Tentang Pernikahan Beda Agama

momentum

New member
e76eacdc2a2889dcff6825c9c865846586f5ba84.jpg

Di tengah keberagaman suku bangsa, budaya dan agama di Indonesia, maka pernikahan beda agama menjadi suatu hal yang sulit untuk dihindari pasangan yang sedang mencinta. Namun ketika telah masuk ke dalam dunia pernikahan, akankah cinta dapat mengatasi jurang perbedaan yang muncul dalam pernikahan beda agama?

Kehidupan suami istri di dalam pernikahan tak dapat dipungkiri memiliki lika-liku kehidupan yang tak cukup diselesaikan hanya dengan modal cinta. Karena pada dasarnya perasaan semata dapat menipu. Perasaan cinta menggelora yang biasanya dimiliki pasangan saat berpacaran dan awal menikah seringkali berubah sejalan dengan waktu ketika menjalani biduk pernikahan. Bahkan perjuangan pasangan beda agama untuk mendapatkan restu orangtua agar dapat menikah pun tak jarang runtuh di tengah konflik rumah tangga. Ini adalah fakta dan fenomena yang seringkali terjadi dalam pernikahan beda agama.

Sebuat saja Talia. Malam itu ia menangis curhat kepada teman Kristennya, bagaimana beratnya menjalani kehidupan pernikahan dengan seorang pria yang dulu begitu dicintainya. Namun saat ini yang diingininya hanyalah agar dapat memiliki kembali hubungan pribadi yang indah bersama dengan Yesus, suatu hal yang telah ditinggalkannya sejak menikah.

Ia berkisah bagaimana sulitnya dirinya kini untuk pergi ke gereja. Ia juga tak mampu mengatasi rasa bersalah yang dialaminya karena merasa telah mengkhianati Yesus. Ia juga bingung akan dibawa kemana anaknya kini, bagaimana mengajarkan kebenaran firman Tuhan kepada anaknya di tengah gejolak perasaan batin yag kini dialaminya. Dalam tangisnya ia berujar, “Orang bisa bilang apa saja soal agamaku, tapi hatiku hanya milik Yesus.”

Tak beda jauh dengan Talia, Christian juga mengalami hal yang sama. Hanya saja ia berada dalam posisi ditinggalkan oleh istrinya. Setelah berjuang bersama sedemikian rupa agar dapat menikah dan mengatasi segala perbedaan yang ada di antara mereka termasuk dalam hal perbedaan agama, Christian harus menghadapi kenyataan bahwa istrinya berniat kembali ke agama asalnya. Tak hanya itu, istrinya bahkan memiliki pemahaman baru bahwa pernikahan yang mereka jalani haram adanya. Bahkan untuk berhubungan suami istri pun menjadi suatu hal yang najis dan tidak diperkenankan secara agamanya.

Christian frustrasi. Ia masih sangat mencintai istrinya tapi baginya tidaklah mudah untuk meninggalkan keyakinanya demi dapat bersatu kembali dengan istrinya. Terlebih lagi Christian berkeyakinan apa yang telah disatukan Tuhan tak dapat diceraikan oelh manusia.

Kedua kisah di atas bukanlah fiksi semata namun nyata terjadi dalam kehidupan pernikahan beda agama. Hal-hal sebagaimana yang dikisahkan di atas seringkali mengancam kehidupan pernikahan beda agama. Karena agama memang bukan suatu hal seperti baju yang dapat ditukar saat kita kenakan namun merupakan keyakinan yang menjadi identitas diri kita dengan segala pemikiran, paradigma dan pemahaman hidup kita di dalamnya.

Bagi banyak pasangan beda agama, mungkin nasi telah menjadi bubur. Dan perceraian seringkali menjadi pilihannya. Tapi Allah sangat menghargai pernikahan. Di mata Tuhan, pernikahan memiliki satu misi, yaitu agar manusia memuliakan diri-Nya. Pernikahan adalah wadah dimana Allah dapat menunjukkan secara nyata akan kasih, cinta dan pengorbanan-Nya melalui kehidupan suami istri. Namun seringkali semua itu rusak oleh keegoisan, dosa dan konflik dalam hubungan suami istri. Sebagaimana Allah tidak pernah menyerah atas hidup Anda, demikian juga Anda jangan pernah menyerah dengan pasangan Anda.

Ingatlah, bahwa pernikahan adalah milik Allah. Ada misi Allah secara pribadi bagi setiap Anda yang terlibat dalam pernikahan. Ada misi keselamatan yang Allah sediakan bagi seisi rumah Anda. Ada tanggung jawab untuk melahirkan dan membesarkan keturunan-keturunan ilahi dalam kehidupan keluarga Anda. Bukan hal yang mudah memang untuk diperjuangkan.

Bagi Anda yang telah masuk ke dalam pernikahan beda agama, jangan pernah menyerah. Bukan hal yang mudah untuk dijalani tapi yakinlah bersama dengan Tuhan, apapun bisa terjadi. Lakukan hal terbaik yang Anda bisa dan serahkan sisanya kepada Allah. Karena kemustahilan adalah bagian Allah.

~tamatave​
 
sebaiknya umat kristiani lah ga perlu nikah/kawin. ngikutin jejak kristus keberadaannya ga nikah pa kawin kan? coba tanya knapa!

- n1 -
jejaknya banyak diikuti di umat katolik.
 
Samàno mantraá samitiá samàni
samànam manaá saha cittam eûàm,
samanam mantram abhi mantarey vah,
samanena vo havisa juhomi.
(Rgveda X.191.3)

"Wahai umat manusia! Pikirkanlah bersama. Bermusyawarahlah bersama. Satukanlah hati, dan pikiranmu dengan yang lain. Aku anugrahkan pikiran yang sama, dan fasilitas yang sama pula untuk kerukunan hidupmu"

Samànì va àkutiá samànà hådayàni vaá,
samànam astu vo mano yathà vaá susahàsati.
(Rgveda X.191.4)

"Wahai umat manusia! Milikilah perhatian yang sama. Tumbuhkan saling pengertian di antara kamu. Dengan demikian engkau dapat mewujudkan kerukunan dan kesatuan"
--------£--------
Berdasarkan kutipan Rg Veda diatas sudah sepantasnya kita mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan dlm kehidupan, baik kehidupan sehari-hari maupun tentang pernikahan beda keyakinan..
 
Back
Top