Malam Jahanam

Dinginnya semilir angin dan suara jangkrik menghiasi malam itu,kami bertiga duduk di sebuah gubuk yang biasanya di pakai untuk meronda oleh para hansip,tapi malam itu tak ada satupun dari para penjaga malam yang berjaga-jaga disitu,mungkin karena mereka sedang keliling kampung,

Kami bertiga datang dari kota sedang berkunjung ke desa ku,sekedar untuk melepas penat dari kesibukan kota jakarta yang semrawut,dan malam itu adalah malam pertama bagi kami di desa,kebetulan kedua orang temanku ini suka berpetualang,dan kami sering melakukan perjalanan-perjalanan seperti ini.

Jam di tanganku menunjukan angka satu,kulihat salah satu temanku sedang asik bermain dengan handphonenya,dan yang satu lagi terlentang sambil mendengarkan musik menggunakan headsetnya,sebenarnya malam itu aku enggan keluar rumah nenek,tapi kedua orang temanku mendesakku dengan alasan cari angin dan agar tidak jenuh,maka aku putuskan untuk duduk-duduk di gubuk ini.

Lalu tiba-tiba di kejauhan di bawah sinar rembulan yang terang,tampak sesosok bayangan hitam berjalan ke arah kami secara perlahan,kalau di perhatikan sosok itu berjalannya agak aneh,dia berjalan seperti bukan manusia normal adanya,tampak berjalan dengan satu kaki,semakin lama semakin mendekat,dan semakin jelas rupanya.

"Keparat!!!!!",teriakku,demi apa yang kulihat sosok itu bukan manusia,teman-temanku sontak terkejut,salah satu dari temanku membaca ayat kursy,dan sosok itu secara ghaib lenyap disertai dengan terciumnya aroma seperti daging terbakar,kami memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu.

Namun kami masih belum mau pulang,kami memutuskan untuk berjalan-jalan dahulu sambil membicarakan mahluk tadi,ketika kami melewati sebuah bangunan sekolah yang kebetulan adalah tempatku bersekolah dulu,tercium bau wewangian yang sangat santar dan menyengat,

"apa disini ada kebun bunga?",tanya temanku,

"tidak",jawabku,

lalu ketika kami melewati kolam yang berada di belakang sekolah,kami melihat dua orang sedang bermain-main di kolam itu,namun tidak jelas wajahnya,dan ketika mereka melihat ke arah kami,

"masya allah,muka mereka,,,,,rata!"

"jangan di perdulikan,kita lanjutkan saja perjalanan"

kami pun melanjutkan perjalanan dan terus berkeliling desa,sesekali kami bertemu dengan para hansip yang untungnya mereka mengenaliku,kalau tidak mungkin kami bisa di sangka penjahat,maklum yang namanya desa sangat jarang orang yang keluar malam-malam keluyuran,

"saya lapar nih bro",temanku mengeluh

aku berfikir sejenak mengingat sesuatu,

"kalau tidak salah ada warung bubur yang buka malam di batas desa"

lalu kami berjalan menuju batas desa untuk mengisi perut,dan sesampainya di sana kami duduk dan memesan tiga mangkok bubur,kulihat jam di tanganku menunjukan jam setengah tiga pagi,lalu temanku memulai membuka pembicaraan,

"perasaan hari ini kita ngeliat mahluk halus terus,apa desa sampeyan angker bro?"

"gak tau,tapi saya rasa wajar saja sih namanya juga desa,masih syakral lagian kitanya aja yang konyol,malam-malam keluyuran"

setelah selesai makan dan membayar kami pun melanjutkan perjalanan kembali,tiba di balai desa kami duduk-duduk sebentar untuk melepas lelah,sambil mengobrol salah satu temanku asyik menghisap rokoknya,lalu tiba-tiba kami mendengar suara gaduh seperti orang sedang bermain dari dalam gedung balai desa,kami mengintip dari luar jendela gedung,terlihat sekitar empat anak kecil sedang berlari-larian,

"ini gedung sepertinya angker",sahut temanku

lalu tak berapa lama terdengar suara adzan subuh,dan dalam sekejap sosok anak-anak itupun lenyap begitu saja,aku mengelus dada sambil menghela nafas,lalu kami di kejutkan oleh sosok seorang kakek yang memanggil kami dari arah belakang,

"cep,(panggilan kepada orang yang lebih muda di kampungku),hayu atuh kita ke masjid salat subuh berjamaah"

lalu kami mengangguk dan beranjak menuju masjid,posisi kami berada di depan si kakek,dalam perjalanan ke masjid itu aku terus berfikir mengingat sesuatu,rasa-rasanya aku pernah mengenal kakek ini sebelumnya,dan ketika aku hendak bertanya kepada si kakek beliau sudah lenyap entah kemana,kami pun terheran-heran,padahal jelas tadi si kakek berada di belakang kami,

tiba di masjid aku bertemu dengan kawan semasa kecil,dan seketika itu juga aku langsung teringat bahwa si kakek yang tadi kami temui adalah kakeknya kawan semasa kecilku ini yang sudah meninggal lima belas tahun silam.
 
wah" desa pedalaman banget itu pasti ya,
kalo aku yg ngalamin, pas liat muka rata langsung kocar-kacir >.<

tergantung juga ka,,kadang2 kan terpaku gak bisa ngapa2in,,,dan empat anak kecil yang ada dalam gedung itu adalah empat teman si "aku" semasa kecil dulu yang sudah wafat 15 tahun silam
 
tergantung juga ka,,kadang2 kan terpaku gak bisa ngapa2in,,,dan empat anak kecil yang ada dalam gedung itu adalah empat teman si "aku" semasa kecil dulu yang sudah wafat 15 tahun silam
yang meninggal 15 tahun silam bukannya Kakek teman si "aku" ????? bukan teman si "aku"?????
 
Back
Top