Kalina
Moderator
VIVAlife
Bagi sebagian orang, terkadang menonton televisi adalah hal yang mengasyikkan, bahkan bisa dianggap sebagai kebutuhan. Tapi dibalik ini, menonton televisi terlalu lama, ternyata juga beresiko terkena penyakit jantung. Selain itu, juga gangguan tidur, meningkatkan risiko diabetes, gangguan penglihatan, dan yang terakhir adalah menurunkan jumlah produksi sperma para pria. Keterkaitan menonton televisi berlebih dan penurunan kuntitas sperma ini diungkap dalam penelitian terbaru Harvard School of Public Health (HSPH). Para peneliti menemukan bahwa kesehatan pria secara keseluruhan dapat diukur dari jumlah jam menonton televisi setiap harinya. Mereka yang menghabiskan waktu lama di depan televisi memiliki jumlah sperma yang lebih rendah, dibandingkan dengan pria yang beraktivitas berat. "Dari penelitian ini kami mengetahui tentang gaya hidup yang dapat mempengaruhi kuatitas jumlah sperma dan kesuburan pria pada umumnya," papar penulis penelitian Audrey Gaskins seperti dikutip Zee News. Gaskins dan rekannya menganalisis jumlah sperma
dari 189 pria yang berusia 18 sampai 22 tahun. Peserta penelitian ini memberikan data tentang aktivitas fisik yang dilakukan dan durasi menonton televisi setiap harinya. Termasuk catatan kesehatan seperti penyakit, diet, kebiasaan merokok, dan stres yang dikaitkan dengan gangguan produksi sperma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria yang
menonton televisi lebih dari 20 jam setiap minggunya
memiliki jumlah sprema lebih rendah hingga 44 persen dibandingkan dengan mereka yang beraktivitas fisik berat.
Bagi sebagian orang, terkadang menonton televisi adalah hal yang mengasyikkan, bahkan bisa dianggap sebagai kebutuhan. Tapi dibalik ini, menonton televisi terlalu lama, ternyata juga beresiko terkena penyakit jantung. Selain itu, juga gangguan tidur, meningkatkan risiko diabetes, gangguan penglihatan, dan yang terakhir adalah menurunkan jumlah produksi sperma para pria. Keterkaitan menonton televisi berlebih dan penurunan kuntitas sperma ini diungkap dalam penelitian terbaru Harvard School of Public Health (HSPH). Para peneliti menemukan bahwa kesehatan pria secara keseluruhan dapat diukur dari jumlah jam menonton televisi setiap harinya. Mereka yang menghabiskan waktu lama di depan televisi memiliki jumlah sperma yang lebih rendah, dibandingkan dengan pria yang beraktivitas berat. "Dari penelitian ini kami mengetahui tentang gaya hidup yang dapat mempengaruhi kuatitas jumlah sperma dan kesuburan pria pada umumnya," papar penulis penelitian Audrey Gaskins seperti dikutip Zee News. Gaskins dan rekannya menganalisis jumlah sperma
dari 189 pria yang berusia 18 sampai 22 tahun. Peserta penelitian ini memberikan data tentang aktivitas fisik yang dilakukan dan durasi menonton televisi setiap harinya. Termasuk catatan kesehatan seperti penyakit, diet, kebiasaan merokok, dan stres yang dikaitkan dengan gangguan produksi sperma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria yang
menonton televisi lebih dari 20 jam setiap minggunya
memiliki jumlah sprema lebih rendah hingga 44 persen dibandingkan dengan mereka yang beraktivitas fisik berat.