Gadis Ini Meninggal Akibat Kanker Otak dari Ponsel

Kalina

Moderator
SEORANG gadis remaja yang biasa menghabiskan waktu berjam-jam berbicara di telepon genggamnya setiap hari meninggal karena tumor otak. Orangtuanya yakin kebiasaan putri mereka menggunakan ponsel memicu tumor yang membunuhnya.

Kurang dari setahun setelah membeli ponsel, Samantha Miller mulai mengeluh sakit kepala, telinga berdenging, dan wajah mati rasa. Dokter mendiagnosis itu karena tumor otak ganas. Setelah melawan penyakit selama 15 bulan, ia tidak bisa diselamatkan lagi.

Orangtuanya, Janet dan Phil, percaya ponsel putrinya harus disalahkan atas kematian Samantha. Keluarganya, termasuk empat saudara Samantha, kini telah berhenti menggunakan ponsel, untuk menghindari kemungkinan terulangnya kembali kasus sang putri yang telah tiada.

Orangtuanya mengaku, Samantha adalah gadis yang cerewet, sangat bersahabat, dan sehat. Namun, sejak mengenal ponsel, ia tidak pernah menjauh dari telepon genggamnya tersebut untuk menelepon teman-teman dan pacarnya dan menghabiskan ratusan pound per bulan untuk mengisi ulang kartu teleponnya.

"Tapi tiba-tiba ia mulai sering merasakan sakit kepala dan kondisinya memburuk dengan sangat cepat. Sangat memilukan mengetahui kondisinya. Kami yakin ia meninggal karena telah menghabiskan begitu banyak waktu untuk menelepon," ujar orangtua Samantha.

Pada Januari 2001 Samantha dirujuk ke rumah sakit Yeovil, di mana ia didiagnosis tumor sangat ganas. Dokter spesialis sempat bertanya kepada Janet dan Phil apakah Samantha memiliki ponsel.

Namun kedua pasangan tersebut enggan menyalahkan ponsel. Pada bulan Maret di tahun yang sama, ahli bedah di Rumah Sakit Frenchay, Bristol, mengoperasi Samantha untuk mengangkat tumor, kemudian dilanjutkan dengan program radioterapi.

Pada Januari tahun berikutnya, gejalanya kembali dan ia masih bertahan, meskipun harus melanjutkan pengobatan dengan kemoterapi. Samantha menghabiskan minggu terakhirnya di kursi roda dan lumpuh di sisi kirinya.

“Ponsel Samantha memiliki antena yang biasa diletakkan di daerah kepala di mana tumor muncul. Memegang telepon begitu dekat dengan telinga mungkin membuat radiasi langsung ke otak. Tentu perlu ada penelitian lebih lanjut, tetapi kini setiap orang memiliki ponsel dan saya tidak ingin orang lain meninggal karena hal tersebut," tutur orangtua Samantha.

Penelitian oleh Dr Alan Preece di Universitas Bristol telah mendukung klaim mereka yang percaya radiasi ponsel tidak aman. Sebuah studi dari relawan menunjukkan emisi memanaskan otak dan mengubah reaksi di otak.

Dalam studi lain, Dr Preece menggunakan contoh cumi-cumi untuk menyatakan bahwa otak manusia dapat diubah oleh impuls listrik. Cumi-cumi berubah warna bila terkena ponsel dan juga menunjukkan waktu reaksi lebih lambat.

“Jumlah bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan telepon selular merusak kesehatan manusia bertambah dari hari ke hari. Dan karena semakin banyak orang menggunakan ponsel mereka lebih lama, kami memperkirakan kasus seperti ini akan tumbuh pesat," katanya, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (1/5/2015).

okezone.com
 
Back
Top