Titik Kritis Penyelidikan Mueller: Trump Akhirnya Akan Diperiksa

Politik

New member
Presiden Trump mengatakan bahwa dia bersedia untuk berbicara di bawah sumpah kepada Robert S. Mueller III, penyidik khusus yang menyelidiki campur tangan Rusia dalam kampanye kepresidenan 2016. Empat rekan Trump sejauh ini telah dikenai tuduhan dalam penyelidikan Mueller, namun tidak ada bukti kesalahan yang dilakukan oleh Presiden, atau indikasi kesimpulan akhir oleh Mueller.

Oleh: Stephen Collinson (CNN)

Akhirnya, tak terelakkan, penyelidikan khusus Robert Mueller telah mencapai tahap penyelidikan atas Donald Trump sendiri.

Sekarang firasat buruk menimpa kepresidenannya dan negara itu.

Serangkaian pengungkapan pada Selasa (23/1), menunjukkan bahwa setidaknya satu jalinan dari penyelidikan Rusia Mueller, sedang melaju menuju akhir, dan menekankan betapa beratnya situasi yang dihadapi Gedung Putih dan potensi rentannya Presiden.

Permintaan Mueller untuk mengajukan pertanyaan terhadap Trump, dan berita bahwa timnya telah mewawancarai Direktur FBI James Comey dan Jaksa Agung Jeff Sessions, menunjukkan bahwa penasihat khusus tersebut memiliki gambaran yang jelas mengenai ke mana dia menuju, dalam apa yang bisa menjadi penghambat dalam kasus keadilan, kata para pakar hukum.

“Mungkin saja Mueller hampir mencapai tekadnya untuk mengetahui apa hambatan ini, apakah itu adalah tindak pidana seperti yang ada dalam pikirannya, apakah itu pelanggaran yang bisa membuat pelakunya dipecat, atau apakah pelanggaran itu tidak berarti sama sekali,” ujar Michael Zeldin, mantan ajudan senior untuk Mueller di Departemen Kehakiman, kepada Brooke Baldwin dari CNN.

Kejutan besar pada Selasa (23/1), terjadi di tengah tanda-tanda baru bahwa Trump masih terus berupaya melawan norma-norma konstitusional, dalam tindakannya terhadap otoritas kehakiman, yang biasanya dipandang independen dari pengaruh Presiden.

Direktur FBI saat ini Christopher Wray, mengancam akan berhenti—ujar seorang sumber yang mengetahui situasi tersebut kepada CNN—setelah mendapat tekanan dari Sessions, untuk menyingkirkan tokoh-tokoh pemimpin senior dari era-Comey, yang diyakini Presiden tidak berpihak terhadapnya. Perkembangan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Axios.

The Washington Post melaporkan bahwa Trump telah meminta pelaksana tugas direktur FBI saat itu, Andrew McCabe—yang Trump pilih dalam pemilu tahun 2016 dalam sebuah pertemuan di Kantor Oval, dan mengkritik afiliasi istri McCabe dengan Partai Demokrat—untuk melakukan sesuatu yang melanggar hukum kebiasaan seorang pegawai negeri.

Dan terdapat tanda-tanda bahwa Rick Gates—mantan staf kampanye Trump yang mengaku tidak bersalah pada bulan Oktober, terhadap delapan tuduhan pencucian uang, dan gagal mendaftarkan aktivitas lobi asing dan bisnis lainnya—mungkin siap untuk bekerja sama dengan Mueller, seperti yang dilaporkan oleh Katelyn Polantz dari CNN pada Selasa (23/1) malam.

Dan pada hari yang penuh drama, upaya Partai Republik untuk mengecam penyelidikan Rusia semakin meningkat, seiring Gedung Putih mengatakan bahwa Trump telah siap untuk mengungkapkan sebuah catatan yang ditulis oleh staf komite Partai Republik di DPR, yang mengklaim adanya kesalahan oleh petugas FBI yang menyelidiki Presiden.

Empat rekan Trump sejauh ini telah dikenai tuduhan dalam penyelidikan Mueller, namun tidak ada bukti kesalahan yang dilakukan oleh Presiden, atau indikasi kesimpulan akhir oleh pengacara khusus tersebut.

Namun, kemungkinan Presiden Amerika Serikat yang bersaksi untuk penyelidikan tersebut, akan mengangkat tipu muslihat ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan akan menjadi tontonan yang belum pernah ada sejak pertunjukan pengadilan Bill Clinton 20 tahun yang lalu, yang akhirnya menyebabkan ia dipecat, atas perselingkuhannya dengan seorang peserta magang di Gedung Putih, Monica Lewinsky.

Fakta bahwa tim Mueller telah berbicara dengan Comey dan Sessions, dan sekarang ingin berbicara dengan Presiden, menunjukkan bahwa penyelidikan terkait apakah Trump menghalangi keadilan dengan meminta mantan Direktur FBI untuk lebih mempermudah mantan penasihat keamanan nasional Michael Flynn, dan kemudian memecat direktur tersebut saat ia keberatan, berada pada tahap selanjutnya. CNN juga melaporkan pada pekan lalu, bahwa mantan penasihat politik Trump, Steve Bannon, telah membuat kesepakatan untuk diwawancarai oleh jaksa Mueller.

“Tampaknya penyelidikan ini sudah mencapai saat-saat terakhirnya,” kata Jens David Ohlin, seorang profesor dan wakil dekan di Cornell Law School.

Ohlin mengatakan bahwa tingkatan yang lebih tinggi dari poin-poin yang dipertanyakan Mueller, mencapai saat-saat yang menentukan, setidaknya dalam hal penghambatan keadilan dalam penyelidikan ini, yang juga mempertimbangkan apakah ada orang dalam kampanye Trump yang melanggar hukum dengan bekerja sama dalam upaya campur tangan Rusia dalam pemilu.

“Kami berada di posisi puncak secara politis dengan adanya Steve Bannon. Kami berada di posisi puncak dalam hal penegakan hukum, dalam hal jaksa agung dan mantan kepala FBI,” kata Ken Cuccinelli, mantan Jaksa Agung Partai Republik Virginia.

“Ini mengejutkan saya, mereka semakin dekat dalam mengumpulkan semua informasi, dan kemudian… mereka harus memproses seluruh informasi tersebut dan membuat beberapa keputusan tentang bagaimana cara untuk melanjutkannya,” kata Cuccinelli kepada CNN.

Permintaan wawancara menunjukkan bahwa Mueller melanjutkan prosesnya secara klasik, bekerja dari titik penyelidikan yang paling luas ke tokoh utama, dengan Trump berada di ujung segitiga.

Trump secara konsisten membantah berkolusi dengan Rusia, mengatakan bahwa dia tidak menghalangi keadilan dalam pemecatan Comey, dan telah menyebut keseluruhan penyelidikan ini sebagai sebuah “tipuan” dan “penyerangan” terhadapnya.

Fakta bahwa Mueller telah sampai sejauh ini, menunjukkan bahwa dia percaya setidaknya terdapat “sesuatu” dalam kasus ini yang mungkin terjadi, dimana Ohlin berkata: “Saya tidak berpikir bahwa ini terjadi hanya karena kerajinannya. Ini terjadi karena dia melihat ada sesuatu yang bermasalah dengan pemecatan Comey. Jika benar-benar tidak ada apa-apa, maka sangat mudah untuk menyelidikinya, karena tidak ada yang bisa dijadikan pegangan.”

Laporan terbaru menyoroti potensi keterlibatan Trump, dan menekankan bahwa kantor pengacara khusus tersebut telah mengindikasikan bahwa mereka ingin berbicara dengan Trump, mengenai keluarnya Flynn dan pemecatan Comey.

Washington Post juga mengatakan bahwa Mueller tertarik pada usaha Trump untuk menyingkirkan Sessions atau menekannya untuk keluar, dan mengutip seorang sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut, dengan mengatakan bahwa penasihat khusus itu ingin menilai apakah ada “pola” dari perilaku Presiden.

Meski demikian, seperti yang ditunjukkan Mueller—misalnya dalam dakwaan yang mengejutkan dan kesepakatan pengakuan bersalah pada tahun lalu—tidak seorang pun di luar penyelidikannya yang dapat menilai secara akurat maksud atau cakupannya.

“Kami juga tidak tahu apakah penyelidikan ini akan mengarah pada apa pun. Terkadang anda sampai pada akhir penyelidikan dan anda melakukan wawancara terakhir untuk mengakhiri penyelidikan,” ujar mantan Jaksa Agung AS Preet Bharara di “Ruang Situasi” pada Selasa (23/1). “Mungkin ini akan berujung pada sesuatu yang sangat penting, luar biasa, dan sangat mengguncang bagi negara ini, atau penyelidikan ini bisa menjadi sesuatu yang mereka akhiri begitu saja.”

Pengacara Trump dapat menawarkan jawaban tertulis dari Presiden atas pertanyaan pengacara khusus tersebut—sebuah langkah yang menurut banyak analis hukum, tidak akan cukup berhasil bagi Mueller. Pilihan lain mungkin adalah wawancara formal, dengan pengacara Trump yang ikut hadir, yang memungkinkan mereka untuk menahan saksi kunci mereka, yang seringkali tidak berdaya dan tidak tepat dan ‘terlalu berhemat’ terhadap kebenaran, dengan cara yang bisa membawa mereka ke dalam bahaya, oleh tim ahli kejaksaan Mueller.

Menolak permintaan Mueller bisa membuat pengacara khusus tersebut memanggil Presiden untuk bersaksi di pengadilan, di depan dewan juri—sebuah langkah yang akan menempatkannya dalam situasi yang lebih berbahaya lagi.

Perkembangan pada Selasa (23/1), juga menyoroti potensi kerentanan Trump. Mueller sekarang dipersenjatai dengan kesaksian Comey, Sessions, dan kesaksian dari Flynn yang bekerja sama, yang semuanya dapat menjelaskan percakapan penting dengan Presiden.

Mueller mungkin juga memiliki sejumlah besar bukti dari sumber lain, termasuk wawancara, email, dan kesaksian lainnya, dan pastinya sudah mengetahui jawaban atas banyak pertanyaan yang akan diajukannya kepada Trump, yang membuat Presiden berada dalam bahaya jika dia tidak benar-benar jujur.

Mueller juga mendapatkan manfaat dari catatan baru yang ditulis oleh Comey setelah beberapa pertemuan dengan Presiden, di mana dia merinci apa yang kemudian dia katakan sebagai upaya Presiden untuk mengembangkan hubungan “perlindungan” yang tidak pantas dengannya.

Trump mengatakan pada tahun lalu, bahwa dia akan “100 persen” bersedia memberi kesaksian kepada Mueller di bawah sumpah. CNN telah melaporkan bahwa beberapa teman dan rekan Presiden telah memperingatkannya agar tidak membahayakan dirinya secara sukarela dalam sebuah wawancara. Awal bulan ini, Trump tampak kembali menunjukkan kemungkinan untuk bertemu Mueller.

Sekretaris pers Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan pada Selasa (23/1), bahwa Gedung Putih “sepenuhnya kooperatif” dengan Mueller, namun yakin bahwa masyarakat Amerika siap untuk melupakan hal ini. Namun sebuah jajak pendapat CNN yang baru, tampaknya bertentangan dengan pernyataan tersebut, dan menemukan bahwa 8 dari 10 orang mengatakan bahwa Trump harus memberi kesaksian kepada Mueller jika ditanya, termasuk 59 persen anggota Partai Republik.

Sumber : Titik Kritis Penyelidikan Mueller: Trump Akhirnya Akan Diperiksa
 
Back
Top