Waspadai Benjolan di leher, ketiak dan paha

xamthone

New member
Limfoma adalah kanker yang tumbuh akibat mutasi sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal. Seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat tumbuh pada berbagai organ dalam tubuh, termasuk kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, darah ataupun organ lain. Gejala dan penyakit kanker kelenjar getah bening meliputi pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, ketiak atau pangkal paha. http://xamthoneplus.web.id/2011/02/19/obat-benjolan-di-leher-ketiak-paha/
 
Hay den xamthone aku tambahin isi tulisannya disini ya, biar temen-temen yang lain bisa enak baca artikelnya


benjolan-di-tubuh-150x150.jpg


Limfoma adalah kanker yang tumbuh akibat mutasi sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal. Seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat tumbuh pada berbagai organ dalam tubuh, termasuk kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, darah ataupun organ lain.

Ada dua jenis kanker sistem limfotik yaitu penyakit hodgkin dan limfoma non-hodgkin (NHL). Kanker kelenjar getah bening atau limfoma adalah sekelompok penyakit keganasan yang berkaitan dan mengenai sistem limfatik. Sistem limfatik merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang membentuk pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker.

Cairan limfatik adalah cairan putih menyerupai susu yang mengandung protein lemak dan limfosit yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh lewat pembuluh limfatik. Ada dua macam sel limfosit yaitu sel B dan T. Sel B berfungsi membantu melindungi tubuh melawan bakteri dengan membuat antibodi yang memusnahkan bakteri.

Gejala

Gejala dan penyakit kanker kelenjar getah bening meliputi pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, ketiak atau pangkal paha.

Pembengkakan kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan secara drastis, rasa lelah yang terus menerus, batuk-batuk dan sesak napas, gatal-gatal, demam tanpa sebab dan berkeringat malam hari.

Seringkali penderita tidak menunjukkan gejala khas hanya memiliki semacam benjolan atau pembengkakan kelenjar getah bening pada leher. Benjolan ini jika ditekan TIDAK TERASA SAKIT, berbeda dengan lymphadenitis yang akan terasa sakit jika ditekan. Karena tidak ada keluhan khas banyak pasien baru berobat saat masuk stadium lanjut sehingga sel kanker sudah menyebar dan sulit diangkat dengan operasi.

Diagnosis

Jika Anda mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening atau gejala lain yang menandakan limfoma non-Hodgkin, maka dokter harus mencari tahu apakah gejala tersebut berasal dari kanker atau penyakit yang lain. Anda akan diminta menjalankan tes darah dan prosedur diagnostik berikut:

Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak dan selangkangan Anda. Dokter juga akan memeriksa limpa dan hati Anda untuk memastikan apakah ada pembengkakan.

Tes darah: Laboratorium akan melakukan pemeriksaan darah lengkap untuk memeriksa jumlah sel-sel darah. Laboratorium juga akan memeriksa zat-zat lain, seperti Lactate dehydrogenase (LDH). Limfoma menyebabkan tingkat LDH yang tinggi.

Sinar X untuk dada: Anda perlu menjalani sinar X untuk memeriksa kelenjar getah bening yang bengkak atau tanda-tanda penyakit lain di dada Anda.

Biopsi: Dokter akan mengambil jaringan untuk mencari sel-sel limfoma. Biopsi adalah satu-satunya cara terbaik untuk mendiagnosis limfoma. Dokter bisa mengangkat seluruh kelenjar getah bening (biopsi eksisi) atau hanya sebagian kelenjar getah bening (biopsi insisional). Dokter patologi akan memeriksa jaringan sel-sel limfoma dengan menggunakan mikroskop.

Realitas Statistik

WHO memperkirakan sekitar 1,5 juta orang di dunia saat ini hidup dengan NHL dan 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini tiap tahun. Sekitar 55 persen dari NHL tipenya agresif dan tumbuh cepat.

NHL merupakan kanker tercepat ketiga pertumbuhannya setelah kanker kulit dan paru-paru. Angka kejadian NHL meningkat 80 persen dibandingkan tahun 1970-an. Setiap tahun angka kejadian penyakit ini meningkat 3-7 pesen. NHL banyak terjadi pada orang dewasa dengan angka tertinggi pada rentang usia 45-60 tahun.

Makin tua usia makin tinggi risiko terkena limfoma karena daya tahan tubuhnya menurun. Hingga kini penyebab limfoma belum diketahui secara pasti. Ada empat kemungkinan penyebabnya yaitu faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteri dan toksin lingkungan (herbisida, pengawet, pewarna kimia). Penyebabnya multifaktor.

Terdapat lebih dari 30 subtipe NHL (90 persen dari jenis sel B) yang dapat diklasifikasikan dengan pertimbangan beberapa faktor, penampakan di bawah mikroskop, ukuran, kecepatan tumbuh dan organ yang kena.

Derajat Keganasan

Limfoma indolen (derajat rendah) tumbuh lambat sehingga diagnostik awal lebih sulit. Pasien dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun tetapi belum ada pengobatan yang menyembuhkan. Pasien biasanya memberi respon baik pada terapi awal, tetapi sangat mungkin kambuh lagi. Penderita limfoma indolen bisa mendapat terapi hingga enam kali sepanjang hidup, tetapi makin lama responnya menurun.

Limfoma agresif (derajat keganasan tinggi) cepat tumbuh dan menyebar. Jika dibiarkan tanpa pengobatan dapat mematikan dalam enam bulan. Angka harapan hidup rata-rata lima tahun dan 30-40 persen sembuh. Pasien yang terdiagnosa dini langsung diobati lebih mungkin meraih risiko sempurna dan jarang kambuh, karena ada proteksi kesembuhan, biasanya pengobatan lebih agresif.

Tahapan Limfoma non-Hodgkin

Dokter harus mengetahui tingkatan (tahapan) NHL untuk merencanakan pengobatan yang terbaik. Tahapan ini berdasarkan lokasi tempat sel-sel limfoma ditemukan (di kelenjar getah bening atau di organ atau jaringan lain) dan jangkauan area yang terkena. Tahapan NHL adalah sebagai berikut:

1. Stadium I: Sel-sel limfoma berada dalam satu kelompok kelenjar getah bening (misalnya di leher atau di ketiak). Atau, jika sel-sel abnormal itu tidak berada dalam kelenjar getah bening, tapi hanya pada satu bagian jaringan atau organ tubuh saja (misalnya di paru-paru, tapi tidak di hati atau di sumsum tulang).
2 . Stadium II: Sel-sel limfoma berada sekurangnya di dua kelompok kelenjar getah bening, pada sisi diafragma yang sama (baik di atas atau di bawah). Atau, sel-sel limfoma ini berada di organ tubuh dan di kelenjar getah bening di sekitarnya (pada sisi yang sama seperti diafragma) Mungkin ada sel-sel limfoma di kelompok kelenjar getah bening yang lain di sisi diafragma yang sama.
3. Stadium III: Limfoma terdapat dalam kelompok kelenjar getah bening di atas dan di bawah diafragma. Juga dapat ditemukan di organ atau di jaringan di sekitar kelompok kelenjar getah bening ini.
4 . Stadium IV: Limfoma ini berada di seluruh satu organ atau jaringan (selain di kelenjar getah bening). Atau, berada dalam hati, darah, atau sumsum tulang.

Sumber : healindonesia.wordpress.com dan xamthoneplus.web.id
 
Back
Top