When I Close My Eyes

QRi_Reichi

New member
Kyu ada cerita lagi nih, tapi bukan hasil dari karya Kyu. She's my best friend.
Dia partner Kyu dalam tulis menulis di kelas saat pelajaran Akuntansi. Tak jarang Lembar Soal dan lembar jawab pun penuh dengan cerita gaje.
She's younger than me, but she can make great story. XD
Happy reading!!!

When I Close My Eyes by Dian

Ada beberapa alasan kenapa aku menutup rapat-rapat mulutku, bersembunyi saat kau berlari .. Berteriak kesetanan memanggil namaku.

Ya! Aku tau semua akan berakhir seperti ini, tanpa ada kejelasan!

Ketakutan yang aku pendam selama ini semakin lama semakin memuncak! Aku berpikir akan mengakhiri segalanya. Namun senyum dan tawamu mendadak membutakan mataku dalam sekejap. Senyum ramah yang bahkan malaikatpun tidak dapat menandingi keindahannya. Untuk sementara waktu, biarkan aku memilih untuk pergi atau bertahan.








SATU





“Iyaaaa ma, ini baru pulang .. Iya, iyaaa langsung pulang kok!” Clary berjalan perlahan. Sebelah tangannya menggenggam ponsel berwarna merah. Setelah memutus sambungan telepon, gadis 21 tahun itu secara tidak sadar mengetukkan ujung ponselnya di dahi.”Ya ya ya, aku tau ini memang bukan waktu yang normal untuk pulang!” rutuk Clary. Saat ini matanya tengah terpaku pada jam besar di sebuah menara di kota Seoul. Beberapa orang menatapnya sekilas, bukan karena ia masih berkeliaran. Namun karena mulutnya sibuk menggumamkan bahasa yang asing menurut mereka.

Hey, dia bukan anak kecil lagi. Walaupun belum genap satu tahun tinggal di negeri asing, tapi sejauh ini semuanya berjalan sesuai rencana kok.

Clary memandang sekeliling. Kota Seoul bahkan belum menunjukkan tanda-tanda mengantuk. Hampir semua bagian restoran yang ia lewati malam itu masih penuh dengan gelak tawa pengunjung yang sebagian besar seusia Clary.


Clary menyeberang jalan dengan cepat. Secepat sepasang kaki yang belum beristirahat selama dua belas jam sejak ia sampai di kantor. Namun belum sampai di seberang jalan, tiba-tiba Clary merasa perutnya mengeluarkan sebuah suara. Tanpa banyak pertimbangan, gadis itu masuk ke supermarket langanannya.


“Eonni Kang, apa yang membuat kau cemberut?” seorang pelayan supermarket menegurnya dari belakang. Clary –atau Kang Ji Yoo- yang memang mudah terkejut,tanpa sadar membanting keranjang belanjaan yang hampir terisi penuh oleh makanan kecil. “Oh, mianhamnida! Apakah anda terkejut?”

“Gwaenchana .. Kamu tau kan bagaimana kebiasaanku?” Clary berjalan memutar di satu sisi supermarket untuk mencari beras. Sementara gadis kecil itu mengekor dibelakangnya.

“Sangat tidak biasa Eonni berjalan-jalan di waktu subuh!“ Gadis itu tersenyum ramah. Clary masih terfokus pada beberapa bungkus beras yang berjejer rapi si sebuah rak besar.

“Iya, perjalanan yang melelahkan .. Aku bahkan belum mandi dari pagi, Ahhhh dan bahkan ini hampir pagi lagi!” jawab Clary dengan membuang nafas. “Ji Yeon, bagaimana mungkin aku bisa bekerja pada perusahaan itu?” Clary mulai mengetukkan ujung jari telunjuknya di sekitar dahi.

“Bukannya itu perusahaa itu bekerja untuk artis-artis besar? Eonni pernah bertemu dengan artis-artis itu kah?” Ji Yeon membantu menenteng keranjang belanjaan menuju kasir.Sementara Ji Yeon menghitung belanjaan Clary di meja kasir, gadis asli Indonesia itu sibuk mengaduk-aduk isi tasnya. Putus asa karena tidak menemukan barang yang dicari, akhirnya ia menumpahkan semuanya di atas sebuah kursi tunggu kecil.

“Ya, andai saja itu terjadi ..” Clary bergumam pada dirinya sendiri. Setelah membayar 1000 won, Clary melangkah keluar sambil menenteng dua buah kantong plastik besar di kedua tangannya. Nyaris saja hilang keseimbangan jika Ji Yeon tidak buru-buru memapahnya masuk kembali ke dalam supermarket.

“Anda tidak seharusnya bekerja terlalu keras seperti ini .. Lihatlah betapa pucatnya wajah anda.” Ji Yeon meletakkan kantong-kantong besar itu disudut meja kasirnya lalu mengangsurkan segelas teh hangat di depan Clary yang sedang duduk di kursi tunggu sambil menopang dagu.

“Aku rasa ini belum terlalu keras untuk proyek ini, semua harus selesai dalam jangka waktu dua minggu.. Hanya untuk sesi pemotretan selama kurang dari dua jam, aku harus bekerja selama dua minggu non-stop .. Andai saja ini bukan liburan kuliah, ahhhh aku hampir mati!” Clary mengacak-acak rambutnya yang memang telah kusut.

“Eonni , AJA AJAFIGHTING!!” Ji Yeon yang masih heran dengan apa yang dilakukan Clary pun mendadak mengepalkan tangannya keudara.

Tepat setelah Ji Yeon menurunkan tangannya, beberapa laki-laki tampak sedang berjalan kearah supermarket. Clary menarik badannya untuk memberi sedikit ruang untuk membuka pintu.

“Eoseo oseyo ..” Ji Yeon menundukkan kepalanya lalu menyodorkan keranjang belanjaan pada seorang laki-laki yang berjalan di barisan palingdepan.


Dengan sedikit senyum, lima laki-laki yang hampir semuanya memakai kacamata hitam dan masker itu berjalan menuju rak Soju yang berada persis di sebelah mejakasir.

“Eonni tahu Super Junior kah?” Ji Yeon bersandar di dinding yang berada tak jauh dari Clary. Tak lama kemudian terdengar bisik-bisik kecil di balik rak.

“Super Junior? Emm, apakah salah satu anggotanya adalah Lee Donghae? Menurutku dia satu-satunya laki-laki tampan disana! Tapi oh, sepertinya aku sering mendengar nama Super Junior di kantor!”Clary menyeruput sisa teh di gelasnya. Kemudian memainkan gantungan handphone berbentuk lingkaran kecil bermotif batik yang ia bawa langsung dari Indonesia.Terdengar lagi kasak-kusuk dari balik rak. Ji Yeon melirik sebentar lalu kembali terfokus pada Clary.

“Hey, Eonni tidak boleh menyebut namanya saja, itu tidak sopan. Eonni harus tahu bahwaada banyak laki-laki yang sama tampannya dengan Lee Donghae oppa ..” Gadis berdarah asli Korea itu menyunggingkan seulas senyumnya lagi.

“Ya ya ya, aku harus lebih giat lagi belajar bahasa Korea .. Tapi menurutku memang Lee Donghae oppa yang paling tampan!” Clary membentuk huruf O dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.

Segerombol laki-laki itu berjalan kearah kasir, salah salah satu dari mereka menatap Clary dengan sudut matanya. Clary yang memang sedang tidak sadar jika dirinya diperhatikan segera berjalan mendekati Ji Yeon dan menuangkan teh hangat dari termos Ji Yeon.

“Yeodongsaeng, berapa umurmu? Sangat tidak sopan menyebut orang yang lebih tua hanya dengan namanya saja .. Lagi pula di Super Junior, bukan hanya Donghae hyung yang tampan ..” Seorang laki-laki dari gerombolan itu yang berdiri persis di sebelah Clary segera menyela dengan nada pedas.

“Mian habnida, saya masih belum terlalu fasih bahasa Korea ..Lagipula yang saya tahu hanya Lee Donghae oppa..” Clary menanggapinya dengan santai. Mungkin orang ini adalah salah satu fans dari Super Junior, pikirnya.

“Tapi masih banyak laki-laki lain yang lebih tampan dari Donghae hyung!” laki-laki itu terus bersikeras.

“Aku tidak peduli! Yang aku tahu hanya Donghae oppa! Dan untuk apa aku tahu anggota yang lain jika Donghae oppa saja sudah cukup!” Clarymembalasnya dengan sinis.

“Kamsahamnida, semoga pagimu menyenangkan ..” Ji Yeon berbicara dari balik meja kasirnya sambil menyodorkan kantung yang penuh Soju seakan tidak menyadari perdebatan kecil Clary dengan seorang laki-laki di hadapannya.

“Oh, satu lagi yeodongsaeng. Kita juga sama tampannya seperti Donghae oppa!” laki-laki yang sedang berdebat dengan Clary itu membukaka camata hitam dan masker yang sedang dipakainya. Clary menatapnya dengan tatapan mata bingung, sedangkan Ji Yeon seketika panik.

“Oh!! Kyu oppa!!” Ji Yeon berteriak kesetanan dari meja kasirnya. Keempat laki-laki yang datang bersama dengan laki-laki yang dipangggil Kyu oleh Ji Yeon segera menarik Kyu untuk keluar setelah sebelumnya membungkukkan badan pada Ji Yeon.

“Kyu? Siapa?” Clary menatap lengannya yang kini sedang ditarik-tarik JiYeon.

“Aigoooo, itu adalah orang yang sedang kita bicarakan eonni, mereka adalah anggota SuperJunior .. Ohhh, Aigooo!” Ji Yeon melepaskan tangannya dari lengan Clary lalu bersandar di pintu kaca sambil menatap sebuah mobil silver yang sedang bergerak menjauh.

“Ohh, Super Junior?” Clarymengetukkan ujung jari telunjuk di dahinya seakan ingat sesuatu.

“Iya eonni,Super Junior! Ohh, baru mau aku bilang kalo mereka sering keluyuran subuh-subuh!”

“Mampus gue!!” Clary menggumamkannya dalam Bahasa Indonesia membuat Ji Yeon mengernyitkan dahinya. “Hari sialku akan dimulai pagi ini .. Ji Yeon, apakah kamu dapat mengingat wajahku dalam pertemuan pertama?”

“Tentueonni, terutama pada matamu yang sangat bulat itu, hehehe” Ji Yeon meringis kalem. Sangat berbanding terbalik dengan kelakuannya 10 menit yang lalu.




**​


“Ya, malangnya!!” rutuk Clary, saat gadis itu melintasi sebuah jalan setapak di tengah taman kota. Langkahnya terhenti oleh sebuah kaleng bekas yang dibiarkan bergitu saja ditengah jalan. Kaki kirinya mengayun kebelakang, bersiap-siap menendang kaleng itu dengan sekuat tenaga. Sebelum kaleng itu dengan sukses melayang, Clary menghentikan aksinya.“Ya, aku seperti berandalan!” gumamnya perlahan, seperti berdebat dengan dirinya sendiri. Tanpa berpikir lagi, gadis itu membungkuk lalu memungut kaleng yang malang. Seketika emosinya memuncak, dengan brutal ia melemparkan kalengitu ke sembarang arah. “Ahhhh, kenapa gue harus nerima tawaran itu? Oh celaka akar dua belas ayat yang kesembilan sampe tujuh belas!!” umpatnya dalam bahasa Indonesia yang lancar.

Tba-tiba, sebuah kepala menyembul dari semak-semak di depan Clary diikuti suara mengaduh. Karena terkejut, gadis itu segera mengambil ancang-ancang menjauh. Namun sayang, dengan sigap tangan orang itu menahan bahu kirinya saat Clary berbalik.

“Aaaah hantuuu!!” Clary berteriak kesetanan sambil menyesali keputusannya berjalan-jalan di taman malam itu.

“Apa? Kau bilang apa??” terdengar suara berat dari seseorang itu. Akhirnya, tanpa ancang-ancang, Clary menendang lutut seseorang itu. Secara spontan, orang itu menunduk dan memegangi lututnya yang nyeri. Situasi itu tidak disia-siakan Clary, dengan cepat gadis itu mengepalkan tangannya lalu memukul tengkuk orang itu sekuat tenaga.

“Hey, jangan macam macam dengan gadis seperti aku ya!!” bentak Clary mencoba menggertak. Kini jaraknya cukup jauh dari orang itu.

“Oh, gadis macam apa kau ini? Melempar kaleng, menendang lutut, memukul tengkuk!! Mungkin sebentar lagi kau akan membunuhku!! Dasar gadis tidak tahu aturan!!” orang itu menegakkan langkahnya, kemudian berjalan tertatih mendekati Clary yang sedang berdiri di bawah lampu taman.

Dengan pencahayaan seperti itu, tanpa memicingkan mata pun Clary sudah bisa melihat wajah orang itu. Seorang laki-laki bermata sipit dan hidung mancung, sedang menatapnya dengan tajam.

Tatapan tajam itu .. sepertinya aku pernah melihat tatapan mata itu!!

“Hey, tunggu sebentar!!” laki-laki itu menangkap pergelangan tangan Clary yang sedang berdiri mematung. “Aku pernah melihatmu!” laki-laki itu berpikir keras hingga dahinya berkerut.

“Oh!!” Clary teringat sesuatu. Lalu dengan satu kibasan, tangannya terbebas dari laki-laki itu. Tanpa aba-aba segera berlari menjauh tanpa menoleh kebelakang. Sesekali memukul dahinya sambil mengumpat.

“Hey!! Kau siapa?” kali-laki itu masih saja berteriak walaupun kini jaraknya dengan Clary sudah sangat jauh. Tanpa berniat mengejar Clary, laki-laki itu berjalan berlawanan arah sambil sesekali mengelus dahinya yang memerah.



**



“Selamat pagi eonni, maaf cuaca memang sedang tidak mendukung ..” Clary menepuk mantelnya yang mulai basah, diluar sedang hujan deras kala itu.

“Tak apa Ji Yoo, oh iya .. Persiapan untuk pemotretan hari ini sudah beres kah?” Wanita berumur 30-an itu berjalan mendahului Clary. Langkahnya tergesa-gesa seakan dikejar sesuatu.

“Sudah eonni.. apa sih yang tidak bisa dikerjakan oleh Clary!!” Clary mengepalkan tangan kanannya ke udara.

“Oh, kau memang bisa diandalkan Ji Yoo ..”Wanita itu menghilang di sebuah koridor panjang menuju studio besar. Clary buru-buru mengekor.

“Hey Kang Ji Yoo,kemarilah .. Kami telah lama menunggumu!” seorang laki-laki berbadan tambun melambaikan tangannya kearah Clary saat gadis itu berjalan santai memasuki sebuah studio besar yang masih terang.

“Oh ajusshi, cepat sekali kau datang ..Biasanya kau lah yang sering membuat kami menunggu!”

“Ya, apa ini masih belum cukup untukmenebus kesalahanku?” ajusshi itu mengangkat sebuah termos kopi besar.

“Woo, dua gelas untuk setiap kedatangan terlambat?” gadis itu berlari untuk menutup jarak dengan seorang ajusshi itu. Rambutnya yang sengaja digerai tampak berkibar bersamaan dengan langkahnya.

Ajusshi yang bernama Lee Hyo Nam itu mengangsurkan satu gelas penuh lalu disambut oleh pekikan tawa dari Clary. Udara diluar yang memang sangat dingin, membuat gadisi tu segera meneguknya hingga habis.

“Hey, Ji Yoo .. kapan kakakmu akan kembali?” seorang wanita paruh baya yang duduk disebelah Lee Hyo Nam menepuk pelan bahu Clary. Gadis itu mengedikkan bahunya.

“Hmmm, entahlah eonni .. Mungkin sampai liburanku selesai, dia juga sedang sibuk di Indonesia!” Clary menjawabnya dengan terbata-bata. Mimik mukanya berubah drastis, suasana hatinya juga memburuk. Entah kenapa tiba-tiba ia teringat padakakak perempuan satu-satunya itu.

Waktu itu, ketika waktu telah menunjukkan pukul 23.00 . Clarissa, kakak perempuan Clary membanting pintu dan tiba-tiba jatuh tersungkur di hadapan Clary yang kala itu berencana membukakan pintu. Clarissa jatuh pingsan, darah segar menetes dari hidungnya. Clary berteriak kesetanan memanggil nama sang kakak yang sudah tidak sadarkan diri. Beberapa penghuni apartemen berlarian mendekati Clary, beberapa diantaranya membantu membawa Clarissa kerumah sakit, dan sisanya bertindak menenangkan Clary yang mulai hilang keseimbangan. 24 jam berselang, di dalam sebuah pesawat komersial, Clarissa dibawa pulang ke Indonesia. Dengan status mengidap penyakit kanker darah stadium akhir. 78 jam kemudian, Clary dan puluhan orang beserta ayah danibunya, menyaksikan pemakaman sang kakak yang haru disertai isakan tangis. Dengan berat hati, ia merahasiakan semuanya. Tak ada satupun orang yang tahu tentang nasib tragis sang kakak. Clary sendiri pun mengerti hanya berselang 78jam sebelum kematian menjemput sang kakak tersayang. Berulang kali ia menyalahkan dirinya sendiri, di kota Seoul hanya dialah satu-satunya keluarga yang dimiliki Clarissa. Dan malangnya, semua rahasia yang seharusnya ia dengar langsung dari Clarissa. Akhirnya terbongkar dari sebuah buku diary persegi sewarna kayu, warna kesukaan sang adik. Ya, itu adalah kado spesial dari Clary saat pertama kali ia menginjakkan kaki di kota Seoul yang tidak pernah tidur.

“Mereka datang!” suara kasak kusuk mirip dengugan lebah itu membuat Clary sedikit pusing. Inilah hari yang selalu ia takutkan, rencana untuk kabur nampaknya sangat sulit dilakukan. Pimpinannya telah berdiri di dekat pintu masuk untuk menyambut tamu agungnya.

Dengan terpaksa, Clary berdiri di sudut ruangan yang cukup remang menghindari sorot lampu yang dapat menerangi wajahnya.

Beberapa orang mulai memasuki studio. Tigabelas orang nampaknya, dengan pakaian setengah rapi. Ada sebuah wajah yang tidak asing untuknya, sedang menatap kesekeliling. Cepat, Clary berbalik arah lalu memakai masker yang sedari tadi berada dalam genggamannya.

“Ji Yoo! Mana dia?”

Bruuk!

Karena terkejut oleh panggilan mendadak itu, Clary menabrak sebuah tangga segitiga yang diletakkan tidak jauh dari tempatnya berdiri.

“Oh, kau disitu rupanya .. Perkenalkan, iniasisten saya. Namanya Ji Yoo!” pimpinannya memberi kode Clary untuk mendekat. Mau tidak mau gadis itu harus menurutinya. “Hey, Ji Yoo .. kau sakit kah? Untukapa masker itu?”

Aduuuuh celaka akar dua belas ayat yangkesembilan sampe tujuh belas!!

“Nampaknya saya terkena flu eonni ..” dengan ragu Ji Yoo melepas maskernya. Sepertinya orang itu tidak akan mengenali wajahnya dengan cepat.“Selamat pagi, nama saya Kang Ji Yoo .. Senang bertemu dengan kalian semua!” Clary menundukkan kepalanya dalam-dalam sambil tersenyum. Kemudian berusaha bersikap senormal mungkin walaupun sangat berbanding terbalik dengan perasaannya sekarang. Sepasang bola mata membulat ketika melihat senyum Clary.

Clary melempar pandangannya kearah seorang laki-laki yang berdiri di barisan paling belakang, sedang sibuk dengan HandPhonenya.

Fiuuuuhhh!!

“Pemotretannya dimulai satu jam lagi ..Ruang make up ada di sebelah kanan, terima kasih. Saya pamit dulu, ada yang harus diurus sebentar!” pimpinannya berjalan keluar studio. Semuanya membubarkan diri ke ruang make up. Clary berlari kecil mendekati ajusshi kesayangannya, Lee Hyo Nam.

“Hey gadis kecil .. Super Junior sangat tampan bukan?” tawa usil keluar dari mulut Hyo Nam saat laki-laki berumur 45tahun-an itu sedang memperbaiki letak lampu lighting.

“Ah, masih lebih tampan Ajusshi !!” Clary menjawabnya dengan enteng. Berasa lebih tenang sekarang, karena nampaknya laki-laki itu tidak menyadari siapa orang yang sekarang berada kurang dari 10 meter didekatnya.

“Bisakah aku minta kostumku sekarang? Akusudah selesai” seorang laki-laki ‘cantik’ berkata dari balik tirai kamar ganti. Clary dengan sigap berlari mendorong rak kostum untuknya. Gadis itu membiarkan sang penata rias yang memilihkan kostumnya.

“Kamsahamnida .. nama anda Ji Yoo kan? Nama saya Sungmin!” laki-laki itu melemparkan sebuah senyum ke arah Clary. Karena terkesima, Clary hanya membalas dengan cengiran tak berdosa.

Tiba-tiba lengannya ditangkap seseorang dari belakang. Saat Clary berbalik, sebuah senyum menyeringai menghiasi sebuah wajah yang berjarak taksampai 10 senti dari wajahnya. “Dia sama tampannya dengan Donghae hyung kan?”

“Apa???” Clary melongo. Bagaimana bisa laki-laki itu berdiri dibelakangnya? Bukannya tadi ia duduk di pojok ruang make up? “Hey Kyu! Lepas!!”dengan sekuat tenaga Clary mengibaskan lengannya. Namun tangan laki-laki itumasih saja berada di lengannya.

“Dia sama tampannya dengan Donghae hyungkan?” laki-laki yang dipanggil Kyu itu mengulangi pertanyaannya. Clarymembuang nafasnya dengan kasar.

“Iya!! Puas kan? Sekarang lepas!! Le-Pas!!” Clary menekan perkataannyadi akhir. Beberapa orang bersliweran, seakan tidak perduli dengan apa yang dilakukan Kyu padanya.

“Bagaimana denganku?”

Ah, laki-laki ini benar-benar!! Ahhhh

“Ya ya ya ya yaaaaa! Sekarang LE-PAS, Evil! LE-PAS!!”

“Apa? Evil? Tidak tahu kan kamu bahwa sifatku sama seperti malaikat?”

Ohh, pernyataan bodoh macam apa ini? Tidak ada Evil yang berkelakuan seperti Malaikat!

“Ya, aku mengalah!” Kyu melepaskan tangannya saat mata Clary membulat. Dengan satu gerakan cepat, gadis itu berbalik arah untuk berjalan menjauh.

“Kyu, dia itu fansku” seorang laki-laki tampan berhidung mancung, berdiri dari kursinya kemudian menepuk bahu Kyu pelan. Laki-laki yang bernama Donghae itu berjalan mendahului Kyu ke ruang ganti. Kyu hanya membalasnya dengan senyuman.

Donghae menatap sekilas kearah Clary. Gadis itu tengah duduk di sebuah bangku panjang di dekat pintu keluar sambil menopang dagunya.
 
wakakaka yg nulis pecinta Donghae dan Super Junior >///<

aku juga suka Suju...!!! masukin Kim Ryeowook please >///<
 
Back
Top