang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah sesungguhnya.

Upaya penanggulangan AIDS di Indonesia masih banyak ditujukan kepada kelompok-kelompok seperti para pekerja seks dan waria, meskipun juga sudah digalakkan upaya yang ditujukan pada masyarakat umum, seperti kaum ibu, mahasiswa dan remaja sekolah lanjutan. Yang masih belum digarap secara memadai adalah kelompok pekerja di perusahaan yang merupakan kelompok usia produktif.

Proyeksi perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia diperkirakan akan menembus angka 1 juta kasus pada tahun 2005, dan sesuai pola epidemiologis yang ada maka jumlah kasus terbanyak akan ada pada kelompok usia produktif (patut diingat bahwa pada tahun 2003 Indonesia akan memasuki pasar bebas APEC dan membutuhkan SDM yang tangguh untuk bersaing di pasar global).

PENGOBATAN DAN VAKSINASI :

Pertemuan Konperensi Internasional AIDS ke XI di Vancouver bulan Juli 1996 yl melaporkan penggunaan tiga obat kombinasi (triple drugs) yang mampu menurunkan viral load hingga jumlah minimal dan memberikan harapan penyembuhan.

Kendala yang dihadapi untuk pengobatan adalah biaya yang mahal untuk penyediaan obat dan biaya pemantauan laboratorium, yang mencapai US$ 16.000 - US$ 25.000/tahun. Kendala lain adalah kepatuhan penderita untuk minum obat secara disiplin dalam jangka waktu 1,5 - 3 tahun, karena obat yang diminum secara tidak teratur akan menyebabkan resistensi.

Diperkirakan karena mahalnya biaya pengobatan, maka hanya ada 5-10% pengidap HIV yang mampu berobat dengan menggunakan triple drugs ini. Jika masalah biaya ini tidak bisa diatasi, maka adanya obat tidak akan mampu memberantas HIV/AIDS secara bermakna.

Penelitian untuk menemukan vaksi pencegahan HIV juga terus dilakukan. Biaya vaksinasi diperkirakan tidak akan semahal triple drugs. Seandainyaoun ditemukan vaksin untuk pencegahan HIV, kendalanya adalah harus dicapainya jumlah cakupan vaksinasi yang tinggi (80%) jika diinginkan dampak pemberantasan HIV. Untuk mencapai cakupan sebesar ini, diperkirakan akan membutuhkan biaya yang cukup mahal dan sulit disediakan oleh negara berkembang.

Dampak sampingan dari mahalnya obat dan ketersediaan biaya untuk pelaksanaan vaksinasi, menyebabkan munculnya isu diskriminasi baru yaitu kaya dan miskin. Pengidap HIV yang kaya akan mampu menyediakan biaya untuk triple drugs, tetapi yang miskin tetap akan mati. Negara industri kaya bisa menyediakan biaya untuk mencapai cakupan vaksinasi yang tinggi, sedangkan negara berkembang mungkin tidak akan mampu.

KESIMPULAN:

Upaya pencegahan tetap lebih baik dan cost-effective dibandingkan dengan upaya pengobatan. Untuk itu perlu dimasyarakatkan upaya pencegahan AIDS bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk untuk kelompok remaja-mahasiswa.
 
Fakta Tentang HIV dan AIDS

Permasalahan HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian berbagai kalangan, terutama sektor kesehatan. Namun sesungguhnya masih banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat.


Apa dan bagaimana HIV/AIDS, berikut ini akan disajikan fakta-fakta seputar HIV/AIDS.


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.


HIV dapat menular ke orang lain melalui :

-Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
-Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
-Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
-Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)

HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.


Sebagian besar (lebih dari 80%) infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif (15-49 tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.

Tanda-tanda klinis penderita AIDS :

-Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
-Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
-Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
-Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
-Dimensia/HIV ensefalopati

Gejala minor :

-Batuk menetap lebih dari 1 bulan
-Dermatitis generalisata yang gatal
-Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
-Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :

-Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
-Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
-Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
-Bayi yang ibunya positif HIV

HIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu ; menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko,tidak menggunakan jarum suntik secara bersam-sama, dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS, tetapi yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA tersebut meningkat. Obat ini harus diminum sepanjang hidup.


Berikut ini disajikan Daftar Rumah Sakit Rujukan bagi ODHA sesuai dengan SK Menteri Kesehatan No. 832/X/2006.
 
Peringatan Hari AIDS Sedunia 2006

1 Desember senantiasa diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia (HAS) yang merupakan hasil kesepakatan pada Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia untuk membahas Program Pencegahan HIV dan AIDS tahun 1988. Sejak saat itu, HAS diperingati setiap tahun diseluruh dunia.
Pada tahun 2006, kali ini Departemen Kesehatan ditetapkan sebagai penanggung jawab/koordinator peringatan HAS oleh Menko Kesra selaku Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional. Demikian disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI, Dr.dr. Siti Fadillah Supari, Sp.Jp.(K) pada Jumpa Pers Menyambut Hari AIDS Sedunia tanggal 28 November 2006.


Pada Kesempatan yang sama Menteri Kesehatan juga mengatakan bahwa tema sentral HAS dalam 2 tahun terakhir adalah "Stop AIDS, Keep the Promise" dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian seluruh komponen bangsa di dunia terhadap pengendalian HIV dan AIDS khususnya dalam pencegahan, dukungan, perawatan dan pengobatan dan peningkatan akses universal terhadap layanan pengobatan ARV (anti retroviral). Tema Nasional HAS tahun 2006 adalah "Stop AIDS : Saatnya Melayani!!".


Pada saat ini sebanyak 40 juta orang telah terinfeksi HIV diseluruh dunia, diantaranya 2,3 juta adalah anak-anak dibawah 15 tahun. Pada tahun 2006 ini saja diestimasikan sekitar 4,3 juta orang baru terinfeksi HIV. Untuk tahun 2006 sebanyak 2,6 juta orang meninggal terkait dengan HIV dan AIDS. Di Indonesia , sampai akhir September 2006 dilaporkan sebanyak 6.987 orang penderita AIDS. Dari jumlah itu, 1.651 orang atau 23,63% penderita AIDS diantaranya telah meninggal dunia.


Menkes juga mengungkapkan, cara penularan kasus kumulatif yang dilaporkan, yaitu melalui pengguna Narkoba suntik atau Penasun (IDU = Injecting Drugs User) : 52,6%, heteroseksual :37,2% dan Homoseksual :4,5%. Dilihat dari penyebaran kasus, hampir semua propinsi (32 propinsi, kecuali Sulawesi Barat) di Indonesia telah melaporkan adanya kasus ini. Dari 32 provinsi itu, 14 provinsi diantaranya yaitu Papua, DKI Jakarta, Riau, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara menunjukkan kenaikan kasus yang bermakna. Bahkan 6 provinsi (Papua, DKI Jakarta, Riau, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat), prevalensi kelompok-kelompok tertentu telah melewati angka 5% yang menurut kategori WHO telah memasuki concentrated phase.


Kasus HIV dan AIDS merupakan fenomena gunung es. Jumlah pengidap HIV dan AIDS yang dilaporkan jumlahnya lebih sedikit dibanding kondisi yang sebenarnya. Menurut estimasi Departemen Kesehatan tahun 2006 terdapat jumlah orang yang tertular HIV di Indonesia berkisar antara 169.000-216.000 orang, dimana 46% dari jumlah tersebut adalah Penasun atau Injecting Drugs User (IDU). Sementara itu jumlah estimasi Penasun antara 190.000-247.000 orang.


Dari hasil estimasi pada sekitar 96.000 orang narapidana diseluruh Indonesia, sekitar 4.300-6000 diantaranya tertular HIV.Sementara itu estimasi terhadap wanita penjaja seks sebanyak 180.000-265.000 yang ada di Indonesia sebanyak 8.200-9.640 telah terinfeksi HIV. Padahal pelanggan wanita penjaja seks ini sekitar 2,5-3,8 juta orang hanya sekitar 15% yang menggunakan kondom. Tidak heran bila sebanyak 25-31 ribu pelanggan tersebut terinfeksi HIV. Kelompok inilah yang menjadi "bridging population" yang membawa virus ke pasangannya dan ke anaknya.


Menkes menambahkan bahwa kondisi tersebut diatas menjadi potensi terjadinya ledakan epidemi HIV dan AIDS yang akan merupakan ancaman besar tidak hanya bagi kesehatan masyarakat tapi juga bagi seluruh sektor sosial dan ekonomi. Ini berarti ancaman yang besar bagi keberhasilan pembangunan yang sudah kita capai selama ini.


Keprihatinan ini menjadi lebih mendalam karena angka-angka tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 90% mereka yang bermasalah ini berusia sangat muda atau paling tidak dalam usia produktif. Dengan demikian kemungkinan terjadinya penurunan daya saing dalam SDM yang produktif dan berkualitas, apabila kita tidak secara serius menangani upaya pengendalian HIV dan AIDS ini secara bersama-sama.


Di Indonesia, pada tahun 2010 diproyeksikan sebanyak 500.000 orang terinfeksi HIV. Angka ini terus meningkat menjadi satu juta orang bila intervensi yang dilakukan tidak signifikan. Ekskalasi upaya penanggulangan harus dilakukan secara terfokus, komprehensif dan berkesinambungan. Seluruh pihak harus saling bahu membahu untuk menekan laju ini dengan mencapai :

-Sebanyak 80% Penasun pada program komprehensif pada tahun 2010
-Sebanyak 50% orang terlibat dalam program 100% penggunaan kondom pada setiap hubungan seks berisiko.
-Sedikitnya satu rumah sakit di setiap Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia mampu memberikan pelayanan dan pengobatan ARV pada tahun 2008 serta 50% Puskesmas mampu memberikan layanan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) berbasis masyarakat

Menteri Kesehatan selaku Wakil Ketua KPA dan Koordinator Peringatan HAS 2006 mengajak seluruh pihak untuk berkontribusi dan bertindak dalam pengendalian HIV dan AIDS, dengan cara :

-Berbicara tentang HIV dan AIDS kepada keluarga dekat dan teman
-Berpartisipasi dalam upaya pencegahan HIV dan AIDS mulai dari diri sendiri dan mengajak orang ? orang terdekatnya.
-Memberikan dukungan bagi keluarga atau teman yang terinfeksi HIV.
-Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalani Voluntary Counseling Testing (VCT)
-Membantu meningkatkan kesadaran ODHA untuk menjalani perawatan dan pengobatan ODHA baik dirumah sakit, puskesmas maupun fasilitas berbasis masyarakat lainnya.
-Secara bersama- sama seluruh komponen masyarakat bergerak untuk mencegah semakin meluasnya penularan HIV terutama ke masyarakat umum, ibu dan bayi.
-Menjadikan HAS 2006 sebagai momentum untuk membentuk opini publik dan meningkatkan kepedulian seluruh komponen bangsa terhadap pengendalian HIV dan AIDS di masa yang akan datang.
 
HARI AIDS SE-DUNIA
Pesan Sekretaris Jenderal, Kofi A. Annan

1 Desember 2006

Sejak kasus AIDS pertama dilaporkan 25 tahun yang lalu, AIDS telah mengubah dunia. AIDS telah membunuh 25 juta orang dan menginfeksi 40 juta lainnya. AIDS telah menjadi penyebab utama kematian untuk kaum perempuan dan laki-laki yang berusia antara 15 hingga 59 tahun. Penyakit tersebut telah menjadi beban terbesar yang membalikkan sejarah perkembangan manusia. Dalam arti, penyakit tersebut telah menjadi tantangan terbesar untuk generasi kita.

Sudah cukup lama dunia tidak menghiraukan penyakit tersebut. Namun pada 10 tahun terakhir, banyak terjadi perubahan perilaku. Dunia sudah mulai melakukan perlawanan terhadap AIDS secara lebih serius, seperti yang sudah layak dilakukan.

Sumber keuangan mulai berkomitmen tidak seperti sebelumnya, masyarakat mulai memiliki akses untuk penyembuhan dengan perawatan antiretroviral, tidak seperti sebelumnya, beberapa negara mulai sanggup untuk melawan wabah penyebaran AIDS. Dengan bertambahnya jumlah pengidap penyakit AIDS, kita perlu memobilisasi keinginan politik dibandingkan sebelumnya.

Terbentuknya UNAIDS, satu dekade lalu, menyatukan kekuatan dan berbagai sumber daya dari berbagai badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan menjadi sebuah tonggak bersejarah dalam mentransformasi reaksi dunia terhadap AIDS. Lima tahun lalu, semua anggota Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa mencapai sebuah tonggak sejarah baru dengan mengadopsi Deklarasi Komitmen -- berisikan sasaran-sasaran spesifik, lebih luas dan waktu yang mengikat dalam melawan epidemi tersebut.

Pada tahun yang sama, saya telah membuat HIV/AIDS sebagai prioritas pribadi dalam pekerjaan saya sebagai Sekretaris-Jenderal, saya menghimbau untuk diciptakannya sebuah ‘kotak perang’ yang berisi tujuh miliar dolar sebagai tambahan kepada 10 miliar pada setiap tahunnya. Hari ini, saya sangat bangga menjadi Figur dari Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkelosis dan Malaria, yang telah menyalurkan lebih dari 3 miliar dolar untuk berbagai program di dunia. Akhir-akhir ini, kita telah melihat penambahan dana secara signifikan dari para donor bilateral, keuangan nasional, masyarakat sipil dan berbagai sumber lainnya. Tanggapan terhadap AIDS di negara-negara pendapatan rendah dan menengah setiap tahunnya bertambah lebih dari 8 miliar dolar. Tentunya, masih banyak dana yang diperlukan; pada tahun 2010, kebutuhan total untuk menangani AIDS secara komprehensif akan mencapai lebih dari 20 miliar dolar per tahunnya. Setidaknya kita sudah memulai mendapatkan berbagai sumber dan berbagai strategi kini mulai tertata rapih.

Mengingat tanggapan yang kini mulai membuahkan hasil, taruhannya pun meningkat dibandingkan sebelumnya. Kita tidak bisa mengambil resiko dengan mengorbankan apa yang sudah tercapai hancur kembali; kita tidak boleh membahayakan berbagai perjuangan banyak orang. Tantangan saat ini adalah untuk menempati janji-janji yang telah diikrarkan, termasuk sasaran-sasaran MDGs, yang telah disetujui oleh semua Pemerintah di dunia, yaitu untuk menghambat dan mengurangi penularan HIV sampai pada tahun 2015. Para pemimpin di setiap tingkatan harus menyadari bahwa dengan menghambat meluasnya penularan AIDS merupakan salah satu syarat dalam mencapai Tujuan-tujuan lainnya, yang secara bersama-sama disetujui komunitas internasional dalam membentuk sebuah cetak biru dalam membangun dunia yang lebih baik ada abad ke-21. Para pemimpin harus menganggap diri mereka bertanggungjawab dan juga bertanggung jawab terhadap kita semua.

Akuntabilitas -- ini adalah tema untuk Hari AIDS Se-Dunia -- yang meminta setiap Kepala Negara dan Perdana Menteri, setiap parlemen dan politikus, untuk memutuskan dan mendeklarasikan bahwa ‘AIDS berhenti mulai dari saya’. Mereka diperlukan untuk memperkuat perlindungan bagi semua kelompok yang rawan -- baik mereka yang mengidap HIV, kalangan pemuda, pekerja seks komersil, pemakai obat dengan cara suntik (IDU) atau kaum pria yang melakukan hubungan dengan sejenis. Mereka perlu bekerjasama dengan berbagai kelompok masayarakat madani yang begitu penting terhadap perlawanan ini. Mereka diminta untuk bekerja secara nyata, perubahan yang positif yang kelak akan memberikan mereka kekuatan dan percaya diri bagi kaum perempuan dan anak perempuan, serta mengubah hubungan antara sesame perempaun dan pria pada semua tingkat di dalam masyarakat.

Tetapi akuntabilitas tidak hanya berlaku untuk mereka yang memegang posisi kekuasaan. Ini berlaku untuk kita semua. Para pelaku bisnis diminta untuk bekerja dalam pencegahan HIV di tempat kerja mereka dan di lingkungan mereka yang lebih besar, serta memberikan perhatian khusus kepada pekerja atau anggota keluarga yang terjangkit HIV. Dibutuhkan juga pekerja kesehatan, pemimpin masyarakat dan kelompok keagamaan untuk selalu mendengar dan memberi perhatian, tanpa harus membeda-bedakan mereka. Dibutuhkan juga figur ayah, suami, anak laki-laki dan saudara laki-laki untuk memberi dukungan dan memperkokoh hak-hak perempuan. Guru juga dibutuhkan untuk memelihara impian dan aspirasi kaum perempuan muda. Kaum laki-laki juga dibutuhkan untuk selalu membantu meyakinkan sesamanya akan tanggungjawab mereka dan juga mengerti akan peran laki-laki adalah untuk melindungi yang lain dari resiko. Kita semua diperlukan untuk membawa keluar AIDS dari bayang-bayang dan menyebarluaskan pesan bahwa kematian itu sunyi.

Saya akan segera turun dari jabatan saya sebagai SekretarisJenderal Perserikatan Bangsa–Bangsa. Tapi selama saya mempunyai tenaga, saya akan terus menyebar luaskan pesan ini. Karena itu Hari AIDS Se-Dunia akan selalu menjadi hari yang khusus untuk saya. Pada Hari AIDS Se-Dunia, marilah kita berjanji untuk memegang teguh janji -- bukan hanya pada hari ini, atau tahun ini, ataupun tahun depan -- tetapi setiap hari dalam hidup kita, sampai epidemi ini terkalahkan.
 
Daftar Istilah Narkoba dan HIV/AIDS

TEMPO Interaktif

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
Sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalannya dirusak oleh virus yang disebut HIV. disebut HIV.

ANTIBIOTIK (Antibiotic)
Sejenis zat antimikroba yang berasal dari pengembangbiakan mikroorganisme dan dibentuk secara semi-sintetis. Zat ini bekerja untuk mematikan atau menghambat perkembangan bakteri dan digunakan untuk mengatasi infeksi.

ANTIBODI (Antibody)
Zat yang dibentuk dalam darah untuk memusnahkan bakteri, virus atau toksin yang lain.

HALUSINOGEN (Hallucinogenic)
Obat yang dapat mengubah perasaan dan pikiran, sering kali dengan menciptakan daya pandang yang berbeda, meskipun seluruh perasaan dapat terganggu.

HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang kemudian dapat menimbulkan AIDS.

INFORMED CONSENT
Pernyataan tertulis dari pasien/klien, berdasarkan informasi lengkap yang diberikan, mengenai kesediaannya untuk menjalani tindakan medis, misalnya tes HIV.

METADON (Methadone)
Obat narkotik yang dipakai sebagai pengganti heroin dalam pengobatan pecandunya. Dengan memakai metadon, pecandu dapat menghentikan penggunaan heroin tanpa ada efek samping yang parah.

NARKOBA (Drugs)
Singkatan dari Narkotik dan Bahan Berbahaya.

ODHA
Istilah ini merupakan kependekan dari Orang dengan HIV/AIDS.

PENGURANGAN KERUGIAN (Harm Reduction)
Suatu upaya untuk mengurangi beban dan penderitaan penyalagunaan zat, seperti memberikan jarum suntik baru agar mereka bisa terhindar dari penyebaran virus yang ditularkan melalui darah.

PMS (STD--Sexually Transmitted Disease)
Singkatan dari Penyakit Menular Seksual.

PSIKEDELIK (Psychedelic)
Berhubungan dengan atau berciri halusinasi visual persepsi meningkat.

RESISTAN (Resistant)
Sifat tahan atau kebal terhadap suatu obat.

RESISTANSI (Resistance)
Kemampuan suatu virus, bakteri, atau jamur untuk menjadi resistan atau kebal terhadap zat tertentu.

SEMPRIT (Syringe)
Alat suntik yang terdiri dari tabung dilengkapi penghisap, naf jarum dan jarum.

UNAIDS
Singkatan dari Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (Program HIV/AIDS Bersama PBB)

VAKSIN (Vaccine)
Virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, yang disuntikkan ke dalam tubuh agar kebal terhadap virus atau bakteri yang sesungguhnya.

sumber: AIDS & Narkoba
 
HIV dan AIDS di Bali 1.136 Kasus

TEMPO Interaktif, Denpasar:Sampai September 2006, jumlah kasus HIV dan AIDS di Bali mencapai 1.136 kasus. Rinciannya, HIV positif sebanyak 782 orang sedang AIDS sebanyak 354 orang.

Jumlah total kasus itu meningkat hampir 30 persen dibandingkan data tahun 2005 yang hanya sebanyak 880 kasus.

"Saat ini Bali menduduki peringkat 5 secara nasional dalam jumlah kasus," kata Ketua Panitia Peringatan Hari AIDS Sedunia di Bali dr. Made Judy Rachmanu, MKes, hari ini.

Peringkat tertinggi kasus HIV/AIDS berturut-turut diduduki DKI, Papua, Riau dan Jatim. Berdasarkan data, di Indonesia tercatat jumlah total penderita HIV 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang.

Kasus HIV dan AIDS di Bali yang tertinggi ada di Denpasar sebanyak 614 orang, disusul Badung 282 orang, Buleleng (134), Tabanan (33), Jembrana (28), Gianyar (28), Klungkung (7), Karangasem (6) dan Bangli 4 orang. Jumlah penderita yang meninggal tercatat 83 orang. Rinciannya 81 meninggal akibat menderita AIDS dan 2 orang karena HIV.
 
Kasus HIV/AIDS di Papua Terus Meningkat

JayapuraPertumbuhan kasus HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) di wilayah Provinsi Papua, terus meningkat.

Data kumulatif dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, yang disebarkan Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Papua, Minggu (29/1), hingga 31 Desember 2005 mencapai 2.163 kasus HIV/AIDS.

Padahal, tahun sebelumnya (2004) baru mencapai 1.749 kasus HIV/AIDS. Dan pada 2000, baru 427 kasus, setelah ditemukan pertama kali di wilayah Kabupaten Merauke pada 1992 sebanyak 6 kasus HIV.

Ketika dimintai komentarnya, Koordinator Pusat Tes dan Konseling Sukarela (Voluentary, Councelling and Testin/VCT) HIV/AIDS pada RSUD Jayapura, dr. Samuel Basso mengatakan, pertumbuhan data kumulatif pengidap HIV/AIDS itu dikarenakan warga masyarakat Papua semakin sadar akan pentingnya arti pemeriksaan diri ke pusat-pusat VCT pada berbagai RSUD yang tersebar di wilayah Papua.

"Karena masyarakat semakin sadar dan mau memeriksa darahnya, memudahkan pihak medis menemukan kasus-kasus baru," kata Samuel Basso di Jayapura, Minggu (29/1).

Upaya menekan tingkat penyebaran HIV/AIDS di Papua cukup gencar. Namun apakah warga masyarakat yang lazim melakukan hubungan seks berisiko sudah disiplin melakukan kiat-kiat pencegahan, masih perlu penelitian lebih mendalam.

"Sebagai contoh, ATM Kondom yang ditempatkan di kawasan Lokalisasi Pekerja Seks Komersial di Sentani, Jayapura yang sering dikunjungi berbagai pihak. Tapi, apakah setelah mengambil kondom itu, digunakan dalam aktivitas seksnya atau tidak. Bisa saja, kondom itu hanya diambil untuk memenuhi syarat perkunjungan ke lokalisasi," ungkapnya.

Menurut Basso, maraknya pertumbuhan panti pijat dengan fungsi ganda (pijat kesehatan dan kebugaran tubuh, tapi juga membuka peluang bagi transaksi seks) di Papua belakangan ini sulit dibendung. Ini perlu mendapat perhatian dari semua pihak, terutama perhatian dalam bentuk peningkatan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS.

Dari pengamatan Media, hampir seluruh wilayah kabupaten/kota se-Papua, panti pijat tradisionalnya memiliki fungsi ganda. Ini memiliki korelasi positif dengan data komulatif kasus HIV/AIDS paling akhir yang diterbitkan Dinas Kesehatan Provinsi Papua. Diketahui, faktor heteroseks-lah sebagai faktor penyebab penularan HIV/AIDS paling dominan di Papua.

Buktinya, faktor heteroseks di Papua menyumbangkan 1.109 kasus HIV dari 1202 kasus HIV di Papua, dan 898 kasus AIDS dari 961 kasus AIDS di Papua hingga akhir 2005.

Dari sisi golongan umur, warga Papua berusia produktif antara 15 sampai 59 tahun merupakan golongan umur paling banyak terbukti mengidap HIV/AIDS (15 s/d 19 tahun, 190 kasus; 20 s/d 29 tahun, 898 kasus; 30 s/d 39 tahun, 537 kasus; 40 s/d 49 tahun, 200 kasus; dan 50 s/d 59 tahun, 66 kasus).

Dari segi penyebarannya menurut wilayah kabupaten / kota, peringkat tertinggi di Kabuapten Merauke sebanyak 769 kasus. Disusul Kabupaten Mimika dengan 592 kasus, dan Kota Jayapura sebanyak 214 kasus. Tiga kabupaten lain yang paling berpotensi adalah Kabupaten Biak, Nabire dan Jayapura, berturut-turut dengan 139 kasus, 117 kasus dan 116 kasus.

Sungguhpun demikian, data Dinas Kesehatan Provinsi Papua tersebut memperlihatkan penyebaran kasus HIV/AIDS itu telah tersebar diseluruh wilayah kabupaten / kota di Papua, tanpa kecuali.

Karena itu, Samuel Basso memprediksi, pertumbuhan angka kumulatif kasus HIV/AIDS di Papua masih akan terus meningkat paling cepat hingga lima tahun mendatang.
 
AIDS: HANCURNYA BENTENG PERTAHANAN TUBUH

Apakah AIDS itu?

AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome artinya kumpulan gejala penyakit yang disebabkan karena hilangnya kekebalan tubuh, sistem kekebalan tubuh berfungsi melawan kuman atau virus yang masuk kedalam tubuh. Penderita AIDS terserang berbagai penyakit, karena system kekebalan tubuhnya telah rusak.



Apa penyebab AIDS
AIDS disebabkan oleh virus bernama Human Immuno Deficiency Virus (HIV), yang menyerang dan merusak system kekebalan tubuh.


Mengapa AIDS perlu perhatian khusus
Belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah
Pengidap virus menjadi pembawa dan dapat menularkan penyakit seumur hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat.

Biaya pengobatan mahal.
Menurunkan mutu sumber daya manusia dan produktifitas kerja, sehingga dapat mengganggu perekonomian negara

Penyakit ini telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, sebagian besar ditularkan melalui hubungan seks.


Apa perbedaan antara penderita HIV positif dengan penderita AIDS

Penderita HIV positif adalah seseorang yang telah terinfeksi virus HIV, dapat menularkan penyakitnya walaupun nampak sehat dan tidak menunjukan gejala penyakit apapun.


Penderita AIDS adalah seseorang yang menunjukan tanda-tanda dari sekumpulan gejala penyakit yang memerlukan pengobatan, setelah sekian waktu terinfeksi HIV


Perjalanan waktu sejak seorang penderita tertular HIV hingga menderita AIDS dapat berlangsung lama antara 5 sampai 10 tahun.



Bagaimana virus HIV ditularkan
Walaupun AIDS adalah penyakit yang sangat berbahaya, tetapi hanya ada tiga cara penularan:

Hubungan seksual tanpa pelindung dengan pasangan yang terinfeksi HIV. Resiko akan bertambah besar apabila ada penyakit kelamin lainnya yang diderita pasangan. Resiko penularan dari pihak pria kepada wanita lebih besar daripada sebaliknya.


Melalui alat suntik atau alat tusuk lainnya (Akupuntur, Tato, Alat Cukur, dll). Juga melalui transfuse darah yang tercemar HIV.


Dari ibu yang terinfeksi kepada bayi selama kehamilan dan persalinan


Virus HIV tidak ditularkan dengan cara berikut, yaitu:
1. Berpelukan social, berjabat tangan
2. Pemakaian WC, wastafel atau kamar mandi bersama
3. Di kolam renang
4. Gigitan nyamuk atau serangga lain
5. Membuang ingus, batuk atau meludah
6. Pemakaian piring, alat makan atau makan bersama-sama

Pencegahan penularan

Menghindari hubungan seks di luar nikah

Pemakaian kondom pada mereka yang mempunyai pasangan HIV positif

Menggunakan jarum suntik dan alat tusuk lainnya yang terjamin sterilitasnya

Skrining pada semua kantong donor darah

Wanita dengan HIV positif tidak hamil

Kondom untuk kelompok resiko tinggi

Apakah transfuse darah aman dari penularan virus HIV

Saat ini pemerintah melaksanakan test pada setiap cadangan darah untuk mengetahui ada / tidaknya virus HIV. Bagi orang yang berperilaku resiko tinggi untuk terinfeksi HIV, janganlah sekali-kali menyumbangkan darah. Dan bagi penyumbang darah, tidak perlu kuatir akan terinfeksi, karena alat-alat yang digunakan sudah disuci-hamakan atau hanya sekali pakai.


Bagaimana gejala penyakit AIDS?

Gangguan pada susunan syaraf berupa lamban berpikir, pelupa, marah-marah, sakit kepala, kejang, libido menurun, dll

Demam dan berkeringat pada malam hari selama berbulan-bulan

Batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak nafas

Diare berat yang melelahkan

Bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa

Kehilangan berat badan secara berlebihan tanpa alasan jelas

Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher, di ketiak dan di lipatan paha

Dapatkah kita mengetahui seseorang terjangkit HIV?
Kebanyakan orang pengidap HIV terlihat sehat dan tidak terlihat tanda atau gejala dari infeksi. Jadi sebenarnya tidak mungkin kita mengetahui seorang pengidap HIV dari penampilannya.

Adakah test darah untuk mengetahui infeksi HIV?
Ya. HIV positif dapat diketahui melalui pemeriksaan darah.
Adakalanya hasil pemeriksaan negative walaupun sebenarnya ia telah terinfeksi dan dapat menularkan penyakitnya.
Hal ini dapat terjadi apabila pemeriksaan dilakukan pada stadium awal seseorang terinfeksi HIV (3 bulan pertama)
Bagaimana melindungi diri dari infeksi HIV?

Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah

Setelah menikah, setialah pada pasangan anda

Gunakan kondom, apabila pasangan adalah HIV positif

Janganlah melakukan hubungan seks dengan orang yang berpotensi HIV positif, misalnya pekerja seks

Jangan terlibat narkotika dan pemakaian jarum suntik bersama-sama

Apa yang dapat anda lakukan untuk memerangi AIDS?

Bertindaklah menghindari penularan kepada diri sendiri

Pelajari fakta yang benar tentang HIV dan AIDS, karena banyak beredar anggapan dan pemikiran yang keliru tentang hal ini.

Hindarkan diskriminasi terhadap pengidap HIV atau AIDS. Perlakukan mereka secara manusiawi

Adakan tindakan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap HIV/AIDS pada lingkungan Anda dan mencegah ketakutan yang tidak beralasan terhadap pengidap penyakit ini.

Apabila Anda merasa diri Anda mempunyai resiko terinfeksi HIV, hubungi dokter atau hubungi nomor telepon di bawah ini untuk informasi yang lebih jelas.
 
OK juga bu...penulisannya....aku suka...aku juga lagi riset untuk skripsi aku...thanks...atas ilmuna...ringkas,padat n jelas.... aku lom dapet nih tentang perkembangan HIV/AIDS di dunia n ASEAN untuk tahun 2007nya aja...tapi...summary report program kerja dari ASEAN seh dah ada.hm...fokus aku seh ..fokus in organisasi internasionalna, jadi...lom dapet untuk materi ini di blogna.. anyway... thanks..ya..bu...
 
Sekedar tambahan coba click link ini;Wikipedia AIDS

Buat Moderator, boleh tahu apakah ini penulisan sendiri atau dari satu/beberapa sumber? Jika ada yang mengutip apakah di perbolehkan? Thanks!
 
tulisannya bagus deh..tambah banyak in lg info ttg aids nya donk...
 
Back
Top