Memahami Lensa Kamera Fotografi

Megha

New member
Memahami Lensa Kamera Fotografi (1)​


r135129_455766.jpg


MEMPRESENTASIKAN foto melalui eksplorasi sudut pandang, angle, maupun prespektif sangat bergantung pada pemahaman terhadap lensa. Kemampuan memahami lensa membuat fotografer lebih mendalami dimensi ruang. Dia bisa mengimprovisasi objek sederhana menjadi tampilan foto elegan dalam perspektif yang berbeda. Bahkan, sesuatu yang tidak menarik secara visual dapat dibuat hingga punya daya tarik dengan mengubah sudut pengambilan (angle).

Untuk merepresentasikan foto berdasarkan kualitas, tentu kebutuhan lensa dengan mutu yang baik menjadi pertimbangan utama. Sebenarnya secara kualitas, tingkatan hasil foto ditentukan oleh tiga faktor. Yaitu, lensa, sensor, dan prosesor. Ketiganya berperan penting menghasilkan gambar yang baik. Salah satu peran sensor berhubungan dengan resolusi, yaitu jumlah pixel. Sedangkan prosesor berkorespondensi dengan dynamic range, selain tetap berkorelasi dengan sensor dan pilihan optik.

Dari tiga unsur tersebut, lensa merupakan urutan utama yang menentukan kualitas gambar, yaitu tajam, detail, dan clarity (jelas). Sebab, lensa dengan kualitas tidak optimal akan berpengaruh langsung terhadap hasil foto yang juga tidak optimal.

Memilih lensa bermutu baik memang berdasar banyak aspek. Mulai kontras optik, daya pisah lensa, bahan optiknya, hingga coating lens. Sedangkan pilihan fasilitas yang tidak berkaitan langsung dengan kualitas adalah jarak fokus terdekat, diameter lensa, konstruksi lensa (susunan optik dalam lensa), autofokus yang cepat, silent motor, mikroprosesor, motor mekanis di dalam, stabilizer (antishock), maupun pilihan focal lenght. Namun, seseorang tidak mungkin bisa meneliti sedetail itu ketika memilih lensa. Mereka kadang lebih terpikat oleh penjelasan si penjual. Sah saja, tapi yang perlu diteliti adalah jenis bahan lensanya dari plastik atau kaca optik.

Setelah itu, baru kriteria kualitas lensanya. Setiap prosuden punya spesifikasi sendiri pada produk lensa. Misalnya, lensa Canon kelas L series dan non L series. L artinya kode Luxulury, lensa paling istimewa kualitasnya. Banyak yang menghindari pembelian lensa kit Canon (non L series) yang dianggap menimbulkan error 99 (kerusakan, sehingga memutus hubungan antara bodi dan lensa). Salah satu penyebabnya, kabel selendang fleksibelnya mudah putus.

Lensa yang bagus selalu berkorelasi dengan harganya yang tinggi. Apalagi, bila dilengkapi fitur tambahan, seperti bukaan aperture terbesar, image stabilizer, dan USM (ultrasonic motor) untuk Canon. Sedangkan Nikon dengan istilah VR vibration reduction dan SWM (silent wave motor). Lensa Canon seri L, Nikon kode ED, Carl Ziess maupun Leica dibuat dengan resolving power (daya pisah) lensa dan kontras optik yang tinggi. Daya pisah ini memang hanya bisa dilihat di laboratorium khusus lensa yang dilengkapi miskroskop dengan pembesaran 50 x atau lebih. Hasil foto lantas dianalisis nilai numeriknya. Nilai tersebut menunjukkan jumlah garis dalam milimeter. Metode itu digunakan untuk menentukan resolusi lensa yang baik.

Jadi, daya pisah lensa adalah kemampuan memisahkan bagian paling kecil elemen dalam foto. Yakni, kerapatan sebuah garis yang masih tampak meskipun berimpitan. Sedangkan kontras optik adalah perbedaan daerah terang (highlight) dengan daerah gelap (shadow) yang masih memiliki detail. Kontras tinggi dihasilkan ketika rasio reproduksi antara hitam dan putih adalah jelas dan tegas perbedaannya.

Kemudian, kontras rendah terjadi ketika perbedaan tersebut tidak jelas. Kontras di sini berbeda dengan dinamic range. Dynamic range merupakan perbandingan yang diukur antara nilai intensitas tertinggi hingga terendah pada exposure ekstrem. Persoalan rendahnya dynamic range berhubungan dengan keterbatasan prosesor dan sensor kamera untuk menangkap perbedaan antara daerah gelap dan terang hingga 10 stop. Misalnya, memotret di dalam ruang dengan menyertakan panorama di luar ruang. Tentu sulit sekali kamera merekam dua daerah tersebut, kecuali memiliki dynamic range yang baik.

Sementara, interelasi coating lens dengan kualitas foto dapat dicermati pada permukaan lensa. Ketika permukaan lensa kita lihat, tampak warna ungu kehijauan atau ungu kebiruan. Sebenarnya warna tersebut berasal dari magnesium flourida yang dilapiskan pada permukaan lensa. Fungsi pemberian coating ini bertujuan mereduksi refleksi cahaya pada permukaan lensa sehingga hasil foto tidak terlihat flare. Salah satu efek flare adalah menurunkan ketajaman.

Coating pun bisa terkikis jika permukaan lensa terlalu sering dibersihkan. Bahkan, membersihkan jamur pada optik bagian dalam bisa menghilangkan coating lens. Setiap lensa menggunakan tipe coating berbeda-beda. Ada yang single coating atau multicoating. Secara umum multicoating lebih efesien merefleksikan panjang gelombang spektrum yang tampak pada lensa dengan indeks refraktif optimal.

Namun, sehebat-hebatnya kualitas lensa, jika tersentuh jari, tentu timbul dampak buruk pada hasil gambar. Hal ini disebabkan ujung jari finger print terdiri atas lipid, asam amino, dan garam yang menempel pada lensa sehingga gambar menjadi buram. Akibatnya, selain ketajaman berkurang, juga timbul flare.


Sumber : jpnn.com dan Jurnal Micko henry
 
Last edited:
Memahami Lensa Kamera Fotografi (2)

jenis-lensa-kamera-300x195.jpg


PERBEDAAN penggunaan lensa memberikan perbedaan perspektif. Perspektif adalah ukuran dan kedalaman relatif subjek dalam gambar. Perspektif juga bisa berarti perubahan bentuk, ukuran, dan kedalaman bidang yang relatif akibat perbedaan cara pandang antara objek dengan kamera. Perbedaan tersebut terjadi karena ada pergeseran posisi dalam melihat sesuatu dari sudut pandang, jarak, dan ketinggian yang tidak sama maupun penggunaan lensa dengan focal length yang berbeda.

Penggeseran posisi maupun penggunaan focal length yang berbeda memberikan perspektif yang berbeda pula. Sehingga, penggunaan berbagai jenis lensa memiliki fungsi yang berbeda. Seiring dengan perkembangan optik dan teknologi, variasi lensa menjadi begitu banyak. Hingga saat ini lensa DSLR dibagi dalam tiga kategori besar. Yaitu, (1) lensa dibedakan berdasar focal length, (2) rentang optik, dan (3) lensa varian.

Macam lensa berdasar panjang fokus terdiri atas lensa tele (tele pendek dan supertele), lensa wide (super-wide dan fish eye), serta lensa normal (standar). Sedangkan lensa berdasar rentang optis terdapat dua macam, yaitu lensa fix dan zoom. Yang terakhir, lensa varian terdiri atas lensa makro, reverse lens, bellow, swing, tilt, dan reflex.

Disebut lensa standar atau lensa normal karena memiliki panjang fokus sekitar 50 mm, sama dengan mata manusia saat melihat. Perbedaan mata dengan lensa normal itu hanya terletak pada sudut pandang. Mata manusia hampir 180 derajat dalam melihat sesuatu dari depan. Sedangkan penglihatan lensa standar dibatasi jendela bidik kamera yang punya sudut pandang 46 derajat. Namun, sekarang lensa normal tidak hanya memiliki focal length pada nilai 50 mm, melainkan berkembang mulai 46 mm hingga 55 mm.

Penyebutannya jadi sulit ketika memakai lensa dengan focal length sekitar 40 mm. Meskipun, pada lensa 35 mm ada kesepakatan disebut lensa sudut lebar atau wide lens. Kini lensa normal mengalami pergeseran penyebutan sejak diperkenalkannya kamera digital. Misalnya kamera digital yang tidak full frame dengan magnifikasi 1,5 maupun kamera four third system. Apakah masih relevan penyebutan bahwa lensa 50 mm termasuk kategori lensa normal? Padahal, angka focal length 50 mm dengan magnifikasi 1,5 lensa akan berubah menjadi 75 mm. Berarti, lensa tersebut mendekati jenis lensa tele pendek.

Demikian juga yang terjadi pada four third system, di mana panjang focal 50 mm menjadi 100 mm. Maka, mana yang benar, penggunaan angka yang tertera pada lensa ataukah bergantung jenis lensanya? Sebab, tidak semua kamera punya faktor magnifikasi yang sama. Ada yang punya pembesaran 1,3 seperti Canon EOS 1D, ada magnifikasi 1,6 milik entry level kamera Canon yang lain ataukah faktor pembesaran 1,5 milik Nikon kelas menengah atau pemula.

Sedangkan lensa wide memiliki focal length kurang dari 50 mm, lebih tepatnya focal length 35 mm pada kamera full frame. Sifat lensa sudut lebar adalah meluaskan pandangan atau memberikan kesan menjauhkan sesuatu yang dekat. Selain itu, memberikan ruang tajam dan luas, efek bayangan, serta kontras yang tinggi. Tetapi, lensa lebar memberikan efek distorsi yang mencembungkan daerah sekitar lingkaran tengah dan memipihkan bagian pinggir foto. Sehingga, lensa wide (lebar) lingkungan foreground tampak lebih lebar daripada background.

Lain halnya dengan lensa tele. Fungsinya adalah mendekatkan objek dengan merapatkan gradasi lapisan pada latar depan sampai latar belakang sehingga memiliki ruang tajam pendek. Benda yang berada jauh di belakang seakan berimpit. Semakin panjang focal length, makin sempit ruang tajamnya.

Sekarang banyak juga produk lensa yang menggabungkan wide, normal, dan tele dalam satu kesatuan. Tetapi, lensa yang punya rentang focal length panjang seperti 18-200 mm tersebut memiliki kecenderungan penurunan kualitas foto. Pemakaian focal length mendekati angka 18 mm akan terlihat tajam dengan kontras tinggi. Bila mendekati panjang fokus 200 mm, foto cenderung mengalami penurunan ketajaman dan warna.


Sumber : jpnn.com dan Jurnal Micko henry
 
Lensa nggak dijual dalam satu paket dengan body karena memenuhi kebutuhan konsumen...
Kebutuhan konsumen itu beda2 soal lensa, dan akan sedikit mengurangi segmen pasar kalo sedari awal body plus lensa dijual dalam satu paket...


-dipi-
 
tambahan lagi kenapa lensa dijual terpisah karena ada beberapa lensa yang berbeda fungsinya dan kemampuannya. dari simplenya ada lensa yang batas maksimal zoom nya tidak jauh, ada lensa micro yang fokus untuk memotret objek sangat kecil, ada juga lensa yang memiliki batas zoom yang sangat jauh hingga bermeter2. CMIIW
 
dikit tambahan lagi..
- Tidak ada yg namanya lensa tembus pandang. artinya orang pakai baju bisa nampak dalemannya. meskipun jenis nylon ataupun apa saja.
(kalo ada yg jual ginian, pasti orang penipu!)
- arti F 35mm, D 1:2, 22-100mm, D 1:35-6 dsb.
F(Focus) ..mm arti F == jarak titik fokus lensa.
pengaruhnya pada sudut pandang yg masih nampak tajam pada permukaan cetak, makin besar sudut yg terfokus makin kecil.
D(Diafragma) 1:x,y artinya sinar yg teredam karena pengaruh kaca lensa.
1:2 maksudnya sinar yg masuk/melewati kaca lensa intensitas tinggal 1/2 nya.
Makin bagus kualitas kaca lensa nilai perbandingan mendekati 1:1 (sampai saat ini tidak ada kaca seperti ini ditemukan) paling bagus yg ada 1:1.5; rata2 1:2.2 (muahal)
pengaruhnya.. pada era masih menggunakan film untuk cetak. film yg kurang peka cahaya membutuhkan pembakaran yg kuat/intensitas cahaya besar, membutuhkan redaman kecil.
Era sekarang bisa diabaikan saja kalo cetaknya lewat proses digital. Hasil gambar bisa dinormalkan lewat proses digital.
Lensa ZOOM. maksudnya lensa yg titik fokusnya(F) bisa dibuat variabel.
efek di sudut pandang.
Lensa F 50. lensa dengan titik api 5 Cm. benda dengan jarak 2x5 Cm terrekam jelas di 1 mm^2. misal permukaan cetak 2M Pixel artinya 1 Inch^2 ditempati 2M pixel. rata2 jarak 2,5m hasil cetak bisa fokus/jelas.(coba hitung!)
Lensa "Macro" lensa yg F < 10. jarak 1 Cm jelas tercetak di permukaan Film. Era digital lewat Pixel film disimulasikan dg media semi-konductor.

- n1 -
 
Last edited:
Back
Top