Trinitas adalah JATIDIRI manusia

Bahma

New member
Sesungguhnya semua agama yang Tuhan turunkan kepada manusia adalah serupa, yaitu untuk membimbing manusia mengenal siapa diri nya, setelah mengenal siapa dirinya manusia akan mengenal siapa Tuhannya.

Wahai ketahuilah, bahwa manusia adalah gambaran Sang Pencipta. Namun sayang sekali banyak manusia tidak memahami siapa dirinya, karena tidak mau memahami petunjuk yang telah diturunkan melalui Tuhannya, hal ini ber
laku tidak saja bagi Kristen, Islam, Budha..namun semua agama!! Akhirnya
sampai akhir hayatnya manusia seperti ini adalah manusia yang merugi. Dia ti
dak sempat tahu bagaimana kehebatan dirinya sebagai gambaran sang Pencipta.

Ketahuilah bahwa manusia diciptakan sepasang dari unsur langit dan bumi. Unsur bumi adalah tubuh kasar yang semuanya terdiri dari unsur yang ada
di bumi, sedangkan unsur langit adalah unsur metafisik, gaib yang semuanya berasal dari sinar Tuhan. Ketahuilah bahwa hakikat manusia sebenarnya bu
kanlah jasad kasarnya, bukanlah unsur buminya. Kehebatan manusia sebagai
pemimpin adalah karena unsur langitnya, yang memiliki kemampuan semisal
dengan Sang Penciptanya.

Gajah lebih kuat jasadnya daripada manusia, burung elang dapat memandang
dengan tajam seekor tikus kecil yang berlari dari puluhan meter diatas tanah,
burung hantu dapat melihat di gelap malam, telinga kelelawar dapat melihat. Lalu dimana kehebatan manusia? dari unsur buminya? .. dari jasadnya? .. tentusaja dari unsur langitnya, unsur rohaninya. Tapiiii....saat ini yang bany
ak terlihat adalah manusia bumi, manusia yang serupa derajatnya dengan
makhluk lainnya, yang sama2 tidak memiliki kedahsyatan ruhani. Ingat, hanya
manusia yang diciptakan langsung dari sinar Tuhan. Unsur ruhani manusia sa
ngat kompleks, suaangat kompleks dan suaangat dahsyat jika sudah dikenali
dan dikembangkan. Gajah mampu menarik sebuah pohon dengan hidungnya,
tapi manusia dapat menarik sebuah kereta degnan beberapa gerbong, dengan
bulu janggutnya (lihat acara TV, banyak seperti itu). Elang dapat melihat dari
jarak puluhan meter diatas tanah, tapi manusia yang telah mengenal siapa di
rinya dapat melihat dari jarak ribuan kilometer antar benua!!.

Kembali, hakikat manusia bukanlah pada unsur fisiknya, tapi hakikat manusia adalah pada unsur metafisiknya, unsur langitnya, unsur ruhaninya, unsur yang diciptakan langsung dari Sinar (nur) Tuhan. Inilah artikel pengantar yang akan sampai pada pembahasan trinitas adalah jatidiri manusia seutuh
nya. Matur sembah nuwun


Bahma
18 Januari 2007
 
Tritunggal

Ajaran Tritunggal muncul setelah gereja menghadapi pengaruh ajaran filsafat Yunani yang kritis terhadap segala sesuatu, dan membutuhkan penjelasan yang bisa diterima oleh akal budi, apa yang dianggap tidak masuk akal ditolaknya. Itu sangat berbeda dengan pola pikir Yahudi yang berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari, yang penting mereka bisa menghayati dengan baik akan kehadiran Allah yang esa dan peranan Yesus, Tuhan dalam karya penyelamatan.

Pengakuan akan Allah yang esa diambil dari ajaran agama Yahudi. Sedangkan pengakuan akan Yesus Tuhan berdasarkan pengalaman dan penghayatan para rasul.
Mereka, yaitu orang yang beriman dari dunia Yunani, agak sulit menerima penjelasan yang diberikan Gereja tentang hubungan Allah yang esa dengan Yesus, Tuhan.
Sedangkan ajaran tentang Roh Kudus baru muncul beberapa saat kemudian, seiring dengan perkembangan ajaran gereja tentang peranan Roh Kudus di antara umat manusia.

Sejak itu pula gereja mulai mengenal rumusan Tritunggal. Rumusan-rumusan ini terus berkembang, seiring dengan perkembangan zaman. Bahkan tidak jarang pula muncul pikiran-pikiran yang menyesatkan dan bertentangan dengan kesaksian Alkitab sendiri.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ajaran tentang Tritunggal pada dasarnya adalah sebagai usaha gereja dalam menjelaskan keberadaan Allah yang transenden dan yang imanen secara logis dansistematis. Usaha yang seperti ini tidak hanya dilakukan oleh gereja saja, tetapi juga oleh agama-agama lain, misalnya agama Islam, khususnya dalam golongan Tasawuf, dan aliran-aliran Kebatinan. Dalam golongan Tasawuf ada ajaran tentang Asmaul Husna, atau Seratus Nama dan Sifat Allah. Dalam aliran kebatinan juga dikenal dengan ungkapan yang menyatakan bahwa Allah itu Tan kena kinaya ngapa, addoh tanpa wangenan, cedhak tanpa senggolan. Itu semua merupakan usaha-usaha manusia dalam menjelaskan, bagaimana keberadaan Allah sesunguhnya itu.

Munculnya pemahaman yang beragam dalam Alkitab menunjukkan bahwa Allah tidak bermaksud menyodorkan konsep tentang Allah. Allah yang dikenal dalam iman Kristen adalah Allah yang bebas. Allah yang tidak terikat oleh konsep manusia. Melalui kehendakNya yang bebas, Allah berusaha menyatakan diri kepada manusia. Para penulis Alkitab berusaha memberikan kesaksian tentang pernyataan Allah dan karyaNya.
Pernyataan Allah oleh penulis Alkitab tidak diteorikan sedemikian rupa menurut pola pikir bangsa Yahudi. Sehingga Allah tidak dicari dalam definisi-definisi yang dibuat oleh manusia. Ketika menjumpai Musa di gunung Sinai, Allah cukup menyebut Dirinya sebagai AKU ADALAH AKU (Keluaran 3:14-15).
3:14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
Bukankah ini sangat membingungkan ? Ternyata Musa tidak peduli dengan nama itu. Bagi Musa , kehadiran Allah yang mengutus dan yang berjanji akan menyertai itu sangat penting. Dengan demikian tidak ada gunanya mencari konsep Tritunggal dalam Alkitab. Sebab bukan itu yang menjadi inti pemberitaan Alkitab.

Uraian di atas tidak dimaksudkan untuk menolak ajaran tentang Tritunggal. Harus diakui bahwa konsep Tritunggal juga ikut membantu pertumbuhan iman umat Kristen, sehingga bisa lebih mengenal dan menghayati karya Allah.
Kalau gereja membicarakan keberadaan Allah dalam konsep Tritunggal, pertama-tama yang perlu disadari bahwa dalam konsep itu tidak membicarakan dari segi angka. Juga tidak dari segi matematika. Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." (Keluaran 33:20), menjelaskan bahwa tidak ada seorangpun yang mampu memandang wajah Allah.
Coba kita bandingkan dengan :
+ (Ayub 11:7-9), “11:7. Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa?
11:8 Tingginya seperti langit--apa yang dapat kaulakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati--apa yang dapat kauketahui?
11:9 Lebih panjang dari pada bumi ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera. “
+ (Pengkhotbah 11:5), “Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu. “
+ (Yesaya 40:25-26), “40:25 Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus.
40:26 Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat.”

Demikian juga dalam Ulangan 6:4-5
“6:4. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”
Kata esa bukan kata bilangan, justru kata sifat. Dengan demikian keesaan Allah tidak bisa disamakan dengan sebuah gelas atau benda lain. Sebab keesaan Allah tidak menyangkut jumlah.
Sebenarnya pokok ajaran Tritunggal itu sederhana, Allah yang esa telah menyatakan diri menjadi Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ketiga pengungkapan tadi memang sukar didiskusikan secara terpisah. Ketiga unsur tadi harus dibicarakan sebagai satu kesatuan yang utuh, 1=3 dan 3=1. Sebutan Bapa jelas artinya tidak sama dengan bapa-bapa yang bisa kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Sebutan Bapa bagi Allah untuk menggambarkan kehadiran Allah yang aktif dan dinamis. Dinamika dan keaktifan Allah nyata dalam karyaNya yang ditujukan kepada manusia. Oleh sebab itu manusia dalam menghayati dinamika Allah bisa merasakan bahwa Allah itu sebagai Bapa yang selalu melindungi umat milikNya. Berdasarkan pengalaman yang demikian tadi muncul istilah, Bapa Israel, Bapa yang kekal.
Di samping menekankan hubungan yang begitu dekat antara Allah dan manusia, sebutan Bapa tadi juga menunjukkan adanya perbedaan yang mendalam antara Allah dan manusia. Ketika manusia jatuh dalam dosa dan tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri maka Allah yang Mahabaik berkenan membebaskan manusia. Karya Allah tadi dilandasi atas kebaikan dan kasihNya, Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

Yesus yang juga disebut sebagai Anak Allah yang tunggal tidak bisa diartikan sebagai anak secara biologis. Antara Allah dengan Yesus ada hubungan yang begitu khas yang tidak terpisahkan. Antara Allah dan Yesus ada kesatuan dalam karya dan firman.
Yohanes 1:14 dengan jelas menyebutkan, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. “
Dan ingat, Tuhan Yesus datang ke dunia melalui perawan Maria dengan perantaraan Roh Kudus (Matius 1:1-25), dan hampir agama lain di dunia juga setuju dengan hal itu.
Apa yang dilakukan oleh Yesus semasa hidupNya mencerminkan kehendak Allah, BapaNya. Ketaatan Yesus selaku Anak Tunggal dibuktikan dalam peristiwa kesengsaraan dan kematianNya di kayu salib. Melalui penderitaan dan kematianNya hubungan antara manusia dengan Allah dipulihkan kembali.

Pulihnya hubungan antara Allah dengan manusia perlu dipertahankan. Sedangkan di pihak manusia selalu ada kecenderungan untuk melawan Allah. Maka sebelum Yesus memasuki kemuliaan surgawi telah berjanji akan memberikan Penolong yang sejati, yaitu Roh Kudus.Yohanes 14:23-26, “14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.
14:25. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;
14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. “

Berkat karya Allah dengan perantaraan Roh Kudus, kasih Allah, sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam kasih Yesus Kristus akan tetap bekerja dan menjadi milik umat Allah.
I Tesalonika 1 : 5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.
Ibrani 2:4 Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.
Roh Kudus pula yang akan memberikan inspirasi dan kekuatan bagi orang percaya, dalam melanjutkan karya Tuhan di dunia.

(I Yohanes 5:5-9)
5:5 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?
5:6. Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.
5:7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
5:8 Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
5:9 Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.
 
Back
Top