Welcome Bonus Hingga $500 dari ForexChief

Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Belajar Untuk Profit Tanpa Fokus Pada Profit

Jika ingin profit yang konsisten, trader dilarang berfokus pada profit. Mengapa demikian?

Salah satu tantangan terbesar bagi para trader forex adalah bagaimana agar bisa profit secara konsisten. Bagaimanapun juga, apalah artinya bertrading valas, jika bukan untuk menghasilkan uang? Sayangnya, bagi kebanyakan trader, target ini begitu sukar dicapai hingga banyak diantaranya mempertanyakan apakah benar-benar mungkin untuk menghasilkan profit secara reguler. Tentu saja bisa, dan trader manapun bisa profit secara konsisten dengan bertrading valas jika mereka mengikuti teknik-teknik mudah berikut ini:

Jika Anda ingin profit secara konsisten, maka jangan fokus pada profit. Meski ini kedengarannya paradoks dan kontradiktif, faktanya ada prinsip dasar yang kuat dibalik ide ini. Trader yang hanya berfokus pada profit justru tidak pernah profit karena mereka bertindak dengan memperturutkan gerak hati mereka saja. Mereka cenderung mengambil sudut pandang jangka pendek dan, karenanya, mereka mulai putus asa ketika sekali waktu mereka gagal mendapat profit.

Ketimbang berpikir tentang profit, berfokuslah pada memperbaiki teknik trading Anda. Semakin baik Anda sebagai trader, semakin banyak profit yang bisa Anda dapatkan dalam jangka panjang.


Jangan bertrading hanya karena merasa harus bertrading. Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan oleh para trader pemula adalah over-trade, artinya mereka merasa mereka perlu bertrading setiap hari, seakan-akan trading adalah pekerjaan harian. Namun, para trader yang lebih berpengalaman dan bijak tahu bahwa berapa banyak Anda bertrading itu tidak penting, justru yang lebih penting untuk dipertimbangkan adalah seberapa efektif Anda dalam bertrading. Satu trading yang Anda menangkan bisa mengungguli sepuluh trading dimana Anda loss atau break even.

Karenanya, buatlah sebuah rencana trading yang bagus dimana Anda merumuskan panduan tentang kapan akan bertrading serta aturan-aturan untuk masuk (enter) atau keluar (exit) suatu posisi trading. Selain itu, Anda juga perlu membangun disiplin diri untuk mentaati sistem trading Anda serta tidak bertindak emosional ketika situasi tidak berjalan seperti yang Anda harapkan.

Belajarlah untuk memandang jangka panjang. Sangat penting bagi trader untuk memahami bahwa mereka tidak akan bisa profit terus menerus. Akan ada masanya mereka mengalami serangkaian trading loss. Yang penting bukanlah bisa profit di setiap trading, melainkan bagaimana agar profit dalam jangka panjang.

Daripada panik ketika mengalami loss, lebih baik berfokus pada belajar dari kesalahan Anda dan memahami bahwa loss itu tidak terhindarkan. Yang terpenting adalah bisa mengidentifikasi trading-trading unggulan yang bisa menghasilkan profit cukup banyak untuk menutup loss Anda.

Penting juga untuk terorganisir. Trader-trader terburuk adalah mereka yang memperlakukan trading forex layaknya judi. Ketika bertrading, mereka menggunakan insting untuk menentukan kapan akan membuka atau menutup sebuah posisi trading. Daripada bersikap begitu, ciptakanlah sebuah rencana trading (trading plan) yang menyatakan dengan jelas "aturan-aturan" yang akan menentukan kapan Anda akan bertrading serta kapan saatnya masuk dan saatnya menutup sebuah posisi trading.

SUMBER : www.seputarforex.com



Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Dalam menganalisa pasar forex, kita harus memperhatikan segala aspek untuk memiliki kemampuan menganalisa yang baik. Jangan hanya memandang dan berat di satu aspek saja. Dalam Forex, kita kenal dengan yang namanya analisa fundamental. Keduanya harus dianalisa dan diseimbangkan. Dengan artian lain, kita tidak hanya memperhatikan aspek kualitatif, melainkan juga kuantitatif.
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Pengaruh Bank Sentral Dalam Pasar Forex

Bank sentral suatu negara adalah bagian dari pemerintah, bukan seperti bank komersial pada umumnya yang berorientasi pada profit dengan menginvestasikan asset-assetnya.

Bank sentral suatu negara adalah bagian dari pemerintah, bukan seperti bank komersial pada umumnya yang berorientasi pada profit dengan menginvestasikan asset-assetnya. Bank sentral didirikan pemerintah untuk mengatur dan mengawasi bank-bank komersial dan lembaga keuangan guna mencegah akibat kinerja yang buruk. Di samping itu bank sentral juga bertugas melaksanakan fungsi pemerintah dalam melaksanakan sistem moneternya guna memenuhi target besaran ekonomi yang hendak dicapai.

Bank sentral negara-negara yang mata uangnya banyak diperdagangkan di pasar forex antara lain adalah:

  • The Federal Reserve (The Fed) adalah bank sentral Amerika Serikat
  • Bank of England (BoE) adalah bank sentral Inggris
  • Bank of Japan (BoJ) adalah bank sentral Jepang
  • European Central Bank (ECB) adalah bank sentral negara-negara Uni Eropa yang menggunakan mata uang Euro
  • Swiss National Bank (SNB) adalah bank sentral Swiss
  • Bank of Canada (BoC) adalah bank sentral Canada
  • Reserve Bank of Australia (RBA) adalah bank sentral Australia
  • Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) adalah bank sentral Selandia Baru


Peran Bank Sentral
Bank sentral sangat berperan dalam menentukan arah perekonomian suatu negara. Meski statusnya independen, bank sentral bertanggung jawab terhadap kelangsungan sistem keuangan negara. Tugas utama bank sentral adalah:

  • Menjaga kestabilan sistem keuangan negara dengan fungsi pengaturan dan pengawasan terhadap lembaga keuangan.
  • Memperlancar lalu lintas pembayaran dengan menerbitkan uang kartal dan melaksanakan kliring antar bank umum / komersial.
  • Memelihara rekening pemerintah dan memberikan pinjaman kepada pemerintah jika diperlukan.
  • Sebagai agen peredaran surat berharga pemerintah.
  • Memelihara cadangan devisa negara.
  • Sebagai lender of the last resort atau pemberi bantuan darurat pada bank umum / komersial dan lembaga keuangan.
  • Menentukan kebijakan moneter guna mencapai target inflasi, tingkat pengangguran dan target pertumbuhan ekonomi dengan menyesuaikan besarnya suku bunga, menambah atau mengurangi peredaran uang dengan membeli atau menjual surat berharga atau bond.
  • Dalam pasar forex yang mengambil keuntungan dari penguatan atau pelemahan suatu mata uang, pengaruh kebijakan moneter dari bank sentral tentu sangat besar. Selain itu, bank sentral juga berkepentingan terhadap penguatan atau pelemahan mata uang.

Ketika tingkat inflasi sedang tinggi, bank sentral cenderung akan menaikkan tingkat suku bunganya sehingga nilai mata uang negara tersebut menguat. Sebaliknya jika terjadi deflasi seperti di Jepang, dimana tingkat harga-harga di level konsumen terus turun karena mata uang Yen yang terus menguat, bank sentral berkepentingan untuk melemahkan nilai Yen dengan menurunkan suku bunga atau membeli surat berharga berupa bond (obligasi) dalam jumlah besar.

Karena pengaruh kebijakan bank sentral cukup tinggi terhadap pergerakan harga suatu pasangan mata uang, maka trader forex harus mencermati kebijakan apa saja yang sedang diterapkan dan langkah apa saja yang akan diambil oleh bank sentral, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pernyataan, isi pidato atau kata-kata saat konperensi pers petinggi bank sentral juga penting untuk diperhatikan. Seperti beberapa kali terjadi, mata uang Euro berfluktuasi dengan signifikan saat gubernur ECB Mario Draghi memberikan konperensi pers, atau US dollar yang mendadak melemah saat kepala The Fed Ben Bernanke memberikan suatu pernyataan.

SUMBER : www.seputarforex.com


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Penyebab Margin Call Paling Berbahaya

Penyebab Margin Call paling utama bukan berasal dari sistem yang tidak akurat atau broker yang kurang mendukung. Percaya atau tidak, sumbernya berasal dari diri Anda sendiri.

Mengalami Margin Call adalah hal yang paling dihindari oleh trader. Bagaimana tidak, Margin Call adalah tanda bahwa modal trading kita telah menipis dan terancam tidak bisa membuka posisi baru. Tidak hanya trader baru, trader yang sudah berpengalaman pun kadang tak luput dari Margin Call. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui dua penyebab Margin Call paling berbahaya dan menghindarinya.

Sekilas Mengenai Margin Call
Saat mulai terjun ke dunia trading forex, Anda akan akrab dengan istilah Margin Call. Ada berbagai kisah yang diceritakan oleh banyak trader mengenai "panggilan tidak mesra" ini, tetapi sangat sedikit yang membagikan tips bagaimana cara menghindari penyebab Margin Call. Sebelum berbicara lebih lanjut, sudah tahukah Anda seperti apa Margin Call yang sebenarnya?

Kebanyakan trader salah mengira bahwa Margin Call sama dengan Stop Out, dimana posisi yang sedang dibuka dan mengalami Loss akan secara otomatis ditutup oleh broker karena modal sudah tidak mencukupi. Hal ini tidak sepenuhnya benar, tetapi tidak sepenuhnya salah. Ada broker yang memberikan level Margin Call dan Stop Out-nya pada nilai yang sama, tetapi ada juga broker yang menyediakan batasan berbeda. Kuncinya adalah membaca dengan teliti penawaran broker mengenai Margin Call dan Stop Out.

Contohnya seperti ini:

Jika Anda bertrading pada broker yang memberikan peraturan Margin Call Level 30% dan Stop Out Level 20%, berarti pada saat Margin Call Level (Equity/margin total x 100%) sudah mencapai 30%, maka Anda akan 'diperingatkan' oleh sistem broker untuk menambah dana. Dalam kasus ini, Anda masih bisa terus trading.

Namun apabila Anda mengacuhkan peringatan tersebut dan membiarkan kerugian hingga mengikis modal trading Anda hingga tersisa 20% saja (Stop Out Level), maka barulah posisi trading akan secara otomatis dihentikan. Di sinilah saat posisi trading yang terbuka secara otomatis akan tertutup.

Nah, sekarang Anda tahu apa itu Margin Call yang benar. Margin Call bukanlah hal yang tiba-tiba terjadi, atau yang sering dikatakan oleh para trader awam sebagai "akal-akalan broker untuk menguras modal trading". Melalui perhitungan yang benar serta ketelitian, ada yang bisa dilakukan untuk menghindari penyebab Margin Call. Sebelum mengetahui cara menghindarinya, kita perlu tahu apa saja penyebab Margin Call tersebut.

Penyebab Margin Call Berasal Dari Diri Sendiri

Ada pepatah yang mengatakan, "Jika Anda mengenal musuh dan mengenal diri sendiri, Anda tidak perlu takut akan hasil dari seratus pertempuran. Jika Anda hanya mengenal diri sendiri tanpa mengenal musuh, pada setiap kemenangan yang Anda dapatkan, Anda juga akan mengalami kekalahan."

Dari petikan di atas, dapat disimpulkan bahwa ketidaksadaran terhadap diri sendiri adalah hal yang sangat berbahaya. Dalam trading forex pun demikian, karena kerugian besar yang sampai bisa mendatangkan Margin Call secara umum berasal dari kurangnya kesadaran diri trader terhadap kelemahannya.

Sekarang, tanyakanlah pada diri Anda sendiri: apakah Anda masih sering melakukan dua hal yang menjadi penyebab Margin Call ini?

1. Over Self-Confidence Alias Terlalu Percaya Diri
Self-Confidence (kepercayaan diri) dengan takaran yang benar memang mutlak diperlukan bagi seorang trader. Jika seorang trader tidak punya rasa percaya diri, tentu akan sulit meraih profit. Jangankan meraih profit, jika untuk membuka atau menutup posisi saja tidak memiliki kepercayaan diri, tentu trader tersebut tidak akan bergerak kemana-mana. Akan tetapi, perasaan percaya diri yang berlebihan juga berbahaya.

Anda baru saja mendapatkan profit besar? Selamat. Namun jangan lupa untuk tetap berdisiplin dengan Money Management yang dimiliki. Kecenderungan untuk kembali membuka posisi setelah mendapatkan profit, merupakan aksi berisiko yang tanpa disadari dapat menjadi penyebab Margin Call. Beberapa trader merasa sangat beruntung saat baru saja meraih profit dan merasa pasar sedang berpihak kepadanya, lalu 'mempertaruhkan' modalnya dengan membuka posisi baru yang berukuran lebih besar.

Over Self-Confidence bisa membuat trader menjadi terlalu berani untuk membuka posisi, bahkan di saat analisa yang dilakukannya terkadang tidak sesuai dengan kondisi pasar. Dengan berbekal keyakinan yang terlalu tinggi, biasanya trader yang terkena penyakit ini akan terus main hantam sesuai keyakinan dia, meskipun akibatnya berakhir dengan mengoleksi Floating negatif. Cepat atau lambat, Over Self-Confidence akan menjadi penyebab Margin Call datang menyapa.

2. Overtrading Alias Melakukan Trading Di Luar Kemampuan
Saat penyakit Over Self-Confidence melanda, maka biasanya diikuti dengan penyebab Margin Call berikutnya, yaitu Overtrading. Kalau keyakinan sudah terlalu berlebihan, maka melakukan Open Posisi akan lebih didasari oleh emosi, bukan lagi perhitungan matang. Trader jadi menganggap enteng aktivitas trading yang dia lakukan. Ketika salah meletakkan Stop Loss, bukannya rehat dan mengevaluasi diri, dia justru masuk ke pasar lagi. Jika masih salah juga, dia justru jadi semakin penasaran dan membuka posisi baru, kali ini dengan Volume yang lebih besar.

Pernah melakukan hal seperti ilustrasi di atas? Berarti Anda telah terjangkit penyakit Overtrading. Mungkin Anda pernah mendengar strategi trading dengan metode Martingale, dimana trader terus membuka posisi ketika memperoleh kerugian sampai mendapat keuntungan yang lebih besar. Akan tetapi, cara seperti itu bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh trader pemula dengan modal terbatas.

Harus diingat kembali, trading forex bukanlah sebuah perjudian. Saat Anda membuka posisi, pastikan Margin yang Anda miliki kuat untuk menahan risiko kerugiannya. Hal ini terkadang susah untuk dilakukan, karena sifat penasaran manusia memang biasanya menuntut seseorang untuk selalu membuktikan bahwa hasil analisanya benar.

Tips Untuk Menghindari Penyebab Margin Call
Sebenarnya, tips untuk mencegah penyebab-penyebab Margin Call di atas cukup sederhana. Salah satunya adalah: Sebelum terjun ke akun riil, berlatihlah terlebih dahulu di akun demo. Jika aktivitas trading Anda pada akun demo saja sudah diwarnai dengan Over Self-Confidence dan Overtrading berkali-kali, jadikan hal itu sebagai Warning. Itu artinya, Anda harus melatih psikologi trading agar tidak mudah emosional dan menaruh posisi hanya berdasarkan perasaan. Pelajari artikel-artikel mengenai mencegah emosi trading serta belajarlah untuk mengakui kesalahan.

Tips yang lainnya adalah terus belajar mengenai manajemen risiko dalam forex, sehingga Anda dapat menyeimbangkan modal yang dimiliki dengan Margin yang sesuai. Mulailah melihat Margin Call sebagai tantangan yang harus mampu dihindari, bukan sebagai momok yang terus diingkari keberadannya, atau dianggap sebagai vonis mati dalam dunia trading. Jika Anda telah mempersiapkan diri untuk membatasi risiko sebelum bertemu dengan MC, maka aktivitas trading Anda akan terasa lebih menyenangkan.

Lalu bagaimana jika Anda sudah terlanjur kena Margin Call karena dua hal di atas? Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki diri dan tidak terjerumus ke jurang penyebab Margin Call yang sama? Kunci mengatasi masalah ini terletak pada kesadaran dan pengendalian diri Anda; pertama-tama, Anda mesti sadar telah terjerumus Over Self-Confidence dan melakukan Overtrading. Kedua, Anda harus belajar mengendalikan ego dan rasa ingin selalu benar. Bagaimanapun juga, trading forex bukan tentang benar atau salah, melainkan tentang seberapa besar dan konsisten profit bersih yang telah Anda kumpulkan.


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

3 Bias Berpengaruh Dan Berbahaya Dalam Trading

Menurut Dr. Van K. Tharp Ph.D, seorang psikiater untuk para trader, ada 3 bias yang akan mempengaruhi trading seseorang. Bias-bias tersebut akan dibahas dalam artikel ini.

Dr. Van K. Tharp Ph.D, seorang psikiater untuk para trader, sekaligus pendiri dan presiden Van Tharp Insititute, yang pernah menghimpun lebih dari 5000 profil trader dan investor top dunia dalam 10 tahun studinya, ada tiga bias yang akan mempengaruhi trading seseorang. Bukan hanya mempengaruhi, bias-bias tersebut juga bisa berbahaya bagi trader. Bias-bias apa saja? Ulasannya akan dibahas dalam artikel ini.

3 Bias Berpengaruh Dan Berbahaya Dalam



1. Kesalahan Gambler (Penjudi)


Orang-orang cenderung percaya bahwa setelah serangkaian kerugian, kemenangan akan datang berikutnya. Ambil contoh bahwa Anda sedang bermain permainan melempar koin dengan modal $1000. Anda kehilangan taruhan tiga kali berturut-turut pada sisi "kepala" dan dikenakan biaya $100 per taruhan. Apakah Anda akan bertaruh lagi dan berapa banyak akan Anda dipertaruhkan?

Kemungkinan Anda akan terus bertaruh pada kepala dan dengan besar taruhan yang lebih tinggi. Katakanlah $300. Anda tidak percaya bahwa hasil lembaran koin itu akan selamanya menampilkan sesisi "ekor".

Di sinilah, trader harus memahami bedanya trading dengan melempar koin.

Trader harus memperlakukan setiap trading secara independen dan tidak terpengaruh oleh hasil masa lalu. Kondisi pasar senantiasa berubah-ubah dari waktu ke waktu, dan Anda tak bisa hanya terus menerus bertaruh pada "bullish" saja atau "bearish" saja. Tentukan keputusan trading setelah menelaah kondisi pasar sebaik-baiknya, dan atur modal yang dipertaruhkan dalam setiap posisi trading berdasarkan tatanan Money Management tertentu.


2. Membatasi Keuntungan Dan Memperlebar Kerugian

Orang cenderung untuk membatasi keuntungan mereka dan memberikan lebih banyak ruang untuk kerugian.

Tidak ada yang suka merasakan rugi. Oleh karena itu, kebanyakan investor cenderung menahan posisi rugi dan berharap tren harga di pasar akan berbalik segera sehingga setidaknya posisi trading yang awalnya rugi itu bisa ditutup dalam kondisi impas. Namun, seringkali yang terjadi justru kerugian itu makin membengkak.

Di sisi lain, jika mereka sedang profit, sebagian besar investor cenderung untuk menutup posisi trading lebih awal karena mereka takut keuntungan itu akan hilang. Setelah itu, ternyata mereka menyesal mengapa mereka tidak menahan posisi trading lebih lama lagi (terdengar familiar?).

Salah satu prinsip yang paling penting dalam trading adalah bertentangan dengan kedua fenomena itu. Realitanya, sebagian kesuksesan trader terletak pada kemampuannya untuk membatasi kerugian dan membiarkan profit bertambah. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan pepatah, "Cut losses short, let profits run".

Kerugian merupakan bagian yang wajar dan pasti dialami oleh semua trader. Namun, perbedaan antara trader yang profit dengan trader yang merugi, terutama pada kemampuan membatasi kerugian, sedangkan trader forex yang profit mampu menyingkirkan bias berbahaya itu dan tak sungkan untuk cut loss. Agar sukses, trader harus memahami ia bisa "mundur saat ini untuk bisa berperang di lain hari".


3. Anggapan Bahwa Saya Pasti Benar

Secara alamiah, manusia bersifat egois dan akan melakukan apa saja untuk membuktikan bahwa dirinya benar. Oleh karena itu, seringkali karena trader beranggapan bahwa "Dolar pasti menguat" maka mempertaruhkan sebanyak-banyak modalnya untuk buy Dolar, tanpa mempedulikan kondisi pasar ataupun kapabilitas modalnya sendiri. Hal serupa bisa dialami oleh orang-orang lain, seperti "Harga emas pasti naik terus", atau lainnya.

Pada akhirnya, mereka akan memahami bahwa akurasi tinggi tidaklah penting dalam trading. Hanya karena Anda benar, tidak berarti Anda pasti akan mendapatkan keuntungan. Umpama Dolar memang menguat, maka kapan Dolar menguat? sebelumnya akan turun dulu hingga harga berapa? Hal-hal seperti itu perlu dipertimbangkan dalam menghitung besarnya modal yang siap ditanamkan untuk "membuktikan kebenaran" anggapana Anda.

SUMBER :www.seputarforex.com


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Peluang Bisnis Online Tanpa Repot !​

Perkembangan jaman sekarang terasa semakin ketat bersaingnya, membuat kita harus sedikit lebih jeli dan berhati – hati dalam melangkah dan membuat keputusan. Apalagi hal tersebut menyangkut masalah perut dan keuangan yang kita miliki.

Karena kebutuhan hidup semakin tinggi dan cari duit semakin susah, mau tidak mau kita harus bisa lebih jeli dalam mencari peluang agar bisa dapet duit untuk kebutuhan dapur.

Nahh, mengenai soal penghasilan tambahan, mungkin beberapa ada yang terlintas untuk berbisnis bukan? Bagaimana caranya kita bisa melakukan sesuatu dengan nilai dan hasil yang berimbang sesuai dengan usaha yang kita lakukan ?

Trading online sebagai opsi pilihan bisnis yang layak

Memang sudah banyak tipe-tipe bisnis sekarang, tapi gak adakan bisnis yang bisa bebas untuk melakukannya kapan aja dan dimanapun ! Pasti banyak kan yang mau kayak gini ?
Nahh, bisnis kayak gini salah satunya adalah online trading. Dengan kemudahan akses dan fasilitas yang ada akan membuat anda lebih leluasa dalam berbisnis tanpa keterbatasan ruang dan waktu.
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Pedoman Dasar Membaca Chart

Pedoman dasar membaca chart memudahkan Anda untuk mengetahui detail dan isi dari chart yang menari-nari di depan Anda.

Pedoman dasar membaca chart harus dipahami betul oleh setiap trader. Apa yang Anda bayangkan ketika melihat sebuah chart trading? Jika melihatnya sekilas, kira-kira informasi apa yang bisa Anda peroleh di dalamnya? Di sinilah kemampuan Anda untuk membaca chart diuji. Kemampuan membaca chart adalah kemampuan dasar bagi seorang trader. Sangat jarang ada trader yang bertrading hanya dengan melihat deretan angka dalam bentuk tabel. Dengan adanya chart, seorang trader akan lebih mudah melihat pola pergerakan harga yang terjadi.


Sebelum membahas mengenai pedoman dasar membaca chart, Anda perlu memahami terlebih dahulu pair yang tersedia dalam trading forex. Di sini, mata uang diperdagangkan secara berpasangan, contohnya yakni EUR/USD. Euro melambangkan Base Currency (mata uang dasar) dan USD merupakan Quote Currency. Apabila pada chart terdapat pair EUR/USD misalnya 1.2300, berarti 1 Euro adalah seharga 1.2300 USD. Sedangkan kuantitas yang Anda perdagangkan menunjukkan jumlah Base Currency yang diperdagangkan. Semisal Anda buy EUR/USD sebanyak 1 lot standar, artinya Anda bertransaksi (membeli) 100,000 Euro.

Lantas, apa saja pedoman dasar membaca chart yang perlu Anda pahami? Simak selengkapnya berikut ini.

1. Ketahui Trend Yang Sedang Berlangsung

Pedoman dasar membaca chart pertama adalah mengetahui trend yang sedang berlangsung. Umpamakan Anda melakukan open position Buy. Berarti untuk mendapatkan profit dari transaksi tersebut, Anda mengharapkan chart untuk naik, bukan? Dengan kata lain, trend yang bisa menguntungkan Anda adalah uptrend.

Uptrend ditandai dengan nilai Base Currency yang menguat terhadap Quote Currency. Apabila Anda mengambil posisi Buy di pair EUR/USD, berarti Anda mengharapkan Euro akan menguat terhadap Dolar. Pastikan sebelum melakukan entry, Anda sudah mengidentifikasi uptrend tersebut melalui analisa fundamental atau analisa teknikal.

Apabila menggunakan analisis fundamental, pastikan seberapa besar pengaruh news terhadap penguatan atau pelemahan nilai mata uang yang bersangkutan. Jika menggunakan analisa teknikal, gunakan indikator bawaan dari platform trading untuk mengidentifikasi penguatan atau pelemahan pair yang dipilih. Contoh indikator yang bisa Anda pakai yaitu Moving Average, Relative Strength Index, Oscillator, maupun indikator kustom lainnya yang bisa di-install sendiri.


2. Perhatikan Time Frame Yang Digunakan
Pengamatan terhadap pergerakan suatu pair dalam trading forex juga dipengaruhi oleh Time Frame yang Anda pakai. Time frame merupakan kurun waktu tertentu yang ditentukan sebagai masa pengamatan pergerakan harga. Di MetaTrader, satuan time frame yang bisa dipilih antara lain: 1 Menit (M1), 5 Menit (M5), 15 Menit (M15), 30 Menit (M30), 1 Jam (H1), 4 Jam (H4), 1 Hari (D1), 1 Minggu (W1), dan 1 Bulan (MN).

Perlu diketahui bahwa masing-masing time frame tersebut bisa menimbulkan intepretasi yang berbeda terhadap pergerakan pair yang sama di waktu yang sama. Sebagai contoh, coba perhatikan perbandingan pergerakan harga pada EUR/USD di Time Frame 1 Jam (Hourly/H1/M60) dan time frame 1 Hari (Daily/D1) berikut ini:




Pada perbandingan grafik di atas, terlihat bahwa harga di chart 1 Jam mengalami rebound dari trend penurunan yang sebelumnya terjadi. Namun pada time frame 1 Hari, harga hanya menunjukkan penguatan bertahap yang belum bisa dianggap rebound dari downtrend sebelumnya. Lantas, manakah yang lebih benar?

Dalam hal ini, kedua chart tersebut benar. Hanya saja, chart 1 Jam terdiri dari candle-candle yang terbentuk 1 jam sekali, sedangkan chart 1 Hari terdiri dari candle-candle yang terbentuk 1 hari sekali. Dari sini, sudah bisa diamati bahwa chart 1 Jam memiliki pergerakan lebih cepat, tapi trend bersifat jangka pendek. Sementara itu, grafik 1 Hari memang berjalan lebih lambat, tapi pergerakannya lebih mampu merangkum trend yang sebenarnya terjadi di pasar.

Untuk memilih time frame mana yang lebih baik, Anda hanya perlu menyesuaikannya dengan tipe strategi trading yang digunakan.


3. Ketahui Biaya Spread Masing-Masing Broker
Saat memasang posisi, Anda pasti akan dikenakan komisi antara 1 sampai puluhan pip tergantung pair yang dipilih. Biaya termasuk juga bisa disebut sebagai spread, yang sebenarnya merupakan selisih antara harga jual (bid) dan beli (ask). Sederhananya, spread merupakan nominal uang yang harus Anda keluarkan ketika membuka suatu posisi dalam platform trading.

Di sinilah pentingnya memahami pedoman dasar membaca chart melalui harga bid dan ask dalam chart trading. Apabila Anda melakukan transaksi Buy, berarti Anda membeli dengan harga ask. Dan apabila Anda menjual, Anda akan dikenakan harga bid yang tentunya lebih rendah daripada harga ask.

Jangan sampai Anda melakukan kesalahan kecil yang berkaitan dengan bid dan ask ini. Contohnya Anda mengira posisi sudah ter-closed karena di chart menampilkan TP yang sudah tersentuh, padahal order itu belum tereksekusi karena masih ada biaya spread yang perlu dipertimbangkan. Besaran spread dari masing-masing pair juga berbeda tergantung dari kebijakan broker forex yang digunakan. Ada yang menerapkan fixed spread, ada yang menerapkan floating spread.


4. Sesuaikan Chart Dengan Waktu Lokal Anda

Pedoman dasar membaca chart ini merupakan hal yang sangat penting bagi penganut News Trading. Seorang News Trader akan memperjualbelikan mata uang (forex), saham atau aset berharga lain di pasar finansial berdasarkan peluang trading yang muncul di sekitar perilisan suatu berita. Oleh karena itu, pastikan waktu yang tercantum pada chart sudah sesuai dengan waktu yang berlaku di wilayah Anda.

Pedoman Dasar Membaca Chart

Kesimpulan
Itulah beberapa pedoman dasar membaca chart yang perlu Anda pahami dalam trading forex. Untuk tahap selanjutnya, silahkan pasang indikator yang sesuai dengan selera untuk memperoleh informasi tambahan dari chart yang Anda kelola.

SUMBER :www.seputarforex.com


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Sukses Trading Terjadi Karena Kebiasaan

Benarkah sukses trading terjadi karena kebiasaan? 10 Kebiasaan trader sukses ini membuktikannya. Selain punya jurnal dan belajar dari kesalahan, masih ada 8 kebiasaan lainnya.

Kecuali mendapatkan rezeki nomplok atau mukjizat tak terduga, tidak ada orang yang tiba-tiba menjadi kaya raya dalam waktu sehari. Begitu juga dengan trader, tidak ada yang baru satu hari belajar lalu besok mengumpulkan profit melimpah. Sukses trading adalah hal yang diinginkan semua orang. Sayangnya, tidak semua orang menerapkan kebiasaan trader sukses dalam aktivitas trading mereka.

Kita mengenal nama-nama tenar dalam dunia forex seperti George Soros, Bill Lipschutz, Stephen Innes dan sebagainya. Mereka mampu menjadi orang yang sukses tentu saja bukan karena sakti, selalu beruntung, tidak pernah merugi, memiliki harta yang tidak terbatas saat awal memulai, atau sebagainya. Trader yang sukses pada awalnya juga merupakan pemula, tetapi mereka memiliki kebiasaan yang tidak dimiliki oleh semua trader.

10 Kebiasaan Trader Sukses

Kesuksesan trader-trader yang sukses dalam dunia forex berasal dari proses pembelajaran bertahun-tahun dan sifat pantang menyerah. Meskipun terkesan sederhana, tetapi banyak trader yang tidak tahu harus melakukan apa dan bagaimana. Anda ingin jadi trader yang handal? Tanamkanlah 10 kebiasaan trader sukses ini dan rasakan manfaatnya.


1. Manfaatkan Akun Demo

Salah satu pintu masuk untuk mengenal dunia trading forex adalah melalui akun demo. Melalui fitur yang bebas risiko ini, trader bisa mencoba berbagai metode trading, merasakan suasana trading di broker tertentu, dan mempelajari platform trading yang berbeda-beda.

Tetapi, perlu diingat juga bahwa terlalu lama asyik di akun demo bisa membawa kerugian, karena tidak mengajarkan skill trading dengan psikologi market sesungguhnya, juga tidak mempersiapkan Anda untuk menghadapi masalah eksekusi yang kerap terjadi saat pasar diliputi high-impact news. Sebaiknya, miliki kedisiplinan dan target apa saja yang ingin Anda pelajari di akun demo, tapi jangan pernah lupa bahwa 'medan perang' sesungguhnya ada di akun riil.

2. Mencari Metode Yang Terbukti Ampuh

Pepatah bilang, jangan membeli kucing di dalam karung. Artinya, jangan sembarangan memutuskan sesuatu yang belum pasti hanya berdasarkan intuisi. Hal yang sama juga berlaku pada dunia trading forex; jangan percaya begitu saja dengan sinyal trading kurang kompeten, gosip dan kabar burung, apalagi menentukan buy dan sell melalui hitungan kancing. Carilah metode yang terbukti ampuh dan sudah sesuai dengan gaya trading Anda.

Miliki keyakinan tentang kapan menaruh Stop Loss, kapan waktunya melakukan profit-taking, dan terus pelajari manajemen risiko. Selalu ingat bahwa metode analisa dalam dunia trading forex itu beragam jumlahnya, sehingga proses mencari metode yang terbukti ampuh membutuhkan kesabaran.


3. Perhitungkan Rasio Risiko Dan Keuntungan


Hal yang selalu harus diingat adalah: trading forex memiliki dua sisi, yaitu keuntungan dan kerugian. Jika hanya mengharapkan keuntungan tapi tidak mau menanggung kerugian, sebaiknya urungkan niat Anda dalam bertrading. Risiko kerugian tidak bisa dihapus, hanya bisa diminimalisir.

Karena itu, muncul istilah risk and reward ratio. Rasio dari risiko dan keuntungan ini berbeda untuk masing-masing trader, tergantung pada kemampuan modal dan keadaan pasar. Salah satu kebiasaan trader sukses adalah menentukan rasio risiko dan keuntungan yang sesuai dengan target mereka, sebelum melakukan eksekusi trading.


4. Miliki Rencana Trading Dan Patuhilah

Memiliki rencana trading yang jelas dan mematuhinya adalah kunci kesuksesan trader terpenting. Saat memulai trading forex, tentukan apa target dan tujuan Anda agar langkah-langkah yang Anda ambil lebih terarah. Selain itu, jangan menginvestasikan modal melebihi kemampuan Anda. Banyak kegagalan terjadi karena seorang trader tidak mematuhi rencana yang ia buat sendiri.

Karena merasa terlalu senang dengan keberhasilan yang didapatkan, atau terlalu frustasi dengan kegagalan yang baru saja dialami, manajemen risiko jadi sering diabaikan. Kesabaran dan ketekunan adalah hal yang membedakan seorang trader gagal dengan trader sukses. Berikan target waktu yang wajar (dalam artian tidak terlalu cepat maupun terlalu lambat), dan jangan mudah menyerah.


5. Jangan Biarkan Emosi Menguasai Keputusan Trading Anda

Saat sedang emosi, logika sering terhambat. Hindari membuka platform trading ketika suasana hati Anda sedang tidak tenang, panik, sedih atau sebagainya. Selalu lakukan analisa secara objektif, sehingga hasil trading Anda nantinya bisa senantiasa dipertanggungjawabkan.


6. Berpikir Jangka Panjang


Trading forex adalah permainan jangka panjang, sehingga jangan mengharapkan hasil instan. Mendapatkan keuntungan besar dan terus-menerus jarang terjadi di dunia trading. Banyak trader sudah merasa puas karena mendapat profit besar dalam waktu singkat lalu memamerkannya. Tak lama kemudian, mereka berujung mendapat kerugian besar. Karena telanjur malu, mereka jadi kehilangan minat untuk terus menekuni trading. Akhirnya, mereka tidak mendapat apapun selain pengalaman buruk.

Salah satu kebiasaan trader sukses adalah dengan memperoleh keuntungan wajar, konsisten, dan stabil. Hindari keinginan untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat, karena risiko menanggung kerugian yang besar juga mengintai.


7. Miliki Jurnal Trading

Salah satu kebiasaan trader sukses yang sering diabaikan oleh trader pemula adalah menulis jurnal trading. Beberapa orang menganggap jurnal trading adalah hal yang sepele, sedangkan beberapa yang lain menganggap jurnal trading terasa rumit dan tidak perlu dilakukan.

Padahal, memiliki jurnal trading sangat berguna untuk mencatat aktivitas trading harian, melakukan observasi, dan sebagai bahan evaluasi. Jurnal trading memiliki peran penting untuk membantu Anda menganalisa apa saja keputusan trading yang berhasil dan yang gagal. Usaha kecil yang Anda lakukan dengan menulis jurnal setiap hari, akan membawa manfaat jangka panjang dan menata jalan kesuksesan.


8. Bertanggung Jawab Dengan Hasil Trading Yang Didapatkan

Memiliki mental kuat dan bertanggung jawab adalah kebiasaan trader sukses yang terbentuk dari pengalaman. Tidak peduli sehebat dan secanggih apapun konsultan trading yang Anda percayai, atau sebagus apapun sinyal trading, Anda harus tetap bertanggung jawab dengan keputusan trading sendiri. Semua aktivitas trading forex yang dilakukan harus dilandasi dengan logika, bukan sekedar emosi atau spekulasi.


9. Belajar Dari Kesalahan Sendiri


Setelah mencatat hasil di jurnal dan mampu bertanggung jawab dengan hasil trading, seorang trader yang sukses harus siap untuk belajar dari kesalahannya sendiri. Hasil yang buruk bukan berarti Anda tidak berbakat atau dihantui kesialan.

Sebaliknya, jadikan hal itu sebagai motivasi untuk mengasah kemampuan dalam manajemen risiko dan ketepatan eksekusi. Dengan berkaca dari pengalaman, calon trader yang sukses memiliki bekal untuk lebih bijak mengambil keputusan di masa depan.


10. Tidak Berhenti Melakukan Riset Dan Observasi


Perhatikan kondisi pasar sebelum Anda membuka posisi. Selalu ingat baik-baik bahwa keahlian dalam mengenali tren adalah modal yang penting. Jangan malas untuk melakukan riset tentang apa yang terjadi di pasar serta mengobservasi pergerakan harga.

Pengamatan ini akan memberikan Anda gambaran tentang pola pasar yang diminati. Trading forex bukanlah sebuah permainan iseng-iseng, dibutuhkan perhitungan yang cermat agar modal yang Anda punya tidak cepat habis dan bisa bertambah dengan konsisten.

SUMBER :www.seputarforex.com


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Agar tidak selalu melihat chart

Melihat dan mengamati grafik itu diperlukan untuk melakukan analisa sebelum kita melakukan transaksi. Apalagi jika kita trading dengan cara Scalping, maka selalu mengamati grafik itu diperlukan.

Namun jika kita termasuk trader yang cara tradingnya itu hanya 1-3 kali transaksi dalam 1 hari maka terus-menerus didepan chart forex itu perlu dihindari, karena lebih banyak mendatangkan kerugian akibat terombang-ambing gerakan grafik.

Sekali lagi, jika kita scalper (hanya mencari profit sedikit namun berkali-kali) maka selalu mengamati grafik itu memang menjadi bagian tradingnya, Tapi jika kita trader yang membidik profit besar dari 1 kali transaksi maka mengamati grafik itu hanya diperlukan pada saat melakukan analisa, selanjutnya jika sudah membuka posisi Open buy atau Open Sell sudah tidak perlu lagi memandangi layar grafik, cukup memantaunya sesekali saja. karena jika terus memantaunya hanya akan membuat kita ragu dengan keputusan buy atau sell yang tadi dilakukan. Akibatnya lebih sering kita terburu-buru menutup posisi karena takut grafik tidak sesuai prediksi awal.

Kesimpulan awal, bagi trader pemula selalu mengamati grafik setelah membuka posisi itu lebih banyak menimbulkan kerugian. Harus dihindari..!!

Jadi, siapa yang boleh selalu mengamati grafik ? yaitu siapa saja yang memang mentalnya kuat untuk tidak terburu-buru buka tutup posisi, atau mereka yang sudah paham ritme gerakan grafik serta mereka yang trading dengan cara scalping.

Scalping atau buka-tutup posisi dengan cepat untuk mendapatkan profit beberapa point akan terus didepan layar grafik karena dia harus buka posisi dan tutup posisi pada saat yang tepat. Walaupun sudah membuka posisi, Scalper masih perlu memperhatikan pergerakan chart, alasannya :

  • Scalping jarang menggunakan Stoploss dan Takeprofit
  • Jangan sampai loss dalam jumlah besar, karena saat profit pun jumlahnya sedikit

Untuk anda yang masih pemula jangan berpikir bahwa andapun ingin menjadi scalper, karena perlu analisa secara cepat serta perlu keberanian melakukan cutloss.

Cara trading yang cocok untuk pemula adalah day trading, yaitu hanya beberapa kali saja dalam 1 hari.

Kembali tentang mengamati grafik,

Misalnya kita termasuk jenis trader yang menginginkan profit lebih dari 30 pips atau 300 point dari 1 kali transaksi, anda harus sadar bahwa target profit sebesar itu tidak akan tercapai dalam hitungan menit. Perlu waktu minimal 1 jam agar profit 300 ponit tersebut tercapai, oleh karena itu kita harus membiarkan Order yang dibuka itu mencapai target keuntungan yang sudah direncanakan, kita harus menunggu. Nah, pada masa menunggu ini tidak perlu sambil melihat grafik.

Penyebab selalu mengamati grafik setelah membuka posisi :

Penasaran kemana arah grafik selanjutnya

Solusi untuk yang suka penasaran, pikirkan ini: “Trading bukanlah tentang kepuasan batin karena prediksi anda benar. Anda tidak perlu pujian jika prediksi anda benar”

Kita tidak perlu menginginkan prediksi kita benar saat ini, biarkan kita tahu apakah prediksi kita benar setelah selang waktu minimal 1 jam.

Sambil menunggu 1 jam atau 2 jam itu silahkan lakukan kegiatan lain.

Rasa Takut rugi kalo transaksinya ditinggalkan

Bagaimana jika meninggalkan layar grafik ternyata hasilnya rugi ? anda harus punya prinsip ini : “Lebih baik 1 kali transaksi rugi dan jelas berapa ruginya, lalu kita berusaha menutup kerugian itu pada transaksi berikutnya dengan analisa yang lebih matang. Daripada rugi kecil terus-terusan karena terombang ambing gerakan grafik”

Selain itu rugi karena grafik menyentuh stoploss kita adalah wajar, itu berarti memang prediksi kita salah. Yang menjadi masalah adalah rugi karena rasa ragu, sebentar-sebentar buka posisi, lalu sebentar-sebentar tutup posisi.

selalu-mengamati-chart

Solusi agar terhindar dari menatap chart forex sepanjang waktu :

Analisa pada timeframe 1 jam

Hindari analisa grafik pada timeframe 15 menit, 5 menit apalagi 1 menit. Karena jikapun prediksi anda benar pada time frame tersebut, jumlah profitnya sedikit.

Lebih baik bertaruh untuk profit yang lebih besar pada timeframe 1 jam.

Mengapa tidak pada TF 4 jam ? karena kebanyakan pemula merasa jenuh memantau grafik 4 jam. Padahal melihat grafik TF 4 jam ini sangat membantu untuk melihat trend dalam waktu yang lebih panjang. Salah satu caranya anda cukup memprediksi 1 buah candlestik apa yang akan terbentuk pada TF 4 jam itu.

Pasang stoploss dan take profit

memasang stoploss dan take profit ini hukumnya Wajib jika anda mau selamat dalam trading.

Jika anda memasang SL dan TP pada setiap kali transaksi maka anda bisa meninggalkan layar grafik dengan tenang. Karena hasil trading anda sudah diketahui, jika rugi akan sebesar sekian, jika untung akan sebesar sekian.

Cek setiap sekian jam

Jika masih ada rasa penasaran ingin melihat Chart, boleh, tapi lakukan setiap sekian jam sekali. Misalnya karena kita trading di TF 1 jam, silahkan lihat chart 1 jam sekali untuk melihat candlestick apa yang terbentuk.

Prinsip lebih baik rugi daripada terombang ambing

Harus ditanamkan dalam pikiran bahwa lebih baik rugi karena stoploss tersentuh daripada rugi karena terombang-ambing gerakan grafik.

Punya kesibukan lain

Hal penting yang harus dimiliki seorang day trading adalah kesibukan lain, bisa berupa mengurus usaha atau mengerjakan hobi. Lebih bagus lagi jika kesibukan lain itu juga menghasilkan uang, ini akan membuat trading lebih nyaman.

Jika anda memang ditakdirkan suka mengamati grafik, maka kesibukan lain yang cocok adalah trading option.

Trading option ini hampir sama dengan trading forex, karena sama-sama menganalisa chart/ candlestik. Bedanya adalah dalam trading forex agar untung $100 itu anda harus transaksi 0,1 lot serta profit 1000 point. Sedangkan dalam trading option, untuk profit $100 itu anda harus bertaruh $100 dan cukup profit 1 point saja.

Olehkarenanya, jika kita sudah terbiasa profit ratusan point saat trading forex, trading option menjadi begitu mudah, karena cukup profit 1 point saja dalam rentang waktu yang ditentukan. pada trading option, titik beratnya itu pada prediksi harus benar. Kalau kita memprediksi grafik akan Naik ya harus naik walau 1 point agar hasilnya profit.

Baik trading forex dan trading option itu bisa dilakukan bersamaan. Kegiatan utamanya adalah trading forex, untuk mengisi masa menunggu itu kegiatannya trading option.

SUMBER : siembah.com



Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Trading forex adalah permainan jangka panjang, sehingga jangan mengharapkan hasil instan. Mendapatkan keuntungan besar dan terus-menerus jarang terjadi di dunia trading. Banyak trader sudah merasa puas karena mendapat profit besar dalam waktu singkat lalu memamerkannya. Tak lama kemudian, mereka berujung mendapat kerugian besar. Karena telanjur malu, mereka jadi kehilangan minat untuk terus menekuni trading. Akhirnya, mereka tidak mendapat apapun selain pengalaman buruk.

Salah satu kebiasaan trader sukses adalah dengan memperoleh keuntungan wajar, konsisten, dan stabil. Hindari keinginan untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat, karena risiko menanggung kerugian yang besar juga mengintai.

trader yang sukses main forex dengan aman
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Hedging Sebagai Pengganti Stop Loss

Hedging di sini maksudnya kita membuka posisi Buy dan Sell secara bersamaan atau tanpa meng-close salah satu posisi.

Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai pentingnya Stop Loss dan pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan berapa point sebaiknya Stop Loss ditentukan. Namun demikian, banyak juga trader yang masih juga kurang nyaman dengan Stop Loss yang bersifat “kaku”. Kebanyakan masih menganggap Stop Loss konvensional seperti ini masih terlalu kaku untuk mengantisipasi gejolak yang terjadi di market. Nah, bagi temen-temen trader yang masih menganggap Stop Loss konvensional ini terlalu kaku, saya sarankan untuk mencoba alternatif lain untuk membatasi kerugian, yaitu menggunakan Hedging.

hedging
Hedging di sini maksudnya kita membuka posisi Buy dan Sell secara bersamaan atau tanpa meng-close salah satu posisi. Menggunakan Hedging sebagai Stop Loss bisa dilakukan dengan dua cara.


1. Instant Execution

Maksudnya, kita membuka posisi baru yang berlawanan dengan posisi kita yang sedang terfloating minus di mata uang yang sama dan tanpa meng-close dahulu posisi yang minus tadi. Cara ini digunakan untuk mengunci posisi yang sedang floating minus.

Contoh: Kita open order Buy EUR/USD di posisi 1.3000 dan kemudian ternyata kita menderita loss hingga 50 point (turun ke 1.2950) kemudian di posisi 1.2950 tersebut kita kunci (Hedging) dengan cara open order Sell baru di 1.2950 pada EUR/USD lagi. Sehingga dengan cara ini maka loss kita akan tetap floating -50 point terus, sampai nanti salah satu atau kedua posisi Hedging tersebut kita close. Jadi meskipun harganya turun terus ke arah 1.2500 pun posisi loss kita tetap -50 point.


2. Pending Order
Maksudnya, kita memasang pending order pada harga tertentu sebagai pelindung dari sebuah posisi yang kita ambil, sehingga kalaupun harga bergerak diluar prediksi kita pada saat kita tidak sedang memantau chart, pending order akan otomatis aktif untuk melindungi kerugian atas posisi yang telah kita ambil tadi.

Contoh: Kita open order Buy EUR/USD di posisi 1.3000 kemudian kita memasang pending order (Sell Stop) di posisi 1.2950 pada EUR/USD juga. Dengan cara ini apabila harga ternyata bergerak turun, maka pending order akan otomatis aktif dan membatasi kerugian atas posisi pertama tadi.

Masalahnya, bagaimana cara kita menentukan di posisi berapa kita memasang pending order? Kalau saran saya sih, karena Hedging ini kita maksudkan sebagai pengganti Stop Loss, maka pertimbangan untuk menentukan di posisi berapa kita memasang pending order ya kurang lebihnya sama dengan pertimbangan kita dalam menentukan Stop Loss konvensional. Silahkan simak di artikel terdahulu tentang Stop Loss.

Kelemahan Hedging Sebagai Pengganti Stop Loss
Cara hedging sebagai pengganti Stop Loss ini memang mempunyai kelemahan dari sisi psikologis, terutama untuk trader yang belum begitu berpengalaman. Biasanya kita akan ragu-ragu untuk menutup salah satu posisi yang positif, karena khawatir begitu posisi hedging kita close, ternyata trend terus berlanjut sehingga posisi yang masih terbuka semakin bertambah minusnya tanpa ada pelindung lagi. Sedangkan apabila kita meng-hold posisi yang positif, khawatir kalau-kalau trend tiba-tiba berbalik sehingga malahan kita jadi punya koleksi floating negatif deh.

Ada saran dari salah seorang temen trader yang biasa menggunakan cara hedging sebagai pengganti Stop Loss mengenai kapan kita menutup posisi hedging tersebut: sebaiknya posisi hedging tidak usah dipasang TP. Konsekuensinya, kita harus telaten scalping untuk posisi tersebut. Maksudnya, kita pantau terus pergerakan harga, begitu kita rasa trend mulai berbalik arah, segera close posisi yang positif.

Kalaupun ternyata trend masih berlanjut, buka posisi lagi, demikian seterusnya. Memang kita akan rugi spread, tapi masih mendinglah kita bisa mengambil manfaat dari pergerakan harga, daripada cuma harap-harap cemas melihat loss dari posisi yang “terlanjur” kita ambil. Cara hedging sebagai pengganti Stop Loss ini memang tidak disarankan untuk trader pemula, namun demikian bisa menjadi alternatif bagi trader yang tidak menginginkan Stop Loss yang sifatnya kaku.

Alternatif manapun yang akan kita pilih, sebaiknya disesuaikan dengan “situasi dan kondisi” kita. Artinya, kita harus merasa nyaman dengan apapun keputusan yang kita ambil pada saat trading. Saran utama saya sih, enjoy your trade. Nikmati setiap proses dalam ber-trading. Jangan sampai trading hanya menghasilkan “penyakit”. Sudah menghabiskan waktu, tenaga, biaya, masih plus jantungan pula.

SUMBER :www.seputarforex.com


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Penyebab Margin Call Paling Berbahaya

Penyebab Margin Call paling utama bukan berasal dari sistem yang tidak akurat atau broker yang kurang mendukung. Percaya atau tidak, sumbernya berasal dari diri Anda sendiri.

Mengalami Margin Call adalah hal yang paling dihindari oleh trader. Bagaimana tidak, Margin Call adalah tanda bahwa modal trading kita telah menipis dan terancam tidak bisa membuka posisi baru. Tidak hanya trader baru, trader yang sudah berpengalaman pun kadang tak luput dari Margin Call. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui dua penyebab Margin Call paling berbahaya dan menghindarinya.

Sekilas Mengenai Margin Call
Saat mulai terjun ke dunia trading forex, Anda akan akrab dengan istilah Margin Call. Ada berbagai kisah yang diceritakan oleh banyak trader mengenai "panggilan tidak mesra" ini, tetapi sangat sedikit yang membagikan tips bagaimana cara menghindari penyebab Margin Call. Sebelum berbicara lebih lanjut, sudah tahukah Anda seperti apa Margin Call yang sebenarnya?

Kebanyakan trader salah mengira bahwa Margin Call sama dengan Stop Out, dimana posisi yang sedang dibuka dan mengalami Loss akan secara otomatis ditutup oleh broker karena modal sudah tidak mencukupi. Hal ini tidak sepenuhnya benar, tetapi tidak sepenuhnya salah. Ada broker yang memberikan level Margin Call dan Stop Out-nya pada nilai yang sama, tetapi ada juga broker yang menyediakan batasan berbeda. Kuncinya adalah membaca dengan teliti penawaran broker mengenai Margin Call dan Stop Out.

Contohnya seperti ini:

Jika Anda bertrading pada broker yang memberikan peraturan Margin Call Level 30% dan Stop Out Level 20%, berarti pada saat Margin Call Level (Equity/margin total x 100%) sudah mencapai 30%, maka Anda akan 'diperingatkan' oleh sistem broker untuk menambah dana. Dalam kasus ini, Anda masih bisa terus trading.

Namun apabila Anda mengacuhkan peringatan tersebut dan membiarkan kerugian hingga mengikis modal trading Anda hingga tersisa 20% saja (Stop Out Level), maka barulah posisi trading akan secara otomatis dihentikan. Di sinilah saat posisi trading yang terbuka secara otomatis akan tertutup.

Nah, sekarang Anda tahu apa itu Margin Call yang benar. Margin Call bukanlah hal yang tiba-tiba terjadi, atau yang sering dikatakan oleh para trader awam sebagai "akal-akalan broker untuk menguras modal trading". Melalui perhitungan yang benar serta ketelitian, ada yang bisa dilakukan untuk menghindari penyebab Margin Call. Sebelum mengetahui cara menghindarinya, kita perlu tahu apa saja penyebab Margin Call tersebut.

Penyebab Margin Call Berasal Dari Diri Sendiri

Ada pepatah yang mengatakan, "Jika Anda mengenal musuh dan mengenal diri sendiri, Anda tidak perlu takut akan hasil dari seratus pertempuran. Jika Anda hanya mengenal diri sendiri tanpa mengenal musuh, pada setiap kemenangan yang Anda dapatkan, Anda juga akan mengalami kekalahan."

Dari petikan di atas, dapat disimpulkan bahwa ketidaksadaran terhadap diri sendiri adalah hal yang sangat berbahaya. Dalam trading forex pun demikian, karena kerugian besar yang sampai bisa mendatangkan Margin Call secara umum berasal dari kurangnya kesadaran diri trader terhadap kelemahannya.

Sekarang, tanyakanlah pada diri Anda sendiri: apakah Anda masih sering melakukan dua hal yang menjadi penyebab Margin Call ini?

1. Over Self-Confidence Alias Terlalu Percaya Diri
Self-Confidence (kepercayaan diri) dengan takaran yang benar memang mutlak diperlukan bagi seorang trader. Jika seorang trader tidak punya rasa percaya diri, tentu akan sulit meraih profit. Jangankan meraih profit, jika untuk membuka atau menutup posisi saja tidak memiliki kepercayaan diri, tentu trader tersebut tidak akan bergerak kemana-mana. Akan tetapi, perasaan percaya diri yang berlebihan juga berbahaya.

Anda baru saja mendapatkan profit besar? Selamat. Namun jangan lupa untuk tetap berdisiplin dengan Money Management yang dimiliki. Kecenderungan untuk kembali membuka posisi setelah mendapatkan profit, merupakan aksi berisiko yang tanpa disadari dapat menjadi penyebab Margin Call. Beberapa trader merasa sangat beruntung saat baru saja meraih profit dan merasa pasar sedang berpihak kepadanya, lalu 'mempertaruhkan' modalnya dengan membuka posisi baru yang berukuran lebih besar.

Over Self-Confidence bisa membuat trader menjadi terlalu berani untuk membuka posisi, bahkan di saat analisa yang dilakukannya terkadang tidak sesuai dengan kondisi pasar. Dengan berbekal keyakinan yang terlalu tinggi, biasanya trader yang terkena penyakit ini akan terus main hantam sesuai keyakinan dia, meskipun akibatnya berakhir dengan mengoleksi Floating negatif. Cepat atau lambat, Over Self-Confidence akan menjadi penyebab Margin Call datang menyapa.

2. Overtrading Alias Melakukan Trading Di Luar Kemampuan
Saat penyakit Over Self-Confidence melanda, maka biasanya diikuti dengan penyebab Margin Call berikutnya, yaitu Overtrading. Kalau keyakinan sudah terlalu berlebihan, maka melakukan Open Posisi akan lebih didasari oleh emosi, bukan lagi perhitungan matang. Trader jadi menganggap enteng aktivitas trading yang dia lakukan. Ketika salah meletakkan Stop Loss, bukannya rehat dan mengevaluasi diri, dia justru masuk ke pasar lagi. Jika masih salah juga, dia justru jadi semakin penasaran dan membuka posisi baru, kali ini dengan Volume yang lebih besar.

Pernah melakukan hal seperti ilustrasi di atas? Berarti Anda telah terjangkit penyakit Overtrading. Mungkin Anda pernah mendengar strategi trading dengan metode Martingale, dimana trader terus membuka posisi ketika memperoleh kerugian sampai mendapat keuntungan yang lebih besar. Akan tetapi, cara seperti itu bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh trader pemula dengan modal terbatas.

Harus diingat kembali, trading forex bukanlah sebuah perjudian. Saat Anda membuka posisi, pastikan Margin yang Anda miliki kuat untuk menahan risiko kerugiannya. Hal ini terkadang susah untuk dilakukan, karena sifat penasaran manusia memang biasanya menuntut seseorang untuk selalu membuktikan bahwa hasil analisanya benar.

Tips Untuk Menghindari Penyebab Margin Call
Sebenarnya, tips untuk mencegah penyebab-penyebab Margin Call di atas cukup sederhana. Salah satunya adalah: Sebelum terjun ke akun riil, berlatihlah terlebih dahulu di akun demo. Jika aktivitas trading Anda pada akun demo saja sudah diwarnai dengan Over Self-Confidence dan Overtrading berkali-kali, jadikan hal itu sebagai Warning. Itu artinya, Anda harus melatih psikologi trading agar tidak mudah emosional dan menaruh posisi hanya berdasarkan perasaan. Pelajari artikel-artikel mengenai mencegah emosi trading serta belajarlah untuk mengakui kesalahan.

Tips yang lainnya adalah terus belajar mengenai manajemen risiko dalam forex, sehingga Anda dapat menyeimbangkan modal yang dimiliki dengan Margin yang sesuai. Mulailah melihat Margin Call sebagai tantangan yang harus mampu dihindari, bukan sebagai momok yang terus diingkari keberadannya, atau dianggap sebagai vonis mati dalam dunia trading. Jika Anda telah mempersiapkan diri untuk membatasi risiko sebelum bertemu dengan MC, maka aktivitas trading Anda akan terasa lebih menyenangkan.

Lalu bagaimana jika Anda sudah terlanjur kena Margin Call karena dua hal di atas? Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki diri dan tidak terjerumus ke jurang penyebab Margin Call yang sama? Kunci mengatasi masalah ini terletak pada kesadaran dan pengendalian diri Anda; pertama-tama, Anda mesti sadar telah terjerumus Over Self-Confidence dan melakukan Overtrading. Kedua, Anda harus belajar mengendalikan ego dan rasa ingin selalu benar. Bagaimanapun juga, trading forex bukan tentang benar atau salah, melainkan tentang seberapa besar dan konsisten profit bersih yang telah Anda kumpulkan.


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Waktu Trading Forex Paling Berbahaya

Apakah Anda tahu akan adanya waktu trading forex paling berbahaya? Pada momen-momen ini sangat riskan untuk melakukan open posisi.

Sebagai trader, tentunya Anda tahu bahwa waktu trading forex bisa kapan saja dalam kurun waktu 24 jam, 5 hari seminggu. Trader pun dapat menentukan sendiri apakah akan bertransaksi di pagi hari, siang, ataupun malam. Namun, apakah Anda tahu akan adanya saat-saat berbahaya untuk bertrading forex? Pada momen-momen ini sangat riskan untuk melakukan open posisi, sehingga trader harus memiliki kewaspadaan tinggi.

Menjelang Penutupan Pasar Akhir Pekan
Detik-detik menjelang penutupan pasar pada Sabtu dini hari (waktu Indonesia Barat) menjadi momok bagi sebagian trader, sehingga banyak yang memilih untuk "tutup toko" saja di hari Jumat. Pasalnya, pergerakan harga menjelang penutupan pasar disinyalir susah dilacak.

Lebih dari itu, open posisi yang dilakukan terlalu dekat dengan waktu penutupan pasar berpotensi floating hingga hari Senin, melewati libur akhir pekan. Padahal, dalam masa itu dimungkinkan terjadi perkembangan-perkembangan mengejutkan yang mengakibatkan munculnya gap besar di awal pekan berikutnya. Target Profit (TP) maupun Stop Loss (SL) bisa gampang ter-trigger; apalagi kalau tidak pasang SL, maka Margin Call pun di depan mata. Mengingat pergerakan ke depan susah dipetakan, maka banyak trader menghindari waktu trading forex ini.

Namun demikian, bukan berarti tabu bertrading atau membiarkan posisi floating di masa-masa tersebut. Trader yang sengaja "pasang jebakan" untuk profit dari gap yang akan muncul di hari Senin pun ada saja. Waktu trading forex manapun pada dasarnya mengandung risiko tersendiri. Pahami saja bahwa jika Anda siap bertrading dengan risiko lebih tinggi, maka potensi profit pun semestinya lebih menggiurkan.

Menjelang Event Terkait Situasi Politik Suatu Negeri
Tahun 2016 dan 2017 diramaikan oleh banyak sekali event semacam ini, ditandai dengan tajuk "referendum" dan "pemilu". Karakteristik event politik adalah momennya tak bisa dipastikan, berbeda dengan rilis data ekonomi yang sudah terjadwal pada kalender forex. Dan biarpun para analis sudah memproyeksinya apa dampaknya bila kubu X mengalahkan Y, tetapi saja pergerakan harga spontan di pasar bisa berlawanan karena adanya faktor euforia.

Ambil contoh Pemilu Presiden AS tahun 2016 lalu. Jauh-jauh hari, para analis memperingatkan bahwa apabila Donald Trump terpilih maka akan memunculkan sederetan bahaya dan ketidakpastian. Namun, segera setelah ia mengalahkan Hillary Clinton, Dolar malah melejit kuat...dan baru sekitar sebulan setelahnya pasar kembali ingat kalau Trump merupakan ancaman bagi stabilitas ekonomi AS maupun Dunia.

Tak hanya event terkait politik. Sebagian trader pun akan menghindari waktu trading forex kapan saja yang berhubungan dengan rilis data ekonomi berpotensi dampak besar. Daripada terlindas volatilitas sesaat, lebih baik cari kesempatan di waktu trading forex lainnya.

Akan tetapi, hanya karena banyak yang menghindarinya dan menilai momen-momen tertentu sebagai waktu trading forex paling berbahaya, tak lantas berarti mustahil untuk profit. Nyatanya, ada juga golongan berjuluk News Trader yang justru sengaja mengincar momen perilisan data ekonomi berdampak tinggi.

Setelah Menang Besar
Apakah Anda termasuk orang yang mengalami loss segera setelah menang besar? Anda tak sendiri. Sindrom ini diderita oleh banyak sekali trader, khususnya pemula. Akar masalahnya ada pada kepercayaan diri berlebihan dan "nafsu" untuk mengejar profit lebih besar lagi.

Lalu, apakah sebaiknya kita stop trading setelah menang besar? Bukan begitu juga. Hanya saja, emosi diri yang hanyut terbawa kegirangan itu perlu dikendalikan jika Anda ingin menjadi trader sukses.

Agar tak terperosok dalam perangkap emosi, sudah banyak sekali artikel di Seputarforex menekankan perlunya rencana trading (trading plan). Dengan rencana trading tersebut, Anda diharapkan sudah memiliki sistem trading tertentu dan tidak menyimpang dari aturan-aturan entry, exit, maupun risk/reward ratio di dalamnya. Tak peduli Anda akan bertransaksi di waktu trading forex paling menguntungkan ataupun paling berbahaya, rencana trading akan berperan sebagai "filter" dari mana Anda bisa menyaring apakah suatu peluang trading itu benar-benar potensial atau justru sebaiknya dilewatkan.

SUMBER :www.seputarforex.com


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Fitur Unggulan Askap Social Trade

  • Terhubung dengan para trader di Indonesia
  • Copy Trade
  • Traders Statistic
  • One-click execution
  • Trends
1. Social Trading Network
Askap Social trading platform memberikan agan akses untuk terhubung dengan trader di seluruh Indonesia dalam suatu jaringan (network), melihat langsung apa yang mereka tradingkan dan membantu agan menentukan keputusan trading dengan lebih bijak.

2. Copy the Best Trader
Askap Social trading platform menawarkan agan untuk melihat posisi trading trader lain secara langsung dan meniru strategi & posisi trading trader yang agan anggap sukses

3. Traders Statistic
Agan juga bisa menilai seberapa bagus performa para top trader di Askap Social Trade. Semua informasi mengenai sejarah transaksi, profit / loss dan ratio kesuksesan trading semuanya tersaji secara transparan.

4. Trading Cubes
Trading cubes adalah fitur dari Askap Social trading platform yang didesain untuk mempercepat eksekusi open / close position. Melalui trading cubes ini segala proses Buy, Sell & Close bisa dilakukan dalam 1 klik (one-click execution) dengan cepat dan tanpa requote. Karena setiap detik sangat berharga buat agan dalam mengejar momen penting di market.

5. Trends (Sentimen Market)
Fitur “Trends” ini disajikan dalam Askap Social trading platform sebagai referensi agan untuk melihat sejauh mana kekuatan “bullish & bearish” melalui rasio open posisi Buy dan Sell yang dilakukan oleh para trader.
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

MENGAPA BIG SPEKULAN SELALU UNTUNG ?

Banyak para investor maupun trader sering melupakan konsep dasar "Harga Bergerak " ( Price Moving Concept ). Mengapa harga selalu bergerak naik atau turun setiap saat ? Mengapa harga naik akan kembali turun setelah mencapai harga tertinggi ? sebaliknya mengapa harga turun akan kembali naik setelah mencapai harga terendahnya ? Mengapa harga dalam range sideways hanya bersifat sementara yang diakhiri oleh harga kembali naik atau turun ? Ada apa dengan sang " Harga " ?.

Banyak orang melakukan pendekatan forecasting harga dengan menggunakan sistem atau indikator yang jelimet ( karena kebanyakan penggunaan indikator akan menyebabkan kebingungan dalam menentukan suatu posisi atau keluar posisi ) sering mengalami kegagalan yang berujung kekecewaan . Walaupun penggunaan suatu sistem atau indikator juga bisa bermanfaat jika digunakan dengan tepat. Namun indikator yang ada , hampir semua bersifat lagging ( terlambat dan overlaping ). Sering indikator oscilator sudah mengindikasikan overbought ( jenuh beli ) yang artinya harga akan turun , ternyata harga justru bergerak semakin tinggi. Sering indikator tren sudah mengindentifikasikan harga sedang trend naik, ternyata harga malah berbalik turun dengan tajam . Sering kali terlihat dimonitor komputer seorang trader banyak sekali indikator dan signal yang muncul dan berseliweran / tumpang tindih , sehingga justru membuat trading menjadi sangat sulit. Bukankah tujuan analisa trading hanya satu : buy atau sell menuju level profit maksimal ? , atau hanya perlu menentukan level resistance dan support saja sebagai entry point , stop loss dan target profit . Simpel kan .

Jika kita pernah melihat monitor komputer yang berada di ruangan floor trading suatu Broker/Investment Bank besar atau Hedge Fund , ternyata tidak terlihat indikator yang jelimet berseliweran di monitor . Mereka hanya menggunakan pendekatan "Price Moving" dengan analisa yang sederhana . Mengapa ? karena mereka pada saat yang bersamaan dapat bertindak sebagai "Penjual" dan "Pembeli" . Yang mereka tentukan adalah kapan dan dimana harus menjadi "Buyer" atau "Seller". Bila sebagai "Buyer ", mereka harus mengetahui kapan dan dilevel mana posisi "Seller " berada. Sebaliknya juga demikian. Jika mereka sebagai "Seller" , mereka harus mengetahui kapan dan dimana posisi "Buyer ". Sehingga dalam kondisi pasar normal, hampir dipastikan mereka selalu dalam posisi saling menguntungkan. Lalu siapa yang hampir dipastikan selalu rugi ?

Perlu disadari dan dimengerti bahwa filosofi "Harga " saat ini dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya yang semakin komplex , tetap sang penentu adalah "Manusia ". Manusia lah yang mempunyai dominan mutlak terhadap harga. Harga adalah pencerminan dari rekayasa yang diinginkan oleh manusia. Manusia lah yang akan menentukan level tertinggi dan terendah dari suatu harga. Manusialah yang menentukan harga akan naik atau turun . Hanya manusia yang mempunyai keinginan dan kepentingan dari object "Harga ". Instrumen investasi ( saham, obligasi, forex,properti , commodity ) hanyalah sebuah alat yang digunakan oleh manusia untuk menguasai atau mencapai kepentingannya .

Apakah harga bisa diciptakan/direkayasa atau apakah pasar bisa dikuasai ? ternyata bisa. Bagaimana caranya ? hanya satu jawabannya . Dalam waktu yang bersamaan "Manusia " harus berperan sebagai pembeli dan penjual. Lho khok bisa ?

Jawabannya sederhana. Karena harga dibentuk karena ada pembeli dan penjual . Tidak mungkin harga akan naik terus jika tidak ada yang menjual pada harga yang lebih tinggi ( berarti ada pembeli dan penjual ), sebaliknya tidak mungkin harga akan turun terus jika tidak ada yang membeli pada harga yang lebih rendah ( berarti ada pembeli dan penjual juga ). Pada saat posisi dan keinginan penjual dan pembeli pada level yang sama maka akan membentuk zone kesetimbangan atau sideways .

Level sideways atau zone kesetimbangan merupakan expresi dari manusia dimana belum adanya suatu kesepakatan atau rekayasa baru untuk menggerakan harga bergerak naik lebih tinggi atau bergerak turun lebih rendah . Jika pada level ini " Manusia " menganggap kepentingannya adalah "naik " maka harga akan bergerak naik kembali menuju level naik tertentu yang sudah dapat dihitung /direkayasa sebelumnya. Sebaliknya , jika "Manusia" mempunyai kepentingan untuk menurunkan harga , maka harga akan bergerak turun menuju level turun yang sudah dapat dihitung / direkayasa sebelumnya.

Filosofi yang diterangkan diatas sebenarnya dapat dijelaskan dengan sederhana melalui konsep "Teori Supply -Demand " sebagai mana gambar diatas. Teori ini merupakan hal mendasar dari bergeraknya harga. Demand adalah suatu permintaan terhadap object oleh manusia. Supply adalah suatu penawaran terhadap object oleh manusia. Posisi demand diindentifikasikan sebagai "BUYER " . Posisi supply diindentifikasikan sebagai " SELLER ". Dalam pengembangan teori itu hanya terdapat 3 level , yaitu : Level Kesetimbangan , Level Maksimum , Level Minimum ( . Ketiga level itu akan selalu terjadi dalam suatu horizon investasi / Periode ). Biasanya Horizon Investasi dibagi menjadi 3 period, yaitu Long Term, Medium Term, Short Term. Masing-masing jenis period mempunyai 3 level yang bisa berbeda .

Untuk lebih jelasnya bagaimana proses pembentukan harga sebagaimana tergambar diatas dapat difahami sebagaimana dibawah ini ( contoh dalam pembentukan harga EUR/USD ):

I. AWAL PROSES T0 (T nol ).

Pada waktu saat T0 , ada dua peran yang akan dimainkan oleh "Spekulan" secara bersamaan. Sebagai "BUYER 1" dan Sebagai "SELLER 1". Pada saat diindikasikan harga EUR/USD sudah memasuki "LEVEL MINIMUM KESETIMBANGAN " maka para "BUYER 1" akan secara bertahap dalam jumlah sangat kecil melakukan pembelian EURO ( Pembelian EURO dapat diartikan sebagai membeli EURO melalui cross rate ). Biasanya pada level ini secara normal akan membentuk suatu area yang disebut "SISTEMATIC RISK ZONE" , yaitu suatu area sideways yang tercipta melalui mekanisme pasar secara normal dengan tingkat resiko yang normal , biasanya selalu melekat pada awal pembentukan harga. Pada area ini terjadi proses jual beli yang normal , biasanya digunakan oleh bankir dan perusahaan export/import untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya secara wajar. Pada area ini juga "SPEKULAN" melepas posisinya untuk merealisasikan keuntungannya. Proses pada zone ini akan menghasilkan suatu konstanta "Ao" dan "sudut alpha". Maka harga EUR/USD akan bergerak membentuk " Garis Demand 1" , secara statistik matematik disebut dengan persamaan : EUR/USD = Ao +(Alpha x VED) + Eror. Ao adalah tinggi harga sideways, Alpha adalah sudut yang membentuk pergerakan awal harga, VED adalah variabel volume yang dimainkan oleh "Spekulan" untuk mempercepat pergerakan harga, Eror adalah volatiliti maksimum yang dapat menyimpang dari garis demand utama.

Sebaliknya dari sisi "SELLER 1" , juga membentuk proses awal sebagaimana Sisi " BUYER 1" , namun yang membedakannya adalah aset yang dijual adalah USD melalui berbagai instrumen cross rate USD. Sehingga "SELLER 1" dapat membentuk "GARIS SUPPLY 1" dengan persamaan : USD = B0 + ( Alpha x VDS ) + Eror. USD adalah harga USD yang dijual, Bo adalah tinggi harga sideways atau Level Sistematic Risk , VDS adalah variabel volume yang dimainkan oleh "Spekulan" untuk mempercepat pergerakan harga , Eror adalah tingkat volatility maksimum yang dapat menyimpang dari garis supply utama.

Dengan adanya 2 posisi yang dimainkan oleh "Spekulan " , maka harga akan semakin aktif bergerak dengan kecepatan dua kali lipat untuk mencapai "LEVEL KESETIMBANGAN" . "LEVEL KESETIMBANGAN " secara umum hampir pasti terbentuk karena kedua garis tersebut akan bertemu pada "ZONE KESETIMBANGAN 1". Pada saat harga EUR/USD bergerak naik menuju "ZONE KESETIMBANGAN lAMA" , maka secara bertahap posisi "BUYER 1" akan melepas EUR/USD untuk merealisasikan keuntungan. Demikaian Juga dengan posisi "SELLER 1" , pada saat harga USD terus melemah mendekati "LEVEL KESETIMBANGAN LAMA " maka "SELLER 1" akan secara bertahap melepas posisi jual USD , untuk merealisasikan keuntungannya.

Dengan demikian "SPEKULAN" selalu mendapatkan keuntungan dari dua sisi sekaligus ( sebagai "BUYER 1 " dan "SELLER 1" dengan tingkat keuntungan pada level yang maksimum . "SPEKULAN" akan mempunyai keuntungan yang luar biasa melalui multiple instrument financial.


II. Pada saat T1 ( T satu ).


Pada Zone T1 bisa terjadi perubahan "GARIS DEMAND" atau juga bisa mempunyai slope yang sama dengan garis demand sebelumnya. Perbedaanya ditentukan oleh "sudut alpha" dan tinggi level "SISTEMATIC RISK ZONE A1". Perbedaan ini disebabkan oleh kondisi terakhir sentimen fundamental yang sedang berpengaruh pada saat itu. Jika pengaruh lama masih berlangsung maka bisa saja Garis Demand lama akan sama dengan Garis Demand yang baru.

Pada T1 ini tujuan utama "SPEKULAN" adalah menyamakan posisi "LEVEL JUAL SELLER 1" dengan "LEVEL JUAL BUYER 1" sekaligus menyamakan posisi "LEVEL BELI BUYER 1" dengan "LEVEL BELI SELLER 1". Mengapa ini harus tercapai ? karena ada cost yang selalu mereka keluarkan dalam fase " SISTEMATIC RISK" sehingga dibutuhkan penetrasi harga untuk menutupi biaya tersebut.

Pada saat T1 inilah yang disebut expansi dimana harga cenderung bergerak dengan sudut yang lebih tajam dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingakan pada fase T0.

Posisi "BUYER 1" berada di pasar dengan jumlah lot transaksi BUY yang lebih besar pada saat harga telah melebihi level A1 , maka harga akan bergerak dengan persamaan: EUR/USD = A1 + (Alpha x VED ) + Eror. Sedangkan Posisi "SELLER " akan menunggangi persamaan USD= B1 + ( Alpha x VDS ) + Eror.

"SPEKULAN" dengan kekuatan memainkan variable volume transaksi ( VED ) akan mendorong harga EUR/USD terus naik mencapai posisi "LEVEL JUAL SELLER 1", dimana secara bertahap "BUYER 1 " akan melepas posisi buy untuk merealisasikan keuntungan.

Juga dengan posisi "SELLER 1", USD akan secara bertahap dilepas pada saat harga mendekati "LEVEL MINIMUM KESETIMBANGAN ".

Pada saat bersamaan terbentuknya dan telah tercapainya "LEVEL MAKSIMUM KESETIMBANGAN " dan " LEVEL MINIMUM KESETIMBANGAN" maka semua posisi buy EUR/USD " BUYER 1 " akan dilepas pada " LEVEL JUAL BUYER 1". Semua posisi sell USD 'SELER akan dilepas pada " LEVEL BELI SELLER 1".

Demikian ilustrasi bagaimana para Hedge Fund dan Spekulan ( MAFIA RENTE ) melakukan penjungkirbalikan harga.

Pada hari-hari berikutnya , di kolom forexindo ini , akan di berikan analisa berdasarkan proses diatas untuk beberapa pairs . Semoga masukan ini dan analisa nanti dapat menjadi pencerahan dan dapat dimanfaatkan bagi yang berkepentingan dengan investasinya/trading.


SUMBER : http://www.forexindo.com


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Waspadai 3 Bahaya Belajar Trading Terlalu Lama Di Akun Demo

Meskipun bermanfaat, belajar trading forex di akun demo ternyata berbahaya jika terlalu lama. Selain tak mengasah kemampuan, ada 2 bahaya lain yang perlu diwaspadai.

Setiap trader pemula pasti tahu yang namanya akun demo. Sebagai akun yang memungkinkan trader untuk berlatih menggunakan platform, mengakses harga secara real-time, dan melakukan transaksi dengan dana virtual, akun demo memang memiliki peran vital dalam proses belajar trading forex.

Namun demikian, akun demo ternyata menyimpan bahaya tersembunyi bagi perkembangan trader. Alasannya sederhana: Trader yang sukses di akun demo belum tentu bisa mengulangi keberhasilan di akun real, karena akun demo tidak melibatkan uang sungguhan. Hal itu praktis mengeliminasi faktor penting yang perlu dikuasai dalam pengambilan keputusan trading, yaitu tekanan psikologis saat menghadapi risiko kerugian nyata.

Bisa digarisbawahi, Anda memang tidak akan menderita kerugian materi apapun saat trading di akun demo, tapi berkubang terlalu lama dalam akun tersebut dapat menghambat Anda menguasai skill yang diperlukan untuk memperoleh profit konsisten di akun real.

Jika diuraikan lebih lanjut, ada tiga bahaya trading akun demo yang perlu diwaspadai. Apa sajakah itu?


1. Trader Jadi Meremehkan Kesalahan
Poin ini mungkin terkesan aneh, tapi sebenarnya cukup masuk akal. Akun demo sebenarnya adalah perangkat belajar yang berfungsi untuk mempermudah Anda berlatih trading. Namun ketika sudah digunakan terlalu lama, kemudahan akun demo rentan disalahgunakan untuk 'meremehkan' kesalahan trading.

Seperti yang telah diketahui, akun demo menggunakan dana virtual sehingga ketika posisi trading loss, maka tidak ada kerugian real yang Anda terima. Ketika suatu kesalahan trading tidak menimbulkan dampak berarti, akan mudah bagi Anda untuk menyepelekannya.

"Ah, ini kan cuma di akun demo. Nanti saja saya pelajari kesalahan ini kalau sudah trading pakai uang sungguhan". Jujur saja, pernahkah terbesit anggapan seperti itu dalam pikiran Anda? Jika ya, maka sebenarnya Anda telah menyalahgunakan fungsi akun demo sebagai sarana belajar forex.

Justru karena akun demo tidak menggunakan uang sungguhan, Anda bisa lebih leluasa untuk belajar dari kesalahan. Apabila Anda bersedia memperbaiki kesalahan trading hanya kalau sudah berjuang di akun real, lantas apa gunanya akun demo tersebut?

2. Tidak Mengasah Kemampuan Menghadapi Risiko
Salah satu alasan mengapa banyak trader pemula sulit mendapat profit adalah kebiasaan 'memotong' profit dan membiarkan loss terus ter-floating. Untuk mengatasi hal itu, Anda mungkin sudah berkenalan dengan manfaat Stop Loss dan Take Profit, berikut konsep Rasio Risk/Reward yang menjadi bagian dari manajemen risiko. Di samping itu, ada pula alternatif manual seperti melakukan Averaging, mengatur Trailing Stop, dan masih banyak lagi.

Akan tetapi, kelebihan akun demo yang tidak mengusung risiko nyata justru mudah membuat Anda meremehkan pentingnya manajemen risiko. Anggapannya seperti ini: "Untuk apa repot-repot memperkirakan stop loss dan take profit ideal atau bahkan mengatur strategi averaging? Toh kalau loss sungguhan juga tidak ada uang yang hilang".

Di sinilah letak bahaya trading akun demo jika Anda terlalu lama menjajakinya. Karena sudah nyaman dengan berbagai kemudahan akun demo, manajemen risiko jadi tidak diprioritaskan atau bahkan dilalaikan. Ketika sudah waktunya bertransisi ke akun real, keahlian mengatur manajemen risiko jadi tidak terasah. Padahal, justru aspek inilah yang menjadi kunci penting agar bisa bertahan di akun real.

3. Menciptakan Kebiasaan Buruk Dalam Trading
Masih ingatkah Anda dengan contoh "komitmen" di poin pertama? Jika ya, coba perkirakan berapa persen trader yang benar-benar menerapkan itikad tersebut di akun real. Faktanya, sebagian besar cara trading di akun sungguhan adalah hasil kebiasaan dari apa yang Anda lakukan di akun demo.

Disadari atau tidak, kebiasaan buruk di akun demo pasti akan terbawa di akun real, meski sebelumnya Anda selalu berjanji dalam hati untuk lebih mawas setelah membuka akun sungguhan. Untuk mengubah dan menyesuaikan dengan kondisi akun real, perlu waktu dan (mungkin) beberapa kerugian nyata yang memotivasi Anda untuk memperbaiki kebiasaan.

Dalam beberapa kasus, kebiasaan buruk itu justru bisa semakin berakibat fatal jika sudah dibebani oleh tekanan psikologis dari risiko trading dengan uang real. Sebagai contoh, ketika Anda terbiasa memperlebar jarak Stop Loss tanpa alasan di akun demo, Anda akan mengulanginya lagi saat trading di akun real. Namun karena di sini Anda sudah menggunakan uang sungguhan, maka alasan memperlebar stop loss bisa semakin tidak rasional karena dipengaruhi oleh faktor psikologis yang bisa menghancurkan trading Anda.


Cara Menghindari Bahaya Trading Akun Demo

Solusi tepat untuk mengantisipasi semua bahaya trading akun demo di atas sebenarnya simpel: perlakukan akun demo layaknya akun real. Namun seringkali, prinsip ini tidak dijalankan karena belum mengerti, tidak bisa menerapkan, atau bahkan sengaja tidak dilakukan. Hal itu sebenarnya bisa dimaklumi, karena sekeras apapun Anda berusaha untuk menganggap akun demo seperti akun real, komitmen dan psikologi trading di kedua akun tersebut tidak akan bisa setara.

Mengapa? Jawabannya kembali lagi pada apa yang dipertaruhkan, yaitu uang virtual (akun demo) dan uang sungguhan (akun real). Ketika Anda sudah mengetahui bahwa trading di akun demo hanya menggunakan uang virtual, maka sikap antisipasi terhadap risiko jelas akan lebih longgar.

Untuk itu, cara terbaik menghindari bahaya trading akun demo adalah dengan menggunakan fasilitas tersebut sesuai fungsinya, yaitu sarana belajar trading. Jika sudah memahami cara kerja platform, bagaimana memanfaatkan tool dan melakukan transaksi, serta menguji sistem hingga mendapat konsistensi profit, maka segeralah bertransisi ke akun real. Jangan berlama-lama tinggal di akun demo hanya karena Anda masih ingin trading tanpa risiko.
Betah di zona nyaman memang lebih aman, tapi tidak akan membawa kemajuan berarti bagi skill trading Anda. Yang terpenting adalah, jangan membuka akun real dengan modal besar saat pertama kali bertransisi dari akun demo. Gunakan tipe akun real dengan spesifikasi ringan seperti akun sen. Atau lebih baik lagi jika Anda bisa memanfaatkan akun cent yang memang dikonsep sebagai akun real bernuansa demo. Sayangnya, layanan akun cent belum merata di semua broker forex, bahkan cenderung jarang disediakan. Untuk mengetahui broker apa saja yang sudah menyuguhkan akun cent

SUMBER : seputarforex.com


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Black Swan, Peristiwa-Peristiwa Menggemparkan Di Pasar Finansial

Black Swan adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar dugaan dan menimbulkan kegemparan di pasar finansial. Berikut ini beberapa contohnya.

Sebagai trader di pasar forex, Anda boleh jadi pernah mendengar istilah Black Swan disebut-sebut dalam analisa atau berita dari media internasional. Apa itu Black Swan? Black Swan adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar dugaan dan menimbulkan kegemparan di pasar finansial. Berdasarkan teori, suatu peristiwa dapat disebut Black Swan, apabila memenuhi tiga syarat, yaitu (1) kemungkinan terjadinya rendah, (2) berdampak sangat besar di pasar finansial dunia, dan (3) setelah peristiwa terjadi kemudian banyak orang mulai menyadari bahwa hal itu seharusnya bisa diperkirakan.

Asal Mula Istilah "Black Swan"
Terminologi "Black Swan" (Angsa Hitam) berasal dari abad ke-17, bermula dari asumsi masyarakat Eropa bahwa semua angsa berwarna putih, padahal sebenarnya ada angsa hitam yang hidup di alam liar. Dalam konteks ini, angsa hitam (Black Swan) sering dilihat sebagai simbol untuk sesuatu yang tidak terprediksi dan berdampak besar, sesuatu yang luar biasa di luar kendali, atau sesuatu yang semestinya eksis dalam anggapan umum.

Di era modern, istilah ini dipopulerkan oleh Nassim Nicholas Taleb, seorang mantan trader Wall Street yang kemudian menjadi penulis dan profesor kenamaan di bidang keuangan, dalam buku berjudul "The Black Swan" yang diterbitkan tahun 2007.

Menurut Taleb, aneka penemuan ilmiah dan peristiwa yang menjadi fenomena Black Swan terjadi dengan tidak diramalkan sebelumnya. Misalnya adalah kemunculan internet, komputer pribadi, Perang Dunia I, termasuk peristiwa 11 September 2001 yang menenggelamkan mata uang dollar dalam sekejap, serangan Amerika terhadap Irak yang melambungkan harga minyak, dan lain-lain. Dalam bukunya, Taleb juga menyampaikan sejumlah perspektif yang diperlukan pelaku pasar untuk mengantisipasi dan menanggapi peristiwa Black Swan.

Buku Taleb yang memaparkan teori Black Swan ini kemudian masuk dalam jajaran best seller serta ditempatkan dalam daftar 12 buku paling berpengaruh pasca Perang Dunia II oleh The Sunday Times.

7 Peristiwa Black Swan
Meski buku The Black Swan baru dirilis tahun 2007, tetapi sebenarnya peristiwa-peristiwa yang tak terprediksi sekaligus menggemparkan dunia finansial telah terjadi berkali-kali sebelumnya. Bahkan setelah teori Taleb diketahui banyak orang pun, kejadian seperti itu tak terhindarkan. Berikut 7 peristiwa menggemparkan yang kerap disebut sebagai contoh Black Swan di pasar finansial.

1. Krisis Finansial Asia (1997)
Pemicu Krisis Finansial Asia adalah keputusan Thailand untuk melepas pegging (patokan) nilai tukar Bhat terhadap Dolar AS. Keputusan itu berdampak domino hingga terjadi devaluasi mata uang di seluruh Asia Tenggara dan Asia Timur. Sebagian besar mata uang Asia anjlok hingga 38% dan pasar saham dunia melorot hingga 60%.

George Soros dituduh memicu krisis ini dengan melakukan shorting atas Baht dan memanen profit dari jatuhnya mata uang-mata uang Asia. Namun, ia berdalih bahwa dirinya tidak memicu krisis, walau tak menampik langsung kalau ia ada andil dalam gejolak yang terjadi.


2. Pecahnya Dot Com Bubble (2000)

Seiring dengan makin meluasnya penggunaan internet di seluruh dunia, bisnis-bisnis daring yang disebut juga "perusahaan Dot Com" mengalami peningkatan pesat. Harga sahamnya meroket, terlihat dari kenaikan indeks NASDAQ (indeks saham AS yang berfokus pada emiten sektor teknologi) dari 1,000 poin di tahun 1995 ke lebih dari 5,000 di tahun 2000.

Saat NASDAQ tengah "nangkring" di puncak, mendadak sejumlah perusahaan mayor seperti Dell dan Cisco melakukan aksi jual atas saham-sahamnya, sehingga memicu panic selling. Akibatnya, dalam waktu kurang dari sebulan, nyaris satu triliun Dolar AS hangus dari pasar. Indeks komposit NASDAQ yang sempat naik 682% dari 751.49 pada Januari 1995 ke 5,132.52 pada Maret 2000, terjun bebas hingga 78% dan terdampar di 1114.11.

Meski sejumlah perusahaan Dot Com dari masa itu masih sukses hingga kini, seperti Amazon, eBay, dan Netflix, tetapi tak sedikit perusahaan teknologi AS yang terlindas oleh insiden Black Swan ini.

3. Bangkrutnya Lehman Brothers (2008)
Sebelum peristiwa Black Swan ini terjadi di tahun 2008, Lehman Brothers termasuk salah satu perusahaan jasa keuangan kawakan dunia dan menempati posisi bank investasi terbesar keempat di Amerika Serikat. Namun, pada 15 September 2008, Lehman Brothers mendadak mendeklarasikan kebangkrutan. Saat itu, perusahaan ini memiliki aset senilai $639 milyar dan utang sebesar $619 milyar, sehingga menjadikannya deklarasi kebangkrutan terbesar dalam sejarah.

Kebangkrutan Lehman Brothers sekaligus mengungkap kebobrokan praktek sertifikasi utang sektor properti dalam sistem finansial AS yang kemudian dikenal dengan istilah Krisis Subprime Mortgage. Akibatnya, kekhawatiran meluas ke seluruh dunia karena para investor khawatir lembaga-lembaga keuangan besar lainnya akan ikut tumbang.

Dampak domino yang lebih besar dari peristiwa Black Swan ini berhasil terhindarkan, setelah pemerintah Amerika Serikat menyalurkan dana untuk mem-bail out perusahaan-perusahaan keuangan bermasalah yang berpusat di sana. Namun, pertolongan dari pemerintah AS ini sebenarnya dipandang negatif oleh masyarakatnya sendiri, karena menganggap bahwa dana pajak rakyat diberikan pada orang-orang kaya yang tidak berhak. Kejadian ini juga yang kemudian memunculkan julukan "too big to fail" untuk bank-bank investasi AS.

4. Krisis Utang Yunani (2010)
Pada tahun 2010, sementara pasar finansial global masih berjuang untuk pulih dari krisis sebelumnya, Yunani tiba-tiba mengumumkan bahwa mereka selama ini menyembunyikan angka defisit anggaran negara yang sesungguhnya. Keyakinan pasar langsung kolaps, hingga pada tahun 2012, Yunani mendeklarasikan pernyataan gagal bayar utang pemerintah terbesar dalam sejarah.

Situasi terus memburuk hingga pada 30 Juni 2015, Yunani menjadi negara maju pertama yang gagal membayar cicilan utang pada International Monetary Fund (IMF). Pasar finansial beraksi spontan, sehingga berdampak pada anjloknya pasar saham dari Hong Kong hingga London. Peristiwa Black Swan ini menggarisbawahi fungsi Emas dan Obligasi Pemerintah AS sebagai safe haven, karena investor dan trader global langsung memburu kedua aset begitu kabar menyeruak.

Meskipun gejolak di pasar finansial global yang ditimbulkan oleh Krisis Utang Yunani ini telah mereda, tetapi negara yang beribukota di Athena itu masih bergantung pada praktek "gali lubang, tutup lubang" untuk menangani keuangannya. Perekonomiannya mengalami resesi dan pengangguran merajalela. Hingga kini pun, trader yang memperdagangkan mata uang Euro di pasar forex masih sering berhati-hati jika terdapat kabar rapat renegosiasi utang Yunani dalam berita ekonomi.

5. Bencana Nuklir Fukushima (2013)
Posisi geografis Jepang menjadikannya sering mengalami gempa dan tsunami. Namun, gempa di tahun 2013 menjadi "istimewa" karena mengakibatkan kebocoran di instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Seketika, kejadian itu memunculkan trauma dunia akan insiden Chernobyl (1986) yang meluluhlantakkan satu kawasan di Eropa Timur dengan kontaminasi radiasi masih membekas hingga kini.

Bencana Nuklir Fukushima

Kita di Indonesia boleh jadi tak begitu terdampak oleh peristiwa Black Swan ini. Namun, NIKKEI 225 anjlok 14%, mencatatkan penurunan terburuk dalam 40 tahun. Di Amerika Serikat, Dow Jones juga melorot 1.15%.

Dalam perkembangan selanjutnya, Jepang menonaktifkan sebagian besar instalasi nuklirnya untuk sementara. Meski demikian, kebocoran di Fukushima belum sepenuhnya tertanggulangi bahkan hingga tahun 2017.


6. Pencabutan Pegging Franc Swiss (2015)
Sebelum 2015, nilai tukar Franc Swiss di-pegging setara dengan 1.20 Franc per Euro. Namun, Swiss National Bank (SNB) selaku bank sentral Swiss mendadak mencabut pegging tersebut sekaligus menurunkan suku bunga depositnya, sehingga seketika menggemparkan dunia finansial.

Segera setelah pengumuman SNB tersebar di media, Franc Swiss melesat 30% versus Euro dan melonjak 25% versus Dolar AS. Langkah tak terduga itu juga menghantam pasar saham Eropa, hingga indeks saham Swiss merosot 10 persen dalam waktu singkat.

Dibanding peristiwa Black Swan sebelumnya, kebijakan SNB ini bisa dikatakan berdampak paling buruk bagi trader forex. Bukan hanya banyak trader yang langsung bangkrut karena "rem"-nya jebol, tak sedikit pula jumlah broker forex yang terpaksa gulung tikar (contoh: Alpari UK) atau menanggung hutang besar setelahnya (contoh: FXCM US).


7. Keputusan Inggris Keluar Dari Uni Eropa Pada Referendum Brexit (2016)
Sebelum hasil referendum Brexit diumumkan, konsensus analis menilai Inggris tidak siap untuk keluar dari Uni Eropa, dan masyarakat pun tentunya tak sebegitu "gila"-nya hingga memilih "Yes, Brexit". Akan tetapi, realita berkata berbeda. Kubu Pro Brexit unggul dengan selisih tipis versus Kubu Pro Uni Eropa, sehingga seketika mengubur Pounds di level terendah dalam 31 tahun (sejak 1985) versus Dolar AS.

Secara global, kepanikan pasca pengumuman hasil referendum tersebut menghapus sekitar $2 triliun dari pasar finansial dunia. Hingga kini, para pelaku pasar masih mengamati perkembangan peristiwa ini dengan hati-hati. Kelancaran negosiasi Brexit dengan Uni Eropa dan kesehatan ekonomi Inggris hingga tiba waktu "perceraian"-nya terus dipantau massa.

SUMBER :www.seputarforex.com


Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Sejarah Trading Forex

Sejarah trading forex memiliki jejak sejak jaman kuno. Mulai dari era emas hingga trading forex online, berikut ulasannya.

Dalam sejarah trading forex hingga akhir tahun 90-an, yang melakukan bisnis ini hanyalah kaum jetset atau orang kaya raya, lembaga-lembaga keuangan besar seperti bank sentral, bank-bank swasta maupun pemerintah, serta perusahaan-perusahaan komersial besar seperti Apple atau Toyota. Mereka bertrading forex bisa untuk keperluan dagang, bayar utang, hedging (lindung nilai), ataupun investasi. Modal yang dibutuhkan besar, dan tak sembarang orang bisa berbisnis forex.

Setelah berkembangnya internet di seluruh dunia pada akhir 90-an, pasar forex akhirnya dapat diikuti oleh hampir semua individu, dari pengusaha hingga ibu rumah tangga, tua maupun muda. Para broker juga mulai mendesain forex agar bisa diperdagangkan secara retail oleh individual. Jadi sekarang, mulai dari money changer, bank, sampai tukang ojek yang mangkal di depan gang rumahmu...semua orang bisa terjun di pasar Forex!

Luar biasa bukan!? Baca sejarah trading forex selengkapnya di bawah ini.

Akhir Masa Barter Dan Dimulainya Tukar Menukar Uang
Dalam sejarah peradaban manusia, diketahui bahwa pertukaran barang antar individu dimulai dengan sistem barter. Umpama seseorang membutuhkan seekor kambing berjumpa dengan orang lain yang menjual dua keranjang apel, lalu setuju saling menukarkan, maka transaksi bisa terjadi. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, barter saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Masalah terutama sistem barter adalah bagaimana jika tak bisa menemukan orang yang kebutuhan dan persediaan barang untuk ditukarkan persis cocok!?

Guna mengatasi kekurangan barter, maka diciptakanlah alat pembayaran atau alat pertukaran dalam berbagai bentuk. Di periode ini, umat manusia menggunakan kerang, manik-manik, batuan langka, dan logam mulia sebagai medium. Namun, perlu diketahui bahwa setiap wilayah bisa menerapkan "mata uang" sendiri berdasarkan apa yang dianggap paling berharga, diakui masyarakat, dan bersifat portabel (mudah dibawa kemana-mana).

Karena setiap wilayah di dunia menggunakan "mata uang" berbeda, maka para pedagang yang melakukan transaksi antar wilayah atau pelayaran lintas pulau dan lintas benua, jadi sering membutuhkan acuan pertukaran mata uang yang dapat diterima secara universal. Di banyak lokasi, disepakatilah penggunaan logam mulia seperti Perak atau Emas sebagai medium.

Kerajaan-kerajaan yang berdiri di masa itu mulai mencetak "uang" masing-masing dengan menentukan kadar logam mulia tertentu di dalamnya. Pada gilirannya, pertukaran didasarkan pada kadar tersebut. Inilah awal dimulainya pertukaran mata uang pada jaman kuno.

Sejak kapan pertukaran mata uang dilakukan? Catatan Byzantium (sekitar abad Ke-4 SM) menunjukkan bahwa pihak kerajaan memonopoli pertukaran uang. Kemudian catatan Papyrus juga menampilkan sudah dilakukannya pertukaran mata uang di era Mesir kuno. Kawasan-kawasan lain mulai dari Australia, Indonesia, China, India, hingga Eropa memiliki catatannya masing-masing. Jadi, ini bukanlah sesuatu yang mendadak muncul di masa modern.

Sejarah Trading Forex Modern
Tukar menukar uang sudah berlangsung sejak jaman baheula, tetapi sejarah trading forex modern seperti yang ada sekarang sebenarnya baru dirintis pasca Perang Dunia II. Begini ceritanya.

Banyak terjadi kekacauan dan krisis ekonomi di akhir Perang Dunia II, sehingga pemerintah negara-negara Sekutu merasa memerlukan sebuah sistem yang nantinya akan mampu menyatukan perekonomian global. Kemudian dibentuklah "Sistem Bretton Woods" untuk mewujudkan impian tersebut.

Dalam Sistem Bretton Woods yang lahir di kota Bretton Woods, negara bagian New Hampshire, Amerika Serikat pada tahun 1944 ini, untuk pertama kalinya ada aturan resmi untuk mengatur hubungan moneter antar negara. Amerika Serikat yang saat itu memegang dua pertiga cadangan emas dunia bersikeras agar sistem itu disandarkan pada emas dan Dolar AS. Akhirnya, sistem ini mengharuskan semua negara yang terlibat untuk mengkaitkan nilai mata uangnya dengan emas dan Dolar AS. Namun, hal itu tak bertahan lama.

Pada 15 Agustus 1971, Amerika Serikat secara sepihak memutus hubungan mata uangnya dengan emas, sehingga secara otomatis mengakhiri sistem Bretton Woods. Nilai Dolar pun tak lagi didapat dari cadangan emas yang dimiliki, melainkan hanya dari janji pemerintah AS saja. Tindakan ini malah membuat Dolar AS menjadi mata uang cadangan bagi banyak negara di Dunia. Saat itu juga, nilai tukar antar mata uang tidak lagi ditentukan secara baku, melainkan dengan menuruti sistem ekonomi sederhana: permintaan (demand) dan pasokan (supply). Terlahirlah fase baru dalam sejarah trading forex, yaitu periode nilai tukar mengambang (floating exchange rate system).

Setelah itu, transaksi jual-beli mata uang utamanya dilakukan oleh bank-bank; sedangkan pihak lain seperti pemerintah dan perusahaan-perusahaan perlu menghubungi bank sebagai perantara. Perusahaan-perusahaan yang memerlukan bisa mengkontak bank via telepon, lalu bank mencatat di harga berapa suatu mata uang dibeli atau dijual. Dari sini terciptalah pasar interbank sebagai suatu jaringan tak terpusat (over-the-counter) di mana mata uang dipertukarkan dan nilai tukar mata uang mengalami perubahan secara dinamis. (Baca Juga: Pelaku Pasar Dalam Trading Forex)

Era Trading Forex Online
Perkembangan ekonomi global antara tahun 80-an hingga 90-an kemudian mengantarkan dunia pada perkembangan baru sejarah trading forex di mana masyarakat bisa ikut menekuni dunia yang sebelumnya didominasi oleh bank-bank besar dan perusahaan berskala internasional. Transaksi lewat perantara perbankan tidak lagi harus diawali dengan kontak telepon, melainkan cukup dengan instruksi via internet. Bahkan, diciptakan pula platform trading yang memungkinkan siapa saja untuk melihat "harga" (nilai tukar mata uang) dan memperjualbelikan mata uang secara real-time.

SUMBER : seputarforex.com

Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Apa Itu MQL4?

Trader wajib tahu, MQL4 berfungsi sebagai bahasa pemrograman untuk membuat Expert Advisor (robot trading Forex) atau indikator kustom pada MetaTrader 4 (MT4).

Sebagai trader pemula, kemungkinan besar istilah MQL4 akan terdengar asing. Lumrah saja, karena sebenarnya MQL4 ditujukan sebagai referensi bagi trader veteran atau tingkat lanjut. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, simak pengertian dan kegunaan MQL4 berikut ini.


Apa Itu MQL4?
MQL4 adalah singkatan dari MetaQuotes Language 4. MQL4 berfungsi sebagai bahasa pemrograman untuk membuat Expert Advisor (robot trading Forex) atau indikator kustom pada platform trading MetaTrader 4.

Umpamanya Anda seorang developer, maka Anda harus belajar bahasa MQL4 dulu sebelum memberikan rangkaian intruksi kepada robot trading. Pasalnya, logika robot hanya akan berjalan jika mereka diberi perintah dalam sususan tata bahasa mereka.

Berbeda dengan bahasa pemograman umum seperti C atau Pascal, MQL4 adalah properti dari Metaquotes dan tidak dapat digunakan pada terminal trading lainnya. Meskipun begitu, MQL4 memiliki banyak keunggulan dan fitur yang layak dipertimbangkan.

Apa Saja Fitur-Fitur Dasar Di MQL4?
MQL4 memiliki fitur-fitur dasar sebagai berikut:

  • Expert Advisor adalah sistem trading otomatis yang terpasang pada target pair mata uang. EA dapat diprogram untuk menjalankan rangkaian instruksi trading tertentu selama kondisi pemicu (event) tercapai; kondisi melalui inisiasi dan de-inisiasi, kondisi dengan timer, perubahan pada depth of market, kondisi pada chart, dan lain sebagainya. Expert Advisor dapat menginformasikan peluang trading dan mengeksekusi order secara otomatis ke server broker
  • Custom Indicator adalah indikator tambahan di luar indikator built-in. Sama halnya seperti indikator built-in, indikator kustom tidak dapat digunakan untuk eksekusi trading otomatis, melainkan hanya sebagai komplementer analisa teknikal saja.
  • Script adalah suatu program untuk mengeksekusi perintah dasar tetapi tidak sekompleks EA. Script biasanya hanya digunakan untuk membantu proses otomatisasi sederhana saja.
  • Library adalah kumpulan program atau proses otomatisasi yang dapat disimpan dan dibagi-bagikan. Gunakan fitur ini bila Anda sering menggunakan set atau kumpulan proses otomatisasi tertentu.
  • Market adalah lapak online terbuka bagi para member MQL untuk saling jual-beli produk software seperti EA dan indikator-indikator kustom.
  • Signal merupakan jasa layanan sinyal trading Forex otomatis di mana MT4 akan secara otomatis menyalin posisi trading penyedia sinyal kepada para follower-nya (investor).
  • Forum memberikan wadah bagi para member MQL untuk saling bertukar informasi mengenai pemograman MQL4 ataupun mencari peluang networking bersama trader lain.

Apakah Saya Perlu Belajar MQL4?
Belajar MQL4 pada dasarnya membutuhkan kedisiplinan dan dedikasi cukup tinggi untuk dapat membuahkan hasil sesuai ekspektasi. Maka dari itu, tanyakan dulu pada diri Anda, apakah Anda memiliki cukup waktu dan tenaga (pikiran) untuk mempelajari MQL4?

Dari segi kebutuhan dan perkembangan metode trading, tidak ada salahnya mempelajari MQL4. Utamanya, jika Anda memang memiliki tujuan untuk mengembangkan Expert Advisor (robot trading) untuk mengotomatisasi strategi trading, atau bahkan untuk menjualnya ke trader-trader lain sebagai sumber pemasukan tambahan. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan MQL untuk menyusun indikator kustom personal sesuai kebutuhan analisa teknikal pribadi.

Namun, perlu diperhatikan bahwa tools yang dibuat dengan MQL4 hanya dapat dipergunakan pada platform trading MT4 saja. Platform trading yang lain akan menggunakan bahasa pemrograman berbeda. Misalnya saja platform Metatrader5 (MT5) mempergunakan EA, robot, dan indikator kustom berbasis MQL5.

MQL4 pada dasarnya adalah bahasa pemograman untuk memodifikasi fitur-fitur dasar dari MT4 agar sesuai dengan kebutuhan trading personal kita. Dengan begitu, apabila Anda memfokuskan aktivitas trading pada MT4, maka Anda akan mendapat banyak keuntungan dan kelebihan tambahan sebagai developer dibanding mereka yang masih belum mengenal MQL4 sama sekali.

Bagaimana? Apakah Anda tertarik untuk belajar MQL4, atau trading biasa saja? Sampaikan pendapat Anda di kolom komentar di bawah ini. Selain itu Anda juga bisa langsung bertanya pada ahli kami pada forum tanya jawab khusus Expert Advisor berikut.ang secara real-time.

SUMBER : seputarforex.com

Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
 
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief

Pengaruh rate pada jumlah margin trading​

Sebagai seorang trader pasti kita mencari broker yang memiliki banyak fitur-fitur yang dapat memanjakan kita. Mungkin salah satunya seprti Fixed Rate. Memang bagi beberapa trader fixed rate ini tidak begitu penting, tapi bagi trader yang memiliki modal pas dan ingin tetap mendapat keuntungan dari trading tentunya fixed rate ini penting.

Selama ini ada beberapa pilihan rate yang kita bisa gunakan, yaitu: fixed rate 10.000, fixed rate kurang dari 10.000 atau rate menurut kurs mata uang sekarang. Dengan pemilihan rate yang berbeda ini tentunya juga berpengaruh terhadap jumlah margin yang akan kita dapatkan untuk trading.

Semakin kecil rate yang kita gunakan, maka makin besar margin yang kita miliki


Tetapi sekarang ini sudah ada beberapa broker yang memberi kemudahan bagi kita dalam memilih rate yang akan kita gunakan.
 
Back
Top