Welcome Bonus $100 dari ForexChief


Tips Memilih Indikator Teknikal Terbaik
Trader forex pemula biasanya mempelajari satu per satu berbagai Indikator Teknikal tersebut, kemudian memilih mana yang paling nyaman dan menguntungkan untuk digunakan sehari-hari. Namun, trader juga seringkali menggunakan lebih dari satu Indikator Teknikal guna menganalisis pergerakan harga suatu instrumen investasi. Yang penting, perhatikan tiga hal ini dalam pemilihan Indikator Teknikal:

Sesuaikan Parameter Setting Indikator Teknikal
Apabila kita memasang Indikator Teknikal yang sudah ada (built-in) pada platform trading (umpamanya Metatrader), maka pasti sudah ada setting default-nya. Namun, trader sebenarnya bisa merubah parameter setting tersebut.

Penyesuaian parameter misalnya dalam penggunaan Moving Average, trader dapat membuatnya berdasarkan harga penutupan (Close), harga tertinggi (High), atau lainnya. Moving Average itu sendiri dihitung dari rerata harga, sehingga periode pun bisa ditentukan sendiri, seperti MA-50 Day (rerata harga 50 hari terakhir), MA-100, MA-200, dan lain sebagainya.

Pada grafik harga EUR/USD di bawah ini, garis merah mewakili MA-50 Day, sedangkan garis biru merupakan MA-100 Day. Apabila kita menggunakan parameter berbeda, maka tampilan dan akurasinya juga akan berbeda, walaupun metode penggunaan indikator MA tetap sama.



Kombinasi Indikator Teknikal Berdasarkan Fungsi Masing-Masing
Kombinasi dua Indikator Teknikal atau lebih untuk menganalisis harga suatu instrumen harus didasarkan pada fungsi masing-masing indikator. Namun, berhati-hatilah untuk tidak menumpuk terlalu banyak indikator di atas grafik hingga fluktuasi pergerakan harga itu sendiri tak dapat dibaca dengan jelas.

Contoh kombinasi yang cukup memadai:
Moving Average untuk menunjukkan arah tren pergerakan harga. Umumnya, tren bullish (harga akan cenderung naik) bila grafik harga bergeser ke atas garis MA. Sebaliknya, tren bearish (harga akan cenderung turun) bila grafik harga bergeser ke bawah garis MA. Namun, akurasi perkiraan itu cukup buruk, sehingga dibutuhkan konfirmasi dengan menggunakan Indikator Teknikal lain.
MACD untuk mengkonfirmasi bahwa arah tren yang diidentifikasi indikator MA itu tepat. Apabila MA dan MACD sama-sama cenderung bullish, maka probabilitas kesuksesan buy bisa dikatakan cukup besar. Demikian pula, jika MA dan MACD sama-sama cenderung bearish, maka dapat disimpulkan itu waktunya sell. Namun, pada harga berapa kita bisa buy atau sell? MACD kurang baik dalam hal ini, sehingga boleh jadi diperlukan dukungan Indikator Teknikal lain lagi.
RSI untuk menunjukkan momentum yang bagus bagi trader melakukan buy atau sell.
Kombinasi Indikator Teknikal berdasarkan fungsinya seperti contoh tersebut akan menghasilkan tampilan seperti ini:


Jangan Mencoba Indikator Teknikal Pada Akun Riil
Tips terakhir, apabila masih belajar atau mencoba-coba, maka gunakanlah akun demo; jangan gunakan akun trading riil. Akun demo memungkinkan kita untuk berlatih pada kondisi pasar aktual, tetapi dana yang dipakai adalah uang virtual yang bisa diperoleh gratis dari broker. Dengan demikian, kita akan lebih bebas dalam melakukan trial and error parameter setting maupun pengujian kehandalan kombinasi Indikator Teknikal pilihan.

Sumber : seputarforex.com

 
Keburukan Yang Tersembunyi Di Forex

Artikel ini akan membeberkan rahasia umum dalam kancah perdagangan mata uang dunia, khususnya hal-hal yang mungkin dapat dikatakan sebagai keburukan forex. Sebagian dari Anda mungkin ada yang sudah tahu atau bahkan ada juga yang belum tahu sama sekali. Keburukan forek tak melulu tentang loss yang besar. Keburukan forex juga tentang fasilitas-fasilitas tertentu yang hanya dinikmati oleh kalangan tertentu.

Pasar forex, tempat Anda bertrading ini, penuh dengan trik. Seperti pasar pada umumnya, pelaku pasar yang termasuk pemain besar dan punya kepentingan, pasti punya kanal khusus untuk "menyelamatkan" diri (uang) mereka sendiri. Tanpa bermaksud menakut-nakuti, ada baiknya kita buka wawasan kita tentang keburukan forex selain loss besar.

Dark Pools (Kolam Gelap)

Dark Pools atau yang disebut juga dengan kolam gelap adalah istilah untuk kolam likuiditas gelap. Dark Pools adalah suatu sistem trading alternatif di pasar forex dan saham, yang digunakan oleh para pemain besar untuk mendapatkan volume perdagangan yang sangat besar tanpa harus menderita efek dari fluktuasi harga yang dihasilkan oleh tuntutan besar pasar.

Biasanya, kuota harga dan perbedaan bunga yang didapatkan oleh pihak-pihak yang memegang aset harus dapat dilihat oleh semua trader dalam bentuk model price quotation Level II. Namun, dengan adanya Dark Pools ini, informasi tersebut menjadi tidak transparan.

Dark Pools menyebabkan likuiditas dan kedalaman informasi menjadi tersembunyi. Tanpa adanya informasi ini, para trader biasa tidak akan pernah tahu apakah ada perubahan permintaan atau tidak. Sedangkan para pemain besar pengguna Dark Pools tetap mengetahuinya, sehingga mereka bisa membuat trading plan berdasarkan informasi yang "sengaja dirahasiakan" tersebut. Inilah keburukan forex dari fasilitas ini. Sistem Dark Pools bisa dilakukan secara independen maupun lewat broker.

Tak sembarang orang bisa menggunakan sistem Dark Pools. Selain pemain besar, pools ini lebih banyak digunakan oleh trader profesional yang sudah sangat canggih. Ada pula komentar yang menyatakan bahwa sebenarnya Dark Pools bukanlah "Pasar Gelap", melainkan ia hanya tidak ditampilkan. Sistemnya juga diduga mengandung keburukan forex, karena banyak mengeksploitasi nasabah demi keuntungan broker saja.

Dikutip dari Hufftington Post, pada musim semi tahun 2014 ada sekitar 45 bursa bersifat Dark Pools di Amerika Serikat. Bursa-bursa ini dibentuk oleh broker retail, agensi broker, maupun penyedia layanan elektronik untuk memenuhi kebutuhan klien kelas kakap. Estimasi juga menyebutkan bahwa Dark Pools menguasai sekitar 15% dari seluruh jumlah trading pada tahun 2014.

Ultra-Low Latency Software

Di pasar, latency adalah penundaan waktu yang dibutuhkan untuk komunikasi dari server broker agar terhubung ke komputer trader dan sebaliknya. Dalam pasar forex, hal itu penting terutama saat berita fundamental dirilis. Dengan mengurangi time delay antara jumlah berita yang dirilis dan ketika berita itu sampai ke komputer para trader, bersama dengan waktu placement order dan eksekusi. Seorang trader pengguna fasilitas low latency dapat menjatuhkan entri market yang dilakukan oleh trader lain dan mendapat keuntungan dari lonjakan harga yang biasanya menjadi efek suatu rilis berita fundamental.

Keburukan forex yang terkandung dalam Ultra Low Latency ini adalah biaya yang sangat mahal. Perusahaan-perusahaan harus menghabiskan dana yang besar untuk melakukan pengaturan server dan pemusatan data agar dekat dengan server broker untuk mengurangi periode latency ini. Bloomberg merupakan penyedia utama layanan berita ultra-low latency. Karenanya, mereka menjual layanan tersebut kepada siapa saja yang sanggup membayar hingga ribuan dolar.

Dari situ, kita dapat berpikir, berapa banyak kira-kira trader individu yang bersedia menyediakan uang sebanyak itu? Padahal sejatinya, pengaruh trader individu sangatlah kecil jika dibandingkan dengan trader institusional. Ini termasuk keburukan forex yang mau tak mau harus diterima oleh trader kecil.


Trader individu perlu membuka mata untuk mengetahui keburukan forex serta apa yang mereka hadapi ketika mereka terlibat di pasar forex. Ini bukan untuk menakut-nakuti orang-orang yang ingin trading, tetapi mereka harus memahami bahwa hal demikian itu realistis. Trader individual hanya perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memposisikan diri di tengah terjangan para pemain institusional.

Kesimpulan

Meski keburukan forex yang berwujud 2 hal di atas tak bisa dihindari secara total, tetap janganlah takut bertrading. Salah satu caranya adalah dengan membuka akun pada broker ECN. Biasanya, server virtual private pada broker ECN terletak dekat dengan lokasi server broker Anda, sehingga dapat mengurangi latency.

Dark Pool dan Ultra Low Latency merupakan fasilitas istimewa yang hanya didapatkan oleh trader-trader kelas kakap. Sebagai trader bermodal kecil, meski kita tak punya daya untuk menggerakkan dana dengan modal sebanyak pemain institusional, tetap bisa profit dalam forex juga.

Baca selengkapnya di: SeputarForex

 
Last edited:
Keburukan Yang Tersembunyi Di Forex

Artikel ini akan membeberkan rahasia umum dalam kancah perdagangan mata uang dunia, khususnya hal-hal yang mungkin dapat dikatakan sebagai keburukan forex. Sebagian dari Anda mungkin ada yang sudah tahu atau bahkan ada juga yang belum tahu sama sekali. Keburukan forek tak melulu tentang loss yang besar. Keburukan forex juga tentang fasilitas-fasilitas tertentu yang hanya dinikmati oleh kalangan tertentu.

Pasar forex, tempat Anda bertrading ini, penuh dengan trik. Seperti pasar pada umumnya, pelaku pasar yang termasuk pemain besar dan punya kepentingan, pasti punya kanal khusus untuk "menyelamatkan" diri (uang) mereka sendiri. Tanpa bermaksud menakut-nakuti, ada baiknya kita buka wawasan kita tentang keburukan forex selain loss besar.

Dark Pools (Kolam Gelap)

Dark Pools atau yang disebut juga dengan kolam gelap adalah istilah untuk kolam likuiditas gelap. Dark Pools adalah suatu sistem trading alternatif di pasar forex dan saham, yang digunakan oleh para pemain besar untuk mendapatkan volume perdagangan yang sangat besar tanpa harus menderita efek dari fluktuasi harga yang dihasilkan oleh tuntutan besar pasar.

Biasanya, kuota harga dan perbedaan bunga yang didapatkan oleh pihak-pihak yang memegang aset harus dapat dilihat oleh semua trader dalam bentuk model price quotation Level II. Namun, dengan adanya Dark Pools ini, informasi tersebut menjadi tidak transparan.

Dark Pools menyebabkan likuiditas dan kedalaman informasi menjadi tersembunyi. Tanpa adanya informasi ini, para trader biasa tidak akan pernah tahu apakah ada perubahan permintaan atau tidak. Sedangkan para pemain besar pengguna Dark Pools tetap mengetahuinya, sehingga mereka bisa membuat trading plan berdasarkan informasi yang "sengaja dirahasiakan" tersebut. Inilah keburukan forex dari fasilitas ini. Sistem Dark Pools bisa dilakukan secara independen maupun lewat broker.

Tak sembarang orang bisa menggunakan sistem Dark Pools. Selain pemain besar, pools ini lebih banyak digunakan oleh trader profesional yang sudah sangat canggih. Ada pula komentar yang menyatakan bahwa sebenarnya Dark Pools bukanlah "Pasar Gelap", melainkan ia hanya tidak ditampilkan. Sistemnya juga diduga mengandung keburukan forex, karena banyak mengeksploitasi nasabah demi keuntungan broker saja.

Dikutip dari Hufftington Post, pada musim semi tahun 2014 ada sekitar 45 bursa bersifat Dark Pools di Amerika Serikat. Bursa-bursa ini dibentuk oleh broker retail, agensi broker, maupun penyedia layanan elektronik untuk memenuhi kebutuhan klien kelas kakap. Estimasi juga menyebutkan bahwa Dark Pools menguasai sekitar 15% dari seluruh jumlah trading pada tahun 2014.

Ultra-Low Latency Software

Di pasar, latency adalah penundaan waktu yang dibutuhkan untuk komunikasi dari server broker agar terhubung ke komputer trader dan sebaliknya. Dalam pasar forex, hal itu penting terutama saat berita fundamental dirilis. Dengan mengurangi time delay antara jumlah berita yang dirilis dan ketika berita itu sampai ke komputer para trader, bersama dengan waktu placement order dan eksekusi. Seorang trader pengguna fasilitas low latency dapat menjatuhkan entri market yang dilakukan oleh trader lain dan mendapat keuntungan dari lonjakan harga yang biasanya menjadi efek suatu rilis berita fundamental.

Keburukan forex yang terkandung dalam Ultra Low Latency ini adalah biaya yang sangat mahal. Perusahaan-perusahaan harus menghabiskan dana yang besar untuk melakukan pengaturan server dan pemusatan data agar dekat dengan server broker untuk mengurangi periode latency ini. Bloomberg merupakan penyedia utama layanan berita ultra-low latency. Karenanya, mereka menjual layanan tersebut kepada siapa saja yang sanggup membayar hingga ribuan dolar.

Dari situ, kita dapat berpikir, berapa banyak kira-kira trader individu yang bersedia menyediakan uang sebanyak itu? Padahal sejatinya, pengaruh trader individu sangatlah kecil jika dibandingkan dengan trader institusional. Ini termasuk keburukan forex yang mau tak mau harus diterima oleh trader kecil.


Trader individu perlu membuka mata untuk mengetahui keburukan forex serta apa yang mereka hadapi ketika mereka terlibat di pasar forex. Ini bukan untuk menakut-nakuti orang-orang yang ingin trading, tetapi mereka harus memahami bahwa hal demikian itu realistis. Trader individual hanya perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memposisikan diri di tengah terjangan para pemain institusional.

Kesimpulan

Meski keburukan forex yang berwujud 2 hal di atas tak bisa dihindari secara total, tetap janganlah takut bertrading. Salah satu caranya adalah dengan membuka akun pada broker ECN. Biasanya, server virtual private pada broker ECN terletak dekat dengan lokasi server broker Anda, sehingga dapat mengurangi latency.

Dark Pool dan Ultra Low Latency merupakan fasilitas istimewa yang hanya didapatkan oleh trader-trader kelas kakap. Sebagai trader bermodal kecil, meski kita tak punya daya untuk menggerakkan dana dengan modal sebanyak pemain institusional, tetap bisa profit dalam forex juga.

Baca selengkapnya di: SeputarForex


Seperti diketahui, transaksi "Dark Pool" merupakan aksi membeli saham dalam jumlah besar. Aksi ini merupakan pembelian saham dalam jumlah besar yang dilakukan melalui mekanisme di balik layar.

Aksi ini berbeda dengan aksi "Crossing" dimana melibatkan keterbukaan di BEI. Sedangkan aksi "Dark Pool" dilakukan tanpa perlaporan transaksi di BEI dan dilakukan antar broker dan investor.

Perbedaannya adalah jika aksi "Crossing" dilakukan melalui transparansi, maka aksi "Dark Pool" justru tidak melibatkan transparasi.

 
3 Dasar Teknik Trading Forex Yang Wajib Dipelajari


Banyak trader forex mencari strategi ampuh yang bisa mengantarkan mereka ke kebebasan finansial secara instan. Padahal, belajar forex dari tahap ke tahap merupakan sesuatu yang mutlak harus dilakukan. Bahkan para trader berpengalaman pun masih harus terus belajar agar selalu bisa menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang selalu berubah-ubah. Strategi yang berjalan lancar hari ini bisa tiba-tiba mengakibatkan loss besar-besaran minggu depan, sehingga penyesuaian selalu perlu dilakukan.
Namun demikian, ada tiga dasar teknik trading forex yang hampir selalu konstan. Ketiga dasar teknik trading forex ini perlu diingat oleh setiap trader.

1. "Trade with the Trend"

Bagi trader forex, trend adalah kawan paling akrab yang bila kita berusaha melawannya maka bisa-bisa jadi berbahaya. Memang ada teknik trading forex "melawan tren", tetapi pada umumnya dalam bertrading, akan lebih mudah untuk panen profit jika "trade with the trend". Secara kasar, ini artinya, jika ada uptrend (tren naik), maka trader sebaiknya hanya buka posisi "buy" saja. Sebaliknya, saat downtrend (tren turun), sebaiknya hanya buka posisi sell saja. Namun, jika lebih cermat lagi maka perlu juga mengetahui bagaimana bertrading di tengah tiga trend dalam forex: bullish (saat harga suatu pair naik), bearish (saat harga suatu pair turun), dan sideways/ranging (saat harga bergerak naik-turun dalam kisaran sempit). Setiap trader perlu mengenal apa itu "trend" dan bagaimana mendeteksi awal dan akhir tren. Pemahaman ini sangat penting karena berhubungan dengan bagaimana kita akan mentradingkan suatu pasangan mata uang nantinya.

2. "Buy at Support"

Secara harfiah, ini berarti seorang trader direkomendasikan untuk membuka posisi "buy" pada suatu pair saat harga berada di level terendah (level support). Dengan ekspektasi setelah mencapai level terendah kemudian harga akan berbalik naik, maka disini trader wajib mempelajari teori support-resistance dengan baik. Salah satu teknik trading forex yang paling banyak direkomendasikan adalah melakukan buy ketika harga bullish sedang terkoreksi. Sebagaimana bisa dilihat di gambar dibawah ini, saat tren bullish pun harga tak mulus naik terus. Beberapa kali, grafik "terkoreksi", mundur sebelum kemudian naik lagi. Nah, di momen-momen itu lah yang sering dianggap terbaik untuk "buy" suatu pair forex.

buy-when-support.png


Bagaimana untuk mengetahui kalau harga akan melesat naik lagi atau terus berbalik turun? Untuk ini, perlu dipelajari dan dipraktekkan dulu berbagai teknik mengenali support-resistance.

3. "Sell at Resistance"

Kebalikan dengan poin dua, posisi "sell" sebaiknya dibuka saat harga berada di puncak (level resistance), dimana harga akan berbalik dari naik ke turun. Di sini pun, adalah suatu langkah yang bagus untuk melakukan "sell" ketika tren bearish sedang terkoreksi. Umpama pair forex GBP/USD sedang anjlok. Untuk beberapa saat, harga akan merosot terus, tetapi nanti akan ada momen dimana harga seakan-akan akan berbalik naik. "Koreksi" semacam ini banyak dicari trader, karena jika situasinya tepat maka harga bukannya naik terus, tetapi kembali melanjutkan tren awalnya, yakni bearish.

Kedengarannya mudah? Coba dulu di akun demo.

Banyak teknik trading forex terdengar mudah saat dibaca, tetapi sulit diterapkan. Satu tips yang diberikan oleh hampir semua master trading adalah agar semua teknik trading sebaiknya diuji terlebih dahulu di akun demo. Di akun demo, sebelum menanamkan tabungan hari tua untuk bertrading forex, kita bisa berlatih dengan uang virtual. Seringkali juga, untuk menerapkan 3 teknik trading forex sederhana ini diperlukan pula pembelajaran analisa teknikal sebagai pendukung utama.


 
3 Dasar Teknik Trading Forex Yang Wajib Dipelajari


Banyak trader forex mencari strategi ampuh yang bisa mengantarkan mereka ke kebebasan finansial secara instan. Padahal, belajar forex dari tahap ke tahap merupakan sesuatu yang mutlak harus dilakukan. Bahkan para trader berpengalaman pun masih harus terus belajar agar selalu bisa menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang selalu berubah-ubah. Strategi yang berjalan lancar hari ini bisa tiba-tiba mengakibatkan loss besar-besaran minggu depan, sehingga penyesuaian selalu perlu dilakukan.
Namun demikian, ada tiga dasar teknik trading forex yang hampir selalu konstan. Ketiga dasar teknik trading forex ini perlu diingat oleh setiap trader.

1. "Trade with the Trend"

Bagi trader forex, trend adalah kawan paling akrab yang bila kita berusaha melawannya maka bisa-bisa jadi berbahaya. Memang ada teknik trading forex "melawan tren", tetapi pada umumnya dalam bertrading, akan lebih mudah untuk panen profit jika "trade with the trend". Secara kasar, ini artinya, jika ada uptrend (tren naik), maka trader sebaiknya hanya buka posisi "buy" saja. Sebaliknya, saat downtrend (tren turun), sebaiknya hanya buka posisi sell saja. Namun, jika lebih cermat lagi maka perlu juga mengetahui bagaimana bertrading di tengah tiga trend dalam forex: bullish (saat harga suatu pair naik), bearish (saat harga suatu pair turun), dan sideways/ranging (saat harga bergerak naik-turun dalam kisaran sempit). Setiap trader perlu mengenal apa itu "trend" dan bagaimana mendeteksi awal dan akhir tren. Pemahaman ini sangat penting karena berhubungan dengan bagaimana kita akan mentradingkan suatu pasangan mata uang nantinya.

2. "Buy at Support"

Secara harfiah, ini berarti seorang trader direkomendasikan untuk membuka posisi "buy" pada suatu pair saat harga berada di level terendah (level support). Dengan ekspektasi setelah mencapai level terendah kemudian harga akan berbalik naik, maka disini trader wajib mempelajari teori support-resistance dengan baik. Salah satu teknik trading forex yang paling banyak direkomendasikan adalah melakukan buy ketika harga bullish sedang terkoreksi. Sebagaimana bisa dilihat di gambar dibawah ini, saat tren bullish pun harga tak mulus naik terus. Beberapa kali, grafik "terkoreksi", mundur sebelum kemudian naik lagi. Nah, di momen-momen itu lah yang sering dianggap terbaik untuk "buy" suatu pair forex.

buy-when-support.png


Bagaimana untuk mengetahui kalau harga akan melesat naik lagi atau terus berbalik turun? Untuk ini, perlu dipelajari dan dipraktekkan dulu berbagai teknik mengenali support-resistance.

3. "Sell at Resistance"

Kebalikan dengan poin dua, posisi "sell" sebaiknya dibuka saat harga berada di puncak (level resistance), dimana harga akan berbalik dari naik ke turun. Di sini pun, adalah suatu langkah yang bagus untuk melakukan "sell" ketika tren bearish sedang terkoreksi. Umpama pair forex GBP/USD sedang anjlok. Untuk beberapa saat, harga akan merosot terus, tetapi nanti akan ada momen dimana harga seakan-akan akan berbalik naik. "Koreksi" semacam ini banyak dicari trader, karena jika situasinya tepat maka harga bukannya naik terus, tetapi kembali melanjutkan tren awalnya, yakni bearish.

Kedengarannya mudah? Coba dulu di akun demo.

Banyak teknik trading forex terdengar mudah saat dibaca, tetapi sulit diterapkan. Satu tips yang diberikan oleh hampir semua master trading adalah agar semua teknik trading sebaiknya diuji terlebih dahulu di akun demo. Di akun demo, sebelum menanamkan tabungan hari tua untuk bertrading forex, kita bisa berlatih dengan uang virtual. Seringkali juga, untuk menerapkan 3 teknik trading forex sederhana ini diperlukan pula pembelajaran analisa teknikal sebagai pendukung utama.



Berbicara forex trading berarti berbicara juga tentang berbagai informasi mengenai strategi trading forex yang bisa Anda dapatkan di internet. Meskipun demikian, pada kenyataannya tidak semua strategi yang diklaim hebat bisa benar-benar berfungsi.

Agar trading Anda bisa lebih optimal, sebaiknya Anda mencari strategi yang benar-benar sesuai untuk Anda. Carilah strategi trading forex yang memang benar-benar sesuai dengan karakter Anda, dan juga sesuai dengan kekuatan modal Anda. Jangan memaksakan diri menggunakan strategi trading orang lain yang mungkin saja tidak sesuai dengan Anda.

Meskipun misalnya strategi tersebut bisa berhasil dengan baik ketika dipergunakan oleh orang lain, belum tentu strategi yang sama tersebut bisa berhasil ketika digunakan oleh Anda, karena memang mungkin strateginya belum tentu cocok.

 

Trading Agresif Dan Trading Defensif

Sebuah alasan mengapa kebanyakan trader begitu sulit menghasilkan profit dengan konsisten diungkapkan oleh hedge fund manager terkemuka Amerika Serikat Ray Dalio, pendiri dan pemilik perusahaan hedge fund terbesar dunia Bridgewater Associates, seperti dalam buku Hedge Fund Market Wizards:

“Dalam trading, Anda harus agresif dan defensif pada saat yang bersamaan. Jika Anda tidak agresif maka akan sulit menghasilkan profit, tetapi jika tidak defensif Anda akan sulit mempertahankan profit yang telah Anda peroleh sebelumnya”.

Masalah yang sering dihadapi kebanyakan trader adalah keseimbangan untuk bisa bertindak cukup agresif agar bisa mendapatkan profit sementara menjadi cukup defensif untuk mempertahankan profit yang telah didapatkan sebelumnya. Berikut ini beberapa tip untuk menyimbangkan tindakan agresif dan defensif ketika trading, agar dalam jangka panjang bisa menghasilkan profit yang konsisten:​

trading-agresif-dan-trading-defensif-273059-1.png

Menjadi Trader Agresif, Tetapi Tidak Terlalu Agresif
Sebagai seorang trader, Anda tentu sering tergoda untuk melakukan trade sebanyak-banyaknya dan kadang dengan resiko yang lebih besar dari yang telah direncanakan demi untuk memperoleh profit yang lebih. Hal itu sangat wajar mengingat misi alami seorang trader sebenarnya ingin mengeruk profit sebesar mungkin dalam waktu yang sangat singkat. Pikiran yang sering ada pada trader adalah ‘kalau pasar sedang bagus kenapa tidak? Besok belum tentu akan trending lagi seperti ini..’

Memang tidak mudah menghilangkan perilaku tersebut, bahkan trader yang telah berpengalaman sering kali terjebak oleh pikiran ingin kaya dengan cepat. Dengan demikian sebenarnya sangatlah mudah bagi kebanyakan trader untuk menjadi terlalu agresif. Namun dalam kenyataannya terlalu agresif akan menyebabkan over tradingyang cepat atau lambat akan menggerogoti profit yang telah diperoleh sebelumnya, yang jika tidak cepat dihentikan pada akhirnya akan menyebabkan margin call. Berikut ini cara agar trader tetap agresif tetapi tidak terlalu agresif:

1. Memutuskan untuk disiplin dengan masuk pasar hanya berdasarkan sinyal trading yang dihasilkan oleh sistem trading yang telah ditentukan. Sistem trading meliputi metode trading, strategi dan money management, jadi seharusnya Anda tahu apa sebenarnya yang Anda cari dari pergerakan harga pasar. Buatlah kesepakatan dalam rencana trading bahwa Anda hanya akan masuk pasar jika keadaan pasar telah sesuai dengan strategi Anda.

2. Tidak ragu-ragu atau terlalu percaya diri ketika Anda telah melihat adanya sinyal untuk entry. Ragu-ragu akan menyebabkan Anda kurang agresif dengan kemungkinan melewatkan peluang untuk memperoleh profit, tetapi terlalu percaya diri akan menyebabkan Anda entry dengan mengabaikan sinyal, atau yang juga sering terjadi adalah dengan memperbesar ukuran lot karena yakin bahwa strategi yang Anda gunakan pasti benar. Perilaku terlalu percaya diri ini sering dialami oleh trader yang pernah mendapatkan profit secara beruntun.

Menjadi Trader Defensif, Tetapi Tidak Terlalu Defensif
Secara emosional, trader lebih mudah untuk menjadi agresif daripada defensif. Dalam pikiran mereka trading adalah cara untuk mendapatkan uang dengan masuk pasar, jadi apa gunanya trading kalau hanya mengamati pergerakan harga tanpa sering-sering masuk pasar? Tetapi pengalaman menunjukkan ketika mereka mengalami kerugian yang diluar ekspektasinya mereka akan cenderung terlalu defensif.

Terlalu defensif bukan berarti kurang agresif atau ragu-ragu, melainkan sengaja tidak mau masuk pasar walaupun ada sinyal karena takut rugi. Secara emosional, perilaku terlalu defensif disebabkan rasa takut yang berkepanjangan dimana trader menjadi sangat jarang masuk pasar karena dihantui oleh takut menderita kerugian lagi, meski niatnya masih ingin trading. Kasus semacam ini banyak dijumpai pada trader yang akun-nya tidur (sleeping account).

Pada dasarnya, "defensif" berarti secara emosional tidak mudah tergoda oleh pergerakan harga yang menyebabkan trader masuk pasar diluar sinyal yang telah disepakati, sementara "terlalu defensif" mengacu pada takut rugi yang berlebihan sehingga akan menggerogoti profit yang telah diperoleh sebelumnya. Biasanya perilaku terlalu defensif dialami oleh trader yang pernah menderita kerugian beruntun.

Untuk menyiasati hal ini, dianjurkan untuk menarik (withdraw) keuntungan yang telah Anda peroleh secara berkala sehingga secara psikologis Anda akan percaya bahwa trading memang bisa menghasilkan. Dengan mengamankan sebagian atau seluruh profit yang telah Anda dapatkan diharapkan Anda tidak akan takut lagi untuk masuk pasar. Kelak Anda bisa mulai menambah dana atau meningkatkan ukuran lot trading ketika Anda sudah tidak terlalu agresif atau tidak terlalu defensif.

Sumber : seputarforex.com

 

2 Metode Untuk Melatih Kesabaran Dalam Trading

Trader yang telah berpengalaman dan bijaksana akan selalu menganjurkan para trader pemula untuk trading dengan sabar dan menghindari keterlibatan emosi ketika mengambil keputusan yang penting. Anjuran itu memang sederhana dan rasanya tidak sulit untuk dilakukan terutama jika Anda masih bermain-main dengan account demo. Anda memang bisa melakukannya, sabar dan tidak emosional. Tetapi apa yang terjadi bila dana Anda telah benar-benar terlibat?

Ketidaksabaran biasanya terjadi ketika Anda trading pada pasar yang ranging atau sideways. Anda tidak sabar untuk segera menutup posisi karena pergerakan harga memang cenderung lambat. Secara psikologis, ketidaksabaran timbul karena ingin secepatnya meraup profit, ataupun merealisasikan kerugian agar bisa kembali entry.

Yang biasa terjadi adalah trader menutup posisi sebelum level Stop Loss atau target terkena. Padahal, trader legendaris Jesse Livermore pernah mengatakan: "spekulator yang pandai selalu sabar dan memiliki dana cadangan".

2-metode-untuk-melatih-kesabaran-dalam-trading-177371-25430.jpeg

Mengurangi Position Size Atau Memperkecil Leverage
Dari survey yang pernah dilakukan pada sejumlah trader yang sering mendapatkan profit dengan cepat, mereka cenderung yakin bahwa untuk trade-trade berikutnya akan berulang seperti itu, sehingga ketika harga tidak menyentuh level target profit dengan cepat, maka mereka akan menutup trade tersebut sebelum waktunya, meskipun kadang mereka mengalami kerugian.

Survey lain menunjukkan setelah trader mengalami kerugian, ia sangat berharap dan kadang yakin bahwa trade berikutnya pasti profitable. Alhasil ia memperbesar position size di luar rencana trading, dan dengan demikian ia juga memperbesar resiko.

Apakah benar trade tersebut profitable? Tidak seorangpun tahu, termasuk trader tersebut. Yang pasti ia telah menyalahi aturan yang telah ditetapkannya sendiri mengenai besarnya resiko yang bisa ditanggung pada setiap trade. Perlu diketahui, persentase profit yang mesti Anda peroleh untuk menutup kerugian adalah lebih besar dari persentasi kerugian itu sendiri. Jika Anda rugi 25% dari balance, maka harus profit 33.3% agar breakevenatau balik modal.

Dengan mengurangi position size (bukan malah memperbesar) ketika Anda merasa tidak sabar, maka akan bisa meredakan stress karena tidak terlalu khawatir lagi pada besarnya kerugian yang bakal Anda alami. Dengan cara ini Anda akan bisa melatih kesabaran.

Selain mengurangi position size, Anda juga bisa memperkecil leverage, sehingga margin Anda lebih besar. Margin Call akan membatasi besarnya kerugian jika mungkin Anda tidak menggunakan Stop Loss. Namun, hal ini tergantung dari broker Anda, apakah bisa berganti leverage pada setiap trade.


Melihat Trend Pada Time Frame Yang Lebih Tinggi
Metode kedua agar bisa lebih sabar adalah dengan melihat trend pergerakan harga pada time frame yang lebih tinggi. Saat ini trading USD/CNH (USD versus Chinese Yuan) pada time frame 1 jam (H1) atau yang lebih rendah, pergerakan harganya begitu choppy dengan trend yang tidak beraturan.

Jika Anda hanya memperhatikan time frame tersebut dan kurang sabar, maka akan cenderung stress dan mungkin frustasi. Namun, Anda akan lebih tenang dan sabar setelah mengamati trend pasangan mata uang tersebut pada time frame harian (daily) yang masih bergerak konsisten uptrend.

2-metode-untuk-melatih-kesabaran-dalam-trading-177371-2.png

Trader harian yang telah berpengalaman selalu melihat ke time frame yang lebih tinggi, sehingga mereka tampak lebih sabar. Anda bisa melatihnya juga. Selain USD/CNH, pasangan lain yang saat ini sedang trending dengan kuat adalah GBP/AUD, AUD/NZD, XAG/USD (Silver versus USD) dan juga USD Index.

Sumber : seputarforex.com

 

Mengontrol Keserakahan Dalam Trading

Ada berbagai pernyataan dan pertanyaan yang dilontarkan para trader, ketika berhadapan dengan masalah keserakahan dalam trading, seperti misalnya: “Keserakahan telah menguasai tradingku”, atau “Bagaimana saya bisa mengendalikan diri untuk tidak serakah?”. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini seringkali masih diperdebatkan oleh kalangan trader. Jadi, bagaimana seorang trader dapat mengendalikan diri mereka untuk tidak terjebak dalam keserakahan trading?


Langkah Pertama
Anda harus secara pribadi, menyadari bahwa keserakahan akan berpengaruh negatif terhadap trading Anda. Untuk menjaga emosi yang merugikan seperti ini, Anda harus memiliki perencanaan trading yang mantap. Rencanakan transaksi dengan baik, sebelum Anda melakukan open position. Penempatan strategi ini diharapkan dapat menjadi kendali Anda untuk menghindari segala hal yang bersifat serakah dalam trading.

Lebih baik lagi, jika perencanaan tersebut diuji coba terlebih dahulu. Dengan adanya pengujian strategi, maka rencana trading yang bisa Anda lakukan adalah menambahkan ukuran balance menjadi berlipat ganda secara keseluruhan.


Langkah Kedua
Untuk menghindari keserakahan, ambillah trading sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Jika pergerakan harga tidak sesuai dengan prediksi, maka batalkan transaksi. Masukilah pasar ketika ada peluang yang sangat tinggi untuk untung. Jika tidak ada peluang keuntungan, maka lebih baik Anda tidak merisikokan trading apapun.


Langkah Ketiga
Mengatasi keserakahan tidak hanya sebatas mengetahui peluang probabilitas saja. Tetapi juga mengenai pemahaman manajemen risiko. Seperti misalnya, aturan minimal 5% balance perlu diterapkan dalam trading Anda. Rasio yang dapat diterapkan adalah 1:2. Tidak diperbolehkan bagi trader untuk melakukan terlalu banyak open position dalam satu waktu. Hal ini dikarenakan, apabila trading dilakukan dengan banyak posisi, maka kemungkinan untuk melakukan keserakahan akan semakin besar.


Langkah Keempat
Terakhir, setelah trading dieksekusi, maka tugas Anda hanyalah membiarkannya sampai proses transaksi menjadi profit. Namun, ketika harga bergerak tidak sesuai dengan arah transaksi pada saat itu, Stop Loss (SL) merupakan tempat teraman untuk melakukan close position. Kegunaan trader keluar dari trading adalah untuk menghindari terlibatnya emosi dalam pengambilan keputusan trading.

Ketika Anda mencoba untuk melihat grafik, memeriksa trend trading, melihat level support dan resistance, fundamental dan sejenisnya, lakukanlah dengan tanpa emosi. Dengan begitu, rencana yang telah disusun murni berdasarkan keadaan pikiran akan fakta saja. Sebaliknya, jika emosi sudah terlanjur menguasai diri Anda, yang terjadi nantinya adalah rencana trading akan gagal tereksekusi. Akibatnya trading pun akan menjadi tidak terkendali, kemudian semua trading yang telah Anda lakukan akan hangus dan musnah karena keserakahan tersebut.

Kesimpulan
Berurusan dengan keserakahan bukanlah sesuatu yang dapat diselesaikan dengan melakukan beberapa trading dalam beberapa hari saja. Namun, harus dilakukan dengan kesadaran pribadi dan mengerti bahwa keserakahan akan berdampak negatif, serta teruslah melakukan langkah-langkah positif dengan tujuan utama "bebas dari keserakahan trading forex".

Sumber : seputarforex.com

 
Tiga Sesi Besar Dalam Trading Forex


Tiga periode utama di pasar forex adalah adalah sesi Tokyo, sesi London, dan sesi New York. Secara umum, pasar forex akan sangat sibuk atau aktif ketika terjadi tumpang tindih antara sesi New York dan London pada pukul 8:00-12:00 (waktu New York), juga antara sesi Lonodn dan Tokyo pada pukul 2:00-05:00 (waktu New York).

Sesi-Pasar-forex.png


Terjadinya tumpang tindih tersebut dikarenakan adanya dua pasar forex yang buka di saat yang bersamaan, dimana pasar yang satu sedang akan tutup, namun di saat yang sama pasar lainnya baru saja dibuka. Kondisi ini membuat harga bergerak dengan sangat cepat. Artikel ini akan mengulas hal tersebut dengan lebih detail.

Sesi Perdagangan Tokyo antara pukul 7:00 - 14:00 WIB
Menurut zona waktu Asia, sesi Tokyo adalah pasar pertama yang buka pada pagi hari dan dimanfaatkan oleh trader sebagai momentum untuk mengembangkan strategi memahami dinamika market yang akan terjadi nantinya. Sekitar 6% dari seluruh transaksi forex di dunia dimulai dari sesi Tokyo. Ciri sesi Tokyo yang paling terlihat adalah pergerakannya yang cukup kecil dengan range harga yang tidak besar. Banyak scalper masuk ketika sesi Tokyo ini masih berjalan. Terlebih lagi, pergerakan market yang stabil membuat trader dapat menjalankan transaksi dengan lebih santai atau tanpa tekanan mental yang berarti.

Sesi Perdagangan London antara pukul 14:00 - 22:00 WIB
London adalah pusat perdagangan terbesar dan terpenting di dunia, yang meliputi sekitar 34% pangsa pasar Forex secara harian. Sebagian besar bank di dunia bertransaksi di London dan menjadikannya pasar yang paling banyak disinggahi dalam transaksi lintas benua. Banyaknya peserta dalam pasar Forex sesi London dan tingginya nilai transaksi membuat sesi London lebih stabil daripada dua sesi lainnya.

Ciri sesi London yang paling terlihat adalah pergerakannya yang cepat dengan range rata-rata yang besar dan signifikan. Kondisi ini memicu terbentuknya uptrend dan downtrend dengan lebih cepat. Pergerakan market yang seringkali melesat kencang menjadikan trading di sesi London ini sangat identik dengan pemanfaatan trend trading atau strategi trend following.

Sesi Perdagangan New York antara pukul 19:00 - 03:00 WIB
Sesi New York merupakan yang terbesar kedua setelah sesi London. New York menangani sekitar 16% transaksi Forex di seluruh dunia. Mayoritas transaksi di sesi New York terjadi selama pasar AS dan London mengalami tumpang tindih (overlapping), dengan transaksi yang melambat sebagai tanda selesainya likuiditas harga dan juga keluarnya trader dari market.

Ciri yang paling jelas terbaca adalah terjadinya pergerakan yang hebat dengan range harian yang sangat cepat selama overlapping. Banyak trader yang mengira bahwa ketika harga sudah sampai pada titik jenuh yang terlihat pada indicator oscillator, market biasanya akan terus berlanjut. Anda perlu waspada ketika terjadi pergolakan harga yang cepat selama tumpang tindih antar sesi karena indikator titik jenuh tidak akan mampu mendeteksi dengan sempurna. Sejak California telah benar-benar menjadi jembatan antara AS dan Asia, ada penurunan 50% kegiatan di siang hari. Akibatnya, perkembangan pasar di sore hari dalam sesi New York kurang mampu mendorong trader untuk bertransaksi. Ini masih ditambah dengan kebijakan-kebijakan baru yang dibentuk sehingga banyak perubahan-perubahan yang harus diikuti oleh trader dalam mengembangkan strateginya.

Baca selengkapnya di: SeputarForex

 
Tiga Sesi Besar Dalam Trading Forex


Tiga periode utama di pasar forex adalah adalah sesi Tokyo, sesi London, dan sesi New York. Secara umum, pasar forex akan sangat sibuk atau aktif ketika terjadi tumpang tindih antara sesi New York dan London pada pukul 8:00-12:00 (waktu New York), juga antara sesi Lonodn dan Tokyo pada pukul 2:00-05:00 (waktu New York).

Sesi-Pasar-forex.png


Terjadinya tumpang tindih tersebut dikarenakan adanya dua pasar forex yang buka di saat yang bersamaan, dimana pasar yang satu sedang akan tutup, namun di saat yang sama pasar lainnya baru saja dibuka. Kondisi ini membuat harga bergerak dengan sangat cepat. Artikel ini akan mengulas hal tersebut dengan lebih detail.

Sesi Perdagangan Tokyo antara pukul 7:00 - 14:00 WIB
Menurut zona waktu Asia, sesi Tokyo adalah pasar pertama yang buka pada pagi hari dan dimanfaatkan oleh trader sebagai momentum untuk mengembangkan strategi memahami dinamika market yang akan terjadi nantinya. Sekitar 6% dari seluruh transaksi forex di dunia dimulai dari sesi Tokyo. Ciri sesi Tokyo yang paling terlihat adalah pergerakannya yang cukup kecil dengan range harga yang tidak besar. Banyak scalper masuk ketika sesi Tokyo ini masih berjalan. Terlebih lagi, pergerakan market yang stabil membuat trader dapat menjalankan transaksi dengan lebih santai atau tanpa tekanan mental yang berarti.

Sesi Perdagangan London antara pukul 14:00 - 22:00 WIB
London adalah pusat perdagangan terbesar dan terpenting di dunia, yang meliputi sekitar 34% pangsa pasar Forex secara harian. Sebagian besar bank di dunia bertransaksi di London dan menjadikannya pasar yang paling banyak disinggahi dalam transaksi lintas benua. Banyaknya peserta dalam pasar Forex sesi London dan tingginya nilai transaksi membuat sesi London lebih stabil daripada dua sesi lainnya.

Ciri sesi London yang paling terlihat adalah pergerakannya yang cepat dengan range rata-rata yang besar dan signifikan. Kondisi ini memicu terbentuknya uptrend dan downtrend dengan lebih cepat. Pergerakan market yang seringkali melesat kencang menjadikan trading di sesi London ini sangat identik dengan pemanfaatan trend trading atau strategi trend following.

Sesi Perdagangan New York antara pukul 19:00 - 03:00 WIB
Sesi New York merupakan yang terbesar kedua setelah sesi London. New York menangani sekitar 16% transaksi Forex di seluruh dunia. Mayoritas transaksi di sesi New York terjadi selama pasar AS dan London mengalami tumpang tindih (overlapping), dengan transaksi yang melambat sebagai tanda selesainya likuiditas harga dan juga keluarnya trader dari market.

Ciri yang paling jelas terbaca adalah terjadinya pergerakan yang hebat dengan range harian yang sangat cepat selama overlapping. Banyak trader yang mengira bahwa ketika harga sudah sampai pada titik jenuh yang terlihat pada indicator oscillator, market biasanya akan terus berlanjut. Anda perlu waspada ketika terjadi pergolakan harga yang cepat selama tumpang tindih antar sesi karena indikator titik jenuh tidak akan mampu mendeteksi dengan sempurna. Sejak California telah benar-benar menjadi jembatan antara AS dan Asia, ada penurunan 50% kegiatan di siang hari. Akibatnya, perkembangan pasar di sore hari dalam sesi New York kurang mampu mendorong trader untuk bertransaksi. Ini masih ditambah dengan kebijakan-kebijakan baru yang dibentuk sehingga banyak perubahan-perubahan yang harus diikuti oleh trader dalam mengembangkan strateginya.

Baca selengkapnya di: SeputarForex


Pasar Forex adalah sebuah pasar yang buka 24 jam. Dibuka pada hari Senin pagi (04.00/05.00 WIB) hingga hari Sabtu pagi (04.00/05.00 WIB). Dalam setiap jamnya terdapat transaksi dalam volume besar maupun kecil, jadi pasar forex selalu buka dalam waktu 120 jam dalam satu minggu.

Ada 3 Sesi Pasar yang Dikenal di Pasar Forex
Asia (Tokyo Market) = 05:00 / 06:00 – 14:00 / 15:00 WIB
Eropa (London Market) = 14:00 / 15:00 – 22:00 / 23:00 WIB
US (New York Market) = 19:00 / 20:00 – 04:00 / 05:00 WIB

Waktu yang paling bagus untuk trading forex adalah dimana kita melakukan open posisi suatu pair sesuai dengan sesi pasarnya. Misalnya jika Anda gemar bertransaksi pada pair EUR/USD, maka waktu yang paling cocok adalah pada sesi Eropa dan US. Karena pada jam – jam inilah indikator ekonomi (Euro & dolar AS) banyak dirilis. Sebaliknya jika Anda melakukan transaksi (open posisi) EUR/USD pada sesi Asia mungkin dirasa kurang tepat karena pada sesi Asia pair EUR/USD hanya bergerak dengan volume kecil.

 

Klien yang Terhormat,

ForexChief Indonesia bagi-bagi Kalender Ekslusif.

Dengan Syarat :

1. Likes FanPage Facebook ForexChief Indonesia dan Like Postingan ini.

2. Kirim nomor Akun Trading dan Email anda yang sudah terverifikasi di Pesan FanPage Kami.

Klien yang mendapatkan kalender akan dipilih secara acak dan Giveaway ditutup sampai tanggal 5 Januari 2020.

Screen-Shot-2019-12-26-at-9-02-24-PM.png


 
Last edited:
Tips Belajar Trading Face To Face

Lalu bagaimana cara belajar trading face to face yang tepat? Dilansir dari The Balance, berikut adalah tips trading secara tatap muka yang bisa Anda terapkan:

Pertama, selektiflah dalam memilih mentor. Cobalah mempertimbangkan memilih mentor dengan pengalaman trading kurang lebih 10 tahun. Seorang trader dengan jam terbang tinggi, pastinya telah mengalami berbagai pahit manis dalam dunia trading. Mereka yang sudah merasakan senang susahnya trading akan menjadi mentor pemberi banyak petuah. Mereka akan menceritakan bagaimana pengalaman trading yang bisa Anda jadikan sebagai sumber inspirasi dan semangat.

Kedua, karena Anda belajar trading secara face to face, jangan ragu untuk mengejar mentor Anda dengan berbagai pertanyaan (yang sesuai dengan topik trading tentunya). Karena Anda mungkin sudah mengeluarkan dana untuk kursus ini, Anda berhak mendapatkan informasi penting tentang strategi trading yang terbaik. Jadilah trader aktif dan kritis. Galilah informasi sebanyak mungkin dari mentor berpengalaman tersebut.

Ketiga, perhatikan ini baik-baik. Seorang trader yang telah mengenyam pendidikan terbaik pun nyatanya bisa gagal. Kok bisa? Karena banyak sekali faktor yang mempengaruhi hal tersebut, antara lain kurang latihan, tidak mau bertanya saat tidak paham, bahkan tidak mempedulikan sama sekali saran-saran yang diberikan. Jadi, jangan salahkan mentor kalau Anda gagal trading karena melakukan hal-hal tersebut.

Baca selengkapnya di: SeputarForex

 

Pengertian Simple Moving Average

Pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai Simple Moving Average yang banyak digunakan oleh trader di seluruh dunia. Simple Moving Average (SMA) adalah salah satu jenis indikator Moving Averages yang paling sederhana untuk trading. Pada dasarnya, Simple Moving Average dihitung dengan menjumlahkan beberapa harga penutupan terakhir, disini saya sebut X periode, dan kemudian membagi jumlah tersebut dengan X. Hasilnya akan menjadi rata-rata bergerak yang terus berubah seiring dengan perjalanan waktu, selama harga masih dimunculkan oleh pasar.



Pengertian Simple Moving Average
Apabila Anda merencanakan dalam jangka waktu 5, maka Simple Moving Average pada grafik 1-jam, Anda akan menambah harga penutupan selama 5 jam terakhir, dan kemudian membagi jumlahnya dengan 5. Voila! Anda memiliki harga penutupan rata-rata selama lima jam terakhir. Rumus ini sama dengan cara penghitungan Moving Averages pada umumnya.

Apabila Anda plot secara sederhana 5-Simple Moving Average pada grafik 10 menit, maka Anda akan menambah harga penutupan dari 50 menit terakhir dan kemudian bagi jumlahnya dengan 5. Namun, apabila Anda plot jangka waktu 5-Simple Moving Average pada grafik 30 menit, maka Anda akan menambah harga penutupan dari 150 menit terakhir dan kemudian bagi jumlahnya dengan 5. Hal yang sama juga berlaku untuk perhitungan Simple Moving Average pada time frame yang lebih tinggi.

Pada paket charting kebanyakan, Simple Moving Average akan dihitung secara otomatis oleh software, sehingga memudahkan Anda sebagai trader. Meski demikian, cara menghitung Simple Moving Average itu sangat penting untuk dipahami, agar Anda akan mengetahui cara mengedit dan tweak pada indikator tersebut. Memahami bagaimana cara memahami indikator tersebut bekerja, berarti Anda sudah dapat mengatur dan menciptakan strategi yang berbeda, maupun menggunakannya dalam trading.

Berikut adalah contoh bagaimana Simple Moving Average memperlancar Anda dalam menganalisa pergerakan harga suatu pasangan mata uang.

pengertian-simple-moving-average-64372-1.png

Pada gambar grafik di atas, saya telah memasang tiga buah SMA yang berbeda pada chart 1 jam, pada pasangan mata uang USD/CHF. Seperti yang Anda lihat, semakin besar period SMA, maka akan semakin tertinggal harganya. Kemudian coba Anda perhatikan bagaimana 62-SMA berada lebih jauh dari pergerakan harga dibanding 30-SMA dan 5-SMA. Hal ini dikarenakan 62-SMA menambahkan hingga harga penutupan 62 periode terakhir dan kemudian membaginya dengan 62.



Indikator SMA Menunjukkan Arah Pergerakan Harga
SMA dalam gambar tersebut menunjukkan secara keseluruhan sentimen pasar pada titik waktu ini. Di sini, kita dapat melihat bahwa pasangan mata uang USD/CHF ini trennya sedang beranjak naik. Alih-alih hanya menunjukkan pergerakan harga pasar saat ini, Moving Average memberi kita pandangan yang lebih luas, dan kita sekarang dapat mengukur secara umum arah pergerakan suatu harga di masa depan.

Pada umumnya, trader menganggap harga sedang bullish (cenderung bergerak naik) jika harga sekarang berada di atas SMA. Sebaliknya, harga dianggap sedang bearish (cenderung bergerak menurun) jika harga sekarang berada di bawah SMA. Selain itu, persimpangan (crossover) yang muncul ketika SMA dengan periode terkecil (misalnya 5-SMA) melintasi SMA lainnya dengan periode lebih tinggi (misalnya 30-SMA dan 62-SMA), seperti yang nampak di sisi paling kiri pada gambar di atas, bisa dibaca sebagai awal dari pergerakan naik harga.



Kelemahan Indikator SMA
Dengan menggunakan SMA, kita bisa tahu apakah pasangan itu trennya sedang naik, turun, atau hanya sideway. Hanya saja, terdapat satu permasalahan pada Simple Moving Average, yaitu rentan terhadap lonjakan.

Ketika hal ini terjadi, maka akan timbul sebuah sinyal palsu pada chart yang kita amati. Dengan demikian, kita dapat berpikir bahwa tren baru akan segera berkembang, tetapi dalam kenyataannya, tidak ada yang berubah. Apabila Anda menggunakan indikator Simple Moving Average pada sistem trading Anda, sebaiknya menggunakan indikator tambahan seperti Oscillator untuk mengkonfirmasi pergerakan, agar tidak terjebak sinyal palsu.

Sumber : seputarforex.com

 
Tips Belajar Trading Face To Face

Lalu bagaimana cara belajar trading face to face yang tepat? Dilansir dari The Balance, berikut adalah tips trading secara tatap muka yang bisa Anda terapkan:

Pertama, selektiflah dalam memilih mentor. Cobalah mempertimbangkan memilih mentor dengan pengalaman trading kurang lebih 10 tahun. Seorang trader dengan jam terbang tinggi, pastinya telah mengalami berbagai pahit manis dalam dunia trading. Mereka yang sudah merasakan senang susahnya trading akan menjadi mentor pemberi banyak petuah. Mereka akan menceritakan bagaimana pengalaman trading yang bisa Anda jadikan sebagai sumber inspirasi dan semangat.

Kedua, karena Anda belajar trading secara face to face, jangan ragu untuk mengejar mentor Anda dengan berbagai pertanyaan (yang sesuai dengan topik trading tentunya). Karena Anda mungkin sudah mengeluarkan dana untuk kursus ini, Anda berhak mendapatkan informasi penting tentang strategi trading yang terbaik. Jadilah trader aktif dan kritis. Galilah informasi sebanyak mungkin dari mentor berpengalaman tersebut.

Ketiga, perhatikan ini baik-baik. Seorang trader yang telah mengenyam pendidikan terbaik pun nyatanya bisa gagal. Kok bisa? Karena banyak sekali faktor yang mempengaruhi hal tersebut, antara lain kurang latihan, tidak mau bertanya saat tidak paham, bahkan tidak mempedulikan sama sekali saran-saran yang diberikan. Jadi, jangan salahkan mentor kalau Anda gagal trading karena melakukan hal-hal tersebut.

Baca selengkapnya di: SeputarForex


Manfaat Belajar Trading Face To Face
Banyak hal yang bisa diperoleh trader dari kursus trading face to face. Pertama, tersedianya tempat pelatihan atau workshop trading forex dengan mentor atau pembicara yang profesional. Ini akan memudahkan para newbie (pemula) untuk berinteraksi langsung dengan para ahli tersebut. Hal serupa tidak akan diperoleh jika Anda belajar trading secara otodidak atau belajar sendiri via internet.

Kedua, trading bertatap muka memungkinkan trader untuk mendapatkan tools (perlengkapan trading) secara cepat dan tepat, dibandingkan mencarinya sendiri satu per satu di internet. Di sini biasanya sudah tersedia perlengkapan trading siap pakai, contohnya komputer, software trading, buku panduan, dan lain sebagainya. Ini akan membantu peserta didik untuk melakukan praktek secara langsung dengan tools yang sudah ada.

 

3 Cara Trading Dengan Moving Averages

Moving Averages (MA)adalah indikator trend yang paling populer. Dengan mengetahui penerapannya dalam trading akan sangat membantu dalam memutuskan untuk entry. Moving Averages adalah yang paling sederhana diantara indikator teknikal lainnya, biasanya dihitung dari penjumlahan harga penutupan pada suatu periode tertentu dibagi dengan jumlah satuan waktu pada periode tersebut. Jika harga bergerak uptrend, kurva MA akan bergerak keatas, dan sebaliknya pada saat pergerakan harga downtrend, kurva MA akan bergerak kearah bawah.

Walaupun indikator ini lagging atau lebih lambat dari pergerakan harga, tetapi dianggap cukup ideal untuk mengidentifikasi kondisi trend yang sedang terjadi guna memprediksi arah pergerakan harga selanjutnya, terutama jika digunakan dengan kombinasi pada beberapa periode atau lazim disebut dengan multiple moving averages. Selain itu, MA juga sering dikombinasikan dengan indikator oscillator sebagai konfirmasi untuk entry.

Ada 3 cara dalam menggunakan indikator MA yang dianggap cukup efektif, yaitu sebagai penyaring arah trend (trend filter), sebagai pemicu (trigger) untuk membuka posisi dan identifikasi titik perpotongan (crossover) untuk konfirmasi terjadinya koreksi atau pembalikan arah trend (trend reversal).

1. Trading Dengan Moving Averages Sebagai Penyaring Arah Trend (Trend Filter)
Karena MA dianggap cukup ideal untuk mengidentifikasi trend, trader hanya perlu menambahkan satu indikator lagi sebagai konfirmator momentum untuk entry. Arah trend sudah tersaring, jika harga bergerak di atas kurva MA berarti kondisinya uptrend dan trader akan membuka posisi buy. Sebaliknya ketika harga bergerak di bawah kurva MA, maka trader bisa membuka posisi sell.

Periode MA sebagai filter jangka panjang yang lazim adalah 200 hari (SMA-200 day), sedangkan indikator momentum yang sering diterapkan adalah CCI (Commodity Channel Index) seperti contoh berikut:

3-cara-trading-dengan-moving-averages-176281-1.PNG

Kurva SMA-200 day digunakan sebagai penyaring arah trend, dan CCI diterapkan sebagai penentu momentum entry. Lakukan Buy bila CCI di atas level -100.



2. Trading Dengan Moving Averages Sebagai Pemicu Untuk Membuka Posisi
Cara ini adalah yang paling sederhana dengan indikator tunggal. Secara logika, bila harga memotong kurva dan ditutup di atas atau di bawah garis kurva searah dengan trend yang sedang terjadi, berarti sentimen penerusan trend sedang kuat. Namun jika harga ditutup di bawah atau di atas garis kurva, tetapi berlawanan dengan trend yang sedang terjadi, kita mesti menggunakan cara ke-3 (crossover).

3-cara-trading-dengan-moving-averages-176281-2.PNG

3. Identifikasi Titik Perpotongan (Crossover) Untuk Konfirmasi Terjadinya Koreksi Atau Pembalikan Arah Trend
Cara ini adalah yang paling sering digunakan oleh para trader forex. Kombinasi periode MA yang lazim adalah SMA 20 dan 50, SMA 20 dan 100, SMA 20 dan 200, dan yang populer adalah SMA 50 dan 200 yang sering disebut juga dengan "death cross" dan "golden cross". Periode-periode tersebut bisa diterapkan pada semua time frame trading.

Disebut Death Cross bila SMA 50 melintas ke bawah SMA 200, karena ini mensinyalkan pergerakan akan berubah dari bullish menjadi bearish. Sedangkan disebut Golden Cross bila SMA 50 melintasi SMA 200 ke arah atas, karena ini mensinyalkan perubahan pergerakan harga dari bearish menjadi bullish.

3-cara-trading-dengan-moving-averages-176281-3.PNG

Trader bisa entry sell ketika kurva MA periode yang lebih cepat memotong kurva MA periode yang lebih lambat dari arah atas ke bawah (pada contoh di atas: SMA 50 memotong SMA 200 kearah bawah), dan entry buy bila kurva MA periode yang lebih cepat memotong kurva MA periode yang lebih lambat dari arah bawah keatas (SMA 50 memotong SMA 200 ke arah atas). Death Cross adalah sinyal sell dan Golden Cross sinyal untuk buy.

Sumber : seputarforex.com

 

Trading Dengan 200 Day Moving Average (1)

Salah satu indikator yang paling populer adalah simple moving average (SMA) 200-day. Indikator ini bisa ditemukan pada berbagai trading chart di institusi keuangan, bank-bank besar, perusahaan hedge fund dan juga trader retail. Dengan berbagai alasan, mereka menggunakan indikator ini sebagai acuan utama.

Indikator ini juga sering digunakan sebagai acuan pada analisa fundamental dengan dasar pemikiran banyak pelaku yang melihat indikator ini sehingga pasar akan bereaksi bila pergerakan harga menyentuh garis SMA 200-day tersebut. Sebagai contoh pada saat krisis finansial tahun 2008 lalu, EUR/USD sempat merosot hingga 3500 pip atau 21.58% dalam kurun waktu hanya 3.5 bulan.

Setelah diluncurkan Troubled Asset Relieve Program (TARP) pada 14 Oktober 2008 yang disusul dengan pembelian bond, maka sentimen pasar terhadap mata uang Euro menjadi positif hingga EUR/USD rebound. Pasangan mata uang tersebut rally hingga 2400 pip atau 19.35% dari harga terendahnya, hingga menyentuh garis SMA-200 day, seperti tampak pada gambar berikut:

trading-dengan-200-day-moving-average-1-134638-1.jpg

Contoh diatas sekaligus menunjukkan penggunaan SMA-200 day sebagai level support (sebelum ditembus) dan juga sebagai resistance (setelah ditembus).

SMA-200 day sebagai level support dan resistance
Barangkali indikator yang paling sering dilihat para trader adalah garis-garis level support dan resistance, baik yang statis berupa garis lurus atau yang dinamis berupa garis indikator moving average. Trader sering melihat pada indikator SMA-200 day dengan asumsi banyak trader besar dan analis yang menggunakan indikator ini sebagai salah satu acuan sebelum mereka bereaksi. Sebagai contoh bisa dilihat pada chart EUR/USD daily berikut ini:

trading-dengan-200-day-moving-average-1-134638-2.jpg

Dalam contoh di atas, trader akan bereaksi dengan membuka posisi buy ketika pergerakan harga telah menembus level support garis SMA-200 day. Demikian pula pada contoh sebelumnya, trader entry sell ketika harga menyentuh garis SMA-200 day sebagai level resistance. Untuk konfirmasi, bisa dilihat formasi bar candlestick atau setup price action yang terbentuk. Level stop loss ditentukan dibawah garis SMA-200 day atau level terendah bar candlestick yang memotong garis moving average tersebut.

trading-dengan-200-day-moving-average-1-134638-3.JPG

Strategi diatas biasanya digunakan untuk trading pada jangka menengah atau panjang, karena acuan indikator SMA-200 day tersebut selalu digunakan dalam basis time frame daily.

SMA-200 day sebagai indikator trend
SMA-200 day ini juga populer digunakan sebagai indikator arah trend jangka panjang. Jika harga bergerak diatas garis moving average tersebut maka diasumsikan pasar sedang uptrend, dan jika bergerak dibawah SMA-200 day diasumsikan pasar sedang downtrend.

Sumber : seputarforex.com

 

Trading Dengan 200 Day Moving Average (2)

SMA-200 day sebagai trend filter
Masih pada contoh EUR/USD Daily, dalam tahun 2011 pergerakan harga memotong (crossing) garis SMA-200 daily sebanyak 3 kali dengan keadaan yang berbeda, sedang dalam tahun 2012 hanya sekali.

trading-dengan-200-day-moving-average-2-134697-1.JPG

Dalam hal ini tampak bahwa pada setiap crossing SMA-200 daily selalu diikuti oleh trend pergerakan harga yang stabil dan bertahan cukup lama. Pergerakan pip-nya juga cukup memadai.

trading-dengan-200-day-moving-average-2-134697-2.JPG

Strategi trading forex dengan SMA-200 day ini relatif mudah untuk dilakukan. Seperti tampak pada gambar diatas, harga bergerak trending ketika memotong garis SMA-200 daily, sehingga trader bisa masuk posisi buy ketika harga bergerak di atas SMA-200 daily dengan stop loss pada garis moving averages tersebut. Demikian juga trader bisa open sell ketika harga bergerak dibawah garis SMA-200 day, dengan stop loss pada garis SMA.

Trader yang biasa menggunakan indikator teknikal, SMA-200 day bisa berfungsi sebagai trend filter. Misal Anda trading dengan indikator RSI dan harga sedang bergerak diatas garis SMA-200 day, maka Anda hanya akan entry buy setelah RSI memotong level 30 ke arah atas. Demikian pula jika harga sedang bergerak dibawah garis SMA-200 day. Anda hanya akan open sell ketika RSI telah memotong level 70 ke arah bawah. Dengan cara ini indikator SMA-200 day sebagai penentu arah trend, sedang RSI sebagai penentu momentum untuk entry.


Strategi Trading Moving Average Crossover: SMA-200 Day dan SMA-100 day
Strategi ini menggunakan SMA-200 day dan SMA-100 day. Moving Average Crossover adalah titik ketika garis moving average periode yang lebih pendek (dalam hal ini SMA-100 day) memotong garis MA periode yang panjang (SMA-200 day) ke arah atas atau bawah. Titik perpotongan (crossing point) tersebut mengisyaratkan sinyal trading.

trading-dengan-200-day-moving-average-2-134697-3.JPG

Seperti tampak pada chart EUR/USD Daily di atas, sinyal sell terjadi ketika garis SMA-100 day memotong SMA-200 day dari atas ke bawah, dan sinyal buy terjadi ketika garis SMA-100 day memotong SMA-200 day dari bawah ke atas. Karena indikator moving average cenderung lagging, maka momen untuk entry bisa dilakukan beberapa bar setelah crossing, sebagai konfirmasi.

Indikator SMA yang dipasangkan dengan SMA-200 day tidak harus SMA-100 day, tetapi bisa juga SMA-50 day. Strategi ini sering digunakan untuk trading jangka menengah dan jangka pendek.

Sumber : seputarforex.com

 
Kategori Pemain Besar Forex

Berbagai macam orang bisa bergabung ke dalam pasar forex dan secara garis besar mereka dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Salah satu aspek yang dapat menggolongkan beberapa pemain dalam forex adalah besar modal. Mereka yang bermodal besar biasanya disebut sebagai "Big Player" atau pemain besar dalam forex. Selain trader, ada pula pihak-pihak yang juga sering melakukan transaksi valas dalam jumlah besar dan dikategorikan sebagai pemain besar-nya forex.

Berikut ini adalah pemain-pemain besar Forex:

1. Konsumen

Yang tergolong dalam pemain Forex jenis ini adalah para pengunjung dari suatu negara, wisatawan, dan imigran yang perlu menukarkan mata uang ketika melakukan perjalanan. Para pemain ini tidak memiliki kekuatan untuk menetapkan harga. Mereka hanya membeli dan menjual sesuai dengan nilai tukar yang berlaku.

2. Bisnis

Bisnis yang dimaksud di sini adalah jenis bisnis impor dan ekspor barang serta jasa, yang perlu menukar mata uang ketika menerima atau melakukan pembayaran untuk barang-barang atau jasa yang telah mereka beli.

3. Investor dan Spekulan

Pemain Forex jenis ini adalah mereka yang membeli dan menjual mata uang asing dan mengambil profit melalui fluktuasi pergerakan harga. Namun dibanding investor, spekulan lebih ahli dalam menangani pergerakan harga. Bahkan mereka (spekulan) dengan berani mengesampingkan risiko yang muncul saat trading, sementara investor lebih sering menghindarinya.

4. Bank-Bank Komersial

Golongan yang secara tradisional dikenal sebagai institusi simpan-pinjam ini tentu saja adalah pemain mayor di pasar Forex. Bank-bank umumnya terlibat dalam trading spekulatif dan turn-over komersial harian. Bank-bank komersial memanfaatkan spread (selisih) antara bid dan ask untuk mendapatkan keuntungannya. Harga ask adalah nilai tukar di mana bank komersial bersedia untuk menjual mata uangnya. Sedangkan harga bid adalah nilai tukar dimana bank komersial bersedia untuk membeli. Bank-bank komersial juga membuat keuntungan dari spekulasi mereka tentang pergerakan nilai tukar, apakah akan naik atau turun.

5. Bank Sentral

Pemain forex jenis ini bertugas untuk berpartisipasi dalam pasar valuta asing dengan tugas yang efektif sebagai otoritas moneter. Bank sentral melakukan jual-beli mata uang bukan untuk tujuan membuat keuntungan, melainkan untuk memfasilitasi kebijakan moneter pemerintah dan menjaga stabilitas ekonomi dan moneter negaranya.

Baca selengkapnya di: SeputarForex

 
Kategori Pemain Besar Forex

Berbagai macam orang bisa bergabung ke dalam pasar forex dan secara garis besar mereka dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Salah satu aspek yang dapat menggolongkan beberapa pemain dalam forex adalah besar modal. Mereka yang bermodal besar biasanya disebut sebagai "Big Player" atau pemain besar dalam forex. Selain trader, ada pula pihak-pihak yang juga sering melakukan transaksi valas dalam jumlah besar dan dikategorikan sebagai pemain besar-nya forex.

Berikut ini adalah pemain-pemain besar Forex:

1. Konsumen

Yang tergolong dalam pemain Forex jenis ini adalah para pengunjung dari suatu negara, wisatawan, dan imigran yang perlu menukarkan mata uang ketika melakukan perjalanan. Para pemain ini tidak memiliki kekuatan untuk menetapkan harga. Mereka hanya membeli dan menjual sesuai dengan nilai tukar yang berlaku.

2. Bisnis

Bisnis yang dimaksud di sini adalah jenis bisnis impor dan ekspor barang serta jasa, yang perlu menukar mata uang ketika menerima atau melakukan pembayaran untuk barang-barang atau jasa yang telah mereka beli.

3. Investor dan Spekulan

Pemain Forex jenis ini adalah mereka yang membeli dan menjual mata uang asing dan mengambil profit melalui fluktuasi pergerakan harga. Namun dibanding investor, spekulan lebih ahli dalam menangani pergerakan harga. Bahkan mereka (spekulan) dengan berani mengesampingkan risiko yang muncul saat trading, sementara investor lebih sering menghindarinya.

4. Bank-Bank Komersial

Golongan yang secara tradisional dikenal sebagai institusi simpan-pinjam ini tentu saja adalah pemain mayor di pasar Forex. Bank-bank umumnya terlibat dalam trading spekulatif dan turn-over komersial harian. Bank-bank komersial memanfaatkan spread (selisih) antara bid dan ask untuk mendapatkan keuntungannya. Harga ask adalah nilai tukar di mana bank komersial bersedia untuk menjual mata uangnya. Sedangkan harga bid adalah nilai tukar dimana bank komersial bersedia untuk membeli. Bank-bank komersial juga membuat keuntungan dari spekulasi mereka tentang pergerakan nilai tukar, apakah akan naik atau turun.

5. Bank Sentral

Pemain forex jenis ini bertugas untuk berpartisipasi dalam pasar valuta asing dengan tugas yang efektif sebagai otoritas moneter. Bank sentral melakukan jual-beli mata uang bukan untuk tujuan membuat keuntungan, melainkan untuk memfasilitasi kebijakan moneter pemerintah dan menjaga stabilitas ekonomi dan moneter negaranya.

Baca selengkapnya di: SeputarForex


Perbedaan utama antara "pemain besar" dan yang lainnya.
Nah, dibandingkan dengan trader perorangan biasa, pelaku pasar besar, seperti hedge fund atau bank investasi jauh lebih sering mendapatkan hasil keuangan positif dari keputusan perdagangan mereka. Hal ini dijelaskan oleh beberapa fakta, termasuk:

1) Strategi perdagangan yang jelas, yang tidak dimiliki banyak trader individu.

2) Ketat mengikuti strategi perdagangan, yang banyak kegagalan yang dilakukan oleh trader individu dalam memasuki perdagangan dengan cepat.

3) Risiko dan pengelolaan uang yang sering diabaikan oleh para trader individual yang berfokus pada keinginan untuk menghasilkan uang yang banyak dan cepat.

Jadi, Anda mungkin berpikir bahwa strategi terbaik adalah hanya copy trading dari "Pemain besar". Selain itu, ada semacam mode di Internet, untuk mencoba mengidentifikasi tindakan pemain besar, pembuat pasar, atau siapa pun, untuk bergabung dengan mereka melawan "orang bodoh" yang, miskin, selalu memasuki perdagangan ke arah yang salah ( secara bersamaan) dan menderita kerugian. Dan, ironisnya, penjelasan semacam itu tidak sempurna; Anda benar-benar melihat dalam grafik apa yang Anda diberitahu tentang: di sini, harga turun, dan di sana, tiba-tiba melonjak (pemain besar masuk dengan cerdas, setelah menggunakan kerumunan, ya). Pada saat yang sama, mereka tidak mengatakan apa-apa tentang kasus-kasus, ketika harga bergerak dengan cara yang sama, dan kemudian (setelah pemain besar membuka posisi mereka), itu pergi ke arah yang berlawanan (itu seperti orang-orang tidak sebesar itu) .

Trader besar berbeda dari yang kecil paling sering dalam cara mereka memenangkan strategi perdagangan, secara ketat mengikutinya, dan mengendalikan risikonya.

 

Ingin Berteman Baik Dengan Tren? Kenalan Dulu Dengan Moving Average

Bagi para trader Forex, kelanjutan dan reversal trend adalah salah satu acuan dasar, harus diketahui sebelum menentukan order jual atau beli. Nah, itu dia, karena sebagian besar trader pemula biasanya hanya mengandalkan intuisi, ada baiknya ketrampilan untuk menganalisa menggunakan indikator dasar seperti Moving Average diasah juga.

ingin-berteman-baik-dengan-tren-kenalan-dulu-dengan-moving-average-116827-1.jpg

Mengapa Saya Harus Mengenal Moving Average?
Mengapa kita perlu menggunakan indikator Moving Average? Laju trend suatu pairs mata uang pada umumnya dianalisa oleh para trader menggunakan analisa fundamental dan analisa teknikal, dan jika kita membicarakan mengenai trading dalam jangka pendek, analisa teknikal menggunakan Moving Average adalah pilihan terfavorit.

Moving Average populer karena relatif mudah untuk dimengerti terutama oleh trader pemula (ya, karena indikator lainnya akan membuat pusing kepala para newbie). Tidak sebatas untuk tingkat pemula, Moving Average juga digunakan oleh investor besar untuk menganalisa apakah market mendekati nilai resistance atau support dalam jangka panjang.

Perlu diingat, Moving Average dikategorikan sebagai lagging indicator, pendek kata, Moving Average bukanlah alat ukur otomatis untuk memprediksi trend terbaru, melainkan untuk menegaskan kemungkinan apakah suatu trend akan terus berlanjut didasarkan dari data-data transaksi sebelumnya.



Bagaimana Cara Praktis Menggunakan Moving Average?
Oke, cukup dengan pengenalannya. Secara teknis, Moving Average digunakan untuk mengukur ke arah mana Trend akan bergerak didasarkan dari penghitungan rata-rata nilai suatu pairs mata uang dalam periode tertentu (5 hari, 30 hari, dst.). Dari situ, kita bisa memanfaatkan Moving average sebagai penanda sinyal kapan kita harus mengambil posisi buy atau sell.

Sebelum menentukan kapan kita harus merespon suatu sinyal dari Moving Averages, kita harus terlebih dahulu paham mengenai crossover. Crossover (persilangan) adalah momentum di mana satu garis Moving Averages bersilangan terhadap harga pasar (candlestick atau grafik lain) atau terhadap garis Moving Averages lain.

Moving Averages dengan periode panjang (100 dan 200) biasanya digunakan oleh investor besar sebagai acuan untuk menentukan uptrend maupun downtrend. Jika posisi harga pasar berada di atas garis MA (singkatan Moving Averages) berperiode panjang maka momentum tersebut disebut sebagai "uptrend", sebaliknya jika harga pasar berada di bawahnya maka disebut sebagai "downtrend".

ingin-berteman-baik-dengan-tren-kenalan-dulu-dengan-moving-average-116827-2.jpg

Investor besar akan mengawasi momentum uptrend sebagai penanda sinyal untuk membuka posisi beli (long position). Berbeda halnya dengan trader pemula, karena mereka jelas tidak memiliki modal besar, tentu mereka akan memilih untuk bertransaksi dalam periode singkat.

Trader pemula dianjurkan untuk menggunakan lebih dari satu MA berperiode pendek (5, 10, 20) digandengkan dengan MA berperiode panjang untuk membantu memprediksi arah trend. Pada saat satu atau lebih MA berperiode pendek menyentuh MA berperiode panjang, saat itu juga trader dapat menentukan posisi.

Apabila beberapa MA berperiode pendek nampak akan crossover dengan MA berperiode panjang ke arah atas, maka trader mulai bersiap menangkap sinyal beli. Sebaliknya, ketika beberapa MA berperiode pendek bergerak akan memotong garis MA berperiode panjang, bersiap-siaplah pada posisi jual.

ingin-berteman-baik-dengan-tren-kenalan-dulu-dengan-moving-average-116827-3.jpg

Moving Average dapat memberikan isyarat kepada trader untuk cepat-cepat membuka posisi selagi trend masih berjalan. Sedangkan bila MA nampak statis dalam waktu lama, atau mulai menunjukkan kecenderungan untuk berbalik arah, maka itu bisa menjadi isyarat untuk melakukan close position.

Setelah Anda membaca artikel di Atas, ingatlah juga bahwa menggunakan MA semata wayang tidak bisa menjamin 100% mendatangkan profit, Anda juga harus belajar menggunakan indikator lainnya untuk mengonfirmasi keakuratan data yang telah diberikan Moving Averages.

Sumber : seputarforex.com

 
Back
Top