satriani
New member
PERNAH lupa bawa ponsel saat sedang bepergian? Bagaimana rasanya? Kesal, jengkel dan mengutuk diri itu sudah pasti , yang jelas jika masih ada waktu untuk mengambilnya tentu kita sudah bergegas mengambilnya bukan? Rasa-rasanya sekarang ini tidak ada benda selain ponsel yang begitu lekat dengan aktivitas kita sehari-hari. Satu atau dua dekade lalu, Floppy disket atau yang sering disebut dengan ‘disket’ saja pernah mengalami nasib yang serupa dengan ponsel. Keberadaannya sangat penting dan selalu diperlukan karena floppy disket adalah satu-satunya media penyimpanan data yang portabel, ringkas dan mudah dibawa kemana-mana. Floppy disket bahkan dipandang sebagai sebuah temuan yang menjadi tonggak kemudahan dan kepraktisan dalam dunia sistem informasi. Dari floppy disket, lahirlah berbagai media penyimpanan portabel lain seperti CD, flashdisk, hardisk eksternal, zip drive, dan sebagainya.
Sekarang ini memang sudah tidak begitu banyak orang yang menggunakan floppy disket karena mulai tergusur dengan kehadiran media penyimpanan penerusnya. Namun citra floppy drive tetap melekat di kalangan pengguna komputer karena wujud floppy disket diabadikan menjadi ikon ‘save’ di sejumlah aplikasi komputer. Nah, bagi anda yang ingin mengetahui sejarah floppy disket berikut adalah kisah asal-usulnya.
Floppy Disket berawal
Tahun 1967 teknologi floppy disket mulai dikembangkan oleh sejumlah kru IBM di bawah pimpinan Alan Shugart. Empat tahun kemudian, floppy disket diluncurkan ke pasaran dan mendapat sambutan hangat karena pada saat itu menjadi alternatif media penyimpanan data selain hardisk. Namun saat diluncurkan namanya bukan floppy disket melainkan ‘Memory Disk’. Fisik ‘Memory Disk’ ini berukuran lumayan besar: 8 inci, dan hanya dapat menyimpan data sebesar 79,7 kb (kilobyte). Data yang tersimpan pun tidak dapat dimodifikasi atau dihapus.
Barulah pada tahun 1976, ‘Memory Disk’ berevolusi menjadi floppy disket dengan kapasitas penyimpanan data yang bertambah besar menjadi 160 kb dengan fisik yang lebih kecil: 5¼ inci. Dari sinilah istilah ‘Floppy’ mulai dipakai untuk merujuk pada bentuk fisiknya yang lebih kecil, fleksibel dan gemulai. Sejak itu floppy disket 5¼ inci terus berevolusi dalam hal kapasitas penyimpanan datanya.
Tahun 1984, IBM memperkenalkan floppy disket dengan bentuk fisik yang lebih kecil berukuran 3½ inci dan dapat menyimpan data hingga 720 kb. Kapasitas penyimpanan floppy disket kemudian berkembang menjadi 1,44 megabyte (mb) dan beberapa produsen besar seperti Sony, BASF, Verbatim, Maxell, dll memproduksi berbagai variannya. Floppy disket terus berjaya hingga pertengahan dekade 90an. Pada masa itu, floppy disket menjamur pada setiap pengguna komputer karena merupakan satu-satunya aternatif penyimpan data yang bisa dibawa ke mana-mana karena ukurannya yang pas di kantong.
Di ambang kepunahan?
Kemunduran floppy disket diawali tahun 1998 saat Apple Computer meluncurkan produk iMac yang tidak menyertakan floppy drive dalam produk tersebut. Apalagi kemudian mulai ditemukan teknologi zip drive, CD, DVD, kartu memori, flash disk, dll, sehingga beberapa produsen komputer lain mulai tidak menyertakan floppy drive dalam berbagai varian komputernya.
April 2010, salah satu produsen floppy disket terbesar, Sony, mengumumkan akan segera menghentikan produksi floppy disket pada Maret 2011. Apakah ini menjadi pertanda punahnya floppy disket? Jawabannya, belum tentu! Karena beberapa produsen besar lainnya seperti Verbatim, Maxell, 3M mengklaim masih memproduksi ratusan ribu keping floppy disket setiap bulan. Floppy disket memang masih dibutuhkan oleh sejumlah musisi untuk menyimpan data di instrumen keyboard, begitu pula dengan beberapa mesin ATM tertentu yang membutuhkan floppy disket untuk meng-install programnya. Bahkan komputer produksi mutakhir pun masih sangat membutuhkan floppy disket apabila ingin meng-upgrade BIOS. Bagaimana dengan anda? Apakah masih butuh sang ‘ikon kepraktisan’ ini?
[url="http://www.asal-usul.com/2010/05/floppy-disket-ikon-kepraktisan-yang.html]SUMBER[/url]