3 PEREMPUAN JAGOAN DI ZAMAN RASULULLAH SAW

ISWANDA

New member
3 PEREMPUAN JAGOAN DI ZAMAN RASULULLAH SAW

Jika membaca sejarah sahabat perempuan di zaman Rasulullah SAW, kita akan menemukan merasa kagum yang luar biasa. Mereka bukan hanya berilmu, berakhlak, dan pandai membaca Alquran, tapi juga jago pedang, berkuda dan memanah, dan tak sedikit juga jadi ''dokter'' yang pintar mengobati sahabat Nabi yang terluka di medan perang. Bahkan, ada di antara mereka yang terpotong tangannya karena melindungi Rasulullah SAW.


SIMAK KISAH TENTANG MEREKA BERIKUT INI :

1. NUSAIBAH, SI JAGO PEDANG

Rasulullah SAW yang mulia berdiri di puncak Bukit Uhud dan memandang musuh merangsek maju ke arah dirinya. Saat Nabi memandang ke sebelah kanan, tampak seorang perempuan sedang mengayun-ayunkan pedang dengan gagah perkasa melindungi dirinya. Saat memandang ke kiri, Nabi juga melihat perempuan itu melakukan hal yang sama. Lalu, Rasulullah SAW berkata ''Tidaklah aku melihat ke kanan dan ke kiri pada pertempuran Uhud kecuali aku melihat NUSAIBAH binti Ka'ab berperang membelaku.''

Demikianlah bukti cinta dan setianya Nusaibah binti Ka'ab Ansyariyah kepada Rasulullah, sehingga begitu melihat junjungannya terancam bahaya, dia maju mengibas-ngibas pedangnya. Karena itu, Nusaibah dikenal dengan sebutan Ummu Umarah atau pahlawan perempuan Islam yang mempertaruhkan jiwa dan raga demi Islam termasuk ikut dalam perang Yamamah di bawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid sampai terpotong tangannya. Ummu Umarah juga bersama Rasulullah SAW dalam menunaikan Baitur Ridhwan ( janji setia untuk sanggup mati syahid di jalan Allah ).

Dalam perang Uhud, Nusaibah membawa tempat air dan mengikuti suami serta kedua anaknya ke medan perang. Pada saat itu Nusaibah menyaksikan betapa pasukan Muslimin mulai kocar-kacir dan musuh merangsek maju sementara Rasulullah SAW berdiri tanpa perisai. Seorang muslim berlari mundur sambil membawa perisainya, maka Rasulullah SAW berseru kepadanya, ''berikan perisaimu kepada yang berperang.'' Lelaki itu melemparkan perisainya dan kemudian dipungut oleh Nusaibah untuk melindungi Nabi.

Ummu Umarah menuturkan pengalamannya pada Perang Uhud yaitu: ''saya pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan orang. Pada waktu itu saya membawa tempat air. Kemudian saya sampai kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang berada di tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum muslimin mengalami kekalahan, saya melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kemudian ikut serta di dalam medan pertempuran. Saya berusaha melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dengan pedang, saya juga menggunakan panah sehingga akhirnya saya terluka.''

Rasulullah juga melihat luka di belakang telinga Nusaibah, lalu berseru kepada anaknya, ''Ibumu, ibumu, balutlah lukanya! Ya Allah, jadikanlah mereka sahabatku di surga!'' Mendengar itu, Nusaibah berkata kepada anaknya, ''Aku tidak peduli lagi apa yang menimpaku di dunia ini. ''Subhanallah, sungguh setianya Nusaibah kepada Rasulullah SAW.

2. KHAULAH BINTI AZUR, KSATRIA BERKUDA HITAM

Siapa ksatria berkuda hitam ini? Itulah Khaulah binti Azur. Dia seorang muslimah yang kuat jiwa dan raga. Sosok tubuhnya tinggi langsing dan tegap. Sejak kecil Khaulah suka dan pandai bermain pedang dan tombak, dan terus berlatih sampai tiba waktunya menggunakan keterampilannya itu untuk membela Islam bersama para mujahidah lainnya.

Diriwayatkan betapa dalam salah satu peperangan melawan pasukan kafir Romawi di bawah kepemimpinan Panglima Khalid bin Walid, tiba-tiba saja muncul seorang penunggang kuda berbalut pakaian serba hitam yang dengan tangkas memacu kudanya ke tengah-tengah medan pertempuran. Seperti singa lapar yang siap menerkam, sosok berkuda itu mengibas-ngibaskan pedangnya dan dalam waktu singkat menumbangkan tiga orang musuh.

Panglima Khalid bin Walid serta seluruh pasukannya tercengang melihat ketangkasan sosok berbaju hitam itu. Mereka bertanya-tanya siapakah pejuang tersebut yang tertutup rapat seluruh tubuhnya dan hanya terlihat kedua matanya saja. Semangat jihad pasukan Muslimin pun terbakar kembali begitu mengetahui bahwa the Black Rider tuan menunggang kuda berbaju hitam itu adalah seorang wanita!

Keberanian Khaulah teruji ketika dia dan beberapa mujahidah tertawan musuh dalam peperangan Sahura. Mereka dikurung dan dikawal ketat selama beberapa hari. Walaupun agak mustahil untuk melepaskan diri, namun Khaulah tidak mau menyerah dan terus menyemangati sahabat-sahabatnya.

Katanya, ''Kalian yang berjuang di jalan Allah, apakah kalian mau menjadi tukang pijit orang-orang Romawi? Mau menjadi budak orang-orang kafir? Dimana harga diri kalian sebagai pejuang yang ingin mendapat surga Allah? Dimana kehormatan kalian sebagai Muslimah? Lebih baik kita mati daripada menjadi budak orang-orang Romawi!''

Demikianlah Khaulah terus membakar semangat para muslimah sampai mereka pun bulat tekad melawan tentara musuh yang mengawal mereka, Mereka rela mati syahid jika gagal melarikan diri. ''Janganlah saudari sekali-kali gentar dan takut. Patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyak takbir serta kuatkan hati. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat. Dikisahkan bahwa, akhirnya, karena keyakinan mereka, Khaulah dkk berhasil melarikan diri dari kurungan musuh! Subhanallah.

3. NAILAH, SI CANTIK YANG PEMBERANI

Nailah binti al-Farafishah adalah istri Khalifah Ustman bin Affan. Dia terkenal cantik dan pandai. Ketika terjadi fitnah yang memecah belah umat Islam pada tahun 35 Hijriyah, Nailah ikut mengangkat pedang membela suaminya. Saat seorang musuh menerobos masuk dengan pedang terhunus, Nailah berhasil merebut pedang itu. Tapi, si musuhnya merampas lagi senjata itu hingga menyebabkan jari-jari Nailah terputus.

Ustman pun syahid karena sabetan pedang pemberontak. Air mata Nailah tumpah saat memangku jenazah sang suami. Sesudah Ustman wafat, Nailah berkabung selama 4 bulan 10 hari. Ia tak berdan-dan dan berhias dan tidak meninggalkan rumah Ustman ke rumah ayahnya.

Nailah memandang kesetiaan terhadap suaminya sepeninggalnya lebih berpengaruh dan lebih besar dari apa yang dilihatnya terhadap ayahnya, saudara perempuannya, ibunya, dan karabatnya. Ketika Ustman terbunuh, ia mengatakan, ''sungguh kalian telah membunuhnya. Padahal ia telah menghidupkan malam dengan Alquran dalam rangkaian rakaat.'' Subhanallah! Semoga kaum muslimah saat ini dapat mengambil teladan dari mereka, Amin.
SUMBER
http://blog-iswanda.blogspot.com/2017/04/3-perempuan-jagoan-di-zaman-rasulullah.html
 
Back
Top