Yayasan Anak Cacat Didemo

Kalina

Moderator
SILO, Jember - Ratusan warga Desa Garahan, Kecamatan Silo, Jember kemarin berunjukrasa di halaman Yayasan Rehabilitasi Anak Cacat Indonesia. Mereka memprotes keberadaan yayasan yang bertempat di Jalan Raya Jember -Banyuwangi itu karena ditengarai legalitasnya tidak jelas.

Massa yang mayoritas berasal dari Garahan itu berkumpul di sekitar Stasiun Garahan. Setelah berkumpul, mereka berkonvoi menuju lokasi yayasan dengan pengawalan petugas Polsek Sempolan. Konvoi itu juga sempat membuat lalu lintas di jalur Jember - Banyuwangi itu berjalan merayap.

Setiba di yayasan tersebut, warga yang kebanyakan datang dengan mengendarai motor itu memarkir kendaraanya di pinggir jalan. Lalu mereka masuk ke dalam halaman yang luas dan ber-paving stone itu. Satu pleton petugas Dalmas Polres Jember disiagakan dengan dibantu petugas Satpol PP Kecamatan Silo.

Di halaman yayasan tersebut, mereka menggelar orasi. Mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan Pak Bupati, Segera Bekukan?! Yayasan Ini Bermasalah, Melanggar UU Yayasan No 16/2000. Mereka juga didampingi beberapa aktivis LSM dari Jember yang tergabung dalam Koalisi LSM Kabupaten Jember dan Masyarakat Peduli Garahan.

Setelah menggelar orasi, warga sempat berniat menyegel gedung yayasan. Tapi, upaya massa itu dicegah oleh Kapolsek Sempolan AKP M Sudariyanto. Negosiasi pun sempat berjalan alot. Akhirnya, diambil jalan tengah, mereka hanya boleh menyegel secara simbolis di pintu halaman yayasan.

Menurut Abdul Kadar, salah satu aktivis Koalisi LSM Kabupaten Jember, pihaknya mendampingi warga Garahan yang unjuk rasa karena keberadaan yayasan yang bakal diperuntukkan anak-anak cacat itu tidak jelas legalitasnya. "Misalnya, perijinan pendirian lembaga atau yayasan tidak ada," ujarnya.

Selain itu, kata dia, ijin operasional yayasan juga belum ada. Kalau memang diperuntukkan anak-anak cacat, maka sangat terkait dengan masalah kesehatan. Setelah dicek ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember, belum ada pengajuan ijin dari yayasan tersebut.

Kadar menambahkan, masyarakat Garahan juga tidak diajak bicara sebelum yayasan ini didirikan. Sehingga, maksud dan tujuan pendirian yayasan berikut gedungnya itu tidak diketahui warga dan dianggap tak transparan. "Kami juga mencium indikasi adanya upaya alih fungsi dari yayasan sosial menjadi bisnis. Karena belakangan banyak turis masuk ke yayasan. Di dalamnya juga ada kamar-kamar," paparnya.

Menghadapi tudingan itu, Ilham Dinata, ketua Yayasan Rehabilitasi Anak Cacat Indonesia mengatakan, pendirian gedung yayasan sudah didapatkan. Hanya, izin operasional sebagai panti rehabilitiasi anak cacat belum ada karena masih dalam proses di Dinas Sosial. "Sebab itu bisa dibuktikan, di dalam sana tidak ada satu pun anak cacat," ujarnya saat menemui demonstran.

Menurut Ria, salah satu pengelola, Yayasan Rehabilitasi Anak Cacat ini didirikan atas bantuan dari Yayasan SSK yang ada di Belanda. Salah satu pihak yang membantu pencairan dana dan mengawal pendirian yayasan adalah Rog Van Rees yang kemarin sempat menyaksikan demonstrasi dari dalam gedung yayasan.
 
Kacian deh loe !!!

memang kata mbah buyut saya jaman ini sudah jaman edan...
ada banyak sekali orang yang tidak buta tetapi tidak bisa melihat ada banyak orang yang pinter tapi tidak mengerti dan keblinger sampe ngiler...
dan ada orang yang gampang naik darah tapi gak tahu juntrungannya !!!

Kalau mau marah musti siap malu dulu, siapa tahu yayasan tersebut sudah melakukan prosedur legalitasnya tetapi belum selesai, lagian tujuannya kan baik buat ngebantu yang kurang mampu dan cacat...

coba aja suruh LSM tersebut yang berbuat begitu kalau mereka punya kemampuan !!!

Buat saya ini memalukan, sudah sedemikian rendahkah moralitas bangsa kita ?

Jawabannya ? coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang he he he...

Salam,
 
Back
Top