Korban Levina Jadi 20 Tewas

elbar

New member
AMANKAN LEVINA I Bangkai KM Levina I (kanan) ditarik tugboat Jayakarta 3 menuju perairan Muara Gembong yang diambil SINDO dari rescue boat milik Basarnas di sekitar Teluk Jakarta, kemarin. Bangkai kapal yang terbakar di perairan Kepulauan Seribu, Kamis (22/2), itu dipindahkan agar tidak mengganggu pelayaran.

JAKARTA (SINDO) ? Direktorat Polisi Air (Polair) Polda Metro Jaya akhirnya menahan nakhoda Kapal Motor (KM) Levina I Andi Kurniawan dan mualim I Sunaryo menyusul kebakaran kapal tersebut hingga menyebabkan 20 orang tewas di Perairan Kepulauan Seribu, Kamis (22/2). Sebelum penahanan ini, nakhoda dan mualim 1 lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka. Direktur Polair Polda Metro AKBP Frederick Kalalembang mengatakan, penahanan nakhoda dan mualim I KM Levina I dilakukan pada pukul 14.00 WIB kemarin. Mereka ditahan setelah polisi meyakini adanya kelalaian mereka saat menjalankan tugas.

Dari hasil pemeriksaan,keduanya dikenakan Pasal 188 KUHP subsider Pasal 359 dan atau Pasal 266 mengenai kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya seseorang, atau pemalsuan dokumen hingga tidak sesuai dengan manifes penumpang KM Levina I. Menurut Frederick, dalam manifes KM Levina I terdapat 38 orang penumpang yang tidak terdaftar.Dia menjelaskan, di manifes hanya tertera 227 penumpang, selain 31 sopir truk, dan 17 anak buah kapal (ABK) hingga jumlahnya 275. Padahal, semua penumpang yang ditemukan mencapai 313 orang. ?Jadi, yang tidak terdaftar ada sekitar 38 orang. Ini kan merupakan kesalahan besar hingga wajar kalau ancaman terhadap mereka selama lima tahun kurungan penjara,? kata Frederick, kemarin.

Sampai saat ini, Polri belum mengetahui secara pasti penyebab kebakaran di KM Levina I.Menurut Frederick,sampai kemarin, penyidik telah memeriksa 17 ABK, tiga orang sopir truk,satu orang kenek truk dan sembilan penumpang sebagai saksi. Mengenai kemungkinan adanya tersangka baru, dia mengatakan bisa saja terjadi. Untuk mengetahui kebenaran dugaan adanya zat kimia dalam sebuah truk yang dikatakan menjadi akibat kebakaran, Polri telah menurunkan tim penyidik forensik. ?Bisa saja ada cairan lain dan ini kita akan cari tahu.Penyidik juga akan kembali memeriksa sopir truk lain sebagai saksi,? ujarnya. Sebelumnya, nakhoda KM Levina I Andi Kurniawan mengaku kelalaiannya tidak mengecek muatan kapal dan tidak memberikan peringatan kepada penumpang. Menurut Andi, dia ketiduran setelah menonton tayangan sepak bola Barcelona vs Liverpool di televisi.

Di tempat terpisah Kabid Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Panji Nirwana mengatakan, saat ini tiga kapal terdiri dari tugboat Jayakarta III,KM Levina II, dan KRI Raibu tengah mengevakuasi bangkai kapal tersebut ke Bui Barat yang berada di wilayah Lego Jangkar,Jakarta Utara,kemarin. Dia mengaku, penarikan bangkai kapal ini dilakukan sejak pukul 01.00 WIB, kemarin. ?Kapal tersebut sudah bergeser 30 mil ke arah timur dari posisi semula, atau sekitar 80 mil dari pelabuhan Tanjung Priok,? ujarnya. Menurut Panji, saat penarikan, kecepatan tugboat hanya 5 knot karena kondisinya yang sudah tidak seimbang.

?Saat dilakukan evakuasi, Levina I masih mengeluarkan asap tebal dan api yang belum sepenuhnya padam,?katanya. KM Levina I bersandar di Bui Barat yang berada di lokasi Lego Jangkar,Pelabuhan Tanjung Priok pukul 21.30 WIB tadi malam, setelah dua hari terombang-ambing di Laut Jawa. Sebelumnya, kapal tersebut berada di antara Pulau Kelapa dan Pulau Rakit. Karena ombak besar, kapal tersebut tergeser hingga 30 mil laut dari tempat kejadian awal. Pada beberapa bagian kapal masih terlihat terbakar dan puluhan petugas pemadam dari Dinas Kepanduan PT Pelindo II sibuk memadamkan api dengan kapal tunda Jayakarta III.Api yang masih berkobar tersebut berasal dari kabin kapal tempat puluhan kendaraan roda empat berada. Dari jarak 200 meter, masih terlihat kepulan asap memenuhi kapal.

Bahkan, bau asap hingga radius ratusan meter bisa terendus. Kapal yang masih terdampar tujuh mil dari Pelabuhan Tanjung Priok ini hampir tenggelam karena beberapa bagian telah dipenuhi air laut. Bahkan, pada lambung sebelah kiri buritan kapal telah terisi penuh air sehingga untuk menstabilkan posisi kapal, selain air harus dibuang,lambung kanan kapal juga harus diisi dengan muatan. ?Ini yang membuat evakuasi bangkai kapal jadi sulit,? kata Nafri, kepala seksi Tim SAR KPLP Tanjung Priok. Rencananya, setelah sampai di Lego Jangkar,Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan petugas kepolisian akan melakukan penyelidikan terhadap bangkai kapal tersebut.?Kapal itu nantinya akan diserahkan kepada pemiliknya, apakah akan dibawa ke dok atau tidak,? tandasnya. Koordinator Investigasi KNKT Ruthanna Simatupang mengatakan, pihaknya sudah meminta keterangan beberapa orang penumpang dan anak buah kapal (ABK) terkait musibah tersebut. ?Saat diwawancara, semua penumpang mengaku tidak ada koordinasi saat pembagian pelampung,sebab seluruh penumpang panik,?katanya. Menurut Ruthanna,saat ini KM Levina I sudah bersandar di Lego Jangkar,Tanjung Priok.

Rencananya, tim KNKT akan mengambil residu untuk diteliti di laboratorium. Dia mengaku belum bisa mengambil residu sebab kondisi fisik kapal masih belum memungkinkan untuk dilakukan penyelidikan. ?Mungkin, kalau kapal sudah dingin dan tidak ada gas beracun atau hal lain yang membahayakan, kami baru naik ke kapal untuk melakukan penyelidikan,? ujarnya. Menurut Hanna, langkah pertama yang dilakukan KNKT adalah mengambil residu untuk dilakukan penelitian di laboratorium. ?Residu itu akan diteliti di laboratorium ITB atau UI untuk mengetahui penyebab kebakaran,?ujarnya. Dia mengaku, selain meneliti residu, pihaknya juga akan mengkaji fire safety plan yang terdapat di kapal tersebut, bagaimana dengan keberadaan tabung pemadam, karbondioksida (CO2) dan perlengkapan keamanan lainnya. ?Semuanya akan kita selidiki secara mendalam,? paparnya. Di tempat yang sama, kuasa hukum KM Levina I,Tekky Toreh,mengatakan, untuk menutupi biaya operasional, pihaknya berencana mengoperasikan KM Levina III ?Kami belum bisa pastikan kapan kapal itu mulai beroperasi,? ujarnya singkat.

Empat Jenazah Ditemukan

Sementara itu,korban kebakaran KM Levina I terus bertambah. Kemarin, tim SAR berhasil menemukan empat korban lain.Mereka adalah Agustin Parjah, 39, warga Cibitung Ciwalat Kec Pabuaran Sukabumi, Jawa Barat; Ahmad Fauzi, 37, warga Jati Lawang, Banyumas, Jawa Tengah; Sadam, 35, warga Kampung Cijalarang, Desa Tangkisari, Pandeglang, Banten; dan Yanto, 45, warga Jln H Tajudin RT 06/04, Cimahi, Jawa Barat. Dari saku celana Yanto, petugas menemukan tiket dengan nomor 045528. Koordinator Evakuasi dari Komando Kesatuan Kapal Amfibi TNI AL Kolonel Didin ZA mengatakan, sampai saat ini keempat korban dibawa dengan menggunakan KRI Viper ke Pelabuhan Tanjung Priok.

?Dua korban belum diketahui identitasnya, sedangkan dua lagi sudah diketahui, tapi masih harus didalami,?katanya,kemarin. Dia memastikan, empat jenazah itu adalah korban KM Levina I dengan alasan ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian kecelakaan. Menurut Didin,Agustin ditemukan pukul 14.06 WIB,menyusul Ahmad Fauzi pada pukul 15.00 WIB di 12 mil dari tempat kejadian awal terbakarnya KM Levina I. ?Jenazah kemudian langsung dibawa ke RSCM,?akunya Sampai saat ini, belum ada pihak yang mengaku sebagai keluarga para jenazah tersebut.

?Bukan, itu bukan keluarga kami yang hilang,? kata Saidah, salah satu keluarga korban,setelah melihat empat jenazah yang berhasil ditemukan tim evakuasi,kemarin. Puluhan keluarga korban KM Levina I yang mengaku kehilangan keluarganya masih banyak yang menunggu di Pelabuhan Tanjung Priok. Mereka berharap bisa bertemu keluarganya yang hilang akibat terbakarnya KM Levina I. Mereka memutuskan tetap menunggu di ruang posko penyelamatan KM Levina I Pelabuhan Tanjung Priok. Maesal Hearoh, 35, yang masih bertahan di Pelabuhan Tanjung Priok kepada SINDO bercerita,dia kehilangan anak yang bernama Lukman Hakim,13.Wanita asal Cimahi, Jawa Barat, itu mengaku anaknya menggunakan KM Levina I bersama paman bernama Edi Nurbagja, 33.

?Mereka rencananya mau kerja di Bangka, jualan mainan,? katanya sambil terisak. Saat ini, Edi Nurbagja sudah ditemukan, sedangkan nasib Lukman Hakim belum diketahui. Dia bercerita Lukman berangkat pada Rabu (21/2) pagi, untuk ke Bangka. ?Saya baru mengetahui adanya kecelakaan itu dari stasiun televisi RCTI, setelah itu saya langsung ke sini, tetapi anak saya belum ditemukan,?akunya sambil terus menangis. Maesal mengaku sudah berusaha mencari ke seluruh posko, namun belum juga ditemukan. Hal yang sama dialami Sama,49. Dia mengaku kehilangan anaknya, Makrus,17,warga Blok VI RT 20/09, Panguragan, Cirebon. Dia menjelaskan anaknya menggunakan nomor tiket 04834 KM Levina I.?Saya sudah tiga hari di Terminal Tanjung Priok. Saya sudah ngecek ke seluruh rumah sakit, seperti RSCM, Mintoharjo, dan RS Pelabuhan,tapi hasilnya nihil,? akunya. (hermanto/ sucipto/andi saputra)


 
Kalau saja manusia bersedia untuk melakukan self control, kemungkinan kecil terjadi bencana seperti terbakarnya Levina I. Self control tentu tidak hanya mencakup kemampuan manusia sendiri, melainkan juga peralatan yang dipakai atau sarana yang dipergunakan untuk mencari nafkah. Kasus hilangnya Adam Air adalah bukti kecerobohan manusia yang membiarkan saja (secara teknis) mesin pesawat yang seharusnya di cek ulang setiap periode tertentu. Kendati pesawat tersebut masih layak terbang tetapi kontrol rutin dan berkala terhadap kemampuan mesin perlu untuk terus dilakukan. Demikian halnya dengan tragedi Lavina I. Kapal yang sudah berusia lebih dari 20 tahun dan terus menerus dipakai tanpa pernah dikontrol kinerja mesin dan sebagainya pada akhirnya meletupkan suatu ketidaknormalan yang berujung terbakarnya kapal itu sendiri. Dengan alasan apapun, perawatan mesin, pemeriksaan spare part atau bagian-bagian kecil lain yang vital harus merupakan prioritas perhatian utama, sehingga kemungkinan-kemungkinan terjadinya tragedi yang menewaskan sejumlah orang dapat dicegah. Memang semua itu tidak lepas dari suratan takdir atau apalah..tetapi manusia kan dilengkapi logika berpikir. Jadi perencanaan demi pencegahan sebelum terjadi bencana hendaknya dijadikan pertimbangan utama.
 
tadi sore katanya staf wartawan lativi yang meliput levina ada yang meninggal

ya tuhan sampai kapan indonesia akan di berikan bencana terus menerus.....
 
Nah..dampak akibat kecerobohan manusia harus ditebus dengan nyawa puluhan orang. Kalau sudah begini, kita sibuk dan ramai-ramai mencari kambing berwarna hitam. Untuk dijadikan tumbal, dijadikan tersangka kemudian dijebloskan ke bui. Tapi bagi yang telah kehilangan anak, istri, suami, kerabat atau kawan bisnis sama sekali tak tergantikan oleh materi apapun. Indonesia memang masih masuk dalam lingkar bencana hingga lima tahun ke depan. Tidak ada cara lain kecuali harus lebih intensif melakukan self control.
 
Back
Top