Kisah Duka Anak-anak Jenius

ReZaLdBhAkTi

New member
ANAK-anak jenius pada masa kecilnya terbanyak memang under-prestasi, maka ia disebut gifted with learning disabilities. Mereka memiliki kemampuan yang tak seimbang, antara kemampuan lisan dan aktivitas. Anak-anak yang sudah baik kemampuan berbicaranya, akan lebih baik dalam uji lisan daripada menulis. Dalam uji kemampuan IQ, pada anak-anak jenius yang mempunyai keterlambatan perkembangan bicara, uji kemampuan verbalnya menunjukkan skor yang sangat rendah, sedang skor performalnya tinggi, dan skor kreativitas rendah.
Gambaran seperti ini persis sama dengan gambaran IQ anak-anak autis. Namun skor kreativitas rendah bukan disebabkan ia tidak kreatif, tetapi lebih disebabkan karena ia menderita tidak percaya diri sebagai akibat dari frustrasi terhadap hasil karya dan perfeksionismenya. Di Belanda untuk anak-anak seperti ini, dilakukan suatu uji yang disebut faalangst test, dari sini terlihat bahwa ia menderita faalangst atau ketidakpercayaan diri dan takut berbuat salah.
Pada anak-anak jenius yang sebetulnya sangat jenius yang kemudian disebut profound gifted, justru sering kali terdiagnosa sebagai autis yang terbelakang mental. Mereka menderita disleksia sangat berat, mengalami keterlambatan bicara sangat tertinggal, dan baru mulai belajar bicara di usianya yang keenam atau ke tujuh, bahkan ke delapan. Ada yang sangat terlambat dalam perkembangan motorik kasarnya, dan mulai berjalan pada usia 4 tahun.
Ia bagai benar-benar anak terbelakang mental yang hidup dalam dunianya sendiri dan sangat tergantung pada orang di sekitarnya. Satu-satunya yang menunjukkan ia bukan mental retarded dan bukan autis adalah ia mampu membangun hubungan emosi dan cinta kasih dengan orangtuanya atau orang lain, dan mampu berbahasa isyarat.
Boleh dikata pengetahuan gejala balita jenius yang di Belanda populer dengan sebutan hoogbegaafde kinderen nyaris menjadi pengetahuan umum dalam masyarakat.
Mailing list, website, dan majalah yang merupakan kontak komunikasi antara orang tua dan tenaga profesional banyak dikembangkan oleh masyarakat. Sehari-hari banyak tenaga sosial yang berlatar belakang psikolog dan ortopedagog yang secara sukarela membantu keluarga-keluarga yang terbingung-bingung menghadapi anaknya.
Sekolah khusus yang didirikan lembaga-lembaga swasta yang ditujukan untuk anak-anak jenius ini juga banyak berdiri di hampir di tiap kota. Namun, pemerintah tetap memanfaatkan openbaar basis onderwijs-nya (sekolah dasar) yang dimulai secara wajib di usia empat tahun. Sekolah dasar ini dilengkapi dengan guru yang mendapat brevet khusus untuk pendidikan anak jenius, serta dilengkapi juga dengan materi dan program pendidikan anak jenius. Dalam sekolah-sekolah umum ini anak-anak jenius disosialisasikan secara maksimal bersama anak-anak normal seusia lainnya, dengan tujuan ia mampu membangun dirinya sebagaimana anggota masyarakat normal.
Anak-anak jenius yang telah selesai masa pendidikan sekolah dasarnya bisa melanjutkan ke sekolah yang memang disediakan untuk anak-anak yang mempunyai kecerdasan luar biasa, yaitu atenium.
Meski gejala balita jenius telah dikenal secara luas, namun banyak orangtua yang tidak menyadari bahwa anak mereka penyandang gen jenius. Setelah timbul berbagai masalah, barulah anak-anak ini betul-betul mendapat perhatian.
Semakin populernya DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) tahun 1994 dari American Psychiatric Association anak-anak berbakat ini terjaring dalam berbagai diagnosa gangguan mental dan mendapat terapi sebagaimana diagnosa itu. DSM IV yang dikeluarkan tahun 1994 itu, pada tahun 1998 barulah mulai dipopulerkan di Belanda. Dalam dua tahun saja terjaringlah sebanyak 65.000 (20 persen) anak usia di bawah 10 tahun dinyatakan sebagai ADHD, yang ternyata memang sebagian besar bukan penderita ADHD. Karena itu, awal tahun ini Pemerintah Belanda menyetop penetapan diagnosa yang begitu dini dapat dijatuhkan pada seorang anak. Setelah melalui pengamatan yang panjang berbulan-bulan yang dibantu oleh orangtua, guru, psikolog, dan petugas sosial, serta berbagai tes, barulah diagnosa itu ditegakkan.
Karena masih terjadi salah diagnosa semacam itu, untuk mencegahnya, kini kepada seluruh balita Belanda telah digunakan status yang disebut status van Wiechen ontwikkeling onderzoek. Dengan menggunakan status ini segera dapat diketahui apakah seorang anak mempunyai perkembangan yang tertinggal atau justru lebih cepat (mengalami loncatan perkembangan).
Pada dasarnya, perkembangan dan pertumbuhan balita berbakat ini mengikuti norma yang skalanya besar, waktunya singkat, sayangnya tidak sinkron. Tampak setiap perkembangannya bergelombang dengan skala yang besar, meledak-ledak, tetapi jangka waktunya tidak lama (tidak melebihi dua bulan), namun berkembang satu-persatu yang kemudian menjadikan tampak tidak harmonis dengan berbagai perkembangan yang seharusnya ada di masa balita.
Gejalanya bisa diikuti sejak bayi itu dilahirkan, yaitu merupakan bayi yang sehat, berat dan mempunyai APGAR skor antara 9-10 pada menit-menit pertama. Ia mempunyai pertumbuhan berat badan yang sangat pesat di bulan-bulan awal, tetapi tiba-tiba berkembang secara tenang saat ia mulai banyak gerak. Mempunyai perkembangan motorik yang hebat luar biasa, terkadang tidak melalui masa merangkak, atau masa berjalan, terus berlari. Mampu manjat-manjat, menarik barang berat, dan sangat kuat. Mempunyai otot-otot yang sangat kencang. Gerakannya cepat dan kuat. Mempunyai kemampuan spatial yang baik, berlari cepat dan mengelak dengan sigap jika akan menabrak sesuatu benda. Periang, mempunyai rasa humor yang tinggi dan senang meledek dan bercanda-canda.
Perkembangan bahasa dan kemampuan bicaranya sangat cepat dengan perbendaharaan kata yang luas, atau justru sangat terlambat bicara. Mengalami gangguan konsentrasi, berupa mudah terangsang pada bunyi-bunyian dan gerakan, mempunyai perhatian cepat berpindah-pindah, kekacauan konsentrasi, namun mampu mengonsentrasikan diri secara intens pada hal yang menjadi perhatiannya. Sering memperhatikan benda bergerak seperti roda, air mengalir, dan gerakan berulang membuka tutup pintu, menyalakan dan mematikan lampu, memainkan mobilan maju mundur ke atas dan bawah, mengucurkan air, memutar-mutar pentil radio serta televisi, dan sebagainya.
Di usianya yang sangat dini, tiga tahun, sering terjadi loncatan perkembangan dimensi, ia mampu menggambar wajah orang terdekatnya, biasanya ayahnya. Menggambar berbagai figur hidup, manusia, binatang, lingkungan, dan alam raya. Mampu menyusun alat mainan Lego menjadi jembatan dan bentuk-bentuk tiga dimensi. Menyukai angka dan bilangan, mengenal dan mengingat berbagai macam logo-logo iklan, dan darinya ia mampu mengembangkan kemampuan membaca dan menulis.
Keras kepala, perfeksionis, sering terfiksasi pada satu perhatian, tidak tahan rutinitas, mempunyai perkembangan rasa takut yang hebat, sangat emosional mudah berubah temperamen, spontan, sangat sosial, mudah frustasi dan pemain sandiwara yang ulung.
 
Back
Top