FOTO: Serdadu AS Tertawa Usai Membantai Anak Petani

Dipi76

New member
Serdadu AS Tertawa Usai Membantai
Penulis: Yuli AH | Editor: yuli
Rabu, 23 Maret 2011 | 09:48 WIB

0938028620X310.jpg

Jeremy Morlock, serdadu Amerika Serikat berusia 22 tahun, tampak cengengesan di samping jenazah Gul Mudin, anak petani Afghanistan, yang baru saja dia bantai bersama teman-temannya. Ini terjadi pada 15 Januari 2010 tapi baru sekarang terungkap.


0940272620X310.jpg

Serdadu Amerika Serikat, rekan satu tim Jeremy Morlock yang juga berpose di samping jenazah Gul Mudin, anak petani Afghanistan, yang baru saja dia bantai bersama teman-temannya. Ini terjadi pada 15 Januari 2010, dan Washington pun geger.


0943568620X310.jpg

Dua mayat warga Afghanistan yang dibunuh para serdadu Amerika Serikat. Foto ini berasal dari koleksi salah satu anggota "tim pembunuh" yang akan dihadapkan pada pengadilan militer.​


KOMPAS.com - Kebengisan serdadu Amerika Serikat kembali terkuak. Kali ini melibatkan para serdadu AS yang bersama-sama serdadu negara Barat lainnya sedang menjajah Afghanistan.

Banyak sekali foto dan video yang menunjukkan kelakuan para serdadu AS sedang cengengesan usai membantai warga sipil Afghanistan. Pembantaian sipil serupa sering terjadi tetapi di podium, para jenderal AS berdalih, sasaran sesungguhnya adalah militan bersenjata.

Kini, dari banyak foto dan video para serdadu pembantai itu, ada tiga yang dipublikasikan media Jerman, Der Spiegel, Senin (21/3/2011) dan bikin geger Washington, pusat kendali perang Afghanistan yang kini juga "mengganyang" Libya.

Foto pertama menunjukkan Jeremy Morlock, serdadu AS berusia 22 tahun, sedang tersenyum di samping jenazah Gul Mudin, anak seoerang petani yang baru saja dia bantai. Peristiwa itu terjadi pada 15 Januari 2010.

Seymour M Hersh dari majalah New Yorker menyebutnya tindakan seperti itu kemungkinan bagian dari aktivitas olahraga serdadu AS.

Tuduhan Seymour M Hersh bukan tanpa alas fakta. Selain dia pernah menginvestigasi kebengisan serupa dalam penjajahan Sekutu di Irak, olahraga para serdadu itu juga pernah terungkap di pengadilan.

Foto berikutnya menunjukkan serdadu lain dalam tim Jeremy Morlock yang juga berpose di samping jenazah yang sama. Hanya, ia tak tampak cengengesan. Morlock dan empat serdadu lainnya kini diadili atas tuduhan membunuh tiga warga sipil, termasuk Gul Mudin tadi.

Sedangkan foto ketiga menunjukkan dua jenazah warga sipil yang diikat yang juga berasal dari koleksi foto dan video salah seorang tersangka. Hanya, kasus pembunuhan dua jenazah tersebut belum ditelusuri.

Menanggapi publikasi foto-foto itu, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Rodham Clinton, langsung menelepon pejabat Afghanistan guna mendiskusikan masalah tersebut. Ia tak disebutkan meminta maaf.

Penasehat Keamanan Nasional AS, Tom Donilon, juga menjalin kontak dengan Afghanistan. Maklum, AS sedang merayu Afghanistan agar diizinkan membangun pangkalan militer secara permanen di wilayah negeri itu.

Adapun permintaan maaf disampaikan Kolonel Thomas Collins, sekaligus menyatakan bahwa pihaknya sedang menyiapkan peradilan militer terhadap total 12 serdadu terkait kasus itu. Mereka disebut sebagai "tim pembunuh".

Militer dalam pernyataannya mengakui, tindakan seperti dalam foto-foto itu "menjijikkan bagi kita sebagai manusia dan bertentangan dengan standar dan nilai-nilai Amerika Serikat."

Tetapi, ini bukan kejadian pertama. Salah satunya, serdadu lelaki dan perempuan AS terlihat berpose mengejek para tahanan yang sudah ditelenjangi di penjara Abu Graib, 20 mil di barat Baghdad, Irak.

Itu delapan tahun silam, ketika AS dan sekutunya berambisi menumpas negara berdaulat di bawah kendali Saddam Hussein, dan kemudian menggantungnya. Kini, negara-negara Barat yang sama sedang menjajah Libya di bawah kendali Kolonel Moammar Khadafy.


Sumber: Kompas



-dipi-
 
Memprihatinkan ...... >:'( >:'( >:'(

Amerika .... Amerika .... |:mad: |:mad: |:mad:
Siapa yang lebih berani melawannya ya!!!
Atau berharap pembalasan dari Maha Kuasa.
 
TENTARA IBLISSS!!!

KON...septor HAM YANG BIADAB.
KON...kretnya ya... kayak begini nih mereka.
KON...ferensi besar-besaran perlu diadain nih boat menyoal ini, jangan dibiarin aja. Indonesia bisa dibikin kayak begini di masa depan kalo kita biarin.
KON...swekwensinya kita juga yang nanggung.

SATAN ARMY

*maap emosian nih, ane ngeliatnya* :))
 
Salah kali tuh fotonya. Pasti rekayasa.
Mosok tugasnya melindungi HAM warga sipil berbuat begitu. Nggak mungkin lah. Pasti rekayasa.


~pasang sarcasm detector ya buat yang baca~
 
Lagi, NATO Bunuh Bocah Afganistan
Editor: yuli
Kamis, 24 Maret 2011 | 03:18 WIB

KHOST, KOMPAS.com — Operasi militer pasukan Barat di bawah komando Amerika Serikat di Afganistan sejak 2011 untuk kesekian kalinya memakan korban tewas dari kalangan warga sipil. Seorang bocah tewas akibat tembakan yang ditujukan kepada gerilyawan di wilayah timur Afganistan, Rabu (23/3/2011).

Pasukan koalisi melepaskan tembakan dari udara ke arah mobil yang membawa sekelompok militan di Provinsi Khost, Afganistan timur, tapi serangan itu mengenai kendaraan lain dan menewaskan anak itu.

Keterangan itu dikeluarkan Kepala Kepolisian Khost Abdul Hakim Esahaqaai. Menurut dia, dua warga sipil lain juga cedera dalam insiden tersebut.

"Pasukan koalisi membunuh dua musuh dan melukai dua lain. Namun, ketika mereka melepaskan tembakan, sebuah mobil sipil yang datang dari arah berlawanan juga terkena. Satu anak tewas dan dua orang lain cedera," katanya.

Mubarez Zadran, juru bicara Pemerintah Provinsi Khost, mengonfirmasi peristiwa itu, tapi menolak memberikan penjelasan terinci lebih lanjut.

Sedangkan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO menyatakan masih menyelidiki klaim tersebut.

"Kami melakukan operasi serangan dengan sasaran seorang pemimpin gerilya di Provinsi Khost. Kami mengetahui ada korban sipil dan kami masih menyelidikinya," kata pasukan itu dalam sebuah pernyataan.

Kematian sipil dalam operasi militer merupakan masalah sangat sensitif di Afghanistan ketika pasukan koalisi bersiap-siap menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Afghanistan pada 2014.

Peristiwa terakhir itu terjadi setelah sembilan anak yang mencari kayu bakar tewas dalam serangan udara NATO di dekat perbatasan dengan Pakistan sebelumnya bulan ini.

Masalah kematian warga sipil telah mengikis dukungan rakyat bagi pemerintah Presiden Hamid Karzai yang didukung Barat.

Karzai menolak permintaan maaf panglima pasukan asing dari Amerika Serikat, Jenderal David Petraeus ,atas kematian kesembilan anak dalam serangan udara di Provinsi Kunar, Afganistan timur.

Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afganistan sepanjang tahun lalu. Kementerian Dalam Negeri Afganistan mengumumkan, 2.043 warga sipil tewas selama tahun 2010.


Sumber: Kompas


-dipi-
 
wah nyawa ngak berharga di negara afganistan

kanapa para teroris ngak berjihad di afganistan saja mereka butuh mujahid mujahid yang siap mati

dari pada harus meneror negara indonesia yang cinta damai
 
Back
Top