Teror Paket Bom

Re: Ledakan Bom di Radio 68 H Utan Kayu

Soal minum bir itu gw tahu karena beberapa kali diajak Kak Dip ke cafe tempo buat kumpul-kumpul dengan beberapa orang penulis, budayawan, wartawan, aktivis dll, karena itu tempat jadi satu dengan markas JIL, banyak juga orang-orang JIL yang ikut kumpul, dan orang JIL itu sambil nge-bir. :))

Beberapa kali juga dengar langsung dari Ulil kalau dia beberapa kali meninggalkan shalat jumat karena materi ceramah dari khatibnya terlalu "fundamentalis" dan "apologetik". :))

Kalau didepannya ada Munarman, udah digetok nih kepalanya.
 
Re: Ledakan Bom di Radio 68 H Utan Kayu

Kok JIL itu nggak dilarang pemerintah ya? Terus kenapa MUI nggak bikin fatwa soal JIL? Ada yang tau?
Mereka minum bir, kadang nggak jumatan, kadang kalau lagi ada diskusi panel melewatkan saat shalat, tapi kok masih ngaku Islam?? :))
kan cuman ngaku2 aja non :)
gampang kok ngaku2
 
Re: Ledakan Bom di Radio 68 H Utan Kayu

semoga polisi dapat menangkap aktor dari pengiriman paket bom itu
 
Re: Ledakan Bom di Radio 68 H Utan Kayu

Kayaknya pengebom kali ini sulit ditangkap. Kalaupun ada tersangka, ah.. tidak mungkinn.. Tidak mungkin dia orangnya.
Pengalihan isu saja. Ini jelas pekerjaan intelijen.
 
Re: Ledakan Bom di Radio 68 H Utan Kayu

Kayaknya pengebom kali ini sulit ditangkap. Kalaupun ada tersangka, ah.. tidak mungkinn.. Tidak mungkin dia orangnya.
Pengalihan isu saja. Ini jelas pekerjaan intelijen.

menurut saya ini memang kerja intelejen seperti dugaan bang Ulil itu
 
Re: Ledakan Bom di Radio 68 H Utan Kayu

Ulil dan JIL kan sering berhubungan dengan intelijen asing, jangan lebay lil..
 
Re: Ledakan Bom di Radio 68 H Utan Kayu

Intelejen dengan sasarannya orang partai pemerintah?
Wow!! :))
~Intelijen yang pintar~~~
 
Re: Ledakan Bom di Radio 68 H Utan Kayu

Orang partai pemerintah, kenapa tidak? (tapi tidak menuduh lho ya!)
Bukankah memiliki cara berpikir beda terbukti adalah cara berpikir yang dimiliki orang2 sukses!

Untuk kepentingan nasional, mengirim bom ke istana pun "sah" dilakukan.
 
Re: Ledakan Bom di Radio 68 H Utan Kayu

liat dr sudut pndang yg lain..
bahwa, memang sangat keselamatan sangat penting dibutuhkan oleh setiap kita.
potensi yang sudah ada, sejak awal manusia diciptakan
 
Paket Bom Meledak di Kota Wisata Cibubur

Teror Bom
Paket Bom Meledak di Kota Wisata Cibubur
Editor: A. Wisnubrata
Jumat, 18 Maret 2011 | 14:49 WIB


BOGOR, KOMPAS.com - Sebaran paket bom bukan hanya di Jakarta. Kota Bogor pun disasar paket bom. Paket bom ini ditemukan di kota Wisata Bogor di jalan raya Boulevard, Jumat (18/3/2011).

Kapolsek Gunung Putri Kompol Yogi Napitupulu mengemukakan, paket bom ditemukan petugas kebersihan. Temuan paket ini mencurigakan karena di atas paket bertuliskan "Isi Bom" dengan dibumbuhi tulisan Arab Allahu Akbar.

"Temuan paket itu baru dilaporkan pukul 10.00 WIB ke Polsek," kata Kompol Pol Yogi Napitupulu, Jumat (18/3/2011).

Dia menyebut, atas laporan tersebut tim gegana pun meluncur ke lokasi kejadian. Tak lama menanti, tim gegana melakukan pendeteksian logam. Hasilnya, diketahui bila paket bertuliskan bom itu memiliki unsur logam.

"Lalu paket itu ditempatkan pada tempat aman oleh tim Gegana untuk diledakan," ungkapnya.

Namun belum sempat diledakkan, paket bom ternyata meledak sendiri. Beruntung, tiada korban jiwa atas ledakan tersebut.

"Dugaan awal pakai timer. Tapi sekarang menunggu Puslabfor Mabes Polri," imbuhnya seraya menambahkan, polisi tengah memintai keterangan dari para saksi.

"Sampai saat ini saksi belum melihat siapa yang membawa bom ini," urainya



sumber: Kompas



-dipi-
 
Re: Paket Bom Meledak di Kota Wisata Cibubur

ya knapa akhir akhir ini sering terjadi teror bom

kalau masalah bom jangan bawah bawah nama tuhan dan agama dong
 
Re: Ledakan Bom di Radio 68 H Utan Kayu

SABTU, 19 MARET 2011, 01:27 WIB, Nur Farida Ahniar, Dedy Priatmojo


Lagi, Paket Mencurigakan di Tangerang

10690510.jpg

VIVAnews - Polres Tangerang disibukkan malam ini. Setelah dua ancaman bom terjadi di wilayah Serpong, kini paket mencurigakan terdapat di Apartemen Amartapura-Tangerang.

Menurut Kapolres Kabupaten Tangerang Kombes Pol Wahyu Widada, paket itu mencurigakan karena alamat dalam paket tidak sesuai dengan yang dituju.

"Tadi diterima sekitar pukul 20.00 WIB," kata dia saat dihubungi VIVAnews, Jumat, 17 Maret 2011.

Wahyu belum dapat memastikan apa isi dari paket mencurigakan itu, akan tetapi ia telah berkoordinasi dengan Gegana dilapangan yang berada di tempat kejadian perkara. Paket itu langsung dibawa ke markas Gegana. "Isinya saya belum tahu, tapi yang pasti paket itu sudah dibawa Gegana," tegasnya.

Malam ini Gegana harus bekerja keras di Tangerang karena ancaman bom juga terjadi di Wisma BCA Serpong. Ancaman itu melalui telepon yang mengatakan terdapat bom yang akan meledak.
Kejadian berikutnya di rumah Ketua Setara Institute Hendardi yang dikirim paket mencurigakan. Benda itu diledakkan karena mengandung unsur logam, namun setelah diledakkan tidak ada unsur bahan peledak.
 
Re: Ledakan Bom di Radio 68 H Utan Kayu

Paket Mencurigakan Juga Dikirim ke Hendardi

56757_10.jpg

VIVAnews - Setelah teror bom di Wisma BCA Serpong, wilayah Tangerang kembali dikejutkan paket mencurigakan. Paket itu dikirimkan sekitar pukul 17.30 WIB di depan rumah Ketua Setara Institut Hendardi, di Komplek Perkici Bintaro Sektor V Jalan Raya Bintaro, Tangerang.

Menurut Kepala Polsek Pondok Aren Komisaris Polisi Viktor Alexander Lateka, paket sebesar dus minuman kemasan itu belum dibuka. Menurut penerima paket, di dalamnya terdapat surat kertas berwarna coklat.
Sementara Hendardi maupun keluarganya tidak merasa memesan barang. Paket itu langsung ditaruh di depan rumahnya dan pengirim langsung pergi. "Pengirim memakai helm tertutup, ditaruh di bawah sekalian ditaruh tanda terima," ujar Alexander di Jakarta, Jumat, 18 Maret 2011.

Yang membuat curiga, di dalamnya terdapat surat kertas berwarna coklat. Dalam surat itu dituliskan "Apabila paket ini telah diterima mohon hubungi 08111814297 atas nama Dr Budi, alamat Abu Siring II Nomor 3."
Untuk memeriksa kardus itu, saat ini masih menunggu Tim Gegana yang saat ini masih melakukan sterilisasi di Wisma BCA Serpong. Wisma BCA disisir karena mendapat ancaman bom melalui telepon.
 
ya teror bom lagi

teror bom bukan persoalan agama lagi

tapi menyangkut persoalan politik

jangan bawah bawah nama agama lagi
 
Peneror Kader Baru dari Pinggiran Kota
Penulis: Icha Rastika | Editor: yuli
Sabtu, 19 Maret 2011 | 15:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sementara polisi masih bekerja menelusuri modus operandi di balik rangkaian teror bom, ilmuan politik Hermawan Sulistyo menyodorkan sangkaan soal karakter pelakunya.

Hermawan yang pernah menyunting buku tipis soal kisah para korban teror bom Kuningan itu berpendapat, para peneror adalah pemain baru hasil didikan pemain lama.

Mereka berkelompok, sekitar 4-5 orang, dan tinggal di pinggiran kota. "Dia serentak, pelakunya sama, sebab format bomnya mirip-mirip," kata Hermawan, merujuk pada empat paket bom buku yang ditujukan kepada Ketua Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla, reserse senior Gories Mere, Ketua Umum Partai Patriot Japto S, dan musisi Ahmad Dhani.

Hermawan berteori soal itu usai diskusi bertajuk "Setelah Bom Buku Terbitlah Isu" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (19/3/2011).

"Alamat pengirim itu di desa-desa, kecamatan, bukan kota besar, misalnya di Ciomas, yang sudah pasti alamat palsu. Kenapa pilih Ciomas? Artinya orang itu yang ruang dunianya antara urban di luar kota dan di desa," katanya.

Tujuan kelompok teror tersebut, lanjut Hermawan, menciptakan ketakutan masyarakat dengan instrumen yang lebih sederhana. "Instrumennya bisa dengan banyak cara dan dia kali ini sukses, energi sedikit, biaya sedikit," ujar Hermawan.

Hermawan tidak melihat adanya motif pengalihan isu dalam serentetan teror berupa pengiriman paket tersebut. Menurutnya, pemerintah tidak memiliki kemampuan dalam merancang skenario pengalihan isu yang begitu rapi seperti ini.

"Pemerintah sangat rapuh. Saya tidak percaya ada unit yang bekerja seperti itu," ujarnya. Terkait penanganan penemuan paket mencurigakan, Hermawan menilai, kepolisian belum bertindak tepat jika dilihat dari segi investigasi.

Contohnya, ketika kepolisian langsung meledakkan paket kiriman yang mencurigakan tanpa memeriksa fisik paket terlebih dahulu.

"Dari segi jihandak nggak salah, tapi dari segi investigasi itu salah. Bisa saja dari bom itu ada sidik jari, harusnya dicari dulu. Contoh surat untuk Ulil, difotokopi, direbut-rebutin sama orang di sana, itu kan gak boleh harusnya," ungkapnya.

Dia juga menilai, selama ini upaya pencegahan pemerintah masih kurang. "Preventif kita lemah, sasaran pertumbuhan radikal itu di pelosok-pelosok, tapi tidak disentuh," ujarnya.


Sumber: Kompas


-dipi-
 
Back
Top