jainudin
New member
Kalimat itu terlontar dari lisan seorang ibu muda yang cantik. Di suatu sore, saat kami sedang sama-sama melakukan gerakan senam yang saat itu sangat berat dan melelahkan. Dia mengucapkannya di ujung tarikan nafasnya yang terengah-engah.
Saya percaya bahwa Ibu-ibu yang berada di ruangan itu, sebagian besar memiliki motivasi yang sama, ingin selalu bugar dan menarik di hadapan suami. Sampai rela melakukan gerakan-gerakan sulit yang kalau mengikuti rasa malas, ya jelas enggan melakukannya. Tapi saya menyebutkannya sebagian lho, karena saya tidak bertanggung jawab jika sebagian yang lain punya motivasi yang berbeda. Yang pasti ibu muda cantik yang berbicara dengan saya tadi punya motivasi melakukannya untuk suami, meski ujung-ujungnya ’supaya suami tidak selingkuh’. Sebenarnya motivasi itu bisa dipermanis bila mengakhirkannya dengan kalimat ’Supaya suami senang. Bukankah wanita yang baik itu yang menyenangkan hati suami saat dipandang.’ (Kalau masalah selingkuh, bukan hanya masalah fisik saja yang bisa jadi penyebab, banyak faktor, tapi saya sedang tidak ingin membahasnya sekarang).
Lantas apa hubungannya ini dengan judul ya? Simpel saja…. Contoh diatas adalah merupakan salah satu cara isteri menyenangkan hati suami. Jika saya mengatakannya salah satu, itu berarti masih banyak cara lainnya lagi.
Setelah mengamati lingkungan di sekitar saya, ada beberapa cara yang lain. Misalnya:
1. Berbenah diri secara rutin ke salon. Hal ini dimaksudkan agar senantiasa terlihat fresh di hadapan suami. Saya angkat topi (istilahnya, karena kenyataannya saya gak pake topi kan) pada isteri seperti ini selama dia memang melakukannya untuk suami. Karena bagi saya hal ini sesuatu yang berat. Berat di ongkos dan berat di waktu.
2. Memanjakan suami dengan kreasi masakannya yang lezat-lezat. Terutama bagi tangan-tangan terampil yang mampu menyajikan aneka masakan. Saya punya teman yang dengan bangga bercerita kalau suaminya tidak pernah mau makan di luar. Dia hanya mau makan masakan isterinya di rumah. Berangkat ke tempat kerja pun dia usahakan membawa bekal dari rumah. Selamat deh Bu.
3. Mengatur rumahnya secantik dan seasri mungkin. Begitu sang suami akan pulang, dia membersihkan dan merapikan rumahnya. Katanya, biasanya suami kalau pulang kerja cape, lihat rumah bersih jadi hilang capenya. Good job.
4. Menjadi guru bagi anaknya sendiri. Ada seorang isteri yang rutin mengajarkan ulang pelajaran-pelajaran di sekolah kepada anak-anaknya. Dan sang suami berkata, ”ah aku tak salah memilih isteri.” Bersyukurlah bagi yang memiliki ijazah SPd.
5. Menjadi wanita karir. Ada type suami yang bangga kalau isterinya bekerja. Melihat sang isteri memakai stelan blazer dan sepatu high heel si suami mempunyai kepuasan tersendiri.
6. Ada juga lho yang berhenti bekerja. Total mengurus rumah tangga (memasak, mencuci, membersihkan rumah, mengurus anak-anak, dll all in), juga agar suaminya semakin cinta padanya.
Theme: Freshy by Jide.
Saya percaya bahwa Ibu-ibu yang berada di ruangan itu, sebagian besar memiliki motivasi yang sama, ingin selalu bugar dan menarik di hadapan suami. Sampai rela melakukan gerakan-gerakan sulit yang kalau mengikuti rasa malas, ya jelas enggan melakukannya. Tapi saya menyebutkannya sebagian lho, karena saya tidak bertanggung jawab jika sebagian yang lain punya motivasi yang berbeda. Yang pasti ibu muda cantik yang berbicara dengan saya tadi punya motivasi melakukannya untuk suami, meski ujung-ujungnya ’supaya suami tidak selingkuh’. Sebenarnya motivasi itu bisa dipermanis bila mengakhirkannya dengan kalimat ’Supaya suami senang. Bukankah wanita yang baik itu yang menyenangkan hati suami saat dipandang.’ (Kalau masalah selingkuh, bukan hanya masalah fisik saja yang bisa jadi penyebab, banyak faktor, tapi saya sedang tidak ingin membahasnya sekarang).
Lantas apa hubungannya ini dengan judul ya? Simpel saja…. Contoh diatas adalah merupakan salah satu cara isteri menyenangkan hati suami. Jika saya mengatakannya salah satu, itu berarti masih banyak cara lainnya lagi.
Setelah mengamati lingkungan di sekitar saya, ada beberapa cara yang lain. Misalnya:
1. Berbenah diri secara rutin ke salon. Hal ini dimaksudkan agar senantiasa terlihat fresh di hadapan suami. Saya angkat topi (istilahnya, karena kenyataannya saya gak pake topi kan) pada isteri seperti ini selama dia memang melakukannya untuk suami. Karena bagi saya hal ini sesuatu yang berat. Berat di ongkos dan berat di waktu.
2. Memanjakan suami dengan kreasi masakannya yang lezat-lezat. Terutama bagi tangan-tangan terampil yang mampu menyajikan aneka masakan. Saya punya teman yang dengan bangga bercerita kalau suaminya tidak pernah mau makan di luar. Dia hanya mau makan masakan isterinya di rumah. Berangkat ke tempat kerja pun dia usahakan membawa bekal dari rumah. Selamat deh Bu.
3. Mengatur rumahnya secantik dan seasri mungkin. Begitu sang suami akan pulang, dia membersihkan dan merapikan rumahnya. Katanya, biasanya suami kalau pulang kerja cape, lihat rumah bersih jadi hilang capenya. Good job.
4. Menjadi guru bagi anaknya sendiri. Ada seorang isteri yang rutin mengajarkan ulang pelajaran-pelajaran di sekolah kepada anak-anaknya. Dan sang suami berkata, ”ah aku tak salah memilih isteri.” Bersyukurlah bagi yang memiliki ijazah SPd.
5. Menjadi wanita karir. Ada type suami yang bangga kalau isterinya bekerja. Melihat sang isteri memakai stelan blazer dan sepatu high heel si suami mempunyai kepuasan tersendiri.
6. Ada juga lho yang berhenti bekerja. Total mengurus rumah tangga (memasak, mencuci, membersihkan rumah, mengurus anak-anak, dll all in), juga agar suaminya semakin cinta padanya.
Theme: Freshy by Jide.