Agus Sutikno - Sang Pendeta Tanpa Mimbar

gracedepth

New member
http://www.gracedepth.com/index.php/2017/07/06/agus-sutikno-sang-pendeta-tanpa-mimbar/
Jika seseorang bertanya kepada saya, siapa pendeta favorit mu? Saya akan jawab “Agus Sutikno.”

Siapa itu? Yang mana kah orang nya?

Lah, dia adalah orang pada gambar di atas. Terkejut? Ya saya tau, ketika kalian melihat foto nya, kalian pasti berpikir bahwa ia adalah seorang preman dan bukan seorang pendeta. Tetapi sesungguhnya dia adalah pendeta yang sangatlah luar biasa. Agus mengatakan bahwa dulu nya ia bukanlah orang yang baik. Ia tidak menceritakan tentang masa lalu nya, tetapi ia menganggap bahwa dulu ia adalah orang terjahat dari yang jahat. Tetapi Tuhan telah menyentuh hati nya, dan kini ia telah menjadi pribadi yang baru di dalam Yesus Kristus.

Agus tidak diberikan praktek di gereja-gereja di belakang mimbar oleh karena fisik nya yang penuh dengan tato. Tetapi Agus mengatakan bahwa memang panggilan setiap orang berbeda-beda, dan panggilan dia adalah untuk melayani mereka yang dianggap “terbuang” oleh masyarakat. Ia mengatakan, “mimbar bukan hanya di gereja, tetapi juga di tempat-tempat lain seperti kolong jembatan. Dan oleh karena fisik nya dan latar belakang nya, ia merasa lebih dapat menjangkau mereka yang di jalanan dibandingkan dengan pendeta-pendeta yang memakai jas dan dasi.

Selama 15 tahun, Agus menghabiskan waktu nya untuk melayani para anak-anak jalanan, PSK, orang-orang transgender, dan penderita HIV. Ia mempercayai bahwa anak-anak jalanan membutuhkan pendidikan agar mereka dapat memiliki masa depan yang lebih baik, sehingga ia sering memberikan bimbingan belajar kepada mereka. Ia mengajarkan hal yang berbau pelajaran di sekolah seperti matematika, tetapi juga mengajarkan soal karakter dan etika. Agus juga ingin memberikan harapan baru kepada mereka yang terpaksa menjadi PSK atau telah terkena HIV. Ia mengatakan bahwa yang mereka butuhkan bukanlah penghakiman dari orang lain, yang mereka butuhkan adalah kasih sayang.

Agus mengatakan bahwa di Alkitab ada tertulis, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40). Ketika Agus melihat mereka yang dianggap “terbuang” oleh masyarakat, hati nya tersentuh dan tergerak untuk menolong mereka; ia mengatakan bahwa ini adalah isi hati Tuhan. Maka itu sudah menjadi misi nya untuk melayani mereka semua dengan hidup nya.

Selama pelayanan nya, tentu ia telah ditolak berkali-kali oleh warga karena penampilan nya. Banyak yang berpikir ia memiliki motif jahat yang tersembunyi. Tetapi itu tidak membuat Agus berhenti, ia tetap mengasihi dan melayani mereka hingga mereka melihat bahwa cinta kasih sungguh adalah satu-satu nya yang mendorong Agus datang kesana.

Sebelum saya menulis ini semua, saya telah menonton banyak video Agus Sutikno, mulai dari acara Kick Andy hinga DAAI TV, dan di dalam setiap acara, ia meneteskan air mata. Ia mengatakan bahwa yang ia sebarkan bukanlah agama, tetapi kasih sayang. “Jika saya tidak dapat mencintai mereka yang kelihatan, bagaimana saya dapat mengatakan bahwa saya sungguh mencintai Tuhan yang tidak kelihatan?”

Seorang reporter bertanya, “sampai kapan Mas Agus akan menjalankan ini semua?”

Agus menjawab, “Kalo Tuhan bilang sudah selesai tugasmu, saya akan pulang, pulang ke Sorga! Kalo belom selesai ya lanjutkan perjuangan. Sampai kapan? Saya juga ga tau.”

Kisah Agus telah mengingatkan saya untuk tidak menilai orang dari fisik nya. Dan lebih dari itu, cerita Agus juga telah mengajarkan saya untuk mengasihi orang-orang di sekitar saya—untuk melayani, dan bukan dilayani.

Kita mungkin seringkali diajarkan bahwa kesuksesan adalah ketika kita memiliki banyak uang dan memiliki hidup yang nyaman; tetapi apakah mungkin kesuksesan yang sesungguhnya bukanlah apa yang kita miliki di luar, namun sesuatu yang kita miliki di dalam?
 
Back
Top