Diabetes

Tomoyo

New member
Diabetes​


gangrene1.jpg

Diabetes miletus



Suatu penyakit biasanya ditandai oleh sekresi urine yang berlebihan. Terdapat dalam 2 bentuk: *djabetes insipidus; *diabetes melitus.


Diabetes melitus atau penyakit kencing manis kini menjadi ancaman umat manusia di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, setiap 10 detik ada satu orang pasien diabetes yang meninggal karena penyakitnya itu.

“Angka itu tidak mengherankan jika melihat penderita diabetes di dunia yang jumlahnya mencapai 330 juta orang,” kata Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Departemen Kesehatan, dr Yusharmen D CommH, MSc dalam peringatan Hari Diabetes Internasional, di Jakarta, Kamis (13/11).

Di Indonesia, menurut dr Yusharmen, angka penderita diabetes juga terbilang tinggi. Diperkirakan, jumlahnya mencapai lebih dari 11 juta orang. Hal itu membuat Indonesia berada pada peringkat keempat setelah Amerika Serikat, India, dan China.

Ia menyebut prevalensi faktor risiko diabetes di Indonesia tertinggi disebabkan faktor obesitas atau kegemukan yang mencapai 18,3 persen dari total populasi penderita diabetes. Faktor penyebab lainnya adalah hiperglikemia (11,3 persen), dan hiperkolesterol (12,9 persen).

Dalam kesempatan yang sama Dr Achmad Rudijanto SpPDKE, Ketua Umum Persatuan Diabetes Indonesia, menjelaskan, diabetes merupakan penyakit akibat terganggunya proses metabolisme gula darah di dalam tubuh. Orang dengan diabetes akan mempunyai kadar gula yang sangat tinggi dalam darahnya setelah makan dan menjadi sangat anjlok jika sedang puasa.

“Penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui, tetapi dicurigai kegemukan atau overweight sebagai salah satu faktor pencetus diabetes. Biasanya terjadi pada usia lanjut atau saat usia di atas 40 tahun,” tuturnya.

Ditambahkan, sebenarnya untuk mengetahui atau mendiagnosis pasien diabetes tidaklah sulit. Gejalanya adalah sering kencing terutama pada malam hari, sering minum, sering makan, tetapi badan malah kurus serta lemas dan mudah mengantuk.

“Jika menemukan gejala seperti itu, segera konsultasi kepada dokter. Apalagi, saat kita diperiksa, gula darah acaknya melebihi 200 mg/dl, maka keyakinan itu akan makin menguat,” ujarnya.

Dijelaskan, sering kencing terjadi karena pada orang dengan diabetes akan terjadi penumpukan cairan dalam tubuhnya akibat gangguan osmolaritas darah yang cairan tersebut harus dibuang melalui kencing. Karena banyak cairan yang keluar, maka orang dengan diabetes akan merasa kehausan sehingga menjadi sering minum.

Akibat dari menurunnya kemampuan insulin mengelola kadar gula dalam darah, maka sering terjadi tubuh merespons lain sehingga tubuh dipaksa untuk makan, untuk mencukupi kadar gula darah yang bisa direspons oleh insulin. Jika terlambat makan, tubuh memecah cadangan energi lain dalam tubuh seperti lemak sehingga badan menjadi kurus.

diabetes.jpg

“Pada pasien DM, kadar gula darah ketika puasa lebih dari 120 mg/dl, sedangkan pada kadar gula darah dua jam setelah makan lebih dari 200 mg/dl. Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan kadar gula darah dalam urine yang hasilnya positif,” tutur Achmad Rudijanto.

Staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang itu mengatakan, sebenarnya ada cara mudah dan murah untuk mencegah diabetes, yaitu jalan kaki minimal 10.000 langkah setiap hari.

“Untuk berjalan kaki, yang dibutuhkan hanya alas kaki dan baju kaus, namun yang akan kita dapatkan adalah kesehatan yang tidak ternilai harganya,” ujarnya.

Sebagai gambaran mengapa dibutuhkan jalan 10.000 langkah setiap hari adalah bahwa untuk membakar 1 kalori, orang butuh berjalan kaki sebanyak 25 langkah. Padahal, seseorang makan lebih dari 400 kalori per hari.

“Jangan anggap enteng permen. Satu buah permen kecil itu memiliki 16 kalori. Untuk membuangnya, kita butuh jalan kaki sebanyak 400 langkah. Untuk menekan jumlah pengidap diabetes, ada baiknya trotoar dalam kota diperbaiki sehingga masyarakat nyaman berjalan kaki,” katanya.

Dia menambahkan, banyak masyarakat kita yang beranggapan, diabetes hanya akan menjangkiti orang yang suka makan fastfood. Pendapat itu benar, tapi makanan tradisional seperti nasi yang dimakan dengan jumlah yang berlebihan juga bisa menyebabkan diabetes.

Untitled03.jpg

“Setiap orang mempunyai potensi yang sama untuk terkena diabetes. Namun, orang-orang yang memiliki riwayat kesehatan keluarga diabetes berpotensi terkena diabetes lebih dini apabila menjalankan hidup tidak sehat seperti banyak mengonsumi makanan berlemak, bergula, dan kurang beraktivitas,” katanya.

Menurut Rudijanto, riwayat kesehatan keluarga perlu diperhatikan benar. Jangan hanya dilihat dari kondisi kesehatan ayah dan ibu, tetapi juga kakek, nenek, paman, bibi atau sepupu yang memiliki hubungan darah. “Kalau salah satu di antara mereka ada yang terkena, hendaknya mulai dari sekarang mengatur pola makan agar tidak menyesal di kemudian hari,” ucapnya menegaskan.

Perilaku makan yang buruk seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dan makanan manis ternyata bisa merusak kerja organ pankreas. Jika tidak segera diantisipasi, organ pankreas akan mengalami kelelahan dan memperberat kerja sel beta. Padahal, sel beta adalah “produsen” hormon insulin yang berfungsi mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi.

“Apabila sadar akan kondisi ini, segeralah melakukan perencanaan makan dan banyak melakukan aktivitas fisik karena belum terlambat untuk diperbaiki,” katanya menegaskan.

Menurut Rudijanto, banyak pasien diabetes yang berumur panjang, asalkan taat menjalankan saran ahli. Tak perlu diet ketat, tetapi cukup melakukan perencanaan makan. Dengan demikian, pasien diabetes tetap bisa menjalani hidup seperti orang lainnya. (Tri Wahyuni)

Sumber:suarakarya.com
 
Diabetes Insipidus

Diabetes Insipidus

Diabetes-Insipidus.jpg


383699a5f85bae364e7084b83b707228.wix_mp


stretch-marks.jpg


1) Ked.: Penyakit yang ditandai oleh poliuri (banyak kencing) dengan berat jenis urine rendah dan polidipsi (banyak minum) yang disebabkan oleh rasa haus yang hebat. Dikenal 2 macam, yaitu: 1) yang disebabkan oleh defisiensi hormon antidiuretik (Ing.: antidiuretic hormone, ADH) vasopresin yang dihasilkan kelenjar hipofisis (kelenjar pituitaria) bagian belakang. Vasopresin bekerja pada tubulus distal ginjal, sehingga ginjal menghasilkan urine dalam jumlah dan dengan berat jenis normal (1.003—1.030). Dengan adanya defisiensi vasopresin, ginjal akan menghasilkan banyak urine (5—20 lt/24 jam) dengan berat jenis rendah (1.001—1.003); oleh karena banyak urine dikeluarkaa, penderita merasa haus dan banyak minum. Pemberian vasopresin akan menyebabkan produksi urine berkurang dan berat jenis urine akan naik sampai lebih dan 1.010. Defisiensi vasopresin ini dibagi dalam 2 golongan, ialah: a) diabetes insipidusprimer; sebab-sebab tidak diketahui; dapat kongenital atau familial; terdapat gangguan fungsi kelenjar hipofisis bagian belakang; b) diabetes insipidus sekunder: disebabkan kerusakan kelenjar hipofisis bagian belakang karena infeksi, rudapaksa, tumor, perdarahan atau terangkatnya kelenjar dengan operasi;


2) yang disebabkan oleh gangguan fungsi penyerapan cairan kembali oleh tubulus distal ginjal (diabetes insipidus nefrogenik). Kelainan ini dapat kongenital, familial atau didapat; diabetes insipidus ini tidak mempunyai respons terhadap pemberian vasopresin. Pengobatan diabetes insipidus yang disebabkan defisiensi vasopresin dilakukan dengan vasopresin atau pengobatan terhadap penyakit dasarnya. II) Ked. H.: Diabetes insipidus tidak sering dijumpai, tetapi kemungkinan sebagian besar terdapat pada anjing. Berbagai hal telah diketahui dapat menimbulkan diabetes insipidus: a) penyakit-penyakit yang menyertai sistem urat saraf, seperti tumor otak, kerusakan pada sumsum, perotak, peradangan selaput otak atau sum-sum belakang; b) minum air dingin dalam jumlah besar, diperkirakan menyebabkan timbulnya penyakit tersebut; c) rudapaksa dan hati, tulang belakang; d) penggunaan dan peluruh kemih (diurecum) dalam jumlah besar atau terus-menerus dalam jumlah kecil; e) ada kemungkinan bahwa diabetes disebabkan oleh penularan, akan tetapi hal tersebut belum dapat dibuktikan. Diabetes insipidus, jelas terjadi akibat gangguan vasomotor dan pembuluh-pembuluh ginjal; hal tersebut mengakibatkan kenaikan besar dalam sekresi urine; dapat timbul sekonyong-konyong akibat rangsangan terhadap sistem saraf atau ginjal, atau dapat pula bertahap dalam perkembangannya. Dua gejala yang sangat terkemuka adalah: a) sekresi urine yang melimpah-limpah; sejumlah besar urine dikeluarkan setiap hari; pada anjing sampai 2—4 lt dalam waktu 24 jam, pada kelinci seperempat dan sejumlah tersebut; b) hewan memperlihatkan rasa haus yang hebat; sejumlah besar air diminumnya setiap hari, pada anjing sebanyak 4—10 it. Seringkali hewan karena rasa haus yang hebat, akan minum air kotor atau malahan air kencing. Pada tingkat permulaan, nafsu makan umumnya normal, akan tetapi lama-kelamaan semakin berkurang. Pada tingkat terakhir, nafsu makan dapat hilang sama sekali, hewan menjadi kurus dan timbul berbagai komplikasi. Suhu badan tetap normal sampai tingkat akhir di mana suhu badan dapat menjadi subnormal.
 
Diabetes Bronze

Diabetes Bronze



Jenis diabetes melitus yang terjadi karena *hemokromatosis Pada hemokro matosis terjadi penimbunan pigmen besi hemosi derin pada alat-alat tubuh; di antaranya pada pankreas (keLenjar ludah perut) yang dapat mengakibatkan diabetes melitus dan juga menyebabkan kulit penderita berwarna seperti perunggu (Ing.: bronze).
 
Diabetes Melitus (penyakit kencing manis)


Diabetes Melitus (penyakit kencing manis)​



1) Ked.: Penyakit metabolisme karbohidrat; pada tingkat lanjut bermanifestasi sebag’ai *hiperglike ini (kadar glukosa atau gula darah meninggi), glukosuri (glukosa atau gula dalam urine), pemecahan protein berlebihan dan katabolisme lemak yang dapat mengakibatkan ketosis dan asidosis. Jika penyakit sudah berlangsung lama, dapat timbul komplikasi berupa degenerasi pembuluh darah, retina, ginjal dan sistem saraf. Penyakit dapat menyerang semua umur. Istilah diabetes tanpa keterangan lain berarti diabetes melitus. Dikenal 2 macam diabetes melitus, yaitu 1) diabetes primer: sebab tidak diketahui dan umumnya bersifat herediter; pada diabetes primer terdapat gangguan produksi insulin yang dihasilkan oleh pulau-pulau Langerhans dan kelenjar pankreas (kelenjar ludah perut); 2) diabetes sekunder: dapat disebabkan oleh penyakit lain, di antaranya:
a. penyakit hati, seperti sirosis hati, hemokromatosis; b. penyakit kelenjar adrenal, seperti penyakit Cushing, feokromositoma (tumor kelenjar adrenal), hiperaldosteronisme primer; c. penyakit kelenjar hipofisis, seperti hiperpituitarisme, akromegali; d. penyakit kelenjar gondok, seperti hipertiroidisme; e. penyakit kelenjar pankreas sendiri, seperti radang pankreas, tumor pankreas, perkapuran pankreas. Diabetes secara klinis dapat dibagi dalam 4 stadium, yaitu: 1) stadium I:
disebut juga diabetes potensial atau pra diabetes, dimulai dari masa anak sampai timbulnya gejala diabetes. Pada stadium ini pemeriksaan laboratorium, seperti CGTT (cortisone glucose tolerance test; Ing.), GTT (glucose tolerance test; Ing.) dan kadar glukosa darah puasa normal, dan juga tidak didapatkan gejala klinis diabetes. Berdasarkan diabetes dalam keluarga, seseorang termasuk golongan diabetes potensial, bila saudara kembar identiknya atau kedua orang tuanya menderita diabetes. Kemungkinan orang tersebut akan menderita diabetes adalah 100%. ICemungkinan ini akan lebih kecil, bila salah satu orang tuanya menderita diabetes, ditambah bahwa seorang keluarga dan orang tua yang tidak menderita diabetes, menderita diabetes juga. Pada wanita multipara, yang sering menderita abortus (abortus habitual), melahirkan bayi mati, hamil dengan hidraminon, harus dipikirkan kemungkinan menderita diabetes; 2) stadium II: disebut juga diabetes kimiawi laten. Pada stadium i, pemeriksaan COTT memberikan hasil abnormal pada waktu adanya stress, seperti kehamilan dan penyakit infeksi akut; sedangkan OTT, kadar glukosa darah puasa masih normal dan gejala diabetes tidak ada; 3) stadium III: disebut juga diabetes kimiawi. Pada stadium mi, OTT memberikan hasil abnormal, kadar glukosa darah puasa dapat normal atau abnormal dan gejala diabetes akan timbul pada waktu adanya stress, seperti kehamilan, infeksi akut, rudapaksa, dan operasi; 4) stadium IV: disebut juga diabetes klinis. Pada stadium mi sudah timbul gejala klinis diabetes, seperti poliuri (banyak kencing), polidipsi (selalu haus dan banyak minum), polifagi (banyak makan dan selalu lapar), hiperglikemi, glukosuri dan badan menjadi kurus. Terdapat 2 jenis diabetes, ialah: 1) tipe juvenil (Ing.: juvenile type): gejala diabetes timbul pada masa anak atau dewasa muda. Tipe mi tidak stabil, keto-asidosis mudah timbul. Penderita biasanya kurus, memerlukan pengobatan dengan insulin dan sensitif terhadap insulin; 2) tipe dewasa (Ing.: adult type atau maturity onset diabetes): gejala diabetes timbul pada umur dewasa tua. Tipe mi stabil, keto-asidosis jarang timbul. Penderita biasanya gemuk, kurang sensitif terhadap insulin dan respons terhadap obat-obat anti- diabetes oral adalah baik. Komplikasi diabetes adalah: 1) asidosis, keto-asidosis, koma diabetes; 2) arteri-osklerosis, penyakit jantung koroner; 3) kelainan retina, retinopati diabetes; 4) gangguan saraf, neuropati diabetes, misalnya kesemutan, rasa baal, impotensi; 5) glomerulosklerosis (sindrom Kim-melstiel-Wilson); 6) pielonefritis. Pengobatan terdiri atas diet, latihan fisik dan pemberian insulin dengan suntikan atau obatobat antidiabetes oral, tergantung dan jenis dan penyebab diabetes. II) Ked. H.: Gej ala umum diabetes melitus adalah hewan mudah lelah, tidak bergairah, memperlihatkan rasa haus dan nafsn makan yang meninggi. Selaput lendir mulut kering dan sering terdapat peradangan gusi. Gejala paling khas adalah yang berhubungan dengan alat-alat air kencing. Jumlah urine meninggi, kadang kala dua kali daripada jumlah yang biasa dikeluarkan; warnanya pucat, berbau harum (aseton) dan reaksinya asam; berat jenisnya naik (1.040—1.060). Bila diadakan pemeriksaan urine terhadap kandungan gula, akan ditemukan 3—5% gula. Jumlah kandungan gula tergantung pada jenis makanan yang diberikan. Makanan karbohidrat mempertinggi persentase gula, sedangkan makanan protein akan menguranginya. Bila penyakit makin lanjut, akan terlihat gejala tertentu lainnya: kekeruhan dan sebelah atau kedua belah kornea (*keratitis) atau lensa ( cataract), yang lama-kelamaan menimbulkan kebutaan. *Pneumoni dan ‘gangren dan pantparu dapat timbul. Kelemahan jantung terlihat pada tingkatan terakhir. Dapat pula terlihat gejala lain seperti muntah-muntah, diare dan penyumbatan. Borok pada kulit dan kerontokan rambut yang kadang kala timbul, menunjukkan adanya gangguan umum dalam metabolisme. Pada tahap terakhir hewan menjadi sangat lemah, kurus dan akhirnya mati kepayahan.
 
Back
Top