Kuota Beras Impor Jawa 280 Ribu Ton

Kalina

Moderator
JAKARTA - Departemen Perdagangan telah menerbitkan surat penugasan impor beras 500 ribu ton kepada Perum Bulog. Empat belas pelabuhan tujuan di Indonesia telah ditetapkan beserta kuotanya. Di antara jumlah itu, 280 ribu ton beras impor akan masuk ke Pulau Jawa.

"Beras impor 500 ribu ton harus dikirim sesuai dengan pelabuhan tujuan yang ditetapkan sesuai kuota masing-masing," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu kemarin.

Penerbitan surat penugasan itu merupakan tindak lanjut hasil rapat koordinasi perberasan yang dipimpin Wapres Jusuf Kalla di gedung Bulog pada 13 Februari lalu. Pemerintah menugaskan Bulog untuk mengimpor beras yang diharapkan masuk pada Maret-April mendatang.

Mari menjelaskan bahwa kebijakan impor beras kali ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan setidaknya tiga alasan. Pertama, menstabilkan harga beras yang terus melonjak saat ini. Kedua, menjaga stok pemerintah yang sudah menipis. Dan ketiga, mengantisipasi kekurangan stok beras nasional akibat musim kering. Pemerintah tidak menginginkan harga beras terus melonjak sehingga memberatkan rakyat.

"Untuk itu, pemerintah harus mempunyai stok beras dalam jumlah cukup yang -bila diperlukan- dapat digunakan dalam operasi pasar guna menstabilkan harga," tegasnya.

Penugasan impor beras tersebut diberikan melalui Surat Menteri Perdagangan Nomor 138/M-DAG/2/2007 tertanggal 14 Januari 2007. Beras impor itu akan masuk melalui pelabuhan-pelabuhan tertentu dengan jumlah yang telah ditetapkan pemerintah. Pelaksanaan impor beras sudah bisa dilakukan sejak diterbitkannya surat penugasan tersebut dan harus berhenti pada 30 April 2007. Hal itu bisa dibuktikan melalui tanggal pendaftaran pemberitahuan pabean berupa Manifes (BC 1.1) sesuai dengan ketentuan pabean yang berlaku. "Sebagai langkah antisipasi, pemerintah juga menyiapkan opsi untuk melakukan impor beras tambahan sebesar 500 ribu ton," ungkapnya.

Di antara 500 ribu ton beras impor tersebut, 280 ribu ton direncanakan bakal masuk melalui tiga pelabuhan besar di Pulau Jawa; yaitu Tanjung Priok, Jakarta (40 ribu ton); Tanjung Emas, Semarang (60 ribu ton); dan Tanjung Perak, Surabaya (180 ribu ton).

"Pelabuhan Tanjung Perak paling banyak karena kapasitas gudangnya besar dan sebagian dialokasikan untuk daerah-daerah di Indonesia bagian timur," ungkap Dirjen Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan Diah Maulida kemarin.

Mengenai opsi mengimpor beras 500 ribu ton lagi, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Depdag Ardiansyah Parman menegaskan, hal itu bergantung pada pengadaan stok beras Perum Bulog pada masa panen raya Maret-April 2007.

Dia mengatakan, keputusan impor yang diumumkan Wapres Jusuf Kalla adalah 500 ribu ton dilakukan segera dan opsi impor 500 ribu ton lagi akan dilakukan jika diperlukan. "Opsi impor lagi akan dikaitkan dengan posisi stok yang dikelola Bulog. Kalau pengadaan dalam negeri pada April belum memenuhi keamanan stok, ya dilakukan juga," ujarnya.

Menurut dia, opsi impor tambahan akan ditentukan setelah mengevaluasi hasil operasi pasar yang sedang berlangsung dan perkembangan pelaksanaan impor beras sebelumnya. Untuk itu, sejak minggu lalu, pemerintah menyempurnakan mekanisme operasi pasar (OP) beras dengan meningkatkan jumlah dan titik OP hingga harga beras stabil. Bahkan, titik OP ditingkatkan melalui penyaluran ke instansi seperti kantor pemerintahan, TNI, dan Polri. "Kalau ada instansi pemerintah yang ingin dimasuki beras OP, bilang saja," tuturnya.

OP yang langsung ke masyarakat tetap dilakukan dengan harga Rp 3.700 per kilogram dan raskin Rp 1.000 per kilogram. Penerapan mekanisme OP besar-besaran yang dilakukan pemerintah juga dipertimbangkan atas dasar terjadinya bencana banjir di wilayah Jakarta beberapa waktu lalu.

"OP ini akan lebih efektif karena akan menyalurkan beras dalam jumlah yang tidak terbatas dan dilaksanakan melalui semua lini atau tingkat distribusi," ungkapnya.

Secara keseluruhan, Ardiansyah mengatakan bahwa OP beras sejak Desember lalu dilaksanakan sebagai dampak kemarau panjang yang menyebabkan terjadinya gangguan pada keseimbangan pasokan dan permintaan. Namun, karena terjadi peningkatan harga pada Februari 2007, pemerintah kembali mengefektifkan OP.

Hingga saat ini, sudah terjadi penurunan harga beras di Pasar Induk Beras yang menjadi acuan harga Jabodetabek. Harga beras medium kualitas setara IR 64 III pada 10 Februari 2007 adalah Rp 5.300 per kilogram, hari ini (kemarin) sudah turun menjadi Rp 5.000 per kilogram. "Di Surabaya, harga beras juga turun rata-rata Rp 300 per kilogram," jelas Ardiansyah.
 
Back
Top