Tekanan Bearish Pasar Minyak Mentah Meningkat Akibat Kenaikan Dollar

adidananto

New member
Oil-Offshore-700x357.jpg




Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga minyak mentah mengalami penurunan lanjutan meskipun mulai melambat (8/7). Harga komoditas ini ditutup turun terbatas setelah sempat mencapai posisi paling rendah dalam tiga bulan belakangan. Sentimen negatif masih cukup kuat di pasar minyak karena para pelaku pasar khawatir dengan kebangkrutan Yunani dan anjloknya bursa saham Tiongkok.

Para investor lebih memilih jalan ‘safe haven’ dengan mengoleksi dollar AS dan obligasi pemerintah AS seiring dengan rush yang terjadi pada bank-bank di Yunani. Rakyat negara tersebut menolak kesepakatan bailout yang mengharuskan penghematan besar-besaran di negara tersebut. Sementara itu kondisi bursa saham Tiongkok terus memburuk meskipun pemerintah Beijing telah mengeluarkan berbagai jurus untuk menghentikan kondisi bearish tersebut.

Kenaikan nilai tukar dollar AS juga menjadi salah satu penyebab anjloknya harga minyak mentah. Dollar mencapai posisi tertinggi dalam lima pekan di tengah kekacauan yang dialami oleh kawasan euro. Para pelaku pasar membuang komoditas yang diperdagangkan dengan mata uang tersebut karena harganya menjadi lebih mahal seiring dengan apresiasi dollar.

Di akhir perdagangan Rabu dini hari tadi harga minyak mentah WTI untuk kontrak pengiriman bulan Agustus mengalami penutupan melemah tipis sebesar 20 sen di posisi 52,33 dollar per barel. Harga sempat anjlok nyaris 2 dollar dan mencapai posisi terendah sejak tanggal 10 April lalu.

Harga minyak mentah Brent justru berakhir dengan membukukan peningkatan pada sesi perdagangan tersebut. Harga kontrak Agustus menguat 43 sen


 
Back
Top