Perempuan Bekerja Perempuan Super?

urhee

New member
Hari gini kerja di jakarta: kena macet, berangkat subuh sampai rumah malam, di kantor kerjaan dan bos demanding banget, sampai rumah masih musti urus rumah, anak dan suami, syukur-syukur jam 9 malam sudah bisa tidur.

Belum kalau ada keadaan darurat bersangkutan dengan pembantu ngadat / anak sakit / dipanggil sekolah untuk ambil rapot/sekedar "tatap muka" dengan guru, pasti sang ibu yang harus pergi.

Jadi kalau pernah denger ada survey jaman sekarang perempuan menikah, bekerja, berusia muda, mulai banyak yang kena serangan jantung, no wonder deh. Apalagi typical laki-laki Indonesia yang ogah bantu pekerjaan rumah tangga, maunya dilayani, dan gak mau tau urusan rumah.

Jadi, gimana dengan argumen di atas? Buat saya perempuan bekerja adalah perempuan super!
 
almost setuju deh, soalnya kalo bisa mengerjakan itu tetap dengan rasa syukur ya saya angkat 4 jempol deh, tapi kalo dengan terpaksa ya susah deh, super karena terpaksa, ga super donk namanya
 
Hm, "terpaksa" itu relatif. Kalo kamu mandangnya jadi kehilangan kebebasan dan diri sendiri mungkin ada benarnya juga. Whatever the reason, kalo kita punya seorang ibu yang harus bekerja, harus ngurus suami & rumah, harus ngurus anak, meskipun "terpaksa" tapi selalu nyoba bikin happy semua orang (suami & anak-anaknya), apa kamu gak angkat topi, jempol & kepala buat perempuan seperti itu... Pada dasarnya kita bisa cari happiness dari hal lain. Mungkin si ibu tidak happy di karirnya, tapi berhubung gajinya OK, gak pa-pa deh asal bisa bantu keluarga. Banyak faktor yang bisa dibahas. Buat gue, biarpun terpaksa tetap angkat topi buat para ibu yang maju terus pantang mundur....
 
Super? Siapa nih yang menilai? Dari pihak para suami atau dari kita2 sendiri para perempuan ?:) Ada lho perempuan yg punya kebiasaan ngeremehin perempuan lain. tapi ada juga dari sebagian para suami yg bisa menilai bahwa kita perempuan super. Tapiii.. sayangnya suami yg seperti itu jarang banget ditemukan :(
Padahal kalau dia mau sedikiiit saja pakai perasaannya, harusnya mereka MALU. Harusnya kita perempuan yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya oleh mereka. Bukankah kita lebih "lemah" drpd mereka?? (hihii.. itu istilahnya). Perempuan bekerja karena kondisi (="terpaksa" oleh keadaan) kalo perempuan udah dimulyakan oleh para suami dengan kasih sayang dan uang... ya tentu aja lebih baik dirumah, merawat tubuh, shoping, bikin anak , n urus anak. Dengan senang hatiyy :D
 
Itulan kenapa gue bikin thread subject ini. Perempuan harus mulai saling menghargai peran masing-masing. Begitu pun buat perempuan yang memilih jadi ibu rumah tangga. Itu juga pengorbanan dan perjuangan besar, meng-contribusikan hidup khusus untuk membesarkan anak dan mengurus rumah. Kadang buat perempuan, bekerja itu juga penting buat aktualisasi diri. Tapi karena keadaan memaksa, akhirnya dia memilih jadi ibu RT.

Kalau kita sebagai sesama perempuan mulai menghargai dan appreciate peran masing-masing, otomatis para lelaki pun bisa diajari untuk juga menghargainya. Kalau kita sendiri saling serang, apa yang bisa diharapkan dari pandangan para lelaki. Berat memang merubah pandangan kaum Adam, karena pada dasarnya bangsa kita adalah bangsa patriarkis. So, itu pekerjaan berat. Tapi siapa takut karena kita juga bisa jadi Super Woman kok...

>8| >8|
 
Malez banget sih jadi perempuan kayak gitu. Harus kerja ngurus suami,ngurus anak2.... Emangnya jempol orang lain bisa diapain?
Gw harap gw ga jadi perempuan seperti itu.
Gw harap bisa dapat suami yang juga ikut bantu2 alias qt bisa saling melayani....
Jadi perempuan itu kasihan amat sih...
Salut emang ama ibu RT. Soalnya pekerjaan RT itu merepotkan berat dan ga fun banget.
 
Malez banget sih jadi perempuan kayak gitu. Harus kerja ngurus suami,ngurus anak2.... Emangnya jempol orang lain bisa diapain?
Gw harap gw ga jadi perempuan seperti itu.
Gw harap bisa dapat suami yang juga ikut bantu2 alias qt bisa saling melayani....
Jadi perempuan itu kasihan amat sih...
Salut emang ama ibu RT. Soalnya pekerjaan RT itu merepotkan berat dan ga fun banget.

Hidup adalah pilihan. Kalau kamu memilih untuk tidak menikah & punya anak, sah-sah aja. Ada perempuan yang memilih jadi ibu, pekerja & super woman. Semua pilihan adalah tanggung jawab dengan resikonya masing-masing.

Mungkin jempol memang gak bisa diapa-apain. Tapi apresiasi penting juga buat kita sebagai human. Kadang kita memberi tanpa pamrih (katanya), tapi kalau kita gak diapresiasi, sebel juga kan. At least kata-kata "thank you" atau bahkan gesture aja seperti apresiasi lewat senyum/peluk, sudah cukup membayar semuanya.... There's nothing free in this world.... Believe me!
 
Back
Top