Bank BCA itu milik swasta ya? Kenapa bisa sebesar itu ya?

azizi

New member
Mantap Bank milik swasta, kalau gak salah sama seperti pemilik Indofood, bisa jadi Bank no.1 terpopuler ya, bahkan lebih populer dari Bank Mandiri yang gabungan dari beberapa Bank pemerintah
 
Mantap Bank milik swasta, kalau gak salah sama seperti pemilik Indofood, bisa jadi Bank no.1 terpopuler ya, bahkan lebih populer dari Bank Mandiri yang gabungan dari beberapa Bank pemerintah

saham BCA mayoritas dimiliki pemerintah 47,15 persen, melalui FarIndo Investments (Mauritius) Ltd. Sedangkan pendiri BCA, Anthony Salim hanya memiliki saham 1,76%. Sisanya dimiliki masyarakat 51,09%.
 
tahun 1998 pernah hampir bangkrut ya, lagi masa sulitnya karena krismon, karena psikologi massal nasabah takut uangnya hilang di bca, jadi pada tarikin uangnya beramai2, ditambah penjarahan atm

ditahun itu juga dibentuk mandiri, yang gabungan dari beberapa bank yang tidak kuat lagi & merger
 
tahun 1998 pernah hampir bangkrut ya, lagi masa sulitnya karena krismon, karena psikologi massal nasabah takut uangnya hilang di bca, jadi pada tarikin uangnya beramai2, ditambah penjarahan atm

ditahun itu juga dibentuk mandiri, yang gabungan dari beberapa bank yang tidak kuat lagi & merger

era kejatuhan soeharto kala itu. Tragedi tak terlupakan. kala itu ak sedang berada d kota Medan. Ak saksikan gedung2 pemerintah di bakar massa serta bank-bank d jarah duitnya.

kala itu para investor melarikan uangnya ke luar negeri tak mau menyimpannya ke bank2 indonesia dan inilah yang membuat beberapa bank semacam BCA mengalami keterpurukan. Nilai tukar dollar saat itu menembus rp.17.000/dollar
 
Melengkapi semua informasi di atas dan supaya pemahaman tentang BCA menyelusurh maka di bawah ini saya copas beritanya dari sebuah blog :
Sejarah BCA
BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada tahun 2000.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.
Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.
 
Melengkapi semua informasi di atas dan supaya pemahaman tentang BCA menyelusurh maka di bawah ini saya copas beritanya dari sebuah blog :
Sejarah BCA
BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada tahun 2000.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.
Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.

blog acuan diatas diposting thn 2013. Sudah tak relefan lagi





data terbaru yang ada pada situs resmi bank BCA. Pemegang Saham per 31 Maret 2015

1. FarIndo Investments (Mauritius) Ltd qualitate qua (qq) Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono, jumlah saham 11.625.990.000 atau 47,15%. (FarIndo ini afiliated BUMN)

2. Anthony Salim (pendiri BCA), jumlah saham 434.079.976 atau 1,76%

3. Dana Masyarakat, jumlah saham 12.594.940.024 atau 51,09%

total saham BCA per 31 Maret 2015 sebanyak 24.655.010.000 lembar saham
 
Back
Top