Nocturnight : ReturnEr (By Daina Amarea Winata)

YUmee_miru

Well-known member
Story by Daina Amarea winata.
-Nocturnight- The Forgotten Stories

+++++




ReturnEr.


6340138-256-k596614.jpg





Aku akan terus mencintaimu meski raga ini hancur sekalipun.





...




Usia 6 tahun.





Dia adik perempuanku,

Tidak terhitung berapa kali aku melihatnya menangis karena kesepian.

Kelihatannya dunia itu memang terlalu berat baginya.

Aku mengepalkan tanganku, tidak ingin terlihat lemah dihadapannya.

Tidak boleh, adalah tugasku untuk terus memberikannya kekuatan, aku tidak boleh meneteskan sedikitpun airmata, meskipun aku tahu tidak ada sebab lain aku akan menangis kecuali karena aku turut bersedih atas kesedihannya.



‘Tidak boleh punya teman.’

‘Sekolah dirumah saja, kita punya uang.’

‘Jangan ajak orang asing kerumah! Kau mengerti?’



Aku tahu ini salahku, Karena aku pergi terlalu awal, Tapi tetap saja,

Ini terlalu berat, untuk anak berusia 6 tahun, ini terlewat berat…





Usia 8 tahun.



Aku bisa merasakan semua perasaannya hanya dengan menyentuhnya.

Dan mereka tidak bisa.

Tidak ada satupun hal didunia ini yang lebih kucintai kecuali dirinya, bahkan melebihi diriku sendiri,

Aku lebih tua 7 tahun darinya, dia tidak akan pernah tahu, betapa aku mencintainya,

Tidak akan pernah bisa terbayangkan betapa bahagianya aku pada saat ia lahir,

Aku mencintainya, Sejak ia masih tertidur di rahim ibu kami,

Sampai ia membuka mata untuk pertama kalinya, aku tahu bahwa aku telah tersihir.

Karena itu, sejauh apapun kami berpisah, aku pasti akan kembali untuknya.

Dia begitu lemah, dia tidak bisa tidur sebelum aku menyanyikan lagu pengantar tidurnya,

Atau membacakannya buku buku.



“Kenapa semua orang melihat kita dengan pandangan begitu, kak?” Tanya adikku,

“Sudahlah, jangan pedulikan mereka,” Bujukku, “Kita main didalam saja.”

Kutarik tangannya, Meninggalkan tatapan orang orang dibelakang kami.

Mata mata yang menatap dengan aneh saat kami berkomunikasi, setengah kasihan, setengah khawatir, setengah ngeri.

Saat kami berjalan memasuki halaman rumah,

Adikku menggenggam tanganku erat erat, seperti takut untuk dilepaskan.



Usia 9 tahun.



“Mama sudah bilang, kan, lebih baik kau sekolah dirumah saja.”

Bukan itu yang ia mau, mama… Aku sudah mengatakan berkali kali, itu tidak akan berjalan lancar,

Mama dan papa tidak pernah mendukungnya seperti yang seharusnya dilakukan orang tua.

Kalian para orang dewasa berpikir bahwa keputusan kalianlah yang paling tepat.

Manusia sekecil apapun memiliki hak mengatakan apa yg mereka inginkan,

bukan perintah yg adikku butuhkan, melainkan dukungan kalian!



Ah, sudahlah, kalian tidak akan pernah mendengarkanku.

Bagi kalian kami sama saja, anak kecil semua.



Adikku tetap bertahan disekolah walau penyiksaan terhadapnya semakin menjadi jadi,

“Aku akan memberitahukan kalian pada kakakku…” Hanya itu yang keluar dari mulutnya setiap kali ia merasa putus asa. “Kakakku tidak akan membiarkan aku bersedih, Dia akan membalas kalian suatu saat.”

Walau awalnya ia ditertawakan karena kenyataannya aku tidak berbuat apa apa, mereka tidak tahu,

Bahwa semakin kuat perasaannya maka akan semakin kuat pula aku.

Hingga pada suatu hari aku benar benar mengajaknya melakukan sesuatu yang mengerikan pada mereka, Adikku tersenyum bahagia. “Inilah akibatnya kalian menyiksaku, kakakku marah kan!”



2 hari kemudian adikku memilih keluar dari sekolah dan memulai kehidupan sekolahnya dirumah.



Usia 11 tahun.



Kukira segalanya akan berjalan dengan baik saat kami memulai kehidupan sekolah dirumah saja, tapi ternyata malah semakin berantakan, Selama beberapa tahun tanpa teman sebaya untuk bicara, Tidak melihat dunia luar, Orang tua kami yang sibuk bekerja, Sikap kaku dan formal para pelayan, Tanpa siapa siapa,

Aku bahkan bisa merasakan kesedihannya setiap kali aku memeluknya,



“Orang tua Dian melarangku bermain dengan anaknya…” Ceritanya pada suatu hari, menyebutkan nama temannya, “Mereka bilang tidak mau Dian bergaul dengan anak yang tidak jelas sekolahnya.”



Aku mengangguk angguk mendengar ceritanya, “Kita tidak butuh dia,” Hiburku,



“Mereka juga mengatakan aku seperti anak kelainan jiwa, Atau mungkin keterbelakangan mental, Aku juga mendengar Bude juga bilang gitu ke mama, Paman dan para sepupu juga,”



“Masih banyak anak lain yang mau berteman denganmu, kamu anak baik, Tidak usah dengarkan mereka,” Aku mengelus kepalanya saat ia menggunakan pahaku sebagai bantalnya.



“Kakak selalu bilang begitu…” Ia mengeluh. “Tapi mereka bilang, aku menakutkan…”





Usia 14 tahun



“Kakak…” Ia memanggilku dengan nada suara mesra memanja, “Aku tidak butuh kekasih, aku tidak butuh siapapun, selain kakak disini… Aku…”



“Tidurlah,” Tukasku tidak peduli, Menarik selimut yang menutupi tubuh kami berdua,



“Kakak akan menjagamu.”



Usia 20 tahun



Aku bersumpah untuk selalu bersamanya walau raga ini hancur sekalipun, Meski harga yang kubayar akan teramat sangat mahal.

Aku tidak peduli meski aku terus terperangkap didalam dunia yang gersang ini dan tidak bisa pergi ke surga.



Kini ia telah menjadi istri dan ibu seseorang,

Namun jika kau melihat lebih jelas, tidak ada yang berubah dari adik kecilku sekarang.

Kecuali, ia lebih pintar menyembunyikan ikatan diantara kami berdua.



Keluarga kami berkumpul untuk merayakan hari yang bahagia ini, pada saat ia melahirkan sesuatu yang baru, ia memberi nama malaikat mungil itu nama yg sama denganku.

Mama dan papa berkata padanya,



“Selama ini kami selalu bersikap keras dan seakan mengurungmu… kami hanya tidak mau kehilangan hari bahagia seperti ini dimasa depan, bagaimanapun, kau anak perempuan kami satu satunya”



Adikku tersenyum samar, “Tidak apa apa, mama, papa, aku memang telah melewati masa masa yang berat, tapi percayalah, sekarang aku bahagia,” Ia mengusap pipi bayinya, Wajahnya merona dan matanya menampakkan pendar pendar kebahagiaan.



“Kalau saja Ari tidak meninggal pada saat kamu masih kecil, Mungkin saja kami juga bisa melihatnya menimang bayinya seperti kamu menimang bayimu saat ini,” Kata mama lirih sambil mengusap air matanya.



Adikku melirik diam diam kearahku yang duduk disampingnya.

Aku menyeringai.





“Kakak tidak pernah mati,” Adikku berkata lembut. “Kakak akan selalu hidup, Didalam diriku.”






FIN.
 
Last edited:
ya ampun.. jadi selama ini dia di temani oleh arwah kakak nya????
pantas saja dia disebut aneh dan mengerikan.. karena ga ad yg bisa melihat kakaknya...
tragis...
tapi akhirnya sang adik tahu kalau kakaknya itu adalah arwah ya
 
ya ampun.. jadi selama ini dia di temani oleh arwah kakak nya????
pantas saja dia disebut aneh dan mengerikan.. karena ga ad yg bisa melihat kakaknya...
tragis...
tapi akhirnya sang adik tahu kalau kakaknya itu adalah arwah ya

Banyak yg nyangka ini cerita incest pada awalnya, wkwkwk trs kaget di ending,
apa ntar dai bikin incest aja, yah? *plak

Kalo mau jujur sih, sebenarnya bukan arwah, tp diri adiknya sendiri, teman khayalan, kepribadian yg lain, entah apalah,
dia kesepian sejak kecil, nggak punya teman sebaya sehingga pelan2 merasa ada sesuatu hidup dalam dirinya dan menemaninya sepanjang waktu.

anak ini mungkin benar benar sakit jiwa, tapi dia menyimpannya sendiri *smirk

itu cuma sudut pandang dai sebagai pengarang loh, selanjutnya dai serahkan ajadeh sama yg baca, cerita tentang arwah juga bagus, sih, hihihi
 
Banyak yg nyangka ini cerita incest pada awalnya, wkwkwk trs kaget di ending,
apa ntar dai bikin incest aja, yah? *plak

Kalo mau jujur sih, sebenarnya bukan arwah, tp diri adiknya sendiri, teman khayalan, kepribadian yg lain, entah apalah,
dia kesepian sejak kecil, nggak punya teman sebaya sehingga pelan2 merasa ada sesuatu hidup dalam dirinya dan menemaninya sepanjang waktu.

anak ini mungkin benar benar sakit jiwa, tapi dia menyimpannya sendiri *smirk

itu cuma sudut pandang dai sebagai pengarang loh, selanjutnya dai serahkan ajadeh sama yg baca, cerita tentang arwah juga bagus, sih, hihihi
teman khayalan?
apa dai pernah merasakan hal yang sama dengan tokoh di atas?

dlu pernah baca komik shin angyo onshi
kisahnya hampir sama kya gitu, tapi disana kisahnya sepasang kekasih, cwonya itu khayalan, tpi si cwe bersikeras merasa bahwa cwonya itu asli,
dan katanya itu penyakit kejiwaan si cwe,
 
teman khayalan?
apa dai pernah merasakan hal yang sama dengan tokoh di atas?

dlu pernah baca komik shin angyo onshi
kisahnya hampir sama kya gitu, tapi disana kisahnya sepasang kekasih, cwonya itu khayalan, tpi si cwe bersikeras merasa bahwa cwonya itu asli,
dan katanya itu penyakit kejiwaan si cwe,

aaahh jadi mau baca komiknya, *w*

Iya saking kuatnya sampe2 'kepribadian' lain/'teman khayalan' itu pun bisa memiliki perasaan sendiri,
tapi selama itu positif buat seseorang, mau se abnormal apapun, kita patut mendukungnya(?)
seperti di akhir cerita, si cewek bisa move on, punya keluarga sendiri, gak ababil juga, lol

Hmmm yg jelas aku punya kakak yg udah meninggal pas aku masih kecil namanya Ari, dan anakku kukasih nama Ari juga, *ngakak
 
aaahh jadi mau baca komiknya, *w*

Iya saking kuatnya sampe2 'kepribadian' lain/'teman khayalan' itu pun bisa memiliki perasaan sendiri,
tapi selama itu positif buat seseorang, mau se abnormal apapun, kita patut mendukungnya(?)
seperti di akhir cerita, si cewek bisa move on, punya keluarga sendiri, gak ababil juga, lol

Hmmm yg jelas aku punya kakak yg udah meninggal pas aku masih kecil namanya Ari, dan anakku kukasih nama Ari juga, *ngakak
hais.. jadi cerita di atas kisah km

yups selama ga merugikan orang lain kenapa musti dijauhi?
pas baca shin angyo onshi bagian itu mengena bgt ke tia >.<
sampe skrg aku mikir
"apa aku ini gila kya ni cwe?"

*OmgTiaGaMungkin
 
Last edited:
hais.. jadi cerita di atas kisah km

yups selama ga merugikan orang lain kenapa musti dijauhi?
pas baca shin angyo onshi bagian itu mengena bgt ke tia >.<
sampe skrg aku mikir
"apa aku ini gila kya ni cwe?"

#OmgTiaGaMungkin

Haeee kalo dibilang cerita dai, nggak uga sih,
Pertama tama, dai bukan anak tunggal, bukan orang kaya raya, so yeah *Klewer2(?)

OMG Tia juga pernah??? OoO
 
Haeee kalo dibilang cerita dai, nggak uga sih,
Pertama tama, dai bukan anak tunggal, bukan orang kaya raya, so yeah *Klewer2(?)

OMG Tia juga pernah??? OoO
pernah >.<
sampai SMK merasakan hal itu
*JadiIngetLagi

tpi skrg insya allah dah ga, asal ga kesepian >.<
itulah Fungsi Punya Cwo dan games wkwkw
 
Last edited:
pernah >.<
sampai SMK merasakan hal itu
#JadiIngetLagi

tpi skrg insya allah dah ga, asal ga kesepian >.<
itulah Fungsi Punya Cwo dan games wkwkw

Woaa woaaa, ternyata banyak juga yang pernah kayak gini, yah, ><
gak cuman dai dan tia sih, temen2 dai yang lain juga gak cuman satu dua yg kayak gini,
dah jadi kayak rahasia umum gitu,
tapi selama gak mempengaruhi kehidupan atau mendorong kita menuju hal hal berbahaya sih gak papa kurasa, manusia harus gila sekali sekali *Ngakak

Malah sebenernya hal2 seperti ini bisa menjadi semacam terapi untuk meningkatkan rasa percaya diri(?) *Dari mananyah
Dai pernah baca aktor/aktris terkenal di hollywood yang bicara pada dirinya sendiri sebelum berakting,
Atau pembawa acara/host yang juga melakukannya sesaat sebelum show live mereka dimulai.

Ummm Dai juga baru2 ini baca kok' cara curhat terbaru paling aman, katanya bicara pada diri sendiri atau obyek mati seperti boneka, bantal,
Jauh lebih menenangkan dan aman daripada membicarakannya dengan orang lain, *Ngakak* Iya juga sih, kita kan' gak tahu, manusia bisa aja berkhianat... =w=;;
 
Woaa woaaa, ternyata banyak juga yang pernah kayak gini, yah, ><
gak cuman dai dan tia sih, temen2 dai yang lain juga gak cuman satu dua yg kayak gini,
dah jadi kayak rahasia umum gitu,
tapi selama gak mempengaruhi kehidupan atau mendorong kita menuju hal hal berbahaya sih gak papa kurasa, manusia harus gila sekali sekali *Ngakak

Malah sebenernya hal2 seperti ini bisa menjadi semacam terapi untuk meningkatkan rasa percaya diri(?) *Dari mananyah
Dai pernah baca aktor/aktris terkenal di hollywood yang bicara pada dirinya sendiri sebelum berakting,
Atau pembawa acara/host yang juga melakukannya sesaat sebelum show live mereka dimulai.

Ummm Dai juga baru2 ini baca kok' cara curhat terbaru paling aman, katanya bicara pada diri sendiri atau obyek mati seperti boneka, bantal,
Jauh lebih menenangkan dan aman daripada membicarakannya dengan orang lain, *Ngakak* Iya juga sih, kita kan' gak tahu, manusia bisa aja berkhianat... =w=;;
ada 1 petik kalimat yg tia suka dari sebuah manga
"tiada 1 orangpun yang bisa di percaya selain diri sendiri"

itu mengena lho
siapapun itu sedekat apapun, kita percaya dia, namun bisa ada kemungkinan mulut tidak terkendali
benar kan?

1 kata "yakin pada diri sendiri"

cucok banget boooo
*SokIyaTiaaaaa
 
Last edited:
ada 1 petik kalimat yg tia suka dari sebuah manga
"tiada 1 orangpun yang bisa di percaya selain diri sendiri"

itu mengena lho
siapapun itu sedekat apapun, kita percaya dia, namun bisa ada kemungkinan mulut tidak terkendali
benar kan?

1 kata "yakin pada diri sendiri"

cucok banget boooo
*SokIyaTiaaaaa

Nah, ini, Dai stuju banget ==d
 
Nah, ini, Dai stuju banget ==d
soalnya dalem kepala tia gni pikirannya

"kita punya 1 tmn kepercayaan yang kita yakini ga bakal bongkar rahasia kita. nah begitu juga temen kepercayaan kita pasti punya temen yang dipercaya jaga rahasia, nah dari sinilah berlanjut terus kya gtu, hingga bisa disebut rahasia umum"
karena walau jadi rahasia banyak orang yg sudah tau =_=

bener ga nih ya? jiahahahhaa
 
soalnya dalem kepala tia gni pikirannya

"kita punya 1 tmn kepercayaan yang kita yakini ga bakal bongkar rahasia kita. nah begitu juga temen kepercayaan kita pasti punya temen yang dipercaya jaga rahasia, nah dari sinilah berlanjut terus kya gtu, hingga bisa disebut rahasia umum"
karena walau jadi rahasia banyak orang yg sudah tau =_=

bener ga nih ya? jiahahahhaa

Bener banget, Tia, Sambung menyambung menjadi satu, *Ngakak
Kecuali tipe2 orang yang bener2 gapedulian makanya dia bisa cerita apa aja tanpa peduli apa kata orang,
Kadang kadang aku iri dengan orang seperti ituuu =w=
 
Bener banget, Tia, Sambung menyambung menjadi satu, *Ngakak
Kecuali tipe2 orang yang bener2 gapedulian makanya dia bisa cerita apa aja tanpa peduli apa kata orang,
Kadang kadang aku iri dengan orang seperti ituuu =w=
contohnya gimana itu
cerita apa aja tanpa peduli pa kata orang?
=_=
 
contohnya gimana itu
cerita apa aja tanpa peduli pa kata orang?
=_=

Orang yang cuman butuh didengar gituh,
Jadi dia gapapa meski ceritanya sangat memalukan,
Misal, dai cerita ke tia ngeluh2 "Akhir2 ini akuh kalo pup dilantai deh"
Tapi dai gapeduli kalo tia nanti cerita ke orang lain *Ngakak*
Karena dai cuman perlu keluhan dai didengar supaya lega dan abis itu nggak ambil pusing dengan apa kata orang,

wkwkkwk TENTU SAJA AKU NGGAK PUP DILANTAI, ITU CUMAN CONTOH KASAR
*ContohYangTerlaluEkstrim,Dai
 
Orang yang cuman butuh didengar gituh,
Jadi dia gapapa meski ceritanya sangat memalukan,
Misal, dai cerita ke tia ngeluh2 "Akhir2 ini akuh kalo pup dilantai deh"
Tapi dai gapeduli kalo tia nanti cerita ke orang lain *Ngakak*
Karena dai cuman perlu keluhan dai didengar supaya lega dan abis itu nggak ambil pusing dengan apa kata orang,

wkwkkwk TENTU SAJA AKU NGGAK PUP DILANTAI, ITU CUMAN CONTOH KASAR
*ContohYangTerlaluEkstrim,Dai
wkwkwkw....
nih yg tia selalu lakukan kalau pagi

selesai mandi, masih pakai handuk, duduk didepan kompi
chat ama anak2 game

"brrr dingiin..."
"wah ka tia baru mandi"
"malah belum pake baju ini >.<"
"waw ngintip ah"
"nanggung ngintip mah, sni aja masuk klo mau wkwkwkw"

tuh yg biasa tia lakukan tiap pagi kelar mandi wkwkwkw
 
wkwkwkw....
nih yg tia selalu lakukan kalau pagi

selesai mandi, masih pakai handuk, duduk didepan kompi
chat ama anak2 game

"brrr dingiin..."
"wah ka tia baru mandi"
"malah belum pake baju ini >.<"
"waw ngintip ah"
"nanggung ngintip mah, sni aja masuk klo mau wkwkwkw"

tuh yg biasa tia lakukan tiap pagi kelar mandi wkwkwkw



*NgakakGuling2

Iyah kadang tanpa sadar suka kek gitu yak wkwkkwwk
Ayyyy Tiaaaa ketawaaaaaannn >///..///<
 
*NgakakGuling2

Iyah kadang tanpa sadar suka kek gitu yak wkwkkwwk
Ayyyy Tiaaaa ketawaaaaaannn >///..///<
pernah tuh, cuma gara-gara bahas kya gtu aja sampe rame 1 guild -.-
akhirnya omongannya menjurus deh wkwkwkwk

tpi enak aja klo bisa terbuka kya gtu, lebih akrab >.<
kalau terlalu menutup diri malah ga deket terkesan mengucilkan diri
 
pernah tuh, cuma gara-gara bahas kya gtu aja sampe rame 1 guild -.-
akhirnya omongannya menjurus deh wkwkwkwk

tpi enak aja klo bisa terbuka kya gtu, lebih akrab >.<
kalau terlalu menutup diri malah ga deket terkesan mengucilkan diri

Nyuh, Dai setuju,
memang boleh hanya percaya pada diri sendiri, tapi bukan berarti tidak boleh bersenang senang =w=d

*Nods2 *SokTauDai*

Apalagi teman untuk bersenang2 itu banyaknya sama kek bintang dilangit >////</
 
Nyuh, Dai setuju,
memang boleh hanya percaya pada diri sendiri, tapi bukan berarti tidak boleh bersenang senang =w=d

*Nods2 *SokTauDai*

Apalagi teman untuk bersenang2 itu banyaknya sama kek bintang dilangit >////</
tetapi teman yang ada disaat senang dan sedih bagaikan bulan yang ada di antara lautan bintang ^-^
 
Back
Top