Dubes AS Masih Betah di Indonesia

Kalina

Moderator
JAKARTA - Lebih dari dua tahun hidup di Indonesia meninggalkan kesan mendalam bagi Lynn B. Pascoe yang baru melepas jabatannya sebagai duta besar (Dubes) AS. Dia menyatakan meninggalkan banyak kenangan indah.

"Saya akan merindukan Indonesia," katanya dalam jumpa pers terakhirnya di Kedutaan Besar AS di Jakarta kemarin.

Diplomat karir berusia 64 tahun tersebut tampak semringah sepanjang jumpa pers. "Saya gembira karena ternyata kalian mau datang ke acara konferensi pers saya yang terakhir di sini," ujarnya.

Dia mengaku, sebenarnya dirinya masih betah tinggal di Indonesia. "Tapi, pemerintah pusat menyuruh saya segera kembali ke AS dan bertugas di PBB sebagai wakil Sekjen PBB untuk urusan politik per 1 Maret nanti," jelasnya.

Siapa pengganti Pascoe di Jakarta? "Penunjukan duta besar sedang diproses dan pemerintah AS yang akan mengumumkan," ujarnya. Dia menyatakan tidak akan memotong jalur tersebut dengan mengumumkannya.

Pascoe mengungkapkan, selama bertugas, dirinya mendapatkan banyak apresiasi dari masyarakat. "Saya menyaksikan, Indonesia telah mengalami kemajuan di bidang ekonomi, hubungan internasional, dan penegakan demokrasi. Karena itu, saya masih ingin bisa menjadi bagian dari proses tersebut," tegasnya.

Kendati menyatakan banyak mengalami hal-hal baik di Indonesia, Pascoe tak mengelak mendapatkan kenangan buruk saat menjadi Dubes. Dengan pandangan menerawang, dia menyatakan bahwa bencana tsunami Aceh adalah kenangan yang terburuk. "Saya ke sana seminggu setelah tsunami. Semua tampak buruk dan hancur," ungkapnya.

Kehancuran itu dia gambarkan sebagai kehancuran yang sangat dahsyat. Kehancuran tersebut tidak hanya dirasakan masyarakat Aceh, namun juga menjadi kehancuran bagi dirinya. "Banyak orang kehilangan anggota keluarga dan harta benda. Kami telah mencoba semaksimal mungkin untuk membantu. Tapi, kami tahu, itu tidak akan mengembalikan milik mereka yang telah hilang. Tsunami adalah musibah yang sangat besar dampaknya bagi Indonesia. Kami pun merasakan hal tersebut," katanya tentang alasan yang membuat negaranya semakin intens membantu Indonesia.

Bukan hanya itu. Kakek dua cucu tersebut menuturkan, hilangnya pesawat Adam Air merupakan momen yang memperat hubungan RI-AS. "Kami menyadari, Indonesia sangat membutuhkan dukungan, terutama dalam mencari posisi pesawat dan kotak hitamnya. Pemerintah kami akan terus mendukung sepenuhnya pencarian itu," tegasnya.

Di depan wartawan, Pascoe berharap penggantinya kelak mau meneruskan program-programnya, selain program bantuan bencana. "Dulu sebelum saya bertugas di sini, pengurusan paspor dan visa selesai dalam 90 hari. Tapi, sekarang semua bisa selesai dalam tiga hari," ujarnya. Dia juga semakin membuka kesempatan seluas-luasnya bagi pelajar Indonesia untuk menimba ilmu di negerinya.

Selain bantuan dan harapannya setelah tidak menjadi duta besar untuk Indonesia, dia memuji keberhasilan Indonesia dalam pencalonan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. "Operasi penjagaan perdamaian di Lebanon adalah ide Indonesia dan kami sangat mendukung serta menghargai tindakan tersebut," kata duta besar AS yang mahir berbahasa Mandarin tersebut.

Hal terakhir yang dia katakan tentang Indonesia adalah kesukaannya pada makanan tradisional. "Saya dan istri sangat menyukai makanan Padang karena rasanya enak. Namun, kami selalu mencoba berbagai masakan tradisional Indonesia," ungkapnya menutup jumpa pers siang kemarin.

Melalui juru bicaranya, Max Kwak, Pascoe menyatakan masih akan berada di Indonesia hingga Senin (26/2). "Sekarang Pak Dubes masih menjalankan tugas-tugas seperti biasa," ujarnya kemarin.
 
Back
Top