Welcome Bonus $100 dari ForexChief


Panduan Dasar Indikator BBMA OA Dan Cara Menggunakannya

BBMA Oma Ally (OA) adalah sebuah sistem trading yang dibuat oleh seorang trader asal Malaysia bernama Oma Ally. Beliau sendiri sudah membantu banyak trader sejak 2010 dengan sistem ini. Nama BBMA diambil dari gabungan dua buah indikator yang digunakan pada sistem trading ini, yaitu Bollinger Bands dan Moving Average. Dengan penelitian dan pengujian selama bertahun-tahun, dirumuskanlah BBMA OA.

panduan-dasar-penggunaan-indikator-bbma-oa-281966-28984.jpeg

BBMA OA sudah ramai di kalangan trader Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Komunitas gabungan dari trader Malaysia, Brunei, Indonesia, dan beberapa negara lain yang tercatat pada sebuah grup di aplikasi telegram sudah sampai 2,800 orang, sedangkan di Indonesia sendiri sudah mencapai kurang lebih dari 400 orang. Di kalangan komunitas Indonesia, BBMA OA terkenal dengan tingkat ketajaman entry, waktu floating yang rendah, dan yang paling utama adalah entry berlapis-lapis.



Bollinger Bands Dan MA Dengan Banyak Fungsi
Sebelum memasuki BBMA OA lebih dalam, berikut indikator-indikator yang digunakan beserta setting-nya:

panduan-dasar-penggunaan-indikator-bbma-oa-281966-35782.png

Sumber : seputarforex.com

 
"Black Swan"

Terminologi "Black Swan" (Angsa Hitam) berasal dari abad ke-17, bermula dari asumsi masyarakat Eropa bahwa semua angsa berwarna putih, padahal sebenarnya ada angsa hitam yang hidup di alam liar. Dalam konteks ini, angsa hitam (Black Swan) sering dilihat sebagai simbol untuk sesuatu yang tidak terprediksi dan berdampak besar, sesuatu yang luar biasa di luar kendali, atau sesuatu yang semestinya eksis dalam anggapan umum.

Di era modern, istilah ini dipopulerkan oleh Nassim Nicholas Taleb, seorang mantan trader Wall Street yang kemudian menjadi penulis dan profesor kenamaan di bidang keuangan, dalam buku berjudul "The Black Swan" yang diterbitkan tahun 2007.

Menurut Taleb, aneka penemuan ilmiah dan peristiwa yang menjadi fenomena Black Swan terjadi dengan tidak diramalkan sebelumnya. Misalnya adalah kemunculan internet, komputer pribadi, Perang Dunia I, termasuk peristiwa 11 September 2001 yang menenggelamkan mata uang dollar dalam sekejap, serangan Amerika terhadap Irak yang melambungkan harga minyak, dan lain-lain. Dalam bukunya, Taleb juga menyampaikan sejumlah perspektif yang diperlukan pelaku pasar untuk mengantisipasi dan menanggapi peristiwa Black Swan.

Buku Taleb yang memaparkan teori Black Swan ini kemudian masuk dalam jajaran best seller serta ditempatkan dalam daftar 12 buku paling berpengaruh pasca Perang Dunia II oleh The Sunday Times.

7 Peristiwa Black Swan

Meski buku The Black Swan baru dirilis tahun 2007, tetapi sebenarnya peristiwa-peristiwa yang tak terprediksi sekaligus menggemparkan dunia finansial telah terjadi berkali-kali sebelumnya. Bahkan setelah teori Taleb diketahui banyak orang pun, kejadian seperti itu tak terhindarkan. Berikut 7 peristiwa menggemparkan yang kerap disebut sebagai contoh Black Swan di pasar finansial.

1. Krisis Finansial Asia (1997)

Pemicu Krisis Finansial Asia adalah keputusan Thailand untuk melepas pegging (patokan) nilai tukar Bhat terhadap Dolar AS. Keputusan itu berdampak domino hingga terjadi devaluasi mata uang di seluruh Asia Tenggara dan Asia Timur. Sebagian besar mata uang Asia anjlok hingga 38% dan pasar saham dunia melorot hingga 60%.

George Soros dituduh memicu krisis ini dengan melakukan shorting atas Baht dan memanen profit dari jatuhnya mata uang-mata uang Asia. Namun, ia berdalih bahwa dirinya tidak memicu krisis, walau tak menampik langsung kalau ia ada andil dalam gejolak yang terjadi.

2. Pecahnya Dot Com Bubble (2000)

Seiring dengan makin meluasnya penggunaan internet di seluruh dunia, bisnis-bisnis daring yang disebut juga "perusahaan Dot Com" mengalami peningkatan pesat. Harga sahamnya meroket, terlihat dari kenaikan indeks NASDAQ (indeks saham AS yang berfokus pada emiten sektor teknologi) dari 1,000 poin di tahun 1995 ke lebih dari 5,000 di tahun 2000.

Saat NASDAQ tengah "nangkring" di puncak, mendadak sejumlah perusahaan mayor seperti Dell dan Cisco melakukan aksi jual atas saham-sahamnya, sehingga memicu panic selling. Akibatnya, dalam waktu kurang dari sebulan, nyaris satu triliun Dolar AS hangus dari pasar. Indeks komposit NASDAQ yang sempat naik 682% dari 751.49 pada Januari 1995 ke 5,132.52 pada Maret 2000, terjun bebas hingga 78% dan terdampar di 1114.11.

Meski sejumlah perusahaan Dot Com dari masa itu masih sukses hingga kini, seperti Amazon, eBay, dan Netflix, tetapi tak sedikit perusahaan teknologi AS yang terlindas oleh insiden Black Swan ini.

3. Bangkrutnya Lehman Brothers (2008)

Sebelum peristiwa Black Swan ini terjadi di tahun 2008, Lehman Brothers termasuk salah satu perusahaan jasa keuangan kawakan dunia dan menempati posisi bank investasi terbesar keempat di Amerika Serikat. Namun, pada 15 September 2008, Lehman Brothers mendadak mendeklarasikan kebangkrutan. Saat itu, perusahaan ini memiliki aset senilai $639 milyar dan utang sebesar $619 milyar, sehingga menjadikannya deklarasi kebangkrutan terbesar dalam sejarah.

Kebangkrutan Lehman Brothers sekaligus mengungkap kebobrokan praktek sertifikasi utang sektor properti dalam sistem finansial AS yang kemudian dikenal dengan istilah Krisis Subprime Mortgage. Akibatnya, kekhawatiran meluas ke seluruh dunia karena para investor khawatir lembaga-lembaga keuangan besar lainnya akan ikut tumbang.

Dampak domino yang lebih besar dari peristiwa Black Swan ini berhasil terhindarkan, setelah pemerintah Amerika Serikat menyalurkan dana untuk mem-bail out perusahaan-perusahaan keuangan bermasalah yang berpusat di sana. Namun, pertolongan dari pemerintah AS ini sebenarnya dipandang negatif oleh masyarakatnya sendiri, karena menganggap bahwa dana pajak rakyat diberikan pada orang-orang kaya yang tidak berhak. Kejadian ini juga yang kemudian memunculkan julukan "too big to fail" untuk bank-bank investasi AS.

4. Krisis Utang Yunani (2010)

Pada tahun 2010, sementara pasar finansial global masih berjuang untuk pulih dari krisis sebelumnya, Yunani tiba-tiba mengumumkan bahwa mereka selama ini menyembunyikan angka defisit anggaran negara yang sesungguhnya. Keyakinan pasar langsung kolaps, hingga pada tahun 2012, Yunani mendeklarasikan pernyataan gagal bayar utang pemerintah terbesar dalam sejarah.

Situasi terus memburuk hingga pada 30 Juni 2015, Yunani menjadi negara maju pertama yang gagal membayar cicilan utang pada International Monetary Fund (IMF). Pasar finansial beraksi spontan, sehingga berdampak pada anjloknya pasar saham dari Hong Kong hingga London. Peristiwa Black Swan ini menggarisbawahi fungsi Emas dan Obligasi Pemerintah AS sebagai safe haven, karena investor dan trader global langsung memburu kedua aset begitu kabar menyeruak.

Meskipun gejolak di pasar finansial global yang ditimbulkan oleh Krisis Utang Yunani ini telah mereda, tetapi negara yang beribukota di Athena itu masih bergantung pada praktek "gali lubang, tutup lubang" untuk menangani keuangannya. Perekonomiannya mengalami resesi dan pengangguran merajalela. Hingga kini pun, trader yang memperdagangkan mata uang Euro di pasar forex masih sering berhati-hati jika terdapat kabar rapat renegosiasi utang Yunani dalam berita ekonomi.

5. Bencana Nuklir Fukushima (2013)

Posisi geografis Jepang menjadikannya sering mengalami gempa dan tsunami. Namun, gempa di tahun 2013 menjadi "istimewa" karena mengakibatkan kebocoran di instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Seketika, kejadian itu memunculkan trauma dunia akan insiden Chernobyl (1986) yang meluluhlantakkan satu kawasan di Eropa Timur dengan kontaminasi radiasi masih membekas hingga kini.

Kita di Indonesia boleh jadi tak begitu terdampak oleh peristiwa Black Swan ini. Namun, NIKKEI 225 anjlok 14%, mencatatkan penurunan terburuk dalam 40 tahun. Di Amerika Serikat, Dow Jones juga melorot 1.15%.

Dalam perkembangan selanjutnya, Jepang menonaktifkan sebagian besar instalasi nuklirnya untuk sementara. Meski demikian, kebocoran di Fukushima belum sepenuhnya tertanggulangi bahkan hingga tahun 2017.

6. Pencabutan Pegging Franc Swiss (2015)

Sebelum 2015, nilai tukar Franc Swiss di-pegging setara dengan 1.20 Franc per Euro. Namun, Swiss National Bank (SNB) selaku bank sentral Swiss mendadak mencabut pegging tersebut sekaligus menurunkan suku bunga depositnya, sehingga seketika menggemparkan dunia finansial.

Segera setelah pengumuman SNB tersebar di media, Franc Swiss melesat 30% versus Euro dan melonjak 25% versus Dolar AS. Langkah tak terduga itu juga menghantam pasar saham Eropa, hingga indeks saham Swiss merosot 10 persen dalam waktu singkat.

Dibanding peristiwa Black Swan sebelumnya, kebijakan SNB ini bisa dikatakan berdampak paling buruk bagi trader forex. Bukan hanya banyak trader yang langsung bangkrut karena "rem"-nya jebol, tak sedikit pula jumlah broker forex yang terpaksa gulung tikar (contoh: Alpari UK) atau menanggung hutang besar setelahnya (contoh: FXCM US).

7. Keputusan Inggris Keluar Dari Uni Eropa Pada Referendum Brexit (2016)

Sebelum hasil referendum Brexit diumumkan, konsensus analis menilai Inggris tidak siap untuk keluar dari Uni Eropa, dan masyarakat pun tentunya tak sebegitu "gila"-nya hingga memilih "Yes, Brexit". Akan tetapi, realita berkata berbeda. Kubu Pro Brexit unggul dengan selisih tipis versus Kubu Pro Uni Eropa, sehingga seketika mengubur Pounds di level terendah dalam 31 tahun (sejak 1985) versus Dolar AS.

Secara global, kepanikan pasca pengumuman hasil referendum tersebut menghapus sekitar $2 triliun dari pasar finansial dunia. Hingga kini, para pelaku pasar masih mengamati perkembangan peristiwa ini dengan hati-hati. Kelancaran negosiasi Brexit dengan Uni Eropa dan kesehatan ekonomi Inggris hingga tiba waktu "perceraian"-nya terus dipantau massa.

 
"Black Swan"

Terminologi "Black Swan" (Angsa Hitam) berasal dari abad ke-17, bermula dari asumsi masyarakat Eropa bahwa semua angsa berwarna putih, padahal sebenarnya ada angsa hitam yang hidup di alam liar. Dalam konteks ini, angsa hitam (Black Swan) sering dilihat sebagai simbol untuk sesuatu yang tidak terprediksi dan berdampak besar, sesuatu yang luar biasa di luar kendali, atau sesuatu yang semestinya eksis dalam anggapan umum.

Di era modern, istilah ini dipopulerkan oleh Nassim Nicholas Taleb, seorang mantan trader Wall Street yang kemudian menjadi penulis dan profesor kenamaan di bidang keuangan, dalam buku berjudul "The Black Swan" yang diterbitkan tahun 2007.

Menurut Taleb, aneka penemuan ilmiah dan peristiwa yang menjadi fenomena Black Swan terjadi dengan tidak diramalkan sebelumnya. Misalnya adalah kemunculan internet, komputer pribadi, Perang Dunia I, termasuk peristiwa 11 September 2001 yang menenggelamkan mata uang dollar dalam sekejap, serangan Amerika terhadap Irak yang melambungkan harga minyak, dan lain-lain. Dalam bukunya, Taleb juga menyampaikan sejumlah perspektif yang diperlukan pelaku pasar untuk mengantisipasi dan menanggapi peristiwa Black Swan.

Buku Taleb yang memaparkan teori Black Swan ini kemudian masuk dalam jajaran best seller serta ditempatkan dalam daftar 12 buku paling berpengaruh pasca Perang Dunia II oleh The Sunday Times.

7 Peristiwa Black Swan

Meski buku The Black Swan baru dirilis tahun 2007, tetapi sebenarnya peristiwa-peristiwa yang tak terprediksi sekaligus menggemparkan dunia finansial telah terjadi berkali-kali sebelumnya. Bahkan setelah teori Taleb diketahui banyak orang pun, kejadian seperti itu tak terhindarkan. Berikut 7 peristiwa menggemparkan yang kerap disebut sebagai contoh Black Swan di pasar finansial.

1. Krisis Finansial Asia (1997)

Pemicu Krisis Finansial Asia adalah keputusan Thailand untuk melepas pegging (patokan) nilai tukar Bhat terhadap Dolar AS. Keputusan itu berdampak domino hingga terjadi devaluasi mata uang di seluruh Asia Tenggara dan Asia Timur. Sebagian besar mata uang Asia anjlok hingga 38% dan pasar saham dunia melorot hingga 60%.

George Soros dituduh memicu krisis ini dengan melakukan shorting atas Baht dan memanen profit dari jatuhnya mata uang-mata uang Asia. Namun, ia berdalih bahwa dirinya tidak memicu krisis, walau tak menampik langsung kalau ia ada andil dalam gejolak yang terjadi.

2. Pecahnya Dot Com Bubble (2000)

Seiring dengan makin meluasnya penggunaan internet di seluruh dunia, bisnis-bisnis daring yang disebut juga "perusahaan Dot Com" mengalami peningkatan pesat. Harga sahamnya meroket, terlihat dari kenaikan indeks NASDAQ (indeks saham AS yang berfokus pada emiten sektor teknologi) dari 1,000 poin di tahun 1995 ke lebih dari 5,000 di tahun 2000.

Saat NASDAQ tengah "nangkring" di puncak, mendadak sejumlah perusahaan mayor seperti Dell dan Cisco melakukan aksi jual atas saham-sahamnya, sehingga memicu panic selling. Akibatnya, dalam waktu kurang dari sebulan, nyaris satu triliun Dolar AS hangus dari pasar. Indeks komposit NASDAQ yang sempat naik 682% dari 751.49 pada Januari 1995 ke 5,132.52 pada Maret 2000, terjun bebas hingga 78% dan terdampar di 1114.11.

Meski sejumlah perusahaan Dot Com dari masa itu masih sukses hingga kini, seperti Amazon, eBay, dan Netflix, tetapi tak sedikit perusahaan teknologi AS yang terlindas oleh insiden Black Swan ini.

3. Bangkrutnya Lehman Brothers (2008)

Sebelum peristiwa Black Swan ini terjadi di tahun 2008, Lehman Brothers termasuk salah satu perusahaan jasa keuangan kawakan dunia dan menempati posisi bank investasi terbesar keempat di Amerika Serikat. Namun, pada 15 September 2008, Lehman Brothers mendadak mendeklarasikan kebangkrutan. Saat itu, perusahaan ini memiliki aset senilai $639 milyar dan utang sebesar $619 milyar, sehingga menjadikannya deklarasi kebangkrutan terbesar dalam sejarah.

Kebangkrutan Lehman Brothers sekaligus mengungkap kebobrokan praktek sertifikasi utang sektor properti dalam sistem finansial AS yang kemudian dikenal dengan istilah Krisis Subprime Mortgage. Akibatnya, kekhawatiran meluas ke seluruh dunia karena para investor khawatir lembaga-lembaga keuangan besar lainnya akan ikut tumbang.

Dampak domino yang lebih besar dari peristiwa Black Swan ini berhasil terhindarkan, setelah pemerintah Amerika Serikat menyalurkan dana untuk mem-bail out perusahaan-perusahaan keuangan bermasalah yang berpusat di sana. Namun, pertolongan dari pemerintah AS ini sebenarnya dipandang negatif oleh masyarakatnya sendiri, karena menganggap bahwa dana pajak rakyat diberikan pada orang-orang kaya yang tidak berhak. Kejadian ini juga yang kemudian memunculkan julukan "too big to fail" untuk bank-bank investasi AS.

4. Krisis Utang Yunani (2010)

Pada tahun 2010, sementara pasar finansial global masih berjuang untuk pulih dari krisis sebelumnya, Yunani tiba-tiba mengumumkan bahwa mereka selama ini menyembunyikan angka defisit anggaran negara yang sesungguhnya. Keyakinan pasar langsung kolaps, hingga pada tahun 2012, Yunani mendeklarasikan pernyataan gagal bayar utang pemerintah terbesar dalam sejarah.

Situasi terus memburuk hingga pada 30 Juni 2015, Yunani menjadi negara maju pertama yang gagal membayar cicilan utang pada International Monetary Fund (IMF). Pasar finansial beraksi spontan, sehingga berdampak pada anjloknya pasar saham dari Hong Kong hingga London. Peristiwa Black Swan ini menggarisbawahi fungsi Emas dan Obligasi Pemerintah AS sebagai safe haven, karena investor dan trader global langsung memburu kedua aset begitu kabar menyeruak.

Meskipun gejolak di pasar finansial global yang ditimbulkan oleh Krisis Utang Yunani ini telah mereda, tetapi negara yang beribukota di Athena itu masih bergantung pada praktek "gali lubang, tutup lubang" untuk menangani keuangannya. Perekonomiannya mengalami resesi dan pengangguran merajalela. Hingga kini pun, trader yang memperdagangkan mata uang Euro di pasar forex masih sering berhati-hati jika terdapat kabar rapat renegosiasi utang Yunani dalam berita ekonomi.

5. Bencana Nuklir Fukushima (2013)

Posisi geografis Jepang menjadikannya sering mengalami gempa dan tsunami. Namun, gempa di tahun 2013 menjadi "istimewa" karena mengakibatkan kebocoran di instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Seketika, kejadian itu memunculkan trauma dunia akan insiden Chernobyl (1986) yang meluluhlantakkan satu kawasan di Eropa Timur dengan kontaminasi radiasi masih membekas hingga kini.

Kita di Indonesia boleh jadi tak begitu terdampak oleh peristiwa Black Swan ini. Namun, NIKKEI 225 anjlok 14%, mencatatkan penurunan terburuk dalam 40 tahun. Di Amerika Serikat, Dow Jones juga melorot 1.15%.

Dalam perkembangan selanjutnya, Jepang menonaktifkan sebagian besar instalasi nuklirnya untuk sementara. Meski demikian, kebocoran di Fukushima belum sepenuhnya tertanggulangi bahkan hingga tahun 2017.

6. Pencabutan Pegging Franc Swiss (2015)

Sebelum 2015, nilai tukar Franc Swiss di-pegging setara dengan 1.20 Franc per Euro. Namun, Swiss National Bank (SNB) selaku bank sentral Swiss mendadak mencabut pegging tersebut sekaligus menurunkan suku bunga depositnya, sehingga seketika menggemparkan dunia finansial.

Segera setelah pengumuman SNB tersebar di media, Franc Swiss melesat 30% versus Euro dan melonjak 25% versus Dolar AS. Langkah tak terduga itu juga menghantam pasar saham Eropa, hingga indeks saham Swiss merosot 10 persen dalam waktu singkat.

Dibanding peristiwa Black Swan sebelumnya, kebijakan SNB ini bisa dikatakan berdampak paling buruk bagi trader forex. Bukan hanya banyak trader yang langsung bangkrut karena "rem"-nya jebol, tak sedikit pula jumlah broker forex yang terpaksa gulung tikar (contoh: Alpari UK) atau menanggung hutang besar setelahnya (contoh: FXCM US).

7. Keputusan Inggris Keluar Dari Uni Eropa Pada Referendum Brexit (2016)

Sebelum hasil referendum Brexit diumumkan, konsensus analis menilai Inggris tidak siap untuk keluar dari Uni Eropa, dan masyarakat pun tentunya tak sebegitu "gila"-nya hingga memilih "Yes, Brexit". Akan tetapi, realita berkata berbeda. Kubu Pro Brexit unggul dengan selisih tipis versus Kubu Pro Uni Eropa, sehingga seketika mengubur Pounds di level terendah dalam 31 tahun (sejak 1985) versus Dolar AS.

Secara global, kepanikan pasca pengumuman hasil referendum tersebut menghapus sekitar $2 triliun dari pasar finansial dunia. Hingga kini, para pelaku pasar masih mengamati perkembangan peristiwa ini dengan hati-hati. Kelancaran negosiasi Brexit dengan Uni Eropa dan kesehatan ekonomi Inggris hingga tiba waktu "perceraian"-nya terus dipantau massa.


Sebagai trader di pasar forex, Anda boleh jadi pernah mendengar istilah Black Swan disebut-sebut dalam analisa atau berita dari media internasional. Apa itu Black Swan? Black Swan adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar dugaan dan menimbulkan kegemparan di pasar finansial. Berdasarkan teori, suatu peristiwa dapat disebut Black Swan, apabila memenuhi tiga syarat, yaitu (1) kemungkinan terjadinya rendah, (2) berdampak sangat besar di pasar finansial dunia, dan (3) setelah peristiwa terjadi kemudian banyak orang mulai menyadari bahwa hal itu seharusnya bisa diperkirakan.

 

Bollinger Bands
Bollinger Bands (BB) merupakan indikator yang sangat penting dalam BBMA OA. BB diciptakan oleh John Bollinger sebagai penentu sentimen, bias dan mengukur volatilitas pasar. Dalam BBMA OA, BB memiliki beberapa kaidah, antara lain:



BB Sebagai SnR Dinamis Dan Untuk Melihat Volatilitas Pasar
Seperti yang disampaikan di atas, BB dapat digunakan sebagai pengukur volatilitas dan sentimen atau bias pasar. Untuk memperhatikan volatilitas ini, hal yang harus diperhatikan adalah bentuk dari BB tersebut, apakah termasuk BB Mengembang atau BB Mendatar.

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-31345.png

BB Mendatar adalah saat Top, Mid, dan Low BB cenderung sejajar. Ingat, kata cenderung disini berarti tidak selamanya bentuk BB akan terlihat sejajar dengan sempurna. Keadaan datar ini mengindikasikan bahwa market sedang dalam keadaan ranging atau sideway. Salah satu ciri yang paling jelas dari BB Mendatar adalah harga yang sering mondar-mandir dari Top ke Low BB, atau sebaliknya. Perhatikan gambar di bawah ini, bagaimana BB mengawal harga dan me-reject-nya dalam keadaan BB Mendatar.

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-43272.png

BB Mengembang adalah saat ketika harga berhasil menembus Top/Low BB dalam keadaan yang membuka. Penembusan BB oleh harga dan diakhiri dengan keadaan close Candle di luar BB yang mengembang, bisa menjadi tanda sebagai momentum baru untuk market melanjutkan perjalanan ke arah tersebut. Perhatikan gambar di bawah ini saat harga berhasil menembus dan Candlestick (CS) close di luar BB yang sedang mengembang.

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-54510.png

Sumber : seputarforex.com

 

BB Untuk Melihat Arah Trend
Seperti yang pernah disebutkan di atas, BB memiliki 3 buah garis yaitu Top, Mid dan Low BB. Mid BB disini berfungsi sebagai batas. Coba perhatikan gambar di bawah ini. Perhatikan, saat sedang Up Trend (UP) maka harga condong berada pada bagian atas Mid BB? Sedangkan saat Down Trend (DT) maka harga condong brada pada bagian bawah Mid BB?

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-63918.png


teknikal-indikator-bbma-oa-281966-73820.png

Sumber : seputarforex.com

[/QUOTE]
 

Moving Average
Moving Average atau biasa disebut MA, merupakan indikator yang merata-rata harga pada suatu periode waktu tertentu dalam suatu pasar. Dalam perkembangannya, MA telah berkembang dengan berbagai macam model perhitungan untuk melakukan sampling dalam mencari nilai rata-rata tersebut. Secara umum, MA berfungsi sebagai pembaca arah trend serta sebagai Support dan Resistance yang dinamis. Contohnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-83284.png


teknikal-indikator-bbma-oa-281966-99926.png

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, terdapat 5 buah MA yang akan digunakan dalam BBMA. Masing-masing MA ini memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing dalam BBMA OA. Secara rinci fungsi-fungsi tersebut akan dibahas secara terpisah nanti.

Sumber : seputarforex.com

 
Konsekuensi Belajar Trading Forex

Adanya kesulitan-kesulitan yang ditemui selama belajar trading bisa jadi memunculkan sejumlah konsekuensi yang mau tak mau harus bisa Anda tangani, jika ingin bisa sukses dalam forex.

1. Dikendalikan Emosi
Banyak trader kesulitan mencapai keberhasilan, karena mudah dikuasai oleh emosi saat trading. Pasar forex yang likuid dan bisa diakses 24/5, dengan pergerakan harga yang selalu berfluktuasi secara real-time, membuat banyak trader pemula sering terbawa gejolak pasar. Mereka sering meninggalkan logika saat mengikuti naik turunnya harga.

Jika Anda selalu membiarkan alam bawah sadar menguasai, maka secara otomatis Anda akan sering melakukan kesalahan. Alam bawah sadar akan dengan mudah menipu Anda untuk menghindari peluang, meski sebenarnya sudah banyak sinyal yang mengkonfirmasi. Sebaliknya, saat Anda dikuasai oleh keserakahan, Anda akan cenderung untuk open posisi meski kenyataannya tidak ada sinyal yang cukup valid untuk mengkonfirmasinya. Lantas bagaimana hasilnya? Yaah bisa jadi yang Anda dapatkan justru loss besar-besaran.

Pada akhirnya, jika Anda mampu bertahan cukup lama di forex, Anda akan dituntut untuk menyesuaikan cara pikir Anda. Menghadapi pasar tidak bisa dilakukan dengan baik jika emosi Anda terlalu mendominasi. Ada baiknya rasa takut ataupun serakah dapat dikontrol dengan baik, sehingga tindakan Anda selama trading bisa tetap objektif. Jika Anda terbiasa melakukan setup emosi tersebut untuk kepentingan trading, maka bukan tidak mungkin Anda akan mampu menerapkan cara pikir yang sama di kehidupan sehari-hari.

2. Kehilangan Uang
Poin kedua ini bisa jadi merupakan konsekuensi yang menuntut Anda untuk bisa legowo menerima. Yapp, Anda harus siap kehilangan uang alias merugi. Bahkan ada yang mengatakan bahwa belajar forex belum lengkap bila belum pernah merugi. Ini karena kesuksesan dalam forex tak bisa diraih secara instan. Selain itu, seseorang seringkali baru bisa benar-benar belajar setelah mengalami kekalahan. Tapi, kalau baru belajar sudah rugi, lalu bagaimana bisa suksesnya? Kuncinya ada pada konsekuensi belajar trading forex ketiga di bawah ini.

3. Keharusan Untuk Terus Belajar
Apakah setelah selesai menempuh tahapan belajar forex, maka secara instan Anda bisa langsung panen profit? Tentu saja tidak. Faktanya, pasar terus berubah dari waktu ke waktu. Para trader profesional pun harus terus menerus belajar meskipun sudah menghasilkan jutaan Dolar. Dalam perjalanan Anda nantinya, akan selalu ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kekalahan maupun kesuksesan. Untuk membalas kekalahan itu, maka Anda harus belajar menghindari kesalahan yang sama. Sementara jika ingin mempertahankan hasil yang konsisten, Anda harus bisa menjaga "rahasia" keberhasilan serta meningkatkan performa trading sebaik mungkin.

Terlepas dari apakah Anda suka atau tidak, trading forex memiliki hubungan langsung dengan pengetahuan dan emosi Anda sebagai trader. Jika ingin menghasilkan uang melalui trading forex secara konsisten, sudah semestinya Anda mengontrol kondisi mental dan pikiran Anda lebih dulu.


 
Konsekuensi Belajar Trading Forex

Adanya kesulitan-kesulitan yang ditemui selama belajar trading bisa jadi memunculkan sejumlah konsekuensi yang mau tak mau harus bisa Anda tangani, jika ingin bisa sukses dalam forex.

1. Dikendalikan Emosi
Banyak trader kesulitan mencapai keberhasilan, karena mudah dikuasai oleh emosi saat trading. Pasar forex yang likuid dan bisa diakses 24/5, dengan pergerakan harga yang selalu berfluktuasi secara real-time, membuat banyak trader pemula sering terbawa gejolak pasar. Mereka sering meninggalkan logika saat mengikuti naik turunnya harga.

Jika Anda selalu membiarkan alam bawah sadar menguasai, maka secara otomatis Anda akan sering melakukan kesalahan. Alam bawah sadar akan dengan mudah menipu Anda untuk menghindari peluang, meski sebenarnya sudah banyak sinyal yang mengkonfirmasi. Sebaliknya, saat Anda dikuasai oleh keserakahan, Anda akan cenderung untuk open posisi meski kenyataannya tidak ada sinyal yang cukup valid untuk mengkonfirmasinya. Lantas bagaimana hasilnya? Yaah bisa jadi yang Anda dapatkan justru loss besar-besaran.

Pada akhirnya, jika Anda mampu bertahan cukup lama di forex, Anda akan dituntut untuk menyesuaikan cara pikir Anda. Menghadapi pasar tidak bisa dilakukan dengan baik jika emosi Anda terlalu mendominasi. Ada baiknya rasa takut ataupun serakah dapat dikontrol dengan baik, sehingga tindakan Anda selama trading bisa tetap objektif. Jika Anda terbiasa melakukan setup emosi tersebut untuk kepentingan trading, maka bukan tidak mungkin Anda akan mampu menerapkan cara pikir yang sama di kehidupan sehari-hari.

2. Kehilangan Uang
Poin kedua ini bisa jadi merupakan konsekuensi yang menuntut Anda untuk bisa legowo menerima. Yapp, Anda harus siap kehilangan uang alias merugi. Bahkan ada yang mengatakan bahwa belajar forex belum lengkap bila belum pernah merugi. Ini karena kesuksesan dalam forex tak bisa diraih secara instan. Selain itu, seseorang seringkali baru bisa benar-benar belajar setelah mengalami kekalahan. Tapi, kalau baru belajar sudah rugi, lalu bagaimana bisa suksesnya? Kuncinya ada pada konsekuensi belajar trading forex ketiga di bawah ini.

3. Keharusan Untuk Terus Belajar
Apakah setelah selesai menempuh tahapan belajar forex, maka secara instan Anda bisa langsung panen profit? Tentu saja tidak. Faktanya, pasar terus berubah dari waktu ke waktu. Para trader profesional pun harus terus menerus belajar meskipun sudah menghasilkan jutaan Dolar. Dalam perjalanan Anda nantinya, akan selalu ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kekalahan maupun kesuksesan. Untuk membalas kekalahan itu, maka Anda harus belajar menghindari kesalahan yang sama. Sementara jika ingin mempertahankan hasil yang konsisten, Anda harus bisa menjaga "rahasia" keberhasilan serta meningkatkan performa trading sebaik mungkin.

Terlepas dari apakah Anda suka atau tidak, trading forex memiliki hubungan langsung dengan pengetahuan dan emosi Anda sebagai trader. Jika ingin menghasilkan uang melalui trading forex secara konsisten, sudah semestinya Anda mengontrol kondisi mental dan pikiran Anda lebih dulu.



Berbeda dari kesulitan yang dihadapi ketika belajar Forex, konsekuensi yang harus dibayar hanya ada satu. Seorang trader dituntut untuk memiliki konsistensi ketika belajar transaksi. Tanpa adanya konsisten, maka mustahil bagi trader untuk memperoleh sebuah kesuksesan. Tindakan ini juga membutuhkan waktu belajar secara bertahap. Untuk memulainya, cobalah mengatur manajemen uang Anda dalam bertransaksi dan belajar dengan akun demo hingga berhasil mengatur konsisten dalam trading.

 

3 Kaidah Entry BBMA OA
Dalam BBMA OA, terdapat dua jenis keadaan yang harus selalu diperhatikan. Keadaan pertama adalah saat ada MA5/10 yang keluar dari BB, dan keadaan saat terdapat Candlestick yang close di luar BB. Keadaan-keadaan ini yang mendasari 3 kondisi signal dan entry dalam BBMA OA.



1. Extrem
Dalam keadaan kenaikan atau penurunan harga, bukan saja candle yang dapat keluar dari BB, MA pun dapat keluar dari BB. Extrem adalah keadaan saat MA 5/10 keluar dari Top atau Low BB. Extrem yang valid ini ditandai dengan beberapa hal. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat pada gambar di bawah ini.

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-106476.png

Keadaan yang dicontohkan di atas adalah syarat minimal sebuah kondisi extrem dinyatakan valid. Keadaan tersebut adalah:

MA 5 atau 10 keluar dari Top atau Low BB.
Terdapat candle Reversal yang close di dalam BB atau sekedar di bawah/atas MA5.
Setelah kedua syarat tersebut terpenuhi, maka pada candlestick nomor 3 lah yang akan menjadi tempat entrykira. Candlestick tersebut diberi nama Candlestick Retest, entry dilakukan saat harga mencoba kembali menembus harga yang sempat menembus Top/Low BB sebelumnya namun tidak mampu. Karena sinyal dan entry ini yang bersifat ekstrim dan berbahaya, maka terdapat TP wajib yang tidak boleh dilanggar terutama untuk pemula. Take Profit atau TP wajib tersebut ada di MA 5/10 yang tidak menembus keluar BB. Menilik dari contoh yang disajikan di atas, MA 5 High keluar dari Top BB dan syarat yang lain telah terpenuhi maka TP wajib kita berada pada MA 5 Low.

Untuk contoh signal dan entry extrem sendiri dapat dilihat pada gambar di bawah nanti. Seperti yang dijelaskan di atas, sinyal extrem dalam BBMA OA ini tergolong ekstrim dan berbahaya. Kebanyakan sinyal extrem ini hanya digunakan sebagai tanda awal bahwa suatu trend akan segera habis. Sehingga tidak banyak yang menggunakan jenis entry ini, kecuali jika belum paham betul esensi dari trading BBMA OA.

Sumber : seputarforex.com

 

2. Market Hilang Volume (MHV)
Market Hilang Volume atau MHV akan berlaku setelah terjadinya extrem. MHV adalah kondisi saat harga sudah tidak memiliki kekuatan untuk meneruskan perjalanan. Sinyal MHV ini biasanya memiliki ciri-ciri candlesticktidak akan mampu menembus kembali Top/Low BB. Untuk contoh MHV bisa diliat pada gambar di bawah ini.

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-37511.png

Jika ditelaah dari bentuk pattern dan polanya, MHV ini biasanya berbentuk Double Top, Triple Top, Head and Shoulder, dan Inverse Head and Shoulder. Berikut beberapa list bentuk MHV beserta salah satu contohnya entry-nya. Karena banyaknya jenisnya, diharapkan untuk tidak terburu-buru masuk pada signal ini. Baiknya, tandai setiap harga tertinggi yang tidak dapat menembusi kembali Top/Low BB.

Berikut macam-macam jenis MHV:

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-42644.png

Berikut salah satu contoh open posisi dari MHV di BBMA OA:

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-55122.png

Sumber : seputarforex.com

 
Likuiditas Dan Volatilitas Dalam Pasar Forex

Seperti diketahui, pasar forex adalah yang paling likuid diantara jenis pasar-pasar lainnya seperti pasar saham, komoditi atau obligasi. Dalam pasar saham, kita tidak akan memperoleh harga buy sesuai yang kita kehendaki jika tidak ada pihak yang sell pada harga tersebut, atau kita mesti antri untuk mendapatkan harga buy sesuai dengan rencana trading kita. Namun, berapapun harga buy atau sell yang kita kehendaki di pasar forex pasti akan terjadi transaksi, baik dengan pending order maupun masuk pada harga pasar saat itu (market price). Inilah yang dimaksud dengan likuiditas, dan pasar forex adalah yang paling likuid.

Namun demikian, tidak semua pasangan mata uang diperdagangkan dalam kondisi likuiditas tinggi. Pasangan EUR/USD jauh lebih likuid daripada pasangan EUR/TRY (Euro versus Lira Turki). Pasangan USD/JPY tentu lebih likuid dibandingkan pasangan USD/MXN (US dollar versus Peso Mexico) atau USD/IDR (US dollar versus Rupiah). Semua pasangan mata uang utama yang ditawarkan pada platform trading forex pada umumnya likuid.

Ukuran likuiditas sebuah pasangan mata uang bisa dilihat dari besarnya spread yang dipatok oleh broker. Spread untuk EUR/USD biasanya 1 pip atau 2 pip, sedang spread EUR/TRY antara 16 sampai 20 pip, demikian juga spread USD/JPY umumnya 2 pip atau 3 pip, sedang USD/MXN 8 pip sampai 12 pip.

Likuiditas pasangan mata uang di pasar forex juga ditentukan oleh besarnya volume perdagangan.
Makin sedikit suatu pasangan mata uang diperdagangkan, maka makin kurang likuid pasangan mata uang tersebut. Beberapa pasangan cross mata uang utama yang jarang diperdagangkan juga kurang likuid hingga menyebabkan spread-nya relatif tinggi, semisal AUD/NZD dan GBP/CHF yang spread-nya antara 10 pip sampai 12 pip.

Walau demikian, jika ingin melakukan transaksi buy atau sell pada pasangan mata uang tersebut, Anda pasti memperoleh order sesuai dengan harga yang Anda inginkan. Nilai transaksi total di pasar forex yang mencapai US$ 4 trilliun per hari adalah yang terbesar di dunia, dan ini memungkinkan Anda untuk masuk dan keluar pasar pada harga berapapun yang Anda kehendaki.

Selain likuiditas, yang juga penting untuk diperhatikan adalah volatilitas. Setelah mendapatkan order dari transaksi yang telah Anda lakukan, Anda tentunya butuh volatilitas harga yang memadai dengan range trading yang wajar. Jika harga hanya bergerak ‘choppy’ (bolak-balik pada range yang sangat sempit) tentu Anda tidak bisa merealisasikan strategi trading sesuai dengan rencana.

Tidak semua pasangan mata uang yang likuid di pasar forex akan selalu bergerak dengan volatilitas tinggi, demikian juga pasangan mata uang yang kurang likuid kadang-kadang bisa bergerak dengan volatilitas yang sangat tinggi. Sebagai contoh, USD/JPY adalah salah satu pasangan mata uang utama yang sangat likuid. Rata-rata volatilitas USD/JPY biasanya lebih rendah dibandingkan dengan GBP/USD atau EUR/USD. Secara sederhana, ukuran volatilitas dapat diketahui dari range hariannya.

Perubahan volatilitas sebuah pasangan mata uang bisa terjadi karena sentimen pasar akibat berita tertentu
, rilis berita fundamental penting atau ulah para spekulan yang masuk dalam jumlah besar pada saat volume perdagangan sedang tipis atau likuiditasnya sedang menurun. Untuk yang terakhir ini pengaruhnya hanya sementara karena pada dasarnya tidak ada trader yang bisa ‘menggoreng’ pasar forex seperti yang terjadi pada pasar saham, kecuali dengan dana sindikasi yang sangat besar.

Likuiditas pasar forex yang paling tinggi terjadi pada saat overlap (pertemuan) sesi perdagangan pasar Asia, pasar London dan pasar New York, atau antara jam 08:00 GMT (jam 15:00 WIB) hingga jam 18:00 GMT (jam 01:00 WIB), sedang likuiditas yang relatif rendah terjadi pada sesi Asia dan menjelang penutupan pasar New York. Selain itu, pada saat hari-hari libur yang terjadi bersamaan (terutama menjelang hari Natal dan tahun baru) likuiditas dan volatilitas pasar forex akan sangat rendah. Dianjurkan untuk tidak masuk pasar pada hari-hari tersebut.


 
Likuiditas Dan Volatilitas Dalam Pasar Forex

Seperti diketahui, pasar forex adalah yang paling likuid diantara jenis pasar-pasar lainnya seperti pasar saham, komoditi atau obligasi. Dalam pasar saham, kita tidak akan memperoleh harga buy sesuai yang kita kehendaki jika tidak ada pihak yang sell pada harga tersebut, atau kita mesti antri untuk mendapatkan harga buy sesuai dengan rencana trading kita. Namun, berapapun harga buy atau sell yang kita kehendaki di pasar forex pasti akan terjadi transaksi, baik dengan pending order maupun masuk pada harga pasar saat itu (market price). Inilah yang dimaksud dengan likuiditas, dan pasar forex adalah yang paling likuid.

Namun demikian, tidak semua pasangan mata uang diperdagangkan dalam kondisi likuiditas tinggi. Pasangan EUR/USD jauh lebih likuid daripada pasangan EUR/TRY (Euro versus Lira Turki). Pasangan USD/JPY tentu lebih likuid dibandingkan pasangan USD/MXN (US dollar versus Peso Mexico) atau USD/IDR (US dollar versus Rupiah). Semua pasangan mata uang utama yang ditawarkan pada platform trading forex pada umumnya likuid.

Ukuran likuiditas sebuah pasangan mata uang bisa dilihat dari besarnya spread yang dipatok oleh broker. Spread untuk EUR/USD biasanya 1 pip atau 2 pip, sedang spread EUR/TRY antara 16 sampai 20 pip, demikian juga spread USD/JPY umumnya 2 pip atau 3 pip, sedang USD/MXN 8 pip sampai 12 pip.

Likuiditas pasangan mata uang di pasar forex juga ditentukan oleh besarnya volume perdagangan.
Makin sedikit suatu pasangan mata uang diperdagangkan, maka makin kurang likuid pasangan mata uang tersebut. Beberapa pasangan cross mata uang utama yang jarang diperdagangkan juga kurang likuid hingga menyebabkan spread-nya relatif tinggi, semisal AUD/NZD dan GBP/CHF yang spread-nya antara 10 pip sampai 12 pip.

Walau demikian, jika ingin melakukan transaksi buy atau sell pada pasangan mata uang tersebut, Anda pasti memperoleh order sesuai dengan harga yang Anda inginkan. Nilai transaksi total di pasar forex yang mencapai US$ 4 trilliun per hari adalah yang terbesar di dunia, dan ini memungkinkan Anda untuk masuk dan keluar pasar pada harga berapapun yang Anda kehendaki.

Selain likuiditas, yang juga penting untuk diperhatikan adalah volatilitas. Setelah mendapatkan order dari transaksi yang telah Anda lakukan, Anda tentunya butuh volatilitas harga yang memadai dengan range trading yang wajar. Jika harga hanya bergerak ‘choppy’ (bolak-balik pada range yang sangat sempit) tentu Anda tidak bisa merealisasikan strategi trading sesuai dengan rencana.

Tidak semua pasangan mata uang yang likuid di pasar forex akan selalu bergerak dengan volatilitas tinggi, demikian juga pasangan mata uang yang kurang likuid kadang-kadang bisa bergerak dengan volatilitas yang sangat tinggi. Sebagai contoh, USD/JPY adalah salah satu pasangan mata uang utama yang sangat likuid. Rata-rata volatilitas USD/JPY biasanya lebih rendah dibandingkan dengan GBP/USD atau EUR/USD. Secara sederhana, ukuran volatilitas dapat diketahui dari range hariannya.

Perubahan volatilitas sebuah pasangan mata uang bisa terjadi karena sentimen pasar akibat berita tertentu
, rilis berita fundamental penting atau ulah para spekulan yang masuk dalam jumlah besar pada saat volume perdagangan sedang tipis atau likuiditasnya sedang menurun. Untuk yang terakhir ini pengaruhnya hanya sementara karena pada dasarnya tidak ada trader yang bisa ‘menggoreng’ pasar forex seperti yang terjadi pada pasar saham, kecuali dengan dana sindikasi yang sangat besar.

Likuiditas pasar forex yang paling tinggi terjadi pada saat overlap (pertemuan) sesi perdagangan pasar Asia, pasar London dan pasar New York, atau antara jam 08:00 GMT (jam 15:00 WIB) hingga jam 18:00 GMT (jam 01:00 WIB), sedang likuiditas yang relatif rendah terjadi pada sesi Asia dan menjelang penutupan pasar New York. Selain itu, pada saat hari-hari libur yang terjadi bersamaan (terutama menjelang hari Natal dan tahun baru) likuiditas dan volatilitas pasar forex akan sangat rendah. Dianjurkan untuk tidak masuk pasar pada hari-hari tersebut.



Likuiditas pada market forex bisa dimaknai sebagai kemampuan suatu mata uang untuk ditransaksikan (jual beli) karena adanya permintaan. Saat trading menggunakan pasangan mata uang mayor, trader sebenarnya trading dalam market dengan likuiditas tinggi.

Trader berarti trading berdasarkan likuiditas yang tersedia dari suatu institusi finansial yang tentu saja bisa berakhir kalah atau menang. Sebagai catatan, tak semua pasangan mata uang punya likuiditas. Faktanya, pecahan uang punya tingkat likuiditas berbeda tergantung apakah mata uang tersebut masuk kategori mayor, minor, eksotis, termasuk pecahan yang sedang populer dalam market.

Likuiditas forex secara berangsung akan menurun saat trader ke pecahan mata uang minor lalu ke pecahan eksotis. Likuiditas tinggi pada market merujuk pada suatu mata uang yang bisa dibeli atau dijual dalam jumlah signifikan tanpa ada banyak perbedaan dalam nilai tukarnya.

 

3. Reentry
Sebelum memasuki jenis entry yang paling baik dan selamat ini, akan dijelaskan sedikit perihal CandlestickArah (CSA) dan Candlestick Momentum (CSM).

Candlestick Arah (CSA)
Candlestick arah merupakan signal awal perubahan harga yang biasanya terjadi pasca extrem dan MHV. CSA pada BBMA berfungsi sebagai salah satu panduan kita kemana harga akan bergerak dalam jangka waktu dekat. CSA sendiri terbagi 2 yaitu CSA awal dan Kukuh, saat CS close hanya melewati MA 5 dan 10 saja. Sedangkan CSA Kukuh adalah CS close melewati MA 5, 10 dan Mid BB. Contoh CSA dapat dilihat pada gambar di bawah nanti.

Candlestick Momentum (CSM)
Candlestick Momentum merupakan signal awal dari suatu market yang mulai memiliki kekuatan untuk bergerak. CSM ini ditandai dengan CS yang close di luar BB (Top maupun Low) yang mengembang. Contoh CSM dapat dilihat pada gambar di bawah nanti.

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-64151.png

CSA dan CSM ini merupakan signal buat kita agar mempersiapkan entry. Bukan entry langsung pada saat terjadinya CSA atau CSM, BBMA mewajibkan kita agar hanya masuk posisi pada MA5/10 High dan Low saja. Sebagai contoh Jika terjadi CSM pada Top BB, kita harus menunggu di MA 5 atau 10 Low dulu untuk melakukan Entry Buy. Perhatikan gambar contoh CSA dan CSM. Saat reentry di CSA Kukuh pada MA 5/10 Low, candle tidak ada yang close menembus MA tersbut.

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-72878.png

Perhatikan pula saat reentry di CSM pada MA 5/10 High berikut ini, candle tidak ada yang close menembus MA tersebut.

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-86733.png

Menurut cik gu Oma Ally, reentry adalah jenis entry paling aman untuk dilakukan oleh pemula. Terutama jika reentry yang dilakukan sesuai dengan arah trend yang sedang berlaku.

Sumber : seputarforex.com

 

Trading dengan BBMA
Jadi bagaimana cara trading dengan BBMA? Setelah dijelaskan beberapa signal, setup dan entry di atas, diperbolehkan mengikuti dan masuk dalam setiap kondisi-kondisi market tersebut. Ada juga beberapa trader BBMA yang menyediakan akun-akun yang berbeda untuk setiap entry, dan memang ada yang hanya menguasai satu jenis entry saja.

Jika ingin trading dengan semua entry yang dijelaskan di atas, harap dilakukan jika benar-benar sudah menguasai masing-masing jenis entry, baik urutan terjadinya, jenis-jenisnya, setupnya, dan jangan lupa untuk hanya masuk suatu posisi di MA5/10 High/Low.



TL;DR
Malas membaca tulisan di atas? Tim SeputarForex telah merangkup sedikit dalam diagram BBMA OA di bawah ini:

panduan-dasar-penggunaan-indikator-bbma-oa-281966-28977.png

Sebagai contoh dari diagram BBMA di atas:

  • Harga Bergerak menembus Top BB, MA5 keluar dari BB dan terjadi extrem lengkap dengan berbagai syaratnya. Saat semua syarat terpenuhi, entry di Candle Retest.
  • Setelah Candle Retest, harga pasti akan kembali ke MA5/10 Low tempat dimana kita wajib menutup posisi.
  • Setelah extrem terpenuhi, harga akan berusaha untuk mencoba kembali membuat momentum ke atas. Jika harga tidak mampu membuat momentum kembali dengan menembus Top BB maka tandai Body tertinggi candle retest. Entry Saat candle retest tersebut. NB: MHV memiliki banyak jenis. Jangan lupa perhatikan pola candle-nya.
  • Setelah terjadi MHV, harga akan membuat arah baru dengan langsung membentuk CS Arah Kukuh atau hanya CS arah biasa.
  • Entry dari CSA dengan menggunakan signal reentry di daerah sekitar MA5/10. Ingat syarat-syarat reentry!
  • Setelah reentry harga akan membuat momentum dengan arah baru. Momentum terjadi dengan adanya close candle melewati Top atau Low BB. Hal ini merupakan signal untuk bersiap-siap melakukan reentry.
  • Entry dari CSM dengan menggunakan signal reentry di daerah sekitar MA5/10. Ingat syarat-syarat reentry.
  • Jika harga terus melanjutkan perjalanan, maka lakukan terus reentry di tempat-tempat yang sesuai. NB:Ingat hanya boleh open posisi di MA5/10

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-102802.png

Ekstra : Setelah reentry pada CSM diselesaikan dan menjadi trend yang kuat, akan selalu terbentuk sideway(BB Datar) sebelum harga melanjutkan perjalanananya. Disinilah peluang kita untuk melakukan reentry berulang-ulang.

teknikal-indikator-bbma-oa-281966-118302.png

Sumber : seputarforex.com

 
Asal Usul Forex Trading


Asal usul perdagangan Forex sebenarnya sudah terjadi berabad-abad lalu. Mata uang yang berbeda dan kebutuhan untuk bertukar telah ada sejak adanya Babel pada jaman Babilonia. Zaman dulu, bentuk spekulasi hampir tidak pernah terjadi. Berbeda dengan zaman sekarang, spekulatif besar di pasar saat ini telah menjadi hal yang lumrah.

Pada masa itu, nilai barang yang dinyatakan dalam barang lainnya (juga disebut sebagai Sistem Barter). Keterbatasan yang jelas dari sistem tersebut akhirnya mendorong terciptnya mata uang serta terjadinya sistem tukar menukar. Di beberapa negara, barang-barang seperti barang-barang produksi bisa menggunakan sistem barter, tetapi setelah ditemukannya logam, khususnya emas dan perak, maka sistem barter berganti dengan pertukaran pembayaran dalam bentuk nilai. Perdagangan dilakukan antara orang-orang dari Afrika, Asia dan akhirnya sampai seluruh dunia.

Koin awalnya dicetak dari logam pilihan. Hingga pengenalan uang dalam bentuk kertas mulai digalakkan pada Abad Pertengahan. Sebelum Perang Dunia I, sebagian besar bank setuju dengan adanya konvertibilitas uang dengan emas. Namun, standar pertukaran emas memiliki kelemahan. Sebagai alat perdagangan, terkadang simpanan emas berkurang karena keperluan impor dari luar negeri. Akibatnya jumlah uang yang beredar akan berkurang, suku bunga meningkat dan aktivitas ekonomi melambat ke titik resesi.

Pada akhirnya, harga komoditas semakin tinggi. Dalam keadaan terpuruk ini, akhirnya pemerintah mulai membeli emas untuk menyokong uang kertas sebagai jaminan. Hasilnya suku bunga dapat menurun, uang yang diperjualbelikan memiliki nilai suku yang baik lagi.

Sayangnya cakupan untuk mendukung uang kertas akan memakan cadangan banyak emas. Sehingga negara harus memborong emas dalam jumlah besar dan tentu saja memotong anggaran. Untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah berusaha memilih jalan lain dengan menjadikan kedalam bentuk bursa. Dimana pergerakan nilai mata uang tidak lagi menggunakan pasokan emas, namun berdasarkan permintaan dan penawaran di market valas.

Pada tahun 1931 forex mulai diperkenalkan ke dalam sistem keuangan. Dari tahun 1931 sampai 1973, pasar Forex telah melalui serangkaian perubahan. Perubahan ini sangat mempengaruhi ekonomi global. Karena uang yang ditransaksikan cukup besar dan hanya beberapa lembaga yang ditunjuk pemerintah, pada tahun tersebut tidak banyak bentuk spekulasi dalam arti ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun lebih ke arah perlindungan nilai.

 
Asal Usul Forex Trading


Asal usul perdagangan Forex sebenarnya sudah terjadi berabad-abad lalu. Mata uang yang berbeda dan kebutuhan untuk bertukar telah ada sejak adanya Babel pada jaman Babilonia. Zaman dulu, bentuk spekulasi hampir tidak pernah terjadi. Berbeda dengan zaman sekarang, spekulatif besar di pasar saat ini telah menjadi hal yang lumrah.

Pada masa itu, nilai barang yang dinyatakan dalam barang lainnya (juga disebut sebagai Sistem Barter). Keterbatasan yang jelas dari sistem tersebut akhirnya mendorong terciptnya mata uang serta terjadinya sistem tukar menukar. Di beberapa negara, barang-barang seperti barang-barang produksi bisa menggunakan sistem barter, tetapi setelah ditemukannya logam, khususnya emas dan perak, maka sistem barter berganti dengan pertukaran pembayaran dalam bentuk nilai. Perdagangan dilakukan antara orang-orang dari Afrika, Asia dan akhirnya sampai seluruh dunia.

Koin awalnya dicetak dari logam pilihan. Hingga pengenalan uang dalam bentuk kertas mulai digalakkan pada Abad Pertengahan. Sebelum Perang Dunia I, sebagian besar bank setuju dengan adanya konvertibilitas uang dengan emas. Namun, standar pertukaran emas memiliki kelemahan. Sebagai alat perdagangan, terkadang simpanan emas berkurang karena keperluan impor dari luar negeri. Akibatnya jumlah uang yang beredar akan berkurang, suku bunga meningkat dan aktivitas ekonomi melambat ke titik resesi.

Pada akhirnya, harga komoditas semakin tinggi. Dalam keadaan terpuruk ini, akhirnya pemerintah mulai membeli emas untuk menyokong uang kertas sebagai jaminan. Hasilnya suku bunga dapat menurun, uang yang diperjualbelikan memiliki nilai suku yang baik lagi.

Sayangnya cakupan untuk mendukung uang kertas akan memakan cadangan banyak emas. Sehingga negara harus memborong emas dalam jumlah besar dan tentu saja memotong anggaran. Untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah berusaha memilih jalan lain dengan menjadikan kedalam bentuk bursa. Dimana pergerakan nilai mata uang tidak lagi menggunakan pasokan emas, namun berdasarkan permintaan dan penawaran di market valas.

Pada tahun 1931 forex mulai diperkenalkan ke dalam sistem keuangan. Dari tahun 1931 sampai 1973, pasar Forex telah melalui serangkaian perubahan. Perubahan ini sangat mempengaruhi ekonomi global. Karena uang yang ditransaksikan cukup besar dan hanya beberapa lembaga yang ditunjuk pemerintah, pada tahun tersebut tidak banyak bentuk spekulasi dalam arti ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun lebih ke arah perlindungan nilai.


Dalam sejarah trading forex hingga akhir tahun 90-an, yang melakukan bisnis ini hanyalah kaum jetset atau orang kaya raya, lembaga-lembaga keuangan besar seperti bank sentral, bank-bank swasta maupun pemerintah, serta perusahaan-perusahaan komersial besar seperti Apple atau Toyota. Mereka bertrading forex bisa untuk keperluan dagang, bayar utang, hedging (lindung nilai), ataupun investasi. Modal yang dibutuhkan besar, dan tak sembarang orang bisa berbisnis forex.

Setelah berkembangnya internet di seluruh dunia pada akhir 90-an, pasar forex akhirnya dapat diikuti oleh hampir semua individu, dari pengusaha hingga ibu rumah tangga, tua maupun muda. Para broker juga mulai mendesain forex agar bisa diperdagangkan secara retail oleh individual. Jadi sekarang, mulai dari money changer, bank, sampai tukang ojek yang mangkal di depan gang rumahmu...semua orang bisa terjun di pasar Forex!

 
Pilih Bisnis Riil Atau Forex?


Pada ulasan-ulasan terdahulu penulis pernah menyinggung mengenai banyak yang gagal dalam Forex. Dan hampir 90% trader mengalami kerugian total atau bangkrut, akibat bertrading di Forex market. Kalau Anda membandingkan dengan bisnis riil, Forex tidak akan jauh berbeda dengan bisnis lain pada umumnya. Bisnis akan meminta tempat, waktu, pikiran, hingga pengorbanan kita dalam merintis suatu usaha. Begitu pula halnya dengan Forex.

Namun seringkali banyak yang memberi cap Forex sebagai bisnis yang high-risk. Sebagian trader akan mengatakan kalau Forex akan cepat menghasilkan kekayaan. Tapi ternyata sampai sekarang tidak ada trader pemula yang langsung kaya raya dari usaha Forex-nya. Untuk mendapatkan laba yang sesuai dengan harapan Anda dalam ber-trading Forex, dibutuhkan pengorbanan yang mungkin jauh lebih sulit, serta jauh lebih lama. Terutama untuk bisa menguasai dasar-dasar trading.

Kalau Anda memilih bisnis riil, pasti harus membutuhkan tempat, barang, dan karyawan, serta modal yang cukup besar. Untuk kembali modal yang sudah dikeluarkan, Anda harus menunggu waktu yang cukup lama. Namun sisi lebihnya dalam berbisnis riil adalah bisnis Anda terjaga selagi Anda tekun menggeluti usaha. Sedangkan di Forex, Anda harus benar-benar hati-hati. Bila modal tidak jalankan dengan benar, detik itu juga semua yang Anda miliki bisa langsung ludes.

Sama Capeknya
Setiap orang yang memiliki bisnis riil pasti ingin memiliki usaha yang berkembang. Jika sukses dengan bisnisnya, orang tersebut pasti punya harapan ingin membuka bisnis lain. Semakin banyak bisnis yang dijalankan, tentu akan memakan waktu dan tenaga yang besar. Bisa Anda bayangkan, memiliki satu usaha dengan banyak usaha, mana yang lebih capek? Tentu saja ketika kita sudah memiliki banyak bisnis.

Begitu juga pada Forex trading, semakin besar modal yang Anda emban, Anda akan semakin capek dan letih. Kenapa bisa begitu?

Ketika modal yang Anda pakai kecil, Anda akan merasa enjoy dan melihat kerugian dari floating masih kecil. Begitu juga ketika terjadi cut loss, Anda akan gampang saja langsung sikat tanpa basa-basi. Namun ketika modal sudah berlipat-lipat dari 1 juta menjadi 1 M, apakah kalau terjadi salah prediksi Anda berani langsung sikat tanpa basa basi? kekuatan mental Anda akan selalu berperan dalam situasi semacam ini.

Oleh karena itu, Money Management krusial untuk diterapkan mulai dari saat ini. Ketika Anda sudah dapat menghasilkan 100% perbulan saat ini, maka ketika modal Anda menjadi besar, akan susah untuk bisa menghasilkan 100% kembali. Kenapa? Karena money management akan lebih sulit diterapkan pada saat Anda tidak melakukannya sejak dari sekarang.

Banyak Saingan
Kalau Anda sudah sukses di suatu bisnis, pasti sebentar lagi ada orang yang membuka bisnis seperti Anda. Sudah menjadi rahasia umum ketika ada orang yang sukses di suatu usaha, maka yang lain akan mengikutinya. Di sini persaingan usaha akan meningkat.

Begitu juga dengan bisnis trading Forex. Semakin Anda sukses di Forex akan semakin banyak pula yang bergabung terjun menjadi trader. Namun yang membedakan adalah ketika banyak orang yang menjadi trader baru, market akan semakin likuid dalam pergerakannya. Pergerakan kencang akan sering dijumpai pada saat orang-orang banyak bertransaksi di seluruh dunia.
Jika banyak orang bertransaksi, secara otomatis harga akan sering bergejolak. Hal ini akan memengaruhi strategi dan rule sistem trading Anda.

Jika Anda tidak pandai dalam mengatur strategi, profit yang Anda hasilkan akan berubah menjadi sebuah kerugian.

Kesimpulan
Bisnis riil atau bisnis Forex akan menghasilkan hasil yang sama, jika Anda menggelutinya secara tekun dan meluangkan waktu untuk mengembangkannya. Semua bisnis akan menghasilkan rasa capek yang sama, serta akan mendapat persaingan dari orang-orang yang terjun seperti kita. Yang membedakan adalah bagaimana usaha keras, serta kemauan untuk selalu belajar dalam memilih strategi yang tepat. Bila Anda memiliki dua poin tersebut, Anda akan menjadi seorang pebisnis handal.

 
Pilih Bisnis Riil Atau Forex?


Pada ulasan-ulasan terdahulu penulis pernah menyinggung mengenai banyak yang gagal dalam Forex. Dan hampir 90% trader mengalami kerugian total atau bangkrut, akibat bertrading di Forex market. Kalau Anda membandingkan dengan bisnis riil, Forex tidak akan jauh berbeda dengan bisnis lain pada umumnya. Bisnis akan meminta tempat, waktu, pikiran, hingga pengorbanan kita dalam merintis suatu usaha. Begitu pula halnya dengan Forex.

Namun seringkali banyak yang memberi cap Forex sebagai bisnis yang high-risk. Sebagian trader akan mengatakan kalau Forex akan cepat menghasilkan kekayaan. Tapi ternyata sampai sekarang tidak ada trader pemula yang langsung kaya raya dari usaha Forex-nya. Untuk mendapatkan laba yang sesuai dengan harapan Anda dalam ber-trading Forex, dibutuhkan pengorbanan yang mungkin jauh lebih sulit, serta jauh lebih lama. Terutama untuk bisa menguasai dasar-dasar trading.

Kalau Anda memilih bisnis riil, pasti harus membutuhkan tempat, barang, dan karyawan, serta modal yang cukup besar. Untuk kembali modal yang sudah dikeluarkan, Anda harus menunggu waktu yang cukup lama. Namun sisi lebihnya dalam berbisnis riil adalah bisnis Anda terjaga selagi Anda tekun menggeluti usaha. Sedangkan di Forex, Anda harus benar-benar hati-hati. Bila modal tidak jalankan dengan benar, detik itu juga semua yang Anda miliki bisa langsung ludes.

Sama Capeknya
Setiap orang yang memiliki bisnis riil pasti ingin memiliki usaha yang berkembang. Jika sukses dengan bisnisnya, orang tersebut pasti punya harapan ingin membuka bisnis lain. Semakin banyak bisnis yang dijalankan, tentu akan memakan waktu dan tenaga yang besar. Bisa Anda bayangkan, memiliki satu usaha dengan banyak usaha, mana yang lebih capek? Tentu saja ketika kita sudah memiliki banyak bisnis.

Begitu juga pada Forex trading, semakin besar modal yang Anda emban, Anda akan semakin capek dan letih. Kenapa bisa begitu?

Ketika modal yang Anda pakai kecil, Anda akan merasa enjoy dan melihat kerugian dari floating masih kecil. Begitu juga ketika terjadi cut loss, Anda akan gampang saja langsung sikat tanpa basa-basi. Namun ketika modal sudah berlipat-lipat dari 1 juta menjadi 1 M, apakah kalau terjadi salah prediksi Anda berani langsung sikat tanpa basa basi? kekuatan mental Anda akan selalu berperan dalam situasi semacam ini.

Oleh karena itu, Money Management krusial untuk diterapkan mulai dari saat ini. Ketika Anda sudah dapat menghasilkan 100% perbulan saat ini, maka ketika modal Anda menjadi besar, akan susah untuk bisa menghasilkan 100% kembali. Kenapa? Karena money management akan lebih sulit diterapkan pada saat Anda tidak melakukannya sejak dari sekarang.

Banyak Saingan
Kalau Anda sudah sukses di suatu bisnis, pasti sebentar lagi ada orang yang membuka bisnis seperti Anda. Sudah menjadi rahasia umum ketika ada orang yang sukses di suatu usaha, maka yang lain akan mengikutinya. Di sini persaingan usaha akan meningkat.

Begitu juga dengan bisnis trading Forex. Semakin Anda sukses di Forex akan semakin banyak pula yang bergabung terjun menjadi trader. Namun yang membedakan adalah ketika banyak orang yang menjadi trader baru, market akan semakin likuid dalam pergerakannya. Pergerakan kencang akan sering dijumpai pada saat orang-orang banyak bertransaksi di seluruh dunia.
Jika banyak orang bertransaksi, secara otomatis harga akan sering bergejolak. Hal ini akan memengaruhi strategi dan rule sistem trading Anda.

Jika Anda tidak pandai dalam mengatur strategi, profit yang Anda hasilkan akan berubah menjadi sebuah kerugian.

Kesimpulan
Bisnis riil atau bisnis Forex akan menghasilkan hasil yang sama, jika Anda menggelutinya secara tekun dan meluangkan waktu untuk mengembangkannya. Semua bisnis akan menghasilkan rasa capek yang sama, serta akan mendapat persaingan dari orang-orang yang terjun seperti kita. Yang membedakan adalah bagaimana usaha keras, serta kemauan untuk selalu belajar dalam memilih strategi yang tepat. Bila Anda memiliki dua poin tersebut, Anda akan menjadi seorang pebisnis handal.


Alasan pertama untuk memilih trading forex adalah karena kesederhanaannya. Nah, jika Anda ingin terlibat dalam trading forex, Anda hanya perlu mendaftarkan akun di perusahaan sekuritas. Mereka adalah orang yang akan memudahkan Anda sehubungan dengan sistem perdagangan dan rekening bank. Oleh karena itu, Anda dapat menghubungkan untuk mendapatkan keuntungan tanpa kesulitan. Kemudian, alasan kedua adalah Anda sedang mengumpulkan kekayaan untuk Anda sendiri, dan bukan untuk orang lain. Meskipun Anda memiliki pangsa saham dalam sebuah perusahaan, itu berarti bahwa Anda hanya memegang persentase kecil dari total kekayaan perusahaan. Tapi kemudian, jika Anda memegang suatu mata uang asing dari sebuah negara, itu berarti bahwa Anda memilikinya untuk keseluruhan. Jadi, Anda dapat menentukan kapan Anda ingin mengambil keuntungan melalui pergerakan harga awal dan sekarang.

 

What’s Next?
Hal yang dituliskan pada artikel ini hanyalah basic dari cara penggunaan BBMA OA. Masih terlalu banyak hal yang bisa dibahas mengenai BBMA OA dan tidak mungkin diselesaikan dalam satu artikel ini. Hal-hal tersebut seperti fungsi masing-masing MA, bagaimana mengetahui bahwa MHV, CSA, atau reentry itu valid, bagaimana melihat BBMA dengan multi-timeframe, atau mungkin bagaimana cara agar bisa open posisi seperti gambar di awal artikel ini tadi? Tunggu dan ikuti terus SeputarForex atau kalian bisa langsung ikut di komunitas "BBMA Indonesia" pada aplikasi Telegram.

panduan-dasar-penggunaan-indikator-bbma-oa-281966-23214.png

Sumber : seputarforex.com

 
Last edited:

Rumor bisa diartikan sebagai Informasi yang belum diverifikasi.

Kebenaran rumor belum bisa dipastikan dan biasanya menyebar dari mulut ke mulut. Rumor bisa semakna dengan desas-desus, kabar angin, atau gosip. Setiap rumor memang belum tentu benar dan akan terbukti, namun kemunculannya selalu didasarkan pada suatu hal.

Misalnya, ada rumor di lingkungan politik yang mengatakan bahwa presiden Indonesia di tahun 2014 adalah seorang wanita. Desas-desus ini tidak serta merta muncul tanpa ada sebab. Kabar burung tersebut bisa jadi disebabkan oleh hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga tentang adanya dukungan besar terhadap wanita untuk maju menjadi calon presiden di tahun 2014. Rumor ini kemudian membentuk sebuah opini publik di masyarakat bahwa tahun 2014, negara Indonesia kemungkinan akan benar-benar di pimpin oleh presiden wanita. Namun hal ini sekali lagi belum pasti. Benar atau tidaknya desas-desus ini baru akan bisa dibuktikan pada tahun 2014 mendatang.

Hal yang sama juga bisa berlaku untuk kondisi pasar. Seperti yang kita ketahui bersama, bursa finansial sangat sensitif dengan berita yang sedang beredar di market. Bahkan dapat dikatakan bahwa yang menggerakan nilai tukar mata uang adalah justru berita itu sendiri. Dengan kata lain berita adalah penggerak emosi market yang mengakibatkan berubahnya titik keseimbangan pada nilai tukar mata uang. Itu sebabnya berita sangatlah berpengaruh terhadap portofolio investasi seorang trader.

menyikapi-rumor-pasar-97974-1.jpg

Antisipasi Terhadap Rumor Pasar
1. Mencari Peluang

Trader yang memiliki psikologi trading yang baik tentunya tidak akan terpengaruh oleh rumor dan desas-desus yang beredar. Namun bukan berati ia tidak sama sekali melakukan open posisi atau hanya wait and see saja. Ia akan mencari posisi yang tepatuntuk melakukan transaksi. Market yang berfluktuatif adalah kesempatan untuk mengambil keuntungan sebanyak banyaknya. Namun tentunya dalam mengambil kesempatan trader juga menggunakan perhitungan dan pertimbangan tertentu. Tidak asal buy dan sell saja.

2. Membuat Trading Plan

Diakui atau tidak setiap trader bisa memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap pasar. Demikian pula cara berpikir, toleransi resiko dan target, tentunya akan berbeda-beda pula. Hanya karena seseorang memiliki metode trading yang bisa mereka jalankan dengan baik dan sukses, belum tentu metode tersebut cocok pula bagi Anda.

Membuat trading plan dan menjalankannya dengan baik sangat erat kaitannya dengan disiplin. Namun disiplin saja tidak cukup. Anda harus memiliki kedisiplinan ekstra ketat. Memiliki kedisplinan yang ekstra ketat adalah karakter yang paling penting dari seorang trader sukses.

Kedisiplinan yang ketat di butuhkan untuk menjalankan trading plan yang kita bangun. Trading plan itu sendiri merupakan panduan mengenai apa yang harus kita lakukan, mengapa, kapan dan bagaimana kita akan melakukannya. Trading plan melingkupi kepribadian kita sebagai trader, target pribadi, manajemen resiko dan sistem trading yang akan kita aplikasikan. Seperti kata pepatah, If you fail to plan, then you have already planned to fail. Artinya, Jika anda merencanakan gagal maka akan gagal. Jika anda merencanakan sukses maka akan sukses.

Fakta mengatakan kegagalan dalam trading disebabkan oleh karena kita tidak memiliki trading plan atau tidak menjalankan trading plan dengan baik. Jadi milikilah trading plan yang sesuai dengan karakter Anda sebagai trader, dan senantiasa meng-update-nya sejalan dengan pengalaman Anda mempelajari pasar.

Sumber : seputarforex.com

 
Back
Top