Waspadai Stroke Pada Anak

Kalina

Moderator
Stroke adalah gangguan pembuluh darah di otak, ternyata juga bisa dialami oleh anak-anak. Jared Dienst, bocah laki-laki berumur 7 tahun yang didiagnosis mengalami stroke. Awalnya Jared terjatuh di sebuah taman bermain St. Catherine’s Park, Manhattan sambil memegang kepalanya pada tanggal 23 Juni 2008. Sebelum terjatuh Jared sempat bilang ke ibunya bahwa kepalanya sakit, setelah sang ibu memberinya air putih Jared langsung kembali bermain dan menolak untuk beristirahat. Saat jatuh tersebut Jared langsung tidak bisa berjalan dan nada bicaranya menjadi tidak jelas. Jared mengalami kesulitan dalam menggerakkan lengan kirinya. Ketika dibawa ke rumah sakit dokter mengira Jared mengalami kejang dan menyarankan untuk melakukan CT scan, MRI kemudian dokter melakukan observasi selama satu malam.

Keesokan harinya Dr Barry E. Kosofsky dari bagian neurologi anak menunjukkan hasil scan yang memperlihatkan adanya bagian kecil dari otak yang mengalami kerusakan. Hal ini disebut dengan ischemic stroke, kerusakan ini kemungkinan disebabkan oleh adanya gumpalan darah di otak. “Saya sangat kaget mendengarnya, karena jujur saja saya dan istri belum pernah mendengar stroke pada anak-anak,” ujar Jonathan Dienst sang ayah, seperti diberitakan New York Times.

Dua hari sebelum kejadian, Jared masih menjadi anak yang bahagia. Anak kelas 2 sekolah dasar itu punya badan atletis, tampan dan senang bermain baseball dan bola basket di taman. Sekarang ia tidak bisa berjalan, tidak lancar berbicara bahkan ia harus berjuang untuk sekedar mengingat apa warna gudang dirumahnya.

Dr Packard dan Dr Kosofsky menuturkan butuh waktu untuk membantu proses penyembuhan Jared, seiring jalannya waktu otak Jared bisa beradaptasi dan memperbaiki kondisi. “Kebanyakan anak-anak bisa mendapatkan kesembuhan setelah terkena stroke, beberapa diantaranya sembuh total tapi ada juga yang mengalami cacat,” ujar Dr Packard.

Empat hari setelah terkena stroke, Jared sudah menunjukkan kemajuan seperti dapat memegang hidung dengan tangan kanannya meskipun masih gagal untuk tangan kiri. Karena perkembangan tersebut, dokter kemudian menyarankan Jared untuk mengikuti proses terapi. Memasuki Februari 2009, Jared semakin menunjukkan kemajuan. Dokter telah memperbolehkannya melakukan aktivitas ringan seperti bersepeda atau berenang. Hingga akhirnya pada September 2009, Jared telah diperbolehkan bermain basket kembali.

Dr Rebecca N. Ichord, direktur program stroke anak-anak di Children’s Hospital of Philadelphia, mengungkapkan stroke adalah penyebab kematian keenam pada anak-anak. Meskipun jarang, tapi penyakit ini bisa mempengaruhi ribuan bayi atau anak-anak setiap tahunnya. Sampai saat ini dokter belum mengetahui dengan pasti apa penyebabnya, tapi dokter menyarankan agar orangtua lebih cermat dan waspada dalam memperhatikan tingkah laku anaknya.

KORAN INDONESIA SEHAT

http://koranindonesiasehat.wordpress.com
 
Contoh Kasus:

Baru Umur 4 Tahun, si Bocah Sudah 6 Kali Terserang Stroke

Stroke biasanya menyerang orang dewasa, tapi di North Carolina, Amerika Serikat seorang bocah 4 tahun, Caelon Arthur beberapa kali terkena serangan stroke. Saking seringnya, dokter sampai lupa sudah berapa kali.

Anak itu sampai mengalami buta di mata kirinya akibat enam kali terserang stroke. Sedangkan sisi kanannya menjadi lemah. Penyebab stroke yang dialami Caelon masih misteri dan dokter masih bingung.

Caelon terakhir mengalami serangan stroke pada Februari, yang membuatnya harus belajar berjalan beberapa kali.

"Setiap tes yang telah kami lakukan untuk mencoba mengidentifikasi penyebab stroke," kata Dr Tim Gershon, spesialis saraf anak di University of North Carolina School of Medicine kepada Today, Selasa (2/4/2013).

Tes yang dilakukan di luar dari hal yang bisa menyebabkan stroke seperti penyakit jantung, pembekuan darah, tekanan darah tinggi, infeksi otak, anemia, sel sabut, dan penyempitan pembuluh darah.

"Stroke jarang terjadi pada anak-anak dan stroke dengan pola ini sangat jarang terjadi".

"Dia mungkin satu-satunya anak di AS dengan kondisi ini".

Gershon mengaku, ia tak pernah menemukan pasien seperti yang dialami Caelon. Jika ada pasien yang mengalami stroke berulang kali biasanya ada kelainan di pembuluh darahnya.

"Saya belum melihat kasus mereka yang mengalami stroke, setelah stroke pembuluh darahnya terlihat normal".

Gershon kini merawat Caelon dengan vaskulitis otak, penyakit autoimun yang sangat langka dari pembuluh darah otak yang mengganggu aliran darah, yang menyebabkan cedera otak.

Caelon kini menjalani kemoterapi dalam tiga bulan. Jika pengobatan kanker itu bisa membantu, ia akan melanjutkannya. Jika tidak, Gershon akan menghentikan obat dan terus mencari jawabannya."Kami akan mengevaluasinya kembali setiap tiga bulan".

Menurut Gershon, stroke pada anak-anak terjadi pada 3 sampai 15 dari setiap 100 ribu anak pertahunnya. Tapi, kondisi Caelon bukan hal yang bukan biasa karena ia menderita stroke berulang di seluruh otaknya tanpa penjelasan, bukan di pembuluh darah tertentu.

"Biasanya ada pola tertentu yang bisa kita lihat dan pola dia tak membentuk pola," kata Gershon.

"Ini terjadi di seluruh otak. Jika itu masalah pembuluh darah, ini masalah dengan semua pembuluh darah di otak," katanya.

source
 
Back
Top