Welcome Bonus $100 dari ForexChief


Sistem Yang Bagus Menjadi Pilar Utama Trading Forex

Untuk membuat sistem trading yang bagus, kita bisa mulai mencatat secara rinci Level entry dan exit yang telah dilakukan. Caranya adalah dengan melihat histori atau catatan riwayat trading (trading log) untuk dievaluasi. Evaluasi jangka pendek sebaiknya dilakukan segera setelah sebuah trade selesai agar bisa dilakukan perbaikan atau menambah ide-ide baru jika diperlukan.

Bergantung dari selera dan kebutuhan, trading log bisa langsung dianggap sebagai jurnal trading atau patokan untuk membuat jurnal trading guna evaluasi jangka panjang. Trading log bisa digunakan sebagai ukuran sampai sejauh mana keseluruhan sistem trading kita bekerja pada suatu kondisi pasar tertentu.

Checklist untuk level entry dan exit seharusnya hanya pada satu level harga dan tidak diikuti dengan pilihan kedua (ambiguous). Perlu ditekankan bahwa entry atau exit hanya dapat dilakukan jika sinyal trading telah kita anggap valid (memenuhi semua syarat yang disepakati). Jika ada 2 pilihan yang sama-sama valid, sebaiknya diambil yang probabilitasnya lebih besar.

3-pilar-utama-dalam-rencana-trading-117951-21061.jpg

Sumber : seputarforex.com

 
Pentingnya Volatilitas Bagi Trader

Pada umumnya trader mengharapkan volatilitas pasar yang tinggi karena beberapa alasan :

  1. Volatilitas yang tinggi memang menambah tingkat resiko, tetapi kesempatan untuk entry akan semakin besar.
  2. Naiknya volatilitas akan menyebabkan fluktuasi harga semakin tinggi sehingga trader bisa menentukan risk/reward ratio yang lebih besar sejalan dengan range trading yang makin besar.
  3. Bagi trader jangka menengah dan panjang akan lebih mudah mengantisipasi sentimen dan pergerakan harga pada volatilitas pasar yang tinggi.
  4. Bagi scalper atau trader harian yang menargetkan jumlah trade per hari volatilitas yang tinggi, maka akan lebih menguntungkan karena dalam jangka pendek, fluktuasi arah pergerakan harga akan cenderung lebih mudah diprediksi.
  5. Korelasi antara beberapa pasangan mata uang akan lebih jelas terbaca.
Di samping itu, algoritma trading untuk kondisi pasar dengan volatilitas rendah berbeda dengan volatilitas tinggi. Algoritma trading adalah prosedur sistematis yang diikuti untuk entry dan exit, yang disesuaikan dengan strategi dan rencana trading. Ketika volatilitas berubah, trader seharusnya menyesuaikan strategi tradingnya.

Volatilitas pasar forex yang rendah akhir-akhir ini terutama disebabkan oleh meningkatnya resiko geopolitik di beberapa negara yang menyeret AS, Russia dan Uni Eropa, serta prospek pertumbuhan ekonomi global yang cenderung turun. Deflasi telah menyerang kawasan Euro dan Jepang sementara Inggris dan AS masih menjalankan program stimulus guna memacu pertumbuhan.


 
Pentingnya Volatilitas Bagi Trader

Pada umumnya trader mengharapkan volatilitas pasar yang tinggi karena beberapa alasan :

  1. Volatilitas yang tinggi memang menambah tingkat resiko, tetapi kesempatan untuk entry akan semakin besar.
  2. Naiknya volatilitas akan menyebabkan fluktuasi harga semakin tinggi sehingga trader bisa menentukan risk/reward ratio yang lebih besar sejalan dengan range trading yang makin besar.
  3. Bagi trader jangka menengah dan panjang akan lebih mudah mengantisipasi sentimen dan pergerakan harga pada volatilitas pasar yang tinggi.
  4. Bagi scalper atau trader harian yang menargetkan jumlah trade per hari volatilitas yang tinggi, maka akan lebih menguntungkan karena dalam jangka pendek, fluktuasi arah pergerakan harga akan cenderung lebih mudah diprediksi.
  5. Korelasi antara beberapa pasangan mata uang akan lebih jelas terbaca.
Di samping itu, algoritma trading untuk kondisi pasar dengan volatilitas rendah berbeda dengan volatilitas tinggi. Algoritma trading adalah prosedur sistematis yang diikuti untuk entry dan exit, yang disesuaikan dengan strategi dan rencana trading. Ketika volatilitas berubah, trader seharusnya menyesuaikan strategi tradingnya.

Volatilitas pasar forex yang rendah akhir-akhir ini terutama disebabkan oleh meningkatnya resiko geopolitik di beberapa negara yang menyeret AS, Russia dan Uni Eropa, serta prospek pertumbuhan ekonomi global yang cenderung turun. Deflasi telah menyerang kawasan Euro dan Jepang sementara Inggris dan AS masih menjalankan program stimulus guna memacu pertumbuhan.



Terimakasih informasi nya gan, Benar sekali votalitas yang tinggi memang di tunggu oleh sebagian banyak trader karena bila terjadi votalitas tinggi dan trader bisa memanfaatkan nya dengan baik makan trader bisa mendapatkan keuntungan yang besar. Seperti yang telah agan jelaskan diatas votalitas tinggu juga dangat menguntunkan tidak hanya oleh trader jangka panjang tetapi hampir semua trader.

 

Pilar Utama Trading Forex: Money Management System
Untuk checklist pada money management system, persentase risiko yang kita tentukan hendaknya cukup realistis dan sesuai dengan kondisi balance pada saat itu. Hal ini tentu saja bisa berubah-ubah sesuai dengan perubahan balance dan probabilitas sinyal trading yang kita peroleh. Selain itu, di sini kita juga bisa menambahkan catatan risk/reward ratio setiap trade pada checklist sistem.

3-pilar-utama-dalam-rencana-trading-117951-36669.jpg

Manajemen Emosi Yang Baik Juga Pilar Utama Trading
Checklist pada emotion management system diperlukan guna mencatat riwayat emosi kita selama trading. Hal ini menjadi bisa berarti bila kita membaca trading log setelah beberapa kali trade. Dengan selalu melakukan evaluasi keadaan psikologis saat trading, kita diharapkan mencapai kestabilan emosi dalam jangka panjangnya.

Contoh checklist emosi:

"Apakah saya akan marah jika stop loss saya kena?" Jika jawabannya adalah "ya", maka kita menambahkan catatan sebagai peringatan, misalnya: "mengalami loss adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan menuju sukses dalam trading forex."

Kini Anda telah memahami 3 pilar utama trading forex. Karena trading forex adalah sebuah bisnis, maka rencana trading adalah juga rencana bisnis yang harus benar-benar kita siapkan sebelum terjun ke live account dengan uang sungguhan. Semakin baik dan matang persiapan kita, maka semakin besar harapan untuk berhasil di live account.

Sumber : seputarforex.com

 

Membuat Sebuah Trading Plan

Bagi seorang trader forex, Trading Plan sangat diperlukan untuk memperoleh hasil trading yang konsisten. Salah satu faktor keberhasilan dalam trading forex adalah disiplin. Melalui Trading Plan yang dibuat secara benar dan obyektif, seorang trader bisa berlatih untuk disiplin sesuai kaidah-kaidah yang telah ditetapkan dalam planningnya.

Selain itu, seorang trader telah bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dengan cara membuat Trading Plan. Jika hasil tradingnya tidak seperti yang diharapkan atau arah pergerakan harga pasar berlawanan dengan prediksi, trader bisa segera mengambil langkah yang terbaik pada akun trading tanpa ragu dan panik.

membuat-sebuah-trading-plan-99570-25946.jpg

Sumber : seputarforex.com

 
Trading Tanpa Stop Loss

Baca selengkapnya di: https://www.seputarforex.com/artikel/5-kesalahan-trader-pemula-paling-fatal-288438-31Trading Tanpa Stop Loss Trading tanpa Stop Loss, entah disadari atau tidak nyatanya banyak dilakukan oleh para trader pemula. Padahal memasang Stop Loss adalah salah satu fitur yang dibutuhkan oleh trader, agar mereka bisa mengontrol kerugian saat harga bergerak melawan posisi trading. Stop Loss sendiri dapat diartikan sebagai nilai batasan harga terendah, yang ditentukan untuk membatasi kerugian.

Saat pergerakan harga menyentuh nilai ini, maka secara otomatis akan menutup order atau posisi Anda.
Beberapa cara memasang Stop Loss

  • Stop Loss manual.
  • Stop Loss otomatis.
  • Trailing Stop

stop-loss.png


 
Trading Tanpa Stop Loss

Baca selengkapnya di: https://www.seputarforex.com/artikel/5-kesalahan-trader-pemula-paling-fatal-288438-31Trading Tanpa Stop Loss Trading tanpa Stop Loss, entah disadari atau tidak nyatanya banyak dilakukan oleh para trader pemula. Padahal memasang Stop Loss adalah salah satu fitur yang dibutuhkan oleh trader, agar mereka bisa mengontrol kerugian saat harga bergerak melawan posisi trading. Stop Loss sendiri dapat diartikan sebagai nilai batasan harga terendah, yang ditentukan untuk membatasi kerugian.

Saat pergerakan harga menyentuh nilai ini, maka secara otomatis akan menutup order atau posisi Anda.
Beberapa cara memasang Stop Loss

  • Stop Loss manual.
  • Stop Loss otomatis.
  • Trailing Stop

stop-loss.png



Benar gan, Banyak trader pemula yang tidak memggunakan stop loss, padahal stop loss sendiri sangat berguna dalam meminimalisir jumlah kerugian. Trader pemula cenderung memantau manual pergerakan harga dan akan close order bila dirasa sudah banyak mengalami kerugian.

 

Mengapa Trader Perlu Membuat Sebuah Trading Plan?
Semakin Anda memaksakan diri untuk masuk pasar dengan variabel analisa yang terlalu banyak beredar (baik teknikal maupun data fundamental), besar kemungkinan hasil trading semakin tidak konsisten. Hal itu merupakan rintangan psikologis yang harus diatasi oleh seorang trader. Kenyataan ini berhubungan langsung dengan konsep bahwa kesabaran dalam trading forex akan mendapatkan imbalan atau reward dari pasar.

Contohnya saja, jika Anda adalah seorang trader Price Action. Bersabar menunggu sinyal Price Action yang terbentuk pada pasar tidak hanya meningkatkan peluang sukses trading, melainkan juga rasa percaya diri.

Rintangan psikologi lain yang harus diatasi adalah rasa percaya diri yang berlebihan dan perasaan euforia setelah memperoleh hasil cukup konsisten dalam trading. Inilah yang membedakan antara seorang trader profesional dan seorang trader yang belum cukup jam terbangnya. Trader profesional selalu sanggup menjaga perasaan dan sadar sepenuhnya bahwa emosi tidak seharusnya dilibatkan dalam urusan trading.

Cara terbaik agar kita tidak melibatkan emosi dalam aktivitas trading adalah dengan membuat Trading Plan yang definitif, lengkap dengan skenario trading yang jelas dalam menghadapi setiap perubahan kondisi pasar. Banyak trader yang tidak berusaha membuat Trading Plan, karena tidak tahu bagaimana harus memulai dan apa seharusnya isi dari sebuah Trading Plan itu.

Sebenarnya, Trading Plan yang baik akan mudah untuk Anda terapkan, sesuai dengan pengetahuan maksimal yang Anda miliki tentang pasar. Jadi, tidak harus complicated dan bertele-tele. Yang paling penting dalam membuat Trading Plan adalah: Anda berdisiplin dengan diri sendiri untuk sungguh-sungguh menerapkannya setiap akan entry.

membuat-sebuah-trading-plan-99570-34446.jpg

Sumber : seputarforex.com

 
Apa penyebab kebanyakan trader merugi?​
Ada beberapa yang bisa kita analisa :

  1. Sistem trading yang digunakan nggak cocok
    Karakter orang beda-beda gan. Makanya untuk sistem tradingnya pun harus sesuai atau cocok dengan karakter agan. Sistem trading yang digunakan nggak cocok dengan agan bisa jadi penyebab utama agan merugi. Atau bisa juga karena sistem tradingnya yang memang kurang bagus.
  2. Nggak menggunakan money management yang jelas
    Banyak dari trader yang masih nggak menggunakan pengaturan/money management yang jelas. Imbasnya? pengaturan lot dalam trading, pengaturan resiko dari setiap transaksi bggak diperhitungkan dengan cermat. Akibatnya, saat mengalami loss modal kitapun tergerus dengan cepat.
  3. Tidak disiplin
    Banyak dari trader yang tidak disiplin dalam menjalankan sistem trading yang digunakan, dan juga tidak disiplin dalam menggunakan money management yang telah dirancang sebelumnya.
  4. Mindset trading yang kurang tepat
    Banyak dari rekan yang terjun dalam dunia trading online memiliki anggapan/mindset bahwa trading forex adalah cara instan untuk menjadi kaya. Akibatnya trading mereka pun jadi sembrono dan tanpa rencana.


 
Apa penyebab kebanyakan trader merugi?​
Ada beberapa yang bisa kita analisa :

  1. Sistem trading yang digunakan nggak cocok
    Karakter orang beda-beda gan. Makanya untuk sistem tradingnya pun harus sesuai atau cocok dengan karakter agan. Sistem trading yang digunakan nggak cocok dengan agan bisa jadi penyebab utama agan merugi. Atau bisa juga karena sistem tradingnya yang memang kurang bagus.
  2. Nggak menggunakan money management yang jelas
    Banyak dari trader yang masih nggak menggunakan pengaturan/money management yang jelas. Imbasnya? pengaturan lot dalam trading, pengaturan resiko dari setiap transaksi bggak diperhitungkan dengan cermat. Akibatnya, saat mengalami loss modal kitapun tergerus dengan cepat.
  3. Tidak disiplin
    Banyak dari trader yang tidak disiplin dalam menjalankan sistem trading yang digunakan, dan juga tidak disiplin dalam menggunakan money management yang telah dirancang sebelumnya.
  4. Mindset trading yang kurang tepat
    Banyak dari rekan yang terjun dalam dunia trading online memiliki anggapan/mindset bahwa trading forex adalah cara instan untuk menjadi kaya. Akibatnya trading mereka pun jadi sembrono dan tanpa rencana.



Terimakasih informasinya gan, Benar sekali gan faktor-faktor yang agan sudah sebutkan diatas bisa menyebabkan kerugian trading. Trader harus pintar dalam memilih strategi trading, juga harus menguasai money management juga pengendalian emosi tidak kalah pening nya dalam menjalankan trading.

 

Ingin Membuat Trading Plan? Perhatikan Hal-Hal Ini
  1. Tentukan strategi untuk entry. Ambil cara atau teknik yang terbaik dari pengalaman Anda menerapkan berbagai metode entry pada beragam kondisi pasar. Misalnya, Anda memilih reversal Pin Bar pada kondisi pasar trending (untuk strategi Price Action) dengan indikator pendukung Moving Average, maka yakinkan diri Anda bahwa kondisi itu adalah yang paling baik dan akurat untuk entry pada kondisi pasar trending jika dibandingkan dengan cara lainnya.
  2. Tentukan risk/reward ratio. Skenario Risk Management ini harus Anda terapkan pada setiap posisi yang akan Anda ambil. Pastikan Anda telah paham benar mengenai position sizing yang adalah bagian terpenting dalam menentukan resiko.
  3. Tentukan position size sesuai dengan target Stop Loss. Dalam membuat Trading Plan, selalu ingat bahwa position size bisa berubah-ubah sesuai dengan risiko Stop Loss per trade yang kita tentukan. Risiko per trade hendaknya ditentukan terlebih dahulu sebelum menentukan Stop Loss Level.
  4. Tentukan strategi exit atau Take Profit. Exit target seharusnya ditentukan juga sebelum Entry, sesuai dengan rewardyang kita sepakati. Hendaknya tidak menentukan exit level pada saat trade sedang berlangsung, karena emosi kita cenderung akan ikut terlibat ketika trading tanpa exit target. Kita akan lebih obyektif menentukan target profit saat belum punya posisi.
  5. Buat jurnal dan catatan untuk evaluasi. Untuk setiap posisi yang telah di-Close, baik profit atau loss, sebaiknya diberikan catatan untuk evaluasi kualitas strategi dan Plan yang telah Anda buat. Dngan begitu, Anda akan lebih terpandu untuk mengambil langkah ke depannya.

membuat-sebuah-trading-plan-99570-21295.jpg

Sumber : seputarforex.com

 

Strategi Money Management Dengan Position Sizing (1)

Sejauh ini money management adalah komponen yang paling penting dari sistem trading. Inti money management adalah pengendalian risiko, dan strategi money management yang baik adalah jika risiko bisa ditekan serendah mungkin dengan output yang maksimal. Dalam trading forex money management tidak semudah yang dibayangkan karena faktor risiko di pasar jenis ini memang sangat tinggi.

strategi-money-management-dengan-position-sizing-1-159311-24406.jpg

Berbagai macam strategi telah dicoba untuk diterapkan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga tidak ada metode ataupun strategi tertentu yang paling tepat. Salah satu strategi money management dalam trading forex adalah dengan mengacu pada position size, atau ukuran besarnya trade (lot, volume atau quantity). Strategi tersebut lazim dikenal dengan sebutan martingale, anti-martingale dan fixed fractional position sizing. Artikel ini akan mengulas kelebihan dan kekurangan masing-masing strategi tersebut.


Strategi Martingale
Pada abad ke-18, seorang matematikawan Perancis bernama Paul Pierre Levy menciptakan sebuah strategi untuk permainan judi yang ternyata memiliki rating sukses cukup tinggi. Caranya adalah dengan melipat gandakan nilai taruhan setiap kali kalah bertaruh. Idenya, kita hanya membutuhkan satu kali menang untuk menutup semua kerugian. Di atas kertas, strategi ini sangat meyakinkan, tetapi dalam prakteknya bisa menyebabkan uang kita ludes lebih cepat. Masalahnya adalah ketika terjadi kekalahan yang beruntun, modal kita bisa habis sebelum kita mengalami kemenangan.

Bila diterjemahkan dalam trading forex, risiko untuk trade berikutnya kita perbesar setiap kali mengalami loss dengan penyesuaian pada position size-nya (ukuran lot, volume atau quantity). Risk/Reward dari strategi ini cenderung menerapkan rasio 1:1, karena pada intinya metode ini adalah berusaha menutup kerugian secepat mungkin. Dengan demikian, besarnya risiko adalah 50% dari portofolio kita. Hal ini akan menyebabkan Drawdown atau persentasi kerugian kita tinggi.

Berikut ini contoh strategi martingale dalam trading yang bisa bekerja dengan efektif: Diasumsikan balance awal kita $100, Risk/Reward Ratio = 1:1, risiko awal $10 dan akan kita gandakan setiap kali mengalami loss.

strategi-money-management-dengan-position-sizing-1-159311-2.JPG

  1. Trade pertama kita profit (win) sehingga balance bertambah menjadi $ 110.
  2. Dengan kondisi yang sama pada trade yang ke-2, kita loss sehingga balance kembali lagi ke $100.
  3. Dengan menggunakan strategi martingale, pada trade yang ke-3, risiko kita naikkan menjadi 2 kali:
    2 x $10 = $20Risk/Reward Ratio tetap 1:1. Ternyata kita kembali loss sehingga balance berkurang $20 menjadi $80.
  4. Pada trade yang ke-4, nilai risiko kembali kita naikkan 2 kali menjadi:
    2 x $20 = $40Kita profit, sehingga balance kita bertambah $40 menjadi $ 120.


Contoh berikutnya adalah trading dengan strategi martingale yang berakhir tragis. Asumsi balance awal, Risk/Reward Ratio dan besaran risiko sama dengan contoh sebelumnya.

strategi-money-management-dengan-position-sizing-1-159311-3.JPG


  1. Trade pertama kita loss sehingga balance menjadi $90.
  2. Dengan risiko $20, trade ke-2 juga loss dan balance kita menyusut lagi menjadi $70.
  3. Pada trade ke-3, risiko kita $40, tetapi lagi-lagi loss. Balance sekarang tinggal $30.
  4. Untuk menyesuaikan position size dengan perhitungan risiko:
    2 x $40 = $80Dana kita yang sudah tinggal $30 sudah tidak mencukupi lagi, sehingga kita pertaruhkan sisa balance terakhir yang $30. Ternyata loss juga, sehingga tamatlah account kita alias game over.​


Seperti kita lihat pada contoh terakhir, hanya dibutuhkan 4 kali trade saja untuk menguras habis dana kita. Oleh sebab itu, banyak trader coach menganjurkan untuk menghindari penggunaan strategi ini, terutama bagi para trader pemula. Alasan utamanya adalah karena dalam menentukan risiko, sistem martingale ini menggunakan pola eksponensial.

Sumber : seputarforex.com

 
Dalam menggunakan MT4 itu jangan terlalu jauh harus mencari indikator kemana-mana, alangkah baiknya kita gunakan saja apa yang sudah ada di MT4 itu sendiri, karena sudah tentunya itu adalah kebanyakan alat yang digunakan untuk dijadikan standar dalam analisa secara teknik, degan demikian sudah tentu kebanyakan orang ketika terjadi sesuatu sesuai dengan analisa indikator itu akan semakin banyak oleh sebab itu kita selaku pelaku pasar yang hanya dengan modal kecil bisa diuntungkan dengan semua itu, misalnya saja yang paling mudah adalah menggunakan MA, MACD dan indikator lainnya yang menunjukkan bahwa itu adalah batasan pergerakan daily dari sebuah chart


 
Dalam menggunakan MT4 itu jangan terlalu jauh harus mencari indikator kemana-mana, alangkah baiknya kita gunakan saja apa yang sudah ada di MT4 itu sendiri, karena sudah tentunya itu adalah kebanyakan alat yang digunakan untuk dijadikan standar dalam analisa secara teknik, degan demikian sudah tentu kebanyakan orang ketika terjadi sesuatu sesuai dengan analisa indikator itu akan semakin banyak oleh sebab itu kita selaku pelaku pasar yang hanya dengan modal kecil bisa diuntungkan dengan semua itu, misalnya saja yang paling mudah adalah menggunakan MA, MACD dan indikator lainnya yang menunjukkan bahwa itu adalah batasan pergerakan daily dari sebuah chart



Terimakasih informasinya gan, Benar sekali sebaiknya trader mencoba dulu menggunakan indikator yang sudah ada dalam platform yang digunakan sebelum mencarai indikator-indikator lainnya. Terutama untuk trader pemula yang masih belajar cara menggunakan indikator dll. Karena indikator yang ada dalam platform tersebut sudah pasti adalah indikator yang paling mudah dan banyak digunakan oleh trader.

 

Strategi Money Management Dengan Position Sizing (1)

Sejauh ini money management adalah komponen yang paling penting dari sistem trading. Inti money management adalah pengendalian risiko, dan strategi money management yang baik adalah jika risiko bisa ditekan serendah mungkin dengan output yang maksimal. Dalam trading forex money management tidak semudah yang dibayangkan karena faktor risiko di pasar jenis ini memang sangat tinggi.

strategi-money-management-dengan-position-sizing-1-159311-24406.jpg

Berbagai macam strategi telah dicoba untuk diterapkan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga tidak ada metode ataupun strategi tertentu yang paling tepat. Salah satu strategi money management dalam trading forex adalah dengan mengacu pada position size, atau ukuran besarnya trade (lot, volume atau quantity). Strategi tersebut lazim dikenal dengan sebutan martingale, anti-martingale dan fixed fractional position sizing. Artikel ini akan mengulas kelebihan dan kekurangan masing-masing strategi tersebut.


Strategi Martingale
Pada abad ke-18, seorang matematikawan Perancis bernama Paul Pierre Levy menciptakan sebuah strategi untuk permainan judi yang ternyata memiliki rating sukses cukup tinggi. Caranya adalah dengan melipat gandakan nilai taruhan setiap kali kalah bertaruh. Idenya, kita hanya membutuhkan satu kali menang untuk menutup semua kerugian. Di atas kertas, strategi ini sangat meyakinkan, tetapi dalam prakteknya bisa menyebabkan uang kita ludes lebih cepat. Masalahnya adalah ketika terjadi kekalahan yang beruntun, modal kita bisa habis sebelum kita mengalami kemenangan.

Bila diterjemahkan dalam trading forex, risiko untuk trade berikutnya kita perbesar setiap kali mengalami loss dengan penyesuaian pada position size-nya (ukuran lot, volume atau quantity). Risk/Reward dari strategi ini cenderung menerapkan rasio 1:1, karena pada intinya metode ini adalah berusaha menutup kerugian secepat mungkin. Dengan demikian, besarnya risiko adalah 50% dari portofolio kita. Hal ini akan menyebabkan Drawdown atau persentasi kerugian kita tinggi.

Berikut ini contoh strategi martingale dalam trading yang bisa bekerja dengan efektif: Diasumsikan balance awal kita $100, Risk/Reward Ratio = 1:1, risiko awal $10 dan akan kita gandakan setiap kali mengalami loss.

strategi-money-management-dengan-position-sizing-1-159311-2.JPG

  1. Trade pertama kita profit (win) sehingga balance bertambah menjadi $ 110.
  2. Dengan kondisi yang sama pada trade yang ke-2, kita loss sehingga balance kembali lagi ke $100.
  3. Dengan menggunakan strategi martingale, pada trade yang ke-3, risiko kita naikkan menjadi 2 kali:
    2 x $10 = $20Risk/Reward Ratio tetap 1:1. Ternyata kita kembali loss sehingga balance berkurang $20 menjadi $80.
  4. Pada trade yang ke-4, nilai risiko kembali kita naikkan 2 kali menjadi:
    2 x $20 = $40Kita profit, sehingga balance kita bertambah $40 menjadi $ 120.


Contoh berikutnya adalah trading dengan strategi martingale yang berakhir tragis. Asumsi balance awal, Risk/Reward Ratio dan besaran risiko sama dengan contoh sebelumnya.

strategi-money-management-dengan-position-sizing-1-159311-3.JPG


  1. Trade pertama kita loss sehingga balance menjadi $90.
  2. Dengan risiko $20, trade ke-2 juga loss dan balance kita menyusut lagi menjadi $70.
  3. Pada trade ke-3, risiko kita $40, tetapi lagi-lagi loss. Balance sekarang tinggal $30.
  4. Untuk menyesuaikan position size dengan perhitungan risiko:
    2 x $40 = $80Dana kita yang sudah tinggal $30 sudah tidak mencukupi lagi, sehingga kita pertaruhkan sisa balance terakhir yang $30. Ternyata loss juga, sehingga tamatlah account kita alias game over.​


Seperti kita lihat pada contoh terakhir, hanya dibutuhkan 4 kali trade saja untuk menguras habis dana kita. Oleh sebab itu, banyak trader coach menganjurkan untuk menghindari penggunaan strategi ini, terutama bagi para trader pemula. Alasan utamanya adalah karena dalam menentukan risiko, sistem martingale ini menggunakan pola eksponensial.

Sumber : seputarforex.com

 

Strategi Anti-Martingale
Seperti namanya, strategi ini adalah kebalikan dari strategi martingale. Pada strategi anti-martingale ini, kita tidak menggandakan risiko setiap kali setelah mengalami loss, melainkan hanya menggandakan risiko setiap kali profit. Pencipta ide strategi ini tentunya pernah merasakan pahitnya trading dengan strategi martingale, hingga fokus pemikirannya berubah ke "biarkan profit Anda terus bertambah dan realisasikan kerugian Anda sedini mungkin". Prinsip tersebut merupakan petikan dari istilah berbahasa Inggris yang berbunyi: let your profits run and cut your losses short.

strategi-money-management-dengan-position-sizing-2-159792-22394.jpg

Namun demikian, ada catatan penting dalam menerapkan strategi ini, yaitu:

Dengan menggandakan risiko setiap kali setelah mengalami profit, maka probabilitas untuk menderita kerugian yang lebih besar juga akan semakin tinggi. Oleh sebab itu, kita harus menggunakan Risk/Reward Ratio yang lebih besar dari 1:1. Dari hasil trial and error, dianjurkan untuk menerapkan rasio 1:2. Hal ini untuk mencegah akibat kerugian beruntun yang terjadi setelah kita profit atau beberapa kali profit, yang menyebabkan nilai risiko semakin membengkak.

Contoh sistem penggandaan risiko setiap kali setelah profit dengan Risk/Reward Ratio 1:2, balance awal $ 100.

strategi-money-management-dengan-position-sizing-2-159792-1.JPG

Untuk meminimalisir risiko setelah mengalami loss, maka position size diperkecil setengahnya, atau risiko dikurangi hingga 50% setiap kali setelah mengalami loss. Hal ini juga untuk menghindari drawdown yang besarsetelah terjadi kerugian beruntun. Berikut contoh penerapan strategi anti-martingale pada trade yang mengalami profit beruntun sebanyak 4 kali dan kerugian beruntun 3 kali. Risk/Reward Ratio 1:2, dengan balance awal $ 100.

strategi-money-management-dengan-position-sizing-2-159792-2.JPG

Seperti tampak pada tabel di atas, kita menggandakan risiko setiap kali mengalami profit. Hasilnya, balance terakhir berjumlah $400. Kemudian saat terjadi kerugian beruntun sebanyak 3 kali, maka akumulasinya adalah seperti berikut:

strategi-money-management-dengan-position-sizing-2-159792-3.JPG

Dengan memperkecil risiko 50% setiap kali loss, maka account kita masih bisa bertahan, bahkan masih bisa profit meski mengalami kerugian beruntun. Bandingkan jika kita tidak memperkecil position size, account kita akan terkena Margin Call.

Sementara itu, berikut ini adalah contoh strategi anti-martingale untuk trade yang mengalami profit dan loss bergantian. Risk/Reward Ratio 1:2, balance awal $ 100.

strategi-money-management-dengan-position-sizing-2-159792-4.JPG

Dalam perkembangan selanjutnya, Risk/Reward Ratio 1:2 tidak harus 1:2, melainkan fleksibel sesuai dengan kondisi pasar, asalkan masih lebih tinggi dari 1:1. Misalnya saja, Anda memilih Risk/Reward Ratio 1:1.5 karena pasar sedang sideways atau harga bergerak dalam rangesempit. Dalam situasi seperti ini, wajar untuk memperkecil target profit, karena pergerakan harga kemungkinan tidak akan melonjak secara signifikan untuk menyentuh target profit yang besar.

Demikian pula halnya dengan penurunan position size (ukuran lot, volume atau quantity) setelah mengalami loss, tidak harus dikurangi hingga separuhnya (50%). Aturan ini cenderung fleksibel sesuai dengan kondisi balance dalam account Anda. Jika Anda termasuk trader yang konservatif, maka bisa menurunkan prosition size hingga lebih dari separuh. Sebaliknya bagi Anda yang agresif, maka dapat mengurangi ukuran trading kurang dari setengahnya. Apapun jumlah penurunan yang Anda pilih nanti, upayakan agar persentase penurunannya konsisten.



Anti-Martingale Vs Martingale
Seperti tampak pada contoh di atas, strategi anti-martingale jauh lebih aman dan lebih profitable dibandingkan strategi martingale. Hal ini disebabkan oleh Risk/Reward Ratio yang lebih besar dari 1:1 dan penurunan isiko (pengurangan position size) setiap kali setelah mengalami loss. Dengan demikian, maka besarnya risiko tidak naik secara eksponensial seperti pada strategi martingale, yang bisa mengakibatkan drawdown sangat besar.

Sumber : seputarforex.com

 
Memang sebaiknya sebelum melakukan trading trader harus mengetahui basicnya. Dengan memahami basivnya terlebih dahulu, maka trading akan lebih mudah. Sambil belajar sambil berlatih trading untuk meningkatkan skill trading, semakin banyak berlatih maka akan semakin baik. Menganalisa market dengan teapat, menggunakan strategi yang sesuai serta penerapan RM dan MM serta penggunaan SL dan TP dalam trading akan sangat membantu meminimalisir kerugian dan bisa mendatangkan profit.
semua akan berjalan dengan baik saat trading berlangsung jika trader sudah memiliki dan mengetahui apa saja yang ada di dalam trading, dengan mengetahui maka kita akan lebih hati hati dengan apa yang kita lakukan serta di siplin didalam menjalankan apa yang sudah kia persiapkan dalam trading.


 
Memang sebaiknya sebelum melakukan trading trader harus mengetahui basicnya. Dengan memahami basivnya terlebih dahulu, maka trading akan lebih mudah. Sambil belajar sambil berlatih trading untuk meningkatkan skill trading, semakin banyak berlatih maka akan semakin baik. Menganalisa market dengan teapat, menggunakan strategi yang sesuai serta penerapan RM dan MM serta penggunaan SL dan TP dalam trading akan sangat membantu meminimalisir kerugian dan bisa mendatangkan profit.
semua akan berjalan dengan baik saat trading berlangsung jika trader sudah memiliki dan mengetahui apa saja yang ada di dalam trading, dengan mengetahui maka kita akan lebih hati hati dengan apa yang kita lakukan serta di siplin didalam menjalankan apa yang sudah kia persiapkan dalam trading.



Terimakasih informasinya gan, Benar sekali trader akan lebih mudah dalam menjalankan trading bila sudah mengetahui hal-hal yang ada dalam trading juga faktor0faktor yang bisa berpengaruh terhadap hasil trading. penerapan strategi yang baik dan juga open order yang tepat akan terus terlatih bla trader terus menjalankan trading dan belajar dari waktu ke waktu.

 

Fixed Position Sizing
Ukuran position size yang tetap (fixed) biasanya disebut dengan aturan 2% (2% rule). Aturan ini adalah sistem money management di mana Anda hanya berani mengambil risiko maksimal sebesar 2% per trade dari portofolio trading Anda. Dengan cara ini, Anda tetap akan menderita risiko yang proporsional bila terjadi kerugian beruntun (losing streak), tetapi tidak mengalami drawdown yang besar. Untuk menerapkan cara ini, Anda harus menentukan besarnya risiko per trade dalam nilai uang sebelum menentukan ukuran lot atau volume trading Anda.

strategi-money-management-dengan-position-sizing-3-161064-29471.jpg

Sebagai contoh, misalkan balance dalam account Anda yang masih bisa digunakan sebesar $500. Jika Anda menetapkan risiko per trade sebesar 2%, artinya kerugian maksimal yang akan Anda tanggung per trade adalah:

2% x $500 = $10

Apabila Anda trading pada EUR/USD, GBP/USD atau AUD/USD dalam mini lot dimana nilai per pip-nya $1, dan risiko maksimal yang Anda tetapkan adalah 40 pip, maka nilai per pip yang mesti Anda ikuti adalah:

$10 / 40 = $0.25

Hal ini membuat ukuran lot trading Anda adalah:

$0.25 / $1 = 0.25 lot

Jika Anda trading dalam micro lot dimana nilai per pip-nya $0.1, maka ukuran lot trading Anda adalah:

$0.25 / $0.1 = 2.5 lot

Banyak trader yang menggabungkan fixed position sizing yang 2% ini dengan strategi anti-martingale untuk memperoleh hasil trading optimal. Seperti cara pada strategi anti-martingale, ketika Anda loss, maka risiko diperkecil hingga 50%. Sementara ketika profit, maka untuk trade berikutnya, risiko diperbesar hingga 2 kalinya. Namun dalam memperbesar risiko, Anda tetap perlu menjaga agar besarnya risiko maksimum dalam nilai uang tetap 2% dari portofolio trading.



Scaling In dan Scaling Out
Tujuan strategi money management paling utama adalah menemukan metode yang bisa membuat kerugian total sekecil mungkin dan keuntungan total semaksimal mungkin. Tidak peduli berapa kali trader profit atau loss, yang penting adalah berapa yang diperoleh ketika ia profit dan berapa nilai kerugiannya ketika loss. Nah, salah satu cara untuk memaksimalkan potensi profit adalah dengan metode scaling in dan scaling out.



Scaling In
Metode scaling in adalah membuka banyak posisi pada berbagai level berbeda yang telah direncanakan. Pada umumnya, trader forex akan entry pada keadaan seperti berikut:

  • Entry trade pada harga pasar sekarang.
  • Entry trade pada keadaan breakout.
  • Entry trade pada keadaan pullback (retracement ataupun reversal).
Dengan metode scaling in, penambahan posisi entry berikutnya bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Entry trade pada harga pasar sekarang, scale in (tambah posisi) pada saat terjadi pullback atau breakout.
  • Entry trade pada keadaan breakout, scale in pada saat pullback atau saat terjadi breakout yang kedua.
  • Entry trade pada keadaan pullback, scale in pada saat breakout atau saat terjadi pullback yang kedua.
Timing untuk entry pada scale in bisa menggunakan acuan level-level support, resistance, atau retracement Fibonacci. Selain itu bisa dikombinasikan dengan pola-pola chart(chart patterns) atau indikator teknikal.



Scaling Out
Metode scaling out adalah exit beberapa posisi trading pada level-level harga berbeda secara terencana. Scaling out berkaitan dengan posisi-posisi trading hasil dari scale in, dimana level stop dan target masing-masing posisi bisa berbeda, atau bisa juga exit berdasarkan teknik trailing stop yang diterapkan.

Sebagai contoh, pada strategi scaling out yang didasarkan pada pengurangan position sizing, maka Anda bisa menurunkan lot hingga separuhnya pada posisi yang masih floating. Cara ini bisa dilakukan ketika posisi terbuka itu sebenarnya sudah profit, tapi harga mulai berbalik arah. Nah, scaling out dilakukan untuk mengamankan profit yang sudah didapat, sembari tetap membuka peluang profit dari posisi yang masih terbuka jika harga ternyata berbalik lagi sesuai trade Anda.​

Sumber : seputarforex.com

 

Cara Trading Di Sesi Asia

Sesi Perdagangan Asia adalah waktu pembukaan untuk Perdagangan Forex. Artikel ini akan mengulas tentang sesi Tokyo, ciri-ciri dari periode perdagangan, dan strategi untuk trade di perdagangan Asia. Beberapa pedagang dari Amerika Serikat enggan untuk trading di sesi perdagangan Asia dikarenakan gerakan harga yang relatif kecil, penurunan volatilitas, sulit tertembusnya titik support dan resisten (tidak cocok untuk strategi breakout). Hal tersebut mirip seperti apa yang dikatakan Warren Buffetmengenai sebuah pilihan. Isi pesannya adalah Anda tidak harus makan dengan makanan yang sama, tapi Anda selalu punya pilihan untuk dapat pergi dan membeli makanan lain seperti steak jika Anda menginginkannya. Begitu juga dengan sesi, banyak cara dan pilihan transaksi untuk melakukannya, Anda boleh mengambil trade di sesi Asia tanpa terpatok oleh penurunan volatilitas.

Tapi untungnya pasar Asia memiliki banyak waktu untuk diperdagangkan. Sesi perdagangan Asia sebetulnya menawarkan likuiditas ke market setelah sesi AS ditutup tepat pukul 05:00 dini hari, sampai London dibuka sekitar pukul 02:00 dini hari. Hal ini membuat perdagangan selama 10 jam di sesi Asia dapat dilakukan lebih santai.

Pergerakan slow dan volatilitas yang rendah
Karena likuiditas utama yang masuk ke pasar adalah dari Asia, pergerakan akan lebih kecil dari pada selama sesi London atau AS. Hal ini menyebabkan banyak trader merasa bahwa sesi Asia "tidak menarik" atau bahkan mungkin sulit untuk trading. Sifat tenang pergerakan sesi Asia memungkinkan pedagang untuk lebih fungsional mengelola perdagangan mereka. Karena lambat, seharusnya trader dapat membuat analisa yang bagus sebelum volatilitas harga meningkat kembali.

Waktu Terbaik Untuk Trade
Trader yang sering mengggunakan sesi Asia sebagai cara transaksinya, biasanya akan menghasilkan profit lebih baik ketimbang sesi lainnya. Pada dasarnya sesi Asia akan memudahkan trader dalam menganalisa, karena pergerakan yang kecil memungkinkan titik resisten dan support tidak mampu tertembus. Alasan inilah yang mendasari transaksi di sesi Asia karena market memiliki volatilitas yang rendah menjadikan pergerakan harga yang kecil. Nah, di sini Anda dapat menerapkan strategi yang biasa dipakai yaitu menggunakan titik over, Baik overbought atau oversold.

Strategi Range dari Sesi Asia Menggunakan SR

cara-trading-di-sesi-asia-97379-1.png

Ketika trader ingin melakukan open posisi buy, pasti mencari harga yang dianggap paling "murah". Murah di dalam chart digambarkan dengan cara melihat garis support yang telah dibuat sebelumnya. Di saat harga sudah berbalik dan menembus kembali garis, maka sudah saatnya untuk melakukan open buy. Garis support dibuat ketika harga sudah jenuh jual, begitu juga dengan garis resisten dibuat setelah harga sudah mulai jenuh beli. Hal tersebut dapat dicontohkan mengenai titik support dan resisten dalam pengambilan posisi:

cara-trading-di-sesi-asia-97379-2.png

Dengan mengidentifikasi pergerakan harga menggunakan strategi range, didapatkan gambaran yang jelas bahwa jika titik support/resisten mengalami kerusakan (tertembus oleh harga), maka segera lakukan close posisi di sesi ini.

Sumber : seputarforex.com

 
Back
Top