Penyebab Pemicu Kelainan Bipoplar

Megha

New member
Penyebab Pemicu Kelainan Bipoplar

emosi.jpg

Emosi positif umumnya dipakai untuk memotivasi orang, melawan stres, dan meningkatkan kualitas persahabatan. Namun, suasana hati positif yang ekstrim dapat menyebabkan munculnya ambisi tinggi, perilaku mencari keuntungan, misalnya mengambil risiko yang berbahaya. (PHOTOS.COM)


Menurut sebuah artikel baru dalam Current Directions in Psychological Science Journal edisi Agustus, terlalu banyak emosi yang positif dalam konteks yang salah dapat bertindak negatif terhadap kesehatan banyak orang.

Kelainan bipolar, yang juga dikenal sebagai manic depression, adalah suatu kondisi kejiwaan yang ditandai oleh perubahan suasana hati di mana penderita secara bergantian mengalami periode depresi dan mania (mudah tersinggung), misalnya terlalu percaya diri, mudah marah, energi meningkat, dan kurang tidur.

Psikolog June Gruber di Yale University memeriksa emosi positif ekstrim yang dialami oleh orang-orang yang sedang dalam keadaan remisi (suatu keadaan dimana penyakit atau gangguan tampaknya sudah hilang namun dapat kambuh sewaktu-waktu) gangguan bipolar pada serangkaian konteks yang berbeda.

"Fakta bahwa emosi positif menjadi penyebab gangguan bipolar adalah sesuatu yang unik tentang gangguan bipolar, karena hampir semua gangguan emosional lainnya ditandai oleh kesulitan-kesulitan dalam emosi negatif," kata Gruber dalam jumpa pers Asosiasi Psychological Science.

Sementara menonton film, baik itu yang mengandung emosi positif, sedih, atau menjijikkan, orang dengan riwayat gangguan bipolar melaporkan emosi positif yang lebih besar daripada mereka yang tidak pernah didiagnosis sebagai penderita dalam kondisi tersebut.

Relawan gangguan bipolar masih memperlihatkan emosi positif ketika mengamati gambar seorang anak menangis, seseorang yang sedang melakukan kegiatan yang jorok, atau pasangan romantis yang mengatakan sesuatu yang menyedihkan secara langsung.

Emosi positif seperti kegembiraan dan kasih sayang secara umum memotivasi orang, melawan stres, dan menumbuhkan persahabatan.

Namun, suasana hati positif yang ekstrim telah mempengaruhi orang untuk terlibat dalam perilaku yang ambisius, perilaku mencari keuntungan, seperti mengambil risiko berbahaya, dan memboroskan kartu kredit. Menurut Gruber, beberapa penderita bahkan berpikir mereka memiliki kekuatan khusus.

Risiko gangguan bipolar juga ditampilkan oleh partisipan sehat yang memiliki tingkat emosi positif yang sama tinggi di situasi yang positif, negatif, dan keadaan netral dalam penelitian tersebut.

Gruber mengatakan, psikolog harus waspada emosi positif juga bisa berakibat negatif terhadap orang-orang yang tidak memiliki catatan sebagai penderita kelainan bipolar.

"Meskipun emosi positif umumnya baik untuk kita, namun ketika sudah mengarah ke sisi ekstrim atau dialami pada konteks yang salah, maka keuntungan tadi berangsur-angsur mulai memudar,” pungkasnya.


Erabaru.net (Evelyn So/Epochtimes/bdn)



baru tau ada istilah bipolar
 
Megha kutip dari wikipedia.org


Bipolar disorder (manic-depressive)adalah penyakit otak yang menyebabkan perubahan-perubahan yang tidak biasa pada suasana hati, energi, tingkat-tingkat aktivitas, dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas harian.
Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan. Ini semua tergantung masing-masing pengidap. Banyak orang, yang mengalami periode singkat emosi yang intens, mungkin tidak menyadari mereka mengidap Bipolar Disorder.
 
Back
Top