Sinema Elektronik: Pembodohan Masyarakat?

Sinetron: Pembodohan Masyarakat?


  • Total voters
    30
  • Poll closed .
Status
Not open for further replies.
Non benar... walaupun masih subjektif (tergantung yang nonton siapa dulu nih). Kalo yang ditanya ane, ane lebih prefer nonton yang "nambah sesuatu" setelah melihat tulisan "the end", "bersambung", etc, pada akhir sebuah tontonan.

Kalo gak ada yang nambah abis nonton--ane anggap tayangan seperti itu cukup membodohi ane. :D
nah itu berhubungan dengan konten dan unsur sinematografinya, dan bukan main idea yang bisa bikin pola pikir orang jadi mandek.

Terus kalau bentuk kebodohan seperti yang Den Voldie sebut di atas itu, semua jenis tontonan itu bisa jadi membodohi kita.

After all, kalau buat daku sejelek apapun film, sinetron dll itu, pasti ada yang bakal menambah pengetahuan kita walaupun sedikit.
 
pembodohan, kesannya ada grand design yang mengatur sinetron2 di indonesia.
tapi menurutku bukan pembodohan namun kualitas sinetron yang gak bermutu, sehingga terlihat bodohlah orang yang menonton.. wkwkwkwk
 
hmmm...pembodohan? bisa ya pun bisa tidak.
memang banyak cerita sinetron kita yang tidak mendidik seperti cerita dongeng anak-anak yang mengajarkan berharap dan meminta pada mahkluk dan juga mengajarkan untuk tidak bekerja. cukup dengan sim salabim semua terkabulkan. hal-hal ini yang tidak baik.
Nmaun ada juga beberapa cerita yang mendidik tapi ini sangat jarang sekali karena proses pembuatan sinetron sperti ini cukup lama tidak seperti sintron kejar tayang.
sebetulnya ini peluang buat penulis naskah karena kalau dipikirkan ternyata rumah produksi membutuhkan ribuan cerita/naskah setiap tahunnya. Dan apalagi sekarang perefilman sudah mulai bangkit lagi.
jadi ciptakan sesuatu yang bermamfaat...bukan sekedar kejar tayang dan tayang anggota tubuh...[<:)
 
nah itu berhubungan dengan konten dan unsur sinematografinya, dan bukan main idea yang bisa bikin pola pikir orang jadi mandek.

Terus kalau bentuk kebodohan seperti yang Den Voldie sebut di atas itu, semua jenis tontonan itu bisa jadi membodohi kita.

After all, kalau buat daku sejelek apapun film, sinetron dll itu, pasti ada yang bakal menambah pengetahuan kita walaupun sedikit.
ya kalo membahas bungkusnya memang cenderung netral, sebagai tontonan (meskipun ada juga yg menuding sinetron sbg tontonan yg menciptakan budaya "pemalas", seperti reply saya sebelumnya).
kalo membahas contentnya, kebanyakan memang tidak mendidik.
 
nah itu berhubungan dengan konten dan unsur sinematografinya, dan bukan main idea yang bisa bikin pola pikir orang jadi mandek.

Terus kalau bentuk kebodohan seperti yang Den Voldie sebut di atas itu, semua jenis tontonan itu bisa jadi membodohi kita.

After all, kalau buat daku sejelek apapun film, sinetron dll itu, pasti ada yang bakal menambah pengetahuan kita walaupun sedikit.

Berarti, kita perlu mendefinisikan dahulu apa itu "bodoh" dan "membodohkan".
Ini dikutip dari KBBI:

bo·doh a 1 tidak lekas mengerti; tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dsb): anak ini -- benar, masakan menghitung lima tambah lima saja tidak dapat; 2 tidak memiliki pengetahuan (pendidikan, pengalaman): penjajah sengaja membiarkan rakyat -- agar mudah diperintah; 3 cak terserah (kepadamu): kalau tidak menurut nasihatku, --;

mem·bo·doh·kan v 1 membiarkan bodoh (tidak berpengetahuan dsb): penjajah sengaja - rakyat supaya dapat diperalat untuk kepentingan mereka; 2 menganggap (memandang) bodoh: ia sering - teman sejawatnya; 3 menipu; mengakali: polisi gadungan itu telah berhasil - beberapa toko;

Membodohkan --> membiarkan bodoh.

Apabila konten sebuah tayangan itu tidak memberikan hal-hal worthy secara signifikan selama beberapa waktu lamanya. (seperti yang ane bilang sebelumnya: beratus-ratus episode, berjuta-juta iklan, bermilyar-milyar adegan, bertriliyun-triliyun pasang mata--hiperbolis banget... :D) itu sudah dianggap sebagai tindak "membodohkan".

IMHO, kesimpulan yang ane ambil : Ada unsur pembodohan dalam sinetron yang gak mutu.
 
bukan sinetronnya yang membodohi masyarakat.. tapi stasiun televisinya.. yang memberi ruang kepada sinetron kacrut *pinjem bahasanya bentar ya non dipe..* seperti yang selama ini tayang di tivi bisa tayang...

bentuk pembodohannya..??
membiarkan masyarakat (penikmat sinetron tentunya) merasa bahwa ya seharusnya sinetron memang seperti itu.. xixixi.. itu lah pembodohannya..
padahal sinetron bisa saja jauuuuh lebih baik daripada rata rata sinetron yang dibiarkan tayang di tipi tipi saat ini..


eh.. eh.. kalo gitu harusnya darkgrey vote nomer dua dan bukan nomor tiga ya..?? jiaaaaaaah...
maap.. maap.. boleh di benerin gak mbak TS..??
 
Darkgrey mau pilih nomer 2?
Udah aku masukkan ke hitungan di nomer 2, walaupun id nya masih 'tertinggal' di nomer 3....:D



-dipi-
 
Baru aja sekilas lihat tulisan di koran, bahwa sinetron-sinetron yang ada di tv-tv kita itu adalah bentuk pembodohan bagi masyarakat. Bagi gw ini terdengar lucu sih. Bagaimana dengan pendapat kalian?

hampir separuh sinetron yang tayang di TV merupakan bentuk pembodohan. Ini karena para produser hanya mengedepankan iklan ketimbang mutu sinetron itu sendiri
 
hampir separuh sinetron yang tayang di TV merupakan bentuk pembodohan. Ini karena para produser hanya mengedepankan iklan ketimbang mutu sinetron itu sendiri

ada juga sinetron mendidik kayak islam ktp sama sinetron ufo yang pernah tayang di indosiar

memang sih kebanyakan sinetron membodohi masyarakat dan membuat masyarakat di buai harapan melalui mimpi mimpi indah lewat sinetron
 
Pembodohan.. Hiburan..
ahh pilih yang nomor tiga aja : membosankan :D
abis jalan ceritanya rata-rata klise dan jam tayangnya panjaaaaaaaaannnggg boring!! mending nonton Lawak aja deh :p
 
Berarti, kita perlu mendefinisikan dahulu apa itu "bodoh" dan "membodohkan".
Ini dikutip dari KBBI:

bo·doh a 1 tidak lekas mengerti; tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dsb): anak ini -- benar, masakan menghitung lima tambah lima saja tidak dapat; 2 tidak memiliki pengetahuan (pendidikan, pengalaman): penjajah sengaja membiarkan rakyat -- agar mudah diperintah; 3 cak terserah (kepadamu): kalau tidak menurut nasihatku, --;

mem·bo·doh·kan v 1 membiarkan bodoh (tidak berpengetahuan dsb): penjajah sengaja - rakyat supaya dapat diperalat untuk kepentingan mereka; 2 menganggap (memandang) bodoh: ia sering - teman sejawatnya; 3 menipu; mengakali: polisi gadungan itu telah berhasil - beberapa toko;

Membodohkan --> membiarkan bodoh.

Apabila konten sebuah tayangan itu tidak memberikan hal-hal worthy secara signifikan selama beberapa waktu lamanya. (seperti yang ane bilang sebelumnya: beratus-ratus episode, berjuta-juta iklan, bermilyar-milyar adegan, bertriliyun-triliyun pasang mata--hiperbolis banget... :D) itu sudah dianggap sebagai tindak "membodohkan".

IMHO, kesimpulan yang ane ambil : Ada unsur pembodohan dalam sinetron yang gak mutu.

This is it.
Itu lah kenapa daku mempertanyakan definisi pembodohan di postinganku sebelum sebelumnya.
Sinetron itu seperti halnya bentuk sinematografi lainnya, tujuan utamanya adalah sebagai hiburan. Kalaupun ada nilai-nilai lainnya, itu adalah unsur-unsur sekunder yang sengaja dijadikan muatan dalam hasil karya oleh kreator. Orang menonton sinetron sebagian besar tujuannya adalah untuk hal itu. Untuk cari hiburan. So, dari sini udah nggak pas kalau penyebab "kebodohan" itu dibebankan kepada sinetron yang ditayangkan.

Dan daku juga nggak cukup untuk percaya bahwa jika menonton sinetron kita nggak dapat apa-apa, karena at least wawasan kita bisa bertambah. Sekacrut-kacrutnya sinetron, pasti ada hal yang bisa dipetik. Daku sangat percaya itu.
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top