Berita-berita bunuh Diri

d-net

Mod
97611_10.jpg

RABU, 2 MARET 2011, 20:49 WIB Arfi Bambani Amri

VIVAnews - Seorang wanita tewas setelah terjun dari lantai 21 Apartemen Mediterania, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu 2 Maret 2011. Wanita yang diketahui bernama Inati Kusumo, umur 52 tahun, diduga bertengkar dengan suaminya sebelum melompat.

Wanita ini mengalami luka serius di bagian kepala. Dia tewas dalam posisi telungkup di dak lantai 1 apartemen itu.

Ciri-ciri korban, berambut sepanjang bahu, mengenakan celana panjang hitam, dan baju merah muda bermotif bunga.

Menurut keterangan para tetangga korban, sebelum terjadi insiden tersebut, terjadi pertengkaran hebat antara korban dan suaminya. "Dia melompat karena mencoba bunuh diri," ujar Yanti, salah satu penghuni apartemen tersebut.

Wanita yang bekerja sebagai wiraswata ini, tinggal di Jalan Letjen Suprapto No 5 RT 001/ 004 Kelurahan Galur Johar Baru Jakarta Pusat. Korban memiliki kamar di apartemen tersebut.

Saksi yang melihat kejadian itu, Andi (23) mengatakan, sekitar pukul 5 sore, dia melihat ada wanita yang menggantung di jendela. Lalu ada tangan yang berusaha menarik tubuhnya. Namun wanita itu berontak‎, dan jatuh.

Banyak orang yang menyaksikan kejadian itu, mereka berteriak melihat ada yang jatuh. Jasad korban sekarang dibawa ke Rumas Sakit Cipto Mangunkusumo.
 
60992_10.jpg

Korban Terjun dari Apartemen Ditemukan Bugil

VIVAnews - Polsek Cilandak menemukan kejanggalan atas peristiwa tewasnya seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Ciputat, Gendra Aldyasa, 18 tahun di Apartemen Hamtons Park, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin 27 Desember 2010.

"Ada kecurigaan dan kejanggalan, sebab korban ditemukan tewas dengan kondisi tanpa busana," ujar Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Cilandak, Inspektur Satu Alam Nur saat dihubungi VIVAnews.com.

Untuk mengetahui penyebab pastinya, kata Alam, polisi memeriksa keempat teman korban, Kenji, Giri, David, dan Tomoty Abraham. "Kami belum bisa memastikan apakah korban dibunuh atau bunuh diri," imbuh dia.

Nantinya, tambah Kanit, dari keterangan teman korban, polisi baru bisa mengetahui kegiatan apa yang mereka lakukan sebelum tewasnya korban. "Hingga kini belum ditemukan indikasi dari korban dan kawannya menggunakan narkoba atau minuman keras," tegasnya.
Ibu korban menangis histeris lantaran tak kuat melihat jasad putra sulungnya tewas mengenaskan di Kamar Jenazah Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Keluarga korban tinggal di Jalan Dharmawangsa 8 No 17 Rt5/3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dan menolak berkomentar.

Gendra Aldyasa ditemukan tewas di atap lantai dua Apatemen Hamtons Park, pukul 04.30, Senin 27 Desember 2010. Korban tewas setelah terjatuh dari lantai 15 tower B. Bagian kepala korban pecah, dan tubuhnya ditemukan tanpa busana.

Menurut polisi, sebelum ditemukan tewas, korban berkunjung ke apartemen milik temannya, bersama keempat teman lainnya yang kesemuanya adalah laki-laki.

Berdasarkan keterangan salah satu teman korban, Gendra sempat mencoba bunuh diri pada pukul 03.00 Wi, Senin 27 Desember 2010 dini hari. Upaya itu berhasil digagalkan rekan-rekannya. Korban melompat dari jendela apartemen, saat keempat kawannya tertidur pulas.
 
60990_10.jpg

Tak Diberi Uang Nobar, Mahasiswa Bunuh Diri

VIVAnews - Polisi telah mengungkap latar belakang aksi bunuh diri mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat, Gendra Aldyasa di Apartemen Hamtons Park, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin 27 Desember 2010.

Gendra diperkirakan nekad terjun bebas lantaran kesal dengan orangtuanya yang tidak memberikan uang saku untuk nonton bareng (nobar) final piala AFF leg pertama antara Malaysia vs Indonesia di Kemang, Jakarta Selatan.
"Korban kesal tidak diberi uang untuk nonton bareng bersama teman-temannya," kata Kapolsek Cilandak. Komisaris Azhar Nugraha saat dihubungi, Selasa 28 Desember 2010.

Namun, kata Kapolsek, hingga saat ini keluarga belum dapat dikonfirmasi karena masih trauma dan histeris. Tapi berdasarkan keterangan teman-teman yang berada di lokasi, beberapa hari sebelumnya korban memang mempunyai masalah dengan keluarga. "Sepertinya ada akumulasi kekecewaan korban terhadap orangtuanya," imbuh dia.

Berdasarkan hasil visum sementara tidak ada kekerasan seksual pada tubuh korban. "Tidak ada penyimpangan seksual atau pesta seks. Kami masih menyelidiki kemungkinan pesta minuman keras ataupun narkoba," tegasnya.

Sebelum tiba di apartemen, Gendra bersama tiga temannya nonton bareng di kawasan Kemang. Belum dipastikan apakah ada kaitan pertaruhan dalam pertandingan final piala AFF.

Terkait peristiwa bunuh diri, Kapolsek menegaskan keamanan di apartemen setempat perlu dievaluasi karena dinilai tak memenuhi standar keamanan.
Banyak jendela dan tidak berteralis sehingga dapat diraih bahkan oleh anak kecil. Kondisi ini mengakibatkan rawannya aksi bunuh diri. Polisi juga menyesalkan sikap keamanan dan pengelola yang kurang kooperatif.

Seperti diberitakan, Gendra yang dalam posisi tak berbusana tewas terjatuh dari lantai 15 Tower B dan mendarat ke balkon lantai 2 sekitar pukul 04.20 WIB.
Saat kejadian, teman korban bernama Kenji, Giri, Tomoty Abraham dan pemilik apartemen bernama David, yang tercatat sebagai mahasiswa di Amerika Serikat tengah tertidur.

Namun berdasarkan penuturan rekan-rekan, sekitar pukul 03.00 WIB, korban sempat mengungkapkan niatannya untuk mengakhiri hidupnya, tapi upaya itu berhasil digagalkan. Sialnya untuk kedua kalinya korban akhirnya berhasil melompat dari jendela.

Jenazah korban yang sempat dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati oleh petugas Polsek Cilandak saat ini telah dibawa ke rumah duka di Jalan Dharmawangsa 8 No 17 RT 5 RW 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
 
90875_10.jpg

Pria Terjun dari Lantai 23 Karena Cinta

VIVAnews - Kepolisian Sektor Gambir, Jakarta Pusat, mengindikasikan ada unsur asmara yang mendasari Willy Sadoko Wibowo nekat lompat dari Apartemen Istana Harmoni, Jakarta Pusat.
Menurut Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Gambir, Komisaris Taufik, kekasih korban bernama Wein Dan sudah dimintai keterangan. Dari keterangan itu, diketahui kalau Willy mengalami depresi setelah ajakan nikahnya ditolak sang pacar. "Wein Dan baru datang dari China itu menolak ajakan Willy," ujar Taufik, saat dihubungi VIVAnews.com, Rabu 23 Februari 2011.

Taufik menuturkan, kisah asmara Willy dan Wein berawal di China. Selama beberapa bulan terakhir, dia memang kerap bolak-balik ke China untuk menemui kekasihnya itu.

Willy meminta kekasihnya itu untuk menetap di Jakarta. Wein kemudian diberi tempat tinggal di Apartemen Istana Harmoni bersama seorang pembantu bernama Mucholimah, 34 tahun. Sementara Willy tinggal bersama istri dan keluarga di Tangerang.

Pada malam kejadian, Selasa, 22 Februari 2011 pukul 20.40 WIB, Willy pun mengunjungi Wein di Apartemen Harmoni dan menggelar pesta menyambut kedatangannya ke Jakarta. Di sela pesta, Willy mengajak Wein untuk menikah dengannya.

Namun Wein menolak karena tahu Willy sudah memiliki istri. Penolakan ini membuat Willy nekat dan mengancam bunuh diri jika ajakannya tidak dipenuhi. Tapi Wein tetap pada pendiriannya.

Karena kesadaran Willy yang terganggu akibat pengaruh alkohol, akhirnya tanpa pikir panjang dia langsung lompat dari jendela lantai 23 apartemen, dan terhempas ke lantai tujuh. "Wein hanya bisa menangis. Dia (Wein) bingung, kenapa Willy melakukan aksi nekat itu" ujar Taufik, seperti menjelaskan keterangan Wein.

Dari hasil pemeriksaan tim identifikasi, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban. Jenazah korban dikirim ke RSCM guna dilakukan otopsi. Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap Wein dan Mucholimah.
 
bunuh-10.jpg

Pasien Terjun dari Lantai 2 Rumah Sakit

VIVAnews – Ujang Lili, 42, warga Desa Cibitung, Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bunuh diri dengan cara melompat dari lantai dua Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang.

Ujang bunuh diri diduga karena frustasi atas penyakit asmanya yang tak kunjung sembuh. Aksi bunuh diri Ujang ini membuat pasien, suster dan dokter rumah sakit itu kaget. Apalagi mereka melihat korban tewas dengan luka parah di kepala.

Kapolsek Leuwiliang, Komissaris Djumangin mengatakan, korban bunuh diri karena frustasi dengan penyakit asmanya yang tak kunjung sembuh. Korban sudah sering bolak-balik dirawat di rumah sakit.

"Penyakit asma ini sejak kecil," ungkapnya, kepada wartawan, Senin 10 Januari 2011.

Dia mengatakan, pada pukul 01.00 WIB, sebelum terjun di kamar 3B, Ujang sempat minta ayahnya, Tirta, 71 tahun, untuk membuka jendela dengan alasan udaranya panas.
Namun, setelah jendelanya dibuka, Ujang yang memiliki anak satu ini meminta ayahnya agar tidur di salah satu kasur pasien yang kosong.

Ayahnya tak curiga. Namun saat Tirta tidur di kasur kosong, ternyata Ujang meloncat. Tirta sempat menarik anaknya, tapi yang terpegang cuma kakinya. Ia tak kuat, akhirnya terlepas juga.

Kini, polisi telah memeriksa tiga orang yang menunggui korban. Mereka adalah Tirta, Iyah (ibu korban) dan anak Ujang, Muharomah. "Korban sudah depresi berat karena penyakitnya itu,” tegasnya.
 
Back
Top