Kedepan, Di Jakarta Tak Boleh Lagi Tarik Uang Tunai

spirit

Mod
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama (Ahok) berencana untuk menghapus transaksi tunai di Jakarta. Transaksi menggunakan uang kartal di Jakarta mulai ditekan. Kenapa?

Saat ditemui, Ahok mengatakan, selain menghemat uang negara dalam mencetak uang, rencana ini juga untuk mencegah korupsi.

"Ini akan menghemat uang negara. Ini juga akan mengatasi korupsi ke depan. Jadi kalau semua sistem sudah siap, nanti bisa Jakarta kita mulai tidak boleh tarik cash (tunai). Jadi orang bisa mengambil dari daerah kan," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (7/10/2013).

Bila ada yang menarik tunai banyak, ujar Ahok, ini akan dicurigai. "Apa untuk menyuap pejabat," ujar Ahok.

Nantinya, bila aturan ini jadi berlaku, maka dalam setiap transaksi penarikan uang tunai, besarannya hanya boleh maksimal satu kali upah minimum provinsi (UMP). "Untuk apa tarik tunai sampai Rp 10 juta? Beli mobil pakai uang cash kan gila. Pasti uang nggak jelas," kata Ahok. -detikFinance


.
 
hmm baru 1 tahun menjabat sudah berani mengambil kebijakan sebesar ini, terus kalau mau bayar tukang gorengan atau pengamen pakai kartu kredit/transfer rekening ya? :D
 
hmm baru 1 tahun menjabat sudah berani mengambil kebijakan sebesar ini, terus kalau mau bayar tukang gorengan atau pengamen pakai kartu kredit/transfer rekening ya? :D
nah bener tuh kata pak press... kasihan warung kecil dan pedagang pinggir jalan yang ga ada mesin ATM untuk membayar... nanti mau gesek pake apaan?

naik angkot juga musti gesek? gesek pake apaan? hahaha
 
hmm baru 1 tahun menjabat sudah berani mengambil kebijakan sebesar ini, terus kalau mau bayar tukang gorengan atau pengamen pakai kartu kredit/transfer rekening ya? :D

hahahahah tak se ekstrim itu kayaknya. kl ak amati pidato ahok yg masuk youtube itu d maksudkan bagi pejabat negara dalam pemerintahan DKI. Boleh tarik tunai tak lbh dari besaran upah minimum daerah (UMD). Ini tujuannya utk mengontrol lalu lintas keuangan para pejabat.
 
tarik uang tunai jaringan atm bank

Kadang kita melihat antrian di ATM yang begitu panjang dan lama. Para pengantri bahkan rela menghabiskan waktu hingga 15 menit untuk menunggu giliran. Padahal di zaman produktif seperti sekarang, waktu 15 menit sangat berharga. Ternyata, para pengantri tersebut hanya ingin bisa melakukan transaksi di ATM bank yang sama dengan penerbit kartu ATM-nya. Jika menunggu untuk transaksi penting, mungkin usaha tersebut masuk akal. Namun jika sudah lama mengantri tetapi hanya untuk cek saldo, tentu hal itu mubazir. Contoh di atas tak akan terjadi jika kita cerdas dalam memanfaatkan layanan ATM Bersama.

sumber
 
Back
Top