Korban Tewas Gempa Ambon 20 Orang, Ratusan Luka

spirit

Mod
a5bcecfe-5134-4905-a351-5b00d294c182.jpeg

Korban tewas akibat gempa di Ambon, Maluku, terus bertambah. Jumlah korban mencapai 20 orang.

"Total korban meninggal dunia akibat gempa bumi 6,8 SR sebanyak 20 orang," kata Plt Kapusdatinmas BNPB Agus Wibowo, Kamis (26/9/2019).

Korban meninggal itu tersebar di beberapa titik. Selain korban meninggal, ada juga ratusan orang yang menjadi korban luka.

"6 orang luka ringan di Kampung Iha Desa Liang, kurang lebih 100 orang luka-luka akibat gempa di Desa Liang, 1 orang Luka Berat di Desa Waisama Kabupaten Seram Bagian Barat atas nama Jono," ujarnya.

Berikut daftar korban tewas akibat gempa Ambon:

- Batu Kuda Tial korban meninggal dunia sebanyak 3 orang
- 1 orang lembah Agro, Bayi Nanlohi
- Ny Narti
- Frans Masi
- 6 orang meninggal dunia di Desa Liang atas nama Halimah Samual, La Na'i, Wa Ona, Anisa Maruapey, Hamid Laisou dan cucu Hasam Laisou
- 3 orang meninggal dunia di Desa Waai atas nama Ibu Tine Tuasela, Semi Kadidu dan Minggus Souhoka
- 3 orang meninggal dunia di Waisamu, Kabupaten Seram Bagian Barat atas nama Sansia, Aditya dan Johan
- 2 orang belum teridentifikasi



sumber
 
BMKG: Terjadi 66 Kali Gempa Susulan di Ambon

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut terjadi 66 kali gempa susulan pasca gempa magnitudo 6,5 di Ambon. Dari puluhan gempa susulan, ada empat guncangan yang signifikan.

"Hasil monitoring BMKG terhadap gempa Kairatu berkekuatan M 6,5 menunjukkan telah terjadi 66 kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershocks) dengan magnitudo terbesar M 5,6 dan terkecil M 3,0," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kepada wartawan, Kamis (26/9/2019).

Data terkait gempa susulan ini didapat per siang hari ini pukul 12.30 WIB. Empat gempa susulan yang paling signifikan itu tercatat pukul 09.41 WIB hingga pukul 12.28 WIB.

Daryono mengatakan guncangan gempa utama di Ambon pagi tadi mencapai skala intensitas V-VI MMI di Ambon, Haruku dan Kairatu. Imbasnya, sejumlah rumah rusak, enam orang meninggal dunia, dan empat orang luka-luka.

"Pembangkit gempa ini diduga kuat adalah struktur sesar yang melintas di wilayah di wilayah Kecamatan Kairatu Selatan. Dalam peta tektonik, Pulau Seram tampak struktur sesar ini berarah barat daya-timur laut. Sesar ini memiliki pergerakan mendatar-mengiri (sinistral strike-slip). Sayangnya, struktur sesar yang melintas di Kalratu selatan ini belum memiliki nama, sehingga untuk memudahkan menyebutnya dapat kita namai 'Sesar Kairatu'," kata Daryono.


 
Gempa Ambon pertama kali getarannya bisa dirasakan pada pukul 06:46 dengan magnitudo 6,5. Selanjutnya, gempa susulan terjadi dengan magnitudo 5,6 pukul 07.39 WIB. Gempa kembali terjadi pada pukul 09:41 WIB dengan magnitido 3,2.
 
[ame="https://www.youtube.com/watch?v=KIYpYsjRgUI"]Gempa 6.8 M Di Kota Ambon Tidak Berpotensi Tsunami - YouTube[/ame]
 
Korban Tewas Gempa Ambon Bertambah Jadi 30 Orang

b2e17222-a438-4814-95ad-7877b0513a8d_169.jpeg

Gempa berkekuatan 6,5 magnitudo melanda Kota Ambon. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis jumlah korban gempa terbaru.

Sebagaimana diketahui, Kota Ambon menjadi salah satu wilayah yang terkena dampak gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Kamis (26/5) lalu. BNPB merinci korban meninggal di tiap wilayah.

"Data Pusdalops BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Maluku per hari ini (29/9) mencatat 10 korban meninggal dunia dan 31 luka-luka. Sementara itu, total korban meninggal dunia dari tiga Kabupaten di Provinsi Maluku berjumlah 30 orang. Korban tertinggi di Kabupaten Maluku Tengah berjumlah 14 orang, Kota Ambon 10 dan Seram Bagian Barat (SBB) 6. Sedangkan korban luka-luka, total jumlah mencapai 156 orang dengan rincian Maluku tengah 108, Kota Ambon 31 dan SBB 17," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/9/2019).

Agus juga merinci jumlah warga yang mengungsi pascagempa melanda lengkap dengan jumlah bangunan rusak.

"Pascagempa juga menyebabkan terjadinya pengungsian warga. Mereka yang mengungsi berjumlah 244.780 orang, dengan rincian SBB 109.661 orang, Maluku Tengah 108.000 orang, dan Kota Ambon 27.119. Sementara data kerusakan rumah masih terus dilakukan; data rumah rusak di Kota Ambon berjumlah 374 unit dengan rincian 173 rusak ringan (RR), 74 rusak sedang (RS), dan 74 rusak berat (RB). Kerusakan rumah wilayah SBB mencakup 31 RR, 163 RS, dan 106 RB," ujar Agus.

Akibat bencana ini, lanjutnya, Wali Kota Ambon telah menetapkan status masa tanggap darurat pascagempa selama 14 hari. Status tersebut berlaku sejak 26 September 2019 hingga 9 Oktober 2019.

"Wali Kota Ambon menetapkan masa tanggap darurat pascagempa selama 14 hari, terhitung sejak 26 September 2019 hingga 9 Oktober 2019. Kota Ambon menjadi salah satu wilayah terdampak karena gempa M 6,5 yang terjadi pada Kamis (26/5/2019) lalu," lanjut Agus.

Agus mengatakan, BNPB mendirikan Posko Tanggap Darurat selama status tersebut masih berlaku. Posko ini didirikan untuk koordinasi dalam penanganan darurat.






sumber
 
informasi dari twitter resmi BNPB @BNPB_indonesia

Pascagempa M 6,5 Maluku. Korban meninggal tertinggi diidentifikasi di Kabupaten Maluku Tengah, sebanyak 14 orang. BPBD Provinsi Maluku mencatat pada Kamis (26/9), pukul 21.53 WIT, total korban meninggal sebanyak 23 orang.
 
Back
Top