Selektif menerima calon Karyawan

lala_lulu

New member
Persaingan kerja semakin ketat. Jika ada tiga calon karyawan yang masing-masing pintar, penuh inisiatif, dan pintar serta penuh inisiatif, tentu perusahaan akan memilih calon karyawan yang ketiga.

Intinya, semakin banyak kelebihan yang dimiliki,semakin potensial dia bagi perusahaan. Karena perusahaan memiliki kekuatan yang besar untuk menentukan siapa saja orang yang akan dipilihnya untuk bergabung dengan perusahaannya, maka tak ada cara lain bagi seorang calon karyawan untuk menyesuaikan diri dengan keinginan perusahaan yang diincarya. Dengan mengetahui keinginan dan harapan perusahaan, maka saat melakukan wawancara kerja, calon karyawan bisa membuat perusahaan terkesan.

“Jika calon karyawan tidak mengetahui apa yang diinginkan perusahaan, maka dia tidak akan bisa meyakinkan perusahaan bahwa dia adalah kandidat terbaik untuk posisi tersebut,” jelas pendiri College Recruiter.com Steven Rothberg, seperti dikutip dan career builder.com.

Dalam survei tahun 2009 yang dilakukan oleh Career Builder dan Robert Half International, perusahaan menginginkan calon karyawan yang punya keahlian multitasking (36%), inisiatif (31%), dan kreatif (21%), selain dari keterampilan yang sesuai dengan posisi yang ditawarkan. Careerbuilder juga menanyakan faktor-faktor apa saja yang diinginkan perusahaan dari calon karyawannya. Berikut daftar tersebut.

I. Berpotensi jangka panjang
Perusahaan menginginkan karyawan yang mau mengabdikan dirinya untuk perusahaan. Karyawan yang ingin berkembang bersama perusahaan akan selalu merasa termotivasi dalam bekerja serta selalu memikirkan strategi agar perusahaan bisa terus berkembang.

“Untuk menunjukkan bahwa Anda memiliki sifat ini,Anda bisa bertanya apakah imbalan bagi karyawan yang paling berprestasi dan mintalah mereka memberi contohnya,” ujar President of Personal Management Solutions, Celia Santana.


II Mampu bekerjasama
Alasan ini penting, karena setiap karyawan akan menghabiskan banyak waktunya di tempat kerja bersama karyawan yang lain, Karena itulah, perusahaan harus yakin bahwa Anda bisa memahami peraturan-peraturan tidak tertulis, suka menolong, bisa dipercaya, menghormati rekan kerja, dan kompeten.

Untuk menunjukkannya, Anda bisa menceritakan soal kemauan Anda untuk membantu perusahaan mengerjakan proyek besar dengan sedikit mengesampingkan pekerjaan utama Anda.

III. Mampu menghasilkan uang
Alasan ini penting, karena perusahaan harus tahu apakah karyawan barunya akan membuat perusahaan untung atau justru merugi.

“Perusahaan biasanya suka hitungan secara matematika. Semakin Anda bisa menunjukkan keuntungan yang mereka dapatkan dengan mempekerjakan Anda, semakin besar potensi Anda untuk dipekerjakan.
Misalnya, jika Anda bertugas mengurusi file atau dokumentasi, lakukan perhitungan bahwa dalam beberapa menit Anda bekerja, karyawan lainnya mampu mengakses data dengan lebih cepat,” ujar Rothberg.


IV. Lamaran kerja yang menarik
Surat lamaran kerja ibarat iklan yang mempromosikan diri Anda. “Surat ini adalah refleksi dari diri Anda di mata pembacanya,” ujar President EFLAs sociates Jay Meschke. Jika kesan pertama akan terus teringat, maka surat lamaran yang baik akan mendorong terciptanya kesan yang baik atau sebaliknya.

“Saat membuat lamaran kerja, perhatikan isi, gaya penulisan, dan akurasinya. Coba minta teman Anda yang paling kritis dan skeptis untuk membacanya dan minta sarannya. Lakukan lagi kepada orang dengan sifat yang sama hingga Anda mendapatkan masukan yang cukup banyak,” saran Meschke.

V. Pengalmaan kerja yang relevan
Pengalaman kerja yang sesuai menunjukkan bahwa Anda tak perlu lagi dibimbing secara terus menerus. Perusahaan tentunya tak punya banyak waktu untuk membimbing atau melatih karyawannya.

“Siapkan lamaran Anda dengan kualifikasi, referensi, serta latar belakang yang mendukung. Tak ada cara yang lebih baik dan ini,” tegas Meschke.

VI. Mampu menyelesaikan masalah
Perusahaan sadar penuh bahwa dalam bisnis, perubahan bisa terjadi dengan cepat. Hanya orang-orang yang fleksibel dan mampu berpikir cepat yang mampu segera menyesuaikan diri.

“Carilah cara berpikir menangani tantangan dan masalah dengan cara yang tidak pernah diajarkan di buku. Misalnya saja, Einstein biasanya melakukan pendekatan dengan cara berpikir layaknya anak-anak yang berfantasi dan bekerja untuk mewujudkannya,” ujar Steven.






Sumber : Sindo
 
Bls: Selektif menerima calon Karyawan

Informasi yang bagus namun tidak banyak orang yang benar-benar mengerti dengan baik.
 
Back
Top