KETIKA SISWA BERINTERAKSI DENGAN ALAM ; Pohon Pisang Pun Menjadi Berarti

gupy15

Mod
Wednesday, 14 February 2007,
KETIKA SISWA BERINTERAKSI DENGAN ALAM ; Pohon Pisang Pun Menjadi Berarti

Kedaulatan Rakyat Online
BANYAK filosofi alam yang bisa dipelajari dalam kehidupan ini. Salah satunya adalah mengajari manusia untuk bersyukur dengan apa yang dimilikinya. Karena pohon sendiri tidak pernah iri dengan pohon lainnya. Pohon mengerti tugasnya. Manfaatnya, manusia pun menjadi peduli dengan lingkungan alam, karena manusia sadar sangat membutuhkan alam.

Itulah beberapa poin penting yang disampaikan Pengasuh Pondok Pesan Trend Budaya Ilmu Giri, HM Nasruddi Anshory Ch kepada ratusan peserta Sekolah Alam, Sabtu-Minggu (10-11/2) di Ponpes Budaya Ilmu Giri. Ratusan peserta tersebut berasal dari siswa-siswi SMP, SMA dari Banguntapan Timur, dan Berbah Sleman dan mahasiswa dari beberapa Perguruan Tinggi (PT), serta Ikatan Remaja Muhammadiyah.

Kegiatan itu dihadairi Kasubdin Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan Bantul, Drs H Sahari, dan Cerpenis Nasional, H Hamsad Rangkuti. Dalam kesempatan itu pula, Cerpenis ini menyerahkan buku-buku novel karyanya yang berjudul ?Ketika Lampu Berwarna Merah? dan 2 kumpulan cerpen ?Bibir Dalam Pispot? dan ?Sampah Bulan Desember ke 16?.

Di Sekolah Alam ini, peserta akan mengikuti serangkaian kegiatan, seperti Kebugaran Batin. Pada sesi ini, siswa diberi kesempatan untuk mencurahkan problemnya, mulai dari masalah cinta, pekerjaan, studi, sampai keuangan dan keorganisasian. Kemudian dilanjutkan dengan Zona Tahajut pada pukul 02.00-04.00. Keesokan harinya dilanjutkan dengan kegiatan alam, berupa Hiking, Tracking dan Reppling, dipandu oleh 30 tim dari Adelweis Yogyakarta.

Nasruddin mengatakan, tidak ada tumbuhan yang iri dengan tumbuhan lainnya. Sebab tumbuhan menyadari dan mensyukuri tugasnya masing-masing. Misalnya pohon pisang, sebelum memiliki anak, dan berbuah ia tidak akan mati dulu. Begitu juga dengan pohon kelapa yang memiliki berbagai manfaat itu, mulai dari batang pohonnya sampai buahnya.

?Filosofi dari alam ini, fakta adanya, tidak dibuat-buat, semua jelas sesuai dengan yang diciptakan Tuhan. Maka di sekolah alam ini, Ilmu Giri mencontohkan alam sehingga peserta pun benar-benar belajar dari alam,? kata Nasruddin.

Misalnya, lanjut, Nasruddin, siapa yang pernah membayangkan, seonggok jagung bisa mengenyangkan orang satu kampung atau satu dusun. Kecuali mereka orang-orang desa. Bagi sarjana mungkin seonggok jagung tidak bermakna, tetapi bagi orang desa ini sangat berarti, sebab dari satu butir jagung, bisa menghasilkan ribuan butir jagung. Dari sinilah, semestinya manusia belajar investasi yang tepat, peduli alam dan manfaatnya bisa menghidupi masyarakat banyak. (Sifura YA)-d


-----------------------------------------------------------
http://click.adbrite.com/mb/click.p...aab1aa17b14&variation_id=73833&keyword_id=176
 
Back
Top