Welcome Bonus $100 dari ForexChief

Trading Dalam Twilight Hours Forex

Perkembangan teknologi yang kian canggih memungkinkan trader mengambil order Buy maupun Sell dalam jumlah banyak dengan kecepatan tinggi. Hanya saja likuiditas yang terbatas, khususnya dalam sesi Twilight Hours, ini dapat menyebabkan perubahan yang dramatis dalam pergerakan harga. Peluang terjadinya flash crash juga semakin besar.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, para profesional dan broker telah menerapkan beberapa strategi. Mereka menyusun strategi dengan tujuan memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan. Contohnya, perusahaan siaran berita lebih memilih untuk mengatur jadwal rilis berita, dimajukan lebih awal sebelum sesi perdagangan Amerika ditutup atau ditunda hingga sesi perdagangan Asia sudah dibuka.

Beberapa broker juga melakukan pembatasan order selama Twilight Hours forex. Ada juga broker yang memecah order menjadi lebih kecil. Dengan begitu, stabilitas pasar forex tetap terjaga dengan baik. Meski berbagai strategi antisipasi sudah diupayakan, terjadinya volatilitas ekstrem pada Twilight Hours masih berpeluang terjadi hingga saat ini. Hal tersebut dikarenakan pasar forex yang memiliki cakupan sangat luas dan tidak dapat diprediksi secara pasti seperti hitung-hitungan matematika 1 + 1= 2.

Bagi trader, sebaiknya memanfaatkan Twilight Hours untuk mempersiapkan diri pada trading di sesi selanjutnya. Persiapan trading meliputi berbagai macam aspek, mulai dari menyusun strategi trading hingga catatan dalam jurnal trading. Dengan begitu, mereka dapat meraih target atau profit yang diinginkan, sebab Twilight Hours forex juga dapat dikatakan sebagai jeda waktu saat pasar "tidak beroperasi" dalam kapasitas normal.


Apa Itu Twilight Hours Forex?
Saat terjadi overlap, tentunya volume trader meningkat, kondisi pasar forex pun kian padat yang menyajikan kondisi yang unik. Satu-dua jam di antara waktu overlap sesi perdagangan ini disebut dengan Twilight Hours forex. Secara teknis, pasar forex memang selalu terbuka untuk trading bagi siapa saja.

Twilight Hours adalah beberapa jam saat sesi Amerika tutup dan menjelang pembukaan sesi perdagangan Asia, yaitu antara pukul 04.00 AM hingga 06.00 AM WIB. Saat itu, sebenarnya merupakan dua jam pertama pembukaan sesi Australia. Selama periode tersebut, trader yang mengikuti perdagangan sesi Amerika telah mengakhiri trading mereka dan "pulang" dari pasar forex, sementara trader berbasis pasar Asia belum sepenuhnya aktif atau masih dalam masa persiapan.

 

Cara Trading Yang Obyektif Dan Logis

Jika Anda seorang pelaku trading forex, tradinglah berdasarkan apa yang Anda lihat di pasar, bukan trading berdasarkan apa yang Anda pikirkan tentang pasar. Begitulah kira-kira inti dari topik artikel ini.

Sebagai seorang trader forex, mungkin Anda telah sering membaca agar tidak terpengaruh oleh rasa ‘greed or fear’ dalam trading. Disini akan diulas bagaimana seharusnya Anda mengatasi keterlibatan emosi ketika Anda sedang dalam posisi loss maupun profit.

Ketika berhadapan dengan pergerakan harga pasar, mekanisme otak manusia cenderung untuk berlaku primitif dengan ‘fight or flight’ (menyerang atau lari). Mekanisme primitif otak ini mencegah kita untuk melihat potensi pasar yang sebenarnya karena kita akan sangat subyektif dan cenderung ‘menyerang, bertahan, atau lari’ dari pasar. Agar menjadi seorang trader yang secara konsisten menghasilkan profit kita mesti memaksimalkan bagian ‘frontal lobe’ dari otak yang berfungsi untuk memahami sebuah masalah serta menganalisa dan merencanakan suatu ide secara obyektif.

Dengan cara trading yang berdasarkan apa yang dilihat di pasar, bukan berdasarkan apa yang Anda pikirkan tentang pasar, Anda bisa mencegah keterlibatan emosi baik sebelum membuka sebuah posisi, ketika posisi Anda direspon pasar maupun setelah Anda menutup posisi trading. Metode dan rencana trading yang tepat akan membantu Anda dalam mengatasi masalah keterlibatan emosi ini, misalnya metode price action dimana Anda hanya melakukan analisa setup pola pergerakan harga guna memperoleh sinyal trading yang valid, dan setelah buka posisi, Anda membiarkan pasar bekerja dan merespon posisi trading Anda, tanpa melibatkan emosi Anda. Berikut beberapa tips untuk cara trading yang obyektif dan logis, tanpa melibatkan emosi.

cara-trading-yang-obyektif-dan-logis-100832-1.JPG

Jangan memprediksi pasar tanpa metode trading yang rasional.
Memperkirakan apa yang akan terjadi pada pergerakan harga pasar tanpa metode trading yang rasional, sama saja seperti mempertaruhkan dana Anda pada sebuah mesin judi. Banyak para trader pemula dan para trader yang berpengalaman, tetapi gagal memperoleh profit yang konsisten terjebak dalam emotional trading error seperti itu.

Dengan membuat pembenaran pada prediksinya, mereka cenderung memastikan kemana arah pergerakan harga selanjutnya. Padahal pergerakan harga di pasar forex sangat dinamis dengan pola yang selalu berubah dari waktu ke waktu, hingga tak seorangpun bisa memastikan arah pergerakannya. Tak ada yang benar-benar pasti dalam pasar forex, hanya tinggi rendahnya probabilitas saja yang bisa dipakai sebagai ukuran sebuah prediksi.


Menetapkan besarnya resiko setiap kali membuka posisi trading.
Walaupun Anda menerapkan sebuah metode trading yang menurut Anda akurat dan telah teruji, Anda tidak bisa memastikan seratus persen metode Anda akan selalu bekerja dengan baik pada setiap kondisi pergerakan harga pasar. Karena tidak ada yang benar-benar pasti dalam pasar forex, kita mesti mengatur besarnya resiko yang pasti ada dengan setting stop loss dan target level yang disesuaikan dengan besarnya balance atau equity yang kita punyai. Jika Anda trading dengan time frame daily, perbandingan level stop loss (resiko) dan target profit (reward) yang cukup logis minimal adalah 1 : 2.



Selalu mengendalikan diri di saat trading.
Pasar tidak peduli apakah Anda sedang profit atau loss, bahkan tidak tahu bahwa Anda sedang eksis, jadi pasar tidak mempunyai emosi apa-apa terhadap Anda. Tetapi kebanyakan trader melibatkan emosinya pada pasar dan posisi tradingnya, sehingga seolah-olah membiarkan pasar mengendalikan perilakunya. Akibatnya, cara trading mereka cenderung emosional dan reaktif. Selain itu, banyak diantara mereka yang diliputi euforia setelah profit sehingga membuka posisi lagi dengan cara yang sama ketika profit tanpa memperhatikan setting price action dengan saksama, atau merasa ingin balas dendam setelah mengalami loss dengan segera membuka posisi baru dari hasil analisa yang dangkal dan cenderung terburu-buru.

Dengan cara trading berdasarkan apa yang Anda lihat di pasar, bukan trading berdasarkan apa yang Anda pikirkan tentang pasar, maka Anda akan belajar mengendalikan diri sendiri tanpa mengikut sertakan emosi dalam trading. Buatlah perspektif trading Anda demikian, sehingga Anda akan bisa obyektif dalam melihat kondisi pergerakan harga pasar, serta berpikir logis ketika menerapkan managemen resiko pada trading Anda.

Jika Anda telah mempunyai sebuah metode trading, buatlah beberapa pertanyaan sebelum masuk pasar : Apa yang telah saya lakukan?, Apakah kondisi pasar sekarang sesuai dengan setup metode trading saya?, Apakah jika saya membuka posisi sudah sesuai dengan kriteria rencana trading saya?, Apakah saat ini emosi saya ikut terlibat, atau saya telah cukup obyektif dalam melihat pasar, dan logis dalam menentukan risk/reward ratio?

Jika Anda sudah terbiasa melakukan hal diatas setiap kali memulai trading, Anda akan obyektif dalam melihat pasar dan tidak emosional dalam trading sehingga akan berpengaruh pada konsistensi hasil trading Anda dalam jangka panjang.

Sumber : seputarforex.com

 
Penyebab Kerugian Trader

Rugi saat trading forex bisa disebabkan oleh analisa yang kurang tepat, kondisi market yang tidak sesuai dengan style strategi yang digunakan, dan sejenisnya.

Namun, sebagian besar penyebab kerugian ataupun kehilangan seluruh modal (margin call) dari seorang trader umumnya disebabkan oleh faktor trader itu sendiri seperti :

  • Menggunakan nilai lot yang terlau besar ( full lot ? ). Anda tidak melakukan perhitungan yang cermat dengan lot yang anda gunakan, karena keputusan transaksi yang anda lakukan tidak melibatkan faktor resiko.
  • Tidak menggunakan stop loss atau cut loss. Stop loss merupakan pengaman/safety belt bagi anda sendiri. Adanya stop loss atau cut loss transaksi yang jelas akan dapat membatasi kerugian yang anda alami.
  • Averaging negatif dalam transaksi. Maksud dari istilah ini adalah menambah posisi transaksi saat kondisi transaksi yang anda lakukan sedang minus. Sebetulnya hal ini tidak masalah selama anda memang memperhitungkan hal ini. yang jadi masalah, biasanya averaging negatif terjadi dilakukan tanpa perhitungan yang matang.
Agar dapat membangun strategi dan cara trading forex yang aman, anda perlu meminimalir ketiga hal diatas . Cara trading forex yang benar perlu memasukan manajemen ketiga unsur diatas.


 
Penyebab Kerugian Trader

Rugi saat trading forex bisa disebabkan oleh analisa yang kurang tepat, kondisi market yang tidak sesuai dengan style strategi yang digunakan, dan sejenisnya.

Namun, sebagian besar penyebab kerugian ataupun kehilangan seluruh modal (margin call) dari seorang trader umumnya disebabkan oleh faktor trader itu sendiri seperti :

  • Menggunakan nilai lot yang terlau besar ( full lot ? ). Anda tidak melakukan perhitungan yang cermat dengan lot yang anda gunakan, karena keputusan transaksi yang anda lakukan tidak melibatkan faktor resiko.
  • Tidak menggunakan stop loss atau cut loss. Stop loss merupakan pengaman/safety belt bagi anda sendiri. Adanya stop loss atau cut loss transaksi yang jelas akan dapat membatasi kerugian yang anda alami.
  • Averaging negatif dalam transaksi. Maksud dari istilah ini adalah menambah posisi transaksi saat kondisi transaksi yang anda lakukan sedang minus. Sebetulnya hal ini tidak masalah selama anda memang memperhitungkan hal ini. yang jadi masalah, biasanya averaging negatif terjadi dilakukan tanpa perhitungan yang matang.
Agar dapat membangun strategi dan cara trading forex yang aman, anda perlu meminimalir ketiga hal diatas . Cara trading forex yang benar perlu memasukan manajemen ketiga unsur diatas.



Berdasarkan pemantauan selama beberapa tahun, fakta menunjukkan bahwa sebagian besar trader kehilangan modal saat trading Forex karena loss. Dalam benak kita pasti segera muncul pertanyaan: apakah market Forex begitu misterius, sehingga orang-orang yang trade kebanyakan mengalami kerugian?

Dari permasalahan di atas, faktor psikologis emosi yang mempengaruhi mereka ketika trading forex dapat menjadi pemicu terjadi loss. Namun ada kabar gembira bahwa emosi dan psikologis trader yang dapat mengganggu saat transaksi dapat diatasi dengan manajemen risiko.

 

Psikologi Forex Untuk Trader Pemula

Apakah Anda berpikir trading Forex akan mendatangkan keuntungan kilat? Jika ya, ambil penghapus dan singkirkan pemikiran itu dari kepalamu. Tidak ada keuntungan instan di dunia ini. Sebaliknya, justru trading Forex itu merupakan sebuah bisnis yang sangat berisiko, dan kita harus melakukan banyak upaya guna mengendalikan unsur risiko tersebut.

Untuk bisa melakukan trading forex secara mandiri, dibutuhkan pengetahuan yang mendalam mengenai mekanisme trading dan analisa forex. Jika pengetahuan-pengetahuan tersebut sudah dikuasai, maka kita bisa memutuskan untuk melakukan trading forex. Namun, kesuksesan seorang trader tidak hanya didukung oleh pengetahuan semata, melainkan juga ditentukan oleh mental dan kerangka pikir selama melakukan trading. Inilah aspek psikologi forex yang perlu diketahui trader pemula.

psikologi-forex-untuk-trader-pemula-62025-23250.jpg

Aspek Psikologi Forex #1 Sadar Akan Potensi Kerugian
Sebelum mulai trading forex, Anda harus memahami bahwa semua trader forex pasti pernah rugi. Ya, maksudnya SEMUA. Kata tersebut sengaja ditulis dalam bentuk kapital agar kita ingat: kerugian pasti tidak dapat kita hindari dalam hidup, termasuk dalam trading forex yang terkenal dengan iming-iming keuntungan menggiurkan.

Jika hanya mendengarkan promo marketing broker, maka trading itu kedengarannya sangat mudah. Siapa yang tidak tertarik menghasilkan uang hanya dengan duduk mengamati pergerakan grafik? Apalagi, di sini kita membicarakan uang dalam jumlah JUTAAN, bahkan terkadang LEBIH.

Sayangnya, satu hal yang tak disampaikan oleh promo-promo itu: sebelum mendapatkan keuntungan besar, kita harus mengecap rugi dahulu. Faktanya, menurut banyak sekali hasil penelitian (salah satunya, hasil riset regulator forex Prancis, AMF), 90 persen trader pasti loss dan kehilangan modal mereka. Pula, jika Anda bertanya pada trader manapun, seberapa pun suksesnya ia saat ini, pasti pernah merugi.

Saking lumrahnya merugi, bahkan ada trader yang mengatakan, untuk bisa sukses trading haruslah pernah merasakan kerugian dulu. Oleh karenanya, jika Anda benci kekalahan atau takut rugi, lebih baik jangan trading forex. Sebab orang-orang yang demikian akan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan irama trading forex yang terkadang tak terduga pergerakannya.

Sumber : seputarforex.com

 

Aspek Psikologi Forex #2 Jangan Harap Bisa Kaya Dengan Modal Recehan

Tahukah Anda bahwa ada orang-orang yang tidak boleh trading? Meski semua orang boleh dan bisa ikut trading Forex, tapi pada praktiknya, tidak semua orang disarankan menekuni bidang ini. Terutama mereka yang termasuk salah satu di bawah ini:

  • Tidak bekerja.
  • Berpenghasilan rendah.
  • Tenggelam dalam kubangan hutang.
  • Tak mampu membayar tagihan listrik, atau memenuhi kebutuhan hidup.

Alasan utama kenapa mereka dengan ciri-ciri tersebut dilarang menerjuni trading forex adalah karena modal minimal agar bisa trading sukses adalah USD500 (pada akun mini/mikro), dan itu pun belum tentu akan langsung profit. Ingat poin satu di atas. Jangan harap bisa langsung kaya hanya dengan modal recehan.


Aspek Psikologi Forex #3 Trading Forex Butuh Banyak Latihan
Hanya karena forex melibatkan banyak uang, jangan pikir semua trader forex di seluruh dunia bisa menghasilkan profit hanya dengan meng-klik mouse. Sebagaimana telah disampaikan tadi, hanya sekitar 10% trader saja yang mampu menghasilkan profit besar. Bagaimana cara kita agar termasuk diantara 10% trader yang berhasil itu, bukannya diantara 90% trader gagal? Berlatih nonstop dan terus belajar.

Banyak orang yang salah tafsir dan berpikir mereka akan bisa meraup keuntungan besar hanya dalam semalam. Yah...oke, kita memang bisa menghasilkan keuntungan besar dengan trading Forex. Namun, keuntungan yang besar akan selalu disertai risiko yang tak kalah besar pula.

Ada satu hal yang tidak dipahami oleh trader pemula atau mereka yang baru mengenal forex: profit itu tidak serta-merta dihasilkan dalam waktu singkat. Untuk bisa profit, kita harus menjaga tingkat kedisiplinan yang tinggi, seperti para calon Miss Universe yang mati-matian menguruskan badan dan berdandan agar tampil sempurna. Kemauan keras semacam inilah yang mesti kita miliki.

Realitanya, seringkali kerugian besar disebabkan oleh empat hal ini:

  • Tidak punya rencana trading.
    Yah, kita pasti punya tujuan mendapat profit besar. Tapi itu bukan rencana. Rencana trading disini bukan cuma berisi tujuan trading, tapi juga strategi dan langkah-langkah apa yang akan kita lakukan agar trading berjalan lancar (Baca Juga: Belajar Membuat Rencana Trading).
  • Kurang latihan di akun demo.
    Meski remeh, tapi latihan trading di akun demo adalah salah satu hal terpenting agar kita menjadi trader handal. Ingat di film-film tentang pahlawan? Hercules, Superman, Spiderman.... Sebelum menjadi superhero, mereka semua berlatih dengan keras. Berlatih pedang, ilmu bela diri, mengangkat beban, jatuh bangun berpeluh keringat! Sedangkan kita? Yang perlu kita lakukan hanya latihan di akun demo untuk beberapa bulan, sebelum siap beraksi di trading live.
  • Tidak disiplin.
    Bukan cuma anak sekolahan yang perlu disiplin, trader forex juga. Disiplin mengikuti strategi dalam rencana trading yang sudah dibuat. Disiplin mengatur modal yang kita punya. Kedisplinan adalah salah satu hal yang mutlak dalam dunia trading. Tanpa disiplin, kita akan sering mengalami kerugian. Kita tentu tidak ingin hal ini terjadi, bukan?
  • Payah mengelola modal.
    Sama seperti investasi dan penanaman modal lainnya, ketika trading Forex, kita diwajibkan memiliki sistem pengelolaan dana (Money Management). Dengan memiliki Money Management yang baik, maka kita akan mampu mengendalikan risiko trading trading Forex. Money Management seperti apa yang baik? yah, ini sih relatif, tergantung seberapa besar modal kita, apakah kita berani ambil risiko atau tidak, dan bagaimana strategi trading kita. Namun, tak usah khawatir, kita bisa uji coba Money Management di akun demo.

Sumber : seputarforex.com

 
Menentukan Jenis Analisis Forex Terbaik

Antara analisis fundamental, teknikal, dan sentimen pasar, manakah jenis analisis forex terbaik yang layak digunakan? Pertanyaan seperti ini seringkali terlintas dalam benak trader pemula. Mereka menganggap jika "aliran" trader bisa dibagi-bagi berdasarkan jenis analisis yang digunakan, tanpa benar-benar memahami bahwa 3 jenis analisis forex tidaklah saling bertentangan, tapi justru saling melengkapi.

Fundamental membentuk sentimen, sementara teknikal membantu memvisualisasikan sentimen tersebut dan mengaplikasikan sebuah framework untuk menciptakan sebuah rencana trading. Maka dari itu, cukup mustahil untuk menggunakan hanya satu macam analisis dalam trading forex. Tak percaya? Coba lihat contoh kasusnya di sini:

1. Jika hanya menggunakan analisis teknikal, maka Anda hanya akan memperhatikan pergerakan GBP/USD di chart tanpa memperhitungkan faktor lainnya. Katakanlah Anda menemukan peluang trading Buy yang sangat bagus berdasarkan sinyal teknikal, lalu memasang Order beli dengan keyakinan besar bahwa harga akan bergerak sesuai proyeksi terknikal tersebut. Namun, apa yang terjadi ketika bank sentral Inggris (Bank of England) mengumumkan pemotongan suku bunga secara tiba-tiba?

Pasar akan panik dan menjual GBP/USD yang tadinya Anda beli. Jadi, sekalipun sinyal teknikal bisa membantu memperkirakan kemana arah pergerakan harga berikutnya, jenis analisis itu tak mampu mengatasi dampak fundamental yang muncul di luar dugaan dan bisa menggerakkan harga secara signifikan. Dalam situasi seperti ini, trader yang tidak mengabaikan fundamental akan memilih tidak Order, atau baru masuk pasar setelah pengumuman bank sentral.

2. Jika hanya menggunakan analisis fundamental, maka Anda hanya mengetahui situasi yang mempengaruhi pergerakan harga, tanpa benar-benar tahu bagaimana cara menempatkan posisi Order di level harga yang paling ideal, dan di mana bisa meletakkan target Close Position agar trading tetap mendapat keuntungan. Mengetahui strategi Open dan Close Position sangatlah krusial, karena dari sinilah Anda bisa mendapat profit yang diharapkan. Percuma mengetahui kemana harga akan bergerak dari sudut pandang fundamental, jika tidak mengetahui pada harga berapa Buy dan Sell sebaiknya dilakukan.

3. Jika hanya menggunakan analisis sentimen pasar, maka pandangan Anda tentang arah harga serta posisi Buy dan Sell potensial akan lebih kabur lagi. Anda cuma akan mengetahui kecenderungan trader yang bersikap Bullish, Bearish, atau Netral. Itupun tidak terlalu bisa diandalkan, karena konsensus trader forex yang diambil tidak mewakili seluruh pelaku pasar yang terlibat.

Jadi bisa disimpulkan, tidak ada jenis analisis forex terbaik di antara fundamental, teknikal, dan sentimen pasar. Ketiganya saling melengkapi, sehingga ibarat kursi berkaki tiga yang membutuhkan semua kakinya untuk tetap berdiri, Anda pun tidak bisa sembarangan menghilangkan salah satu jenis analisis forex jika tidak ingin terjatuh dalam jurang kegagalan.

Solusi terbaik adalah dengan mengkombinasikan analisis teknikal, fundamental, serta sentimen pasar. Merasa kerepotan karena harus mempelajari ketiganya? Memang itulah pengorbanan seorang trader forex yang ingin sukses. Jika Anda malas belajar dan hanya menginginkan jalan pintas dengan memahami satu jenis analisa saja, maka jangan heran bila Anda kesulitan menjadi trader forex yang konsisten profit.

Baca selengkapnya di: SeputarForex


 
Menentukan Jenis Analisis Forex Terbaik

Antara analisis fundamental, teknikal, dan sentimen pasar, manakah jenis analisis forex terbaik yang layak digunakan? Pertanyaan seperti ini seringkali terlintas dalam benak trader pemula. Mereka menganggap jika "aliran" trader bisa dibagi-bagi berdasarkan jenis analisis yang digunakan, tanpa benar-benar memahami bahwa 3 jenis analisis forex tidaklah saling bertentangan, tapi justru saling melengkapi.

Fundamental membentuk sentimen, sementara teknikal membantu memvisualisasikan sentimen tersebut dan mengaplikasikan sebuah framework untuk menciptakan sebuah rencana trading. Maka dari itu, cukup mustahil untuk menggunakan hanya satu macam analisis dalam trading forex. Tak percaya? Coba lihat contoh kasusnya di sini:

1. Jika hanya menggunakan analisis teknikal, maka Anda hanya akan memperhatikan pergerakan GBP/USD di chart tanpa memperhitungkan faktor lainnya. Katakanlah Anda menemukan peluang trading Buy yang sangat bagus berdasarkan sinyal teknikal, lalu memasang Order beli dengan keyakinan besar bahwa harga akan bergerak sesuai proyeksi terknikal tersebut. Namun, apa yang terjadi ketika bank sentral Inggris (Bank of England) mengumumkan pemotongan suku bunga secara tiba-tiba?

Pasar akan panik dan menjual GBP/USD yang tadinya Anda beli. Jadi, sekalipun sinyal teknikal bisa membantu memperkirakan kemana arah pergerakan harga berikutnya, jenis analisis itu tak mampu mengatasi dampak fundamental yang muncul di luar dugaan dan bisa menggerakkan harga secara signifikan. Dalam situasi seperti ini, trader yang tidak mengabaikan fundamental akan memilih tidak Order, atau baru masuk pasar setelah pengumuman bank sentral.

2. Jika hanya menggunakan analisis fundamental, maka Anda hanya mengetahui situasi yang mempengaruhi pergerakan harga, tanpa benar-benar tahu bagaimana cara menempatkan posisi Order di level harga yang paling ideal, dan di mana bisa meletakkan target Close Position agar trading tetap mendapat keuntungan. Mengetahui strategi Open dan Close Position sangatlah krusial, karena dari sinilah Anda bisa mendapat profit yang diharapkan. Percuma mengetahui kemana harga akan bergerak dari sudut pandang fundamental, jika tidak mengetahui pada harga berapa Buy dan Sell sebaiknya dilakukan.

3. Jika hanya menggunakan analisis sentimen pasar, maka pandangan Anda tentang arah harga serta posisi Buy dan Sell potensial akan lebih kabur lagi. Anda cuma akan mengetahui kecenderungan trader yang bersikap Bullish, Bearish, atau Netral. Itupun tidak terlalu bisa diandalkan, karena konsensus trader forex yang diambil tidak mewakili seluruh pelaku pasar yang terlibat.

Jadi bisa disimpulkan, tidak ada jenis analisis forex terbaik di antara fundamental, teknikal, dan sentimen pasar. Ketiganya saling melengkapi, sehingga ibarat kursi berkaki tiga yang membutuhkan semua kakinya untuk tetap berdiri, Anda pun tidak bisa sembarangan menghilangkan salah satu jenis analisis forex jika tidak ingin terjatuh dalam jurang kegagalan.

Solusi terbaik adalah dengan mengkombinasikan analisis teknikal, fundamental, serta sentimen pasar. Merasa kerepotan karena harus mempelajari ketiganya? Memang itulah pengorbanan seorang trader forex yang ingin sukses. Jika Anda malas belajar dan hanya menginginkan jalan pintas dengan memahami satu jenis analisa saja, maka jangan heran bila Anda kesulitan menjadi trader forex yang konsisten profit.

Baca selengkapnya di: SeputarForex



Selama ini, perdebatan yang akrab mengenai jenis analisis forex terbaik selalu berkutat di antara fundamental dan teknikal. Pendukung analisis fundamental berargumen pergerakan harga disebabkan oleh kondisi ekonomi. Sedangkan pendukung analisis teknikal menganggap keuntungan hanya bisa dicapai dengan pengamatan grafik harga saja. Namun tahukah Anda, sebenarnya ada satu lagi jenis analisis forex yang tak kalah penting, yakni analisis sentimen pasar? Untuk mengungkap perbedaannya dan menentukan mana analisis forex terbaik, mari kita pelajari dulu pengertian ketiga analisis tersebut.

 

Aspek Psikologi Forex #4 Jaga Mental Secara Berkelanjutan

Kita tidak bisa trading dalam waktu singkat lalu berharap bisa langsung menghasilkan profit. Jadi, jika masih ingin terus trading, kita harus mau dan mampu terus sabar berlatih dan belajar.

"Lalu bagaimana dengan mereka yang bisa menghasilkan profit besar dengan trading Forex?"

Biasanya, mereka adalah trader yang sudah pro dengan strategi trading yahud dan sudah banyak makan asam-garam dunia trading Forex, sehingga terbiasa menghadapi risiko besar yang bisa membuat jantung kita kebat-kebit hanya dengan melihat saja. Mereka pun tetap bisa mengalami loss sekali-kali; hanya saja profit yang didapatnya jauh lebih besar daripada loss yang diderita.

Nah, untuk kita yang baru saja belajar trading, lebih baik melakukannya pelan-pelan saja, karena trading Forex bukanlah keahlian yang bisa kita kuasai dalam sekejap. Simak terus berbagai pelajaran trading forex di Seputarforex.com sambil berlatih trading di akun demo. Kemudian, ada baiknya juga mengingat hal-hal berikut guna menjaga psikologi forex kita masing-masing:

  • Lakukan trading forex, hanya jika merasa mampu menanggung kerugian.
    Forex trading merupakan jenis investasi yang memiliki resiko relatif besar (high risk, high return). Karena itu, lakukanlah trading dengan dana menganggur yang tidak akan membuat anda mengalami krisis keuangan dan tak bisa makan jika terjadi kerugian.
  • Jangan menempatkan seluruh uang dalam satu posisi trading.
    Menempatkan semua uang dalam satu posisi trading adalah tindakan yang sangat bodoh dan beresiko, karena berpotensi membuat kita kehilangan semua uang kita dalam waktu sekejap.
  • Jangan melakukan trading pada terlalu banyak mata uang.
    Berkonsentrasi dan fokus pada sedikit atau beberapa valas saja. Terlalu banyak valas yang ditransaksikan bisa membuat kita kesulitan memantau perkembangan posisi harga, karena semakin banyak informasi yang harus kita cari.
  • Berlatih berjalan sebelum berlari .
    Jangan trading sebelum memahami benar bagaimana harus melakukan trading. Memahami dan belajar trading melalui situs-situs valas yang menyediakan tempat untuk demo atau game valas adalah tindakan yang harus dilakukan sebelum benar-benar melakukan trading.
  • Menerima kenyataan bahwa "pasar selalu benar".
    Pasar bukanlah kumpulan bebek yang dapat dengan mudah digiring oleh satu atau beberapa orang. "Market will go where it wants to go," begitu kata orang Inggris. Kita-kita ini hanyalah trader forex kecil-kecilan, yang tidak akan bisa mendikte pasar. Jadi, jangan terlalu frustasi ketika ternyata posisi trading yang dibuka itu keliru dan terpaksa merugi.
  • Sesekali, tidak ada salahnya mengalah.
    Jika berada pada posisi yang terus merugi, segeralah keluar dari pasar. Boleh jadi kondisi pasar memang sedang tidak cocok dengan strategi trading Anda, atau suasana hati Anda sedang tidak baik. Tunggu sampai datang kesempatan lain untuk bisa menang.
  • Jaga kesehatan jiwa dan raga.
    Trading forex adalah aktivitas yang banyak menguras tenaga dan pikiran. Karena itu, jika prinsip "time is money" dijadikan pegangan, maka menjaga kondisi kesehatan adalah suatu keharusan.
  • Jangan terlalu serakah atau tamak.
    Jika target profit telah dicapai, berhentilah untuk sementara waktu sampai ada kesempatan lain yang menguntungkan untuk trading kembali. Hindari sifat serakah yang justru akan menjadi bumerang bagi kita send
iri, karena pasar tidak selamanya memihak kepada kita.

Demikian sekilas ulasan mengenai psikologi forex. Semoga artikel di atas dapat membantu Anda untuk mencapai kesuksesan dalam trading, khususnya dengan mengendalikan aspek-aspek psikologis dalam diri Anda. Untuk mempermudah pemahaman, kami sekali lagi menyajikan info di atas dalam ilustrasi menarik berikut:

psikologi-forex-untuk-trader-pemula-62025-26698.jpg

Setelah mengetahui hal-hal ini, langkah selanjutnya tinggal belajar lebih lanjut mengenai forex, termasuk soal sosok perantara antara Anda dengan pasar forex, yaitu Broker Forex.

Sumber : seputarforex.com

 

Kenapa Banyak Trader Forex Merugi?

Secara logika, jika Anda trading di pasar forex dengan risk/reward ratio 1:1 dan tanpa strategi andalan, maka kemungkinan untuk profit adalah 50%. Jadi kebanyakan trader yang menggunakan cara tersebut seharusnya berakhir dengan balik modal (breakeven) setelah beberapa kali trade, karena trading dengan cara acak (random) dan risk/reward ratio 1:1 ini kemungkinannya sama dengan melempar koin, 50:50. Tetapi kenapa kebanyakan trader forex merugi? Adakah faktor lain yang menyebabkan hasil akhir bisa lebih kecil dari breakeven?

kenapa-banyak-trader-forex-merugi-125647-26035.jpeg

Dari beberapa survey yang pernah dilakukan, alasan utama yang menyebabkan kebanyakan trader forex merugi adalah karena faktor pengendalian diri yang kurang, cenderung subyektif dan prediksi yang berlebihan. Berikut beberapa kekeliruan yang sering dilakukan trader forex (terutama trader pemula) hingga hasil tradingnya tidak seperti yang diharapkan:

1. Trading melawan arah trend.
Meski trader tahu bahwa dengan mengikuti arah trend kemungkinan untuk profit akan lebih besar, tetapi mereka cenderung untuk trading melawan trend dengan berbagai alasan, terutama jika sudah terlanjur membuka posisi.

2. Tidak mau menerima kerugian atau kesalahan.
Kecenderungan untuk melempar kesalahan kepada orang lain atau menyalahkan keadaan adalah sifat yang manusiawi. Tetapi jika hasil trading kita mengecewakan, maka yang mesti disalahkan adalah diri kita sendiri. Jika kita menderita kerugian, bukan broker kita yang salah, atau kondisi pasar yang tidak benar, tetapi karena kita salah membuka posisi trading. Menyalahkan broker atau pasar tidak akan membantu memperbaiki hasil trading kita. Jika kita entry berdasarkan rekomendasi dari broker atau konsultan trading dan ternyata hasilnya loss, itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab kita atas kepercayaan kita pada rekomendasi mereka. Jika kita terus menyalahkan pihak lain atas kerugian yang kita alami maka kita tidak akan pernah bisa memperbaiki hasil trading kita selanjutnya, karena tidak melihat kelemahan kita sendiri.

3. Masuk pasar secara acak, tidak mempunyai metode dan strategi trading tertentu.
Jika Anda masuk pasar dengan metode dan strategi yang berubah-ubah bisa dikatakan Anda trading secara acak (random). Ini bisa terjadi karena Anda memang tidak mempunyai strategi tertentu yang telah teruji atau Anda tidak menguasai benar strategi trading yang telah Anda pilih. Jika Anda menggunakan strategi yang selalu berubah pada kondisi pasar forex yang juga selalu berubah, maka kemungkinan profitnya adalah fifty-fifty. Sebaliknya, jika Anda telah memilih strategi tertentu tetapi Anda kurang menguasai atau belum benar-benar mengujinya, maka pada suatu saat Anda akan ragu. Dan bila Anda merasa harus entry karena kondisi pasar sangat mendukung, maka Anda akan cenderung menggunakan strategi lain.

4. Over trading
Over trading atau terlalu sering masuk pasar bisa terjadi karena:
  • Pengaruh emosi. Rasa euforia setelah profit hingga ingin membuka posisi lagi dengan cara yang sama, atau rasa ingin balas dendam setelah mengalami loss. Keduanya cenderung mengabaikan strategi trading yang telah disepakati.
  • Trading pada time frame rendah (dibawah 1 jam: 30 menit, 15 menit dst.) yang memberikan banyak peluang entry namun dengan probabilitas yang rendah karena pada time frame tersebut cenderung untuk terjadi banyak noise.
  • Melakukan analisa pasar yang berlebihan (over-analyzing). Terlalu banyak informasi dari berita atau penggunaan beberapa indikator teknikal secara bersamaan bisa menyebabkan analisa yang berlebihan dan cenderung tergoda untuk membuka posisi trading lebih banyak. Over-analyzing bisa menyebabkan prediksi yang berlebihan sehingga kita cenderung untuk over trading.

5. Resiko per trade yang terlalu besar.
Banyak trader mempertaruhkan terlalu banyak dana dalam setiap posisi trading. Hal ini dilakukan karena trader ingin trading dengan ukuran lot yang besar untuk memperoleh profit yang memadai. Cara seperti ini cukup riskan dan bersifat gambling karena di luar aturan money management yang lazim. Biasanya resiko per trade ditetapkan sekitar 2% dari balance pada account trading.

Sumber : seputarforex.com

 
Cara Sederhana Meningkatkan Hasil Trading Anda


Seorang teman trader pernah berbagi tips sederhana untuk meningkatkan hasil trading Anda dengan empat cara mudah. Tertarik? pastilah ya. Siapa sih yang nggak pengen tradingnya menghasilkan yang lebih? Oke deh, mari kita langsung simak cara-caranya, siapa tahu memang bisa kita aplikasikan.

Cara 1: Jangan terlalu sering melakukan Open Position.

Lah? Kok? Tenang-tenang! Jangan keburu protes dulu yaa. Begini, pertama-tama, saya perlu ingatkan tentang satu hal yang menjadi "biaya" anda dalam ber-trading, yaitu: spread. Broker tempat anda ber-trading mungkin memang tidak mengambil komisi, tapi tetap saja, ada spread (yang untuk beberapa pairs bisa lumayan gede) yang "memakan" profit anda. Setiap kali anda melakukan open-close position, semakin sering anda terkena "biaya spread".

Jadi, disarankan untuk tidak terlalu sering open-close posisi untuk menghemat biaya spread ini. Kalau anda merasa trend masih kuat dan searah dengan posisi, tetapi ingin mengamankan dulu profit yang sudah diperoleh, lebih baik geser saja stop loss, dari pada anda meng-close satu posisi kemudian membuka posisi lagi dengan arah yang sama.

Namun, saran pertama ini perlu di-review apabila anda trading melalui IB dan mendapatkan forex rebate dari setiap kali melakukan open position. Dalam kasus seperti ini, anda perlu mempertimbangkan antara pendapatan rebate per transaksi dengan spread yang harus anda tanggung.

Cara 2: Perlebar Stop Loss.

Ingatlah bahwa semakin lebar Stop Loss (secara teoritis), semakin tinggi pula kemungkinan anda untuk mendapatkan profit. Semakin sempit SL, berarti anda hanya memberi kesempatan yang sempit bagi harga untuk bergoyang sebelum mengikuti major trend yang sudah anda identifikasi. Bahasa gampangnya, SL yang terlalu sedikit itu semakin gampang kesabetnya. Itulah mengapa, banyak trader yang menganggap bahwa SL itu "mempercepat" kerugian. Jadi, berilah ruang yang cukup untuk goyangan harga ini supaya SL anda tidak terlalu mudah tersentuh.

Sebagai patokan untuk short term trading, SL sebaiknya berkisar antara 23-35 points. Meskipun demikian, harus tetap diingat bahwa Stop Loss sebaiknya ditetapkan "sebesar kerugian yang bisa anda tanggung". Dan saya tetap tidak menganjurkan anda untuk ber-trading tanpa stop loss, karena bagaimanapun, stop loss diperlukan untuk "membatasi" kerugian yang mungkin terjadi.

Cara 3: Perlebar Target Profit.

Jangan melakukan open position, kecuali jika anda yakin bisa mendapatkan profit 100 pips atau lebih. Apalagi melakukan open position berdasarkan "kayaknya bakalan ijo nih" atau malahan "ijo syukur, merah ya udah". Wah, kalau seperti itu tingkat keyakinannya, lebih baik nggak usah OP saja deh.

Ingatlah bahwa profit anda nantinya masih harus dipotong oleh spread, dan anda sudah menanggung resiko kerugian dengan membuka satu posisi. Jadi, jangan mau kalau cuma asal ijo doang.

Cara 4: Gunakan Time Frame 4H (atau lebih).

Banyak teman trader yang berpendapat bahwa TF 4H itu yang paling rendah false signal-nya. Juga, kalau anda berharap mendapat profit 100 pips lebih, maka menggunakan chart dengan TF yang relatif tinggi akan lebih masuk akal untuk mempermudah mengidentifikasi major trend yang sedang terjadi.

Nah, itu tadi cara-cara yang bisa dibilang simple untuk meningkatkan hasil trading anda. Intinya sebenarnya sih bagaimana kita sebisa mungkin mengatasi spread yang mengurangi perolehan profit kita. Oya, perlu saya ingatkan juga masalah margin management. Karena kita bermain di TF 4H dan memasang Stop Loss yang relatif lebar, maka ketahanan margin harus selalu diperhatikan. Oke, mau coba diaplikasikan? semoga berhasil. Sukses selalu untuk anda!

 
Cara Sederhana Meningkatkan Hasil Trading Anda


Seorang teman trader pernah berbagi tips sederhana untuk meningkatkan hasil trading Anda dengan empat cara mudah. Tertarik? pastilah ya. Siapa sih yang nggak pengen tradingnya menghasilkan yang lebih? Oke deh, mari kita langsung simak cara-caranya, siapa tahu memang bisa kita aplikasikan.

Cara 1: Jangan terlalu sering melakukan Open Position.

Lah? Kok? Tenang-tenang! Jangan keburu protes dulu yaa. Begini, pertama-tama, saya perlu ingatkan tentang satu hal yang menjadi "biaya" anda dalam ber-trading, yaitu: spread. Broker tempat anda ber-trading mungkin memang tidak mengambil komisi, tapi tetap saja, ada spread (yang untuk beberapa pairs bisa lumayan gede) yang "memakan" profit anda. Setiap kali anda melakukan open-close position, semakin sering anda terkena "biaya spread".

Jadi, disarankan untuk tidak terlalu sering open-close posisi untuk menghemat biaya spread ini. Kalau anda merasa trend masih kuat dan searah dengan posisi, tetapi ingin mengamankan dulu profit yang sudah diperoleh, lebih baik geser saja stop loss, dari pada anda meng-close satu posisi kemudian membuka posisi lagi dengan arah yang sama.

Namun, saran pertama ini perlu di-review apabila anda trading melalui IB dan mendapatkan forex rebate dari setiap kali melakukan open position. Dalam kasus seperti ini, anda perlu mempertimbangkan antara pendapatan rebate per transaksi dengan spread yang harus anda tanggung.

Cara 2: Perlebar Stop Loss.

Ingatlah bahwa semakin lebar Stop Loss (secara teoritis), semakin tinggi pula kemungkinan anda untuk mendapatkan profit. Semakin sempit SL, berarti anda hanya memberi kesempatan yang sempit bagi harga untuk bergoyang sebelum mengikuti major trend yang sudah anda identifikasi. Bahasa gampangnya, SL yang terlalu sedikit itu semakin gampang kesabetnya. Itulah mengapa, banyak trader yang menganggap bahwa SL itu "mempercepat" kerugian. Jadi, berilah ruang yang cukup untuk goyangan harga ini supaya SL anda tidak terlalu mudah tersentuh.

Sebagai patokan untuk short term trading, SL sebaiknya berkisar antara 23-35 points. Meskipun demikian, harus tetap diingat bahwa Stop Loss sebaiknya ditetapkan "sebesar kerugian yang bisa anda tanggung". Dan saya tetap tidak menganjurkan anda untuk ber-trading tanpa stop loss, karena bagaimanapun, stop loss diperlukan untuk "membatasi" kerugian yang mungkin terjadi.

Cara 3: Perlebar Target Profit.

Jangan melakukan open position, kecuali jika anda yakin bisa mendapatkan profit 100 pips atau lebih. Apalagi melakukan open position berdasarkan "kayaknya bakalan ijo nih" atau malahan "ijo syukur, merah ya udah". Wah, kalau seperti itu tingkat keyakinannya, lebih baik nggak usah OP saja deh.

Ingatlah bahwa profit anda nantinya masih harus dipotong oleh spread, dan anda sudah menanggung resiko kerugian dengan membuka satu posisi. Jadi, jangan mau kalau cuma asal ijo doang.

Cara 4: Gunakan Time Frame 4H (atau lebih).

Banyak teman trader yang berpendapat bahwa TF 4H itu yang paling rendah false signal-nya. Juga, kalau anda berharap mendapat profit 100 pips lebih, maka menggunakan chart dengan TF yang relatif tinggi akan lebih masuk akal untuk mempermudah mengidentifikasi major trend yang sedang terjadi.

Nah, itu tadi cara-cara yang bisa dibilang simple untuk meningkatkan hasil trading anda. Intinya sebenarnya sih bagaimana kita sebisa mungkin mengatasi spread yang mengurangi perolehan profit kita. Oya, perlu saya ingatkan juga masalah margin management. Karena kita bermain di TF 4H dan memasang Stop Loss yang relatif lebar, maka ketahanan margin harus selalu diperhatikan. Oke, mau coba diaplikasikan? semoga berhasil. Sukses selalu untuk anda!



Apakah Anda mempunyai rencana trading yang di-update secara rutin setiap kali akan masuk pasar, atau hanya membuka chart trading secara acak dan mencoba menemukan peluang untuk entry tanpa alasan yang logis? Rencana yang jelas akan membantu Anda menemukan ’’peta jalan’’ untuk mencapai tujuan. Tanpa sebuah rencana Anda akan kesulitan dalam melakukan pekerjaan apapun, apalagi dalam trading forex. Dengan tidak adanya petunjuk yang jelas mengenai apa yang ingin Anda lakukan untuk sebuah pekerjaan sederhana, biasanya akan menimbulkan kebingungan dan cenderung menyebabkan kegagalan. Sebaliknya sebuah rencana sederhana sering kali bisa mengatasi pekerjaan yang terkesan kompleks.

Sebuah rencana trading yang sederhana bisa diterapkan dalam pasar forex yang terkesan kompleks dan sulit diprediksi. Nial Fuller, seorang mentor dan trader forex memaparkan cara sederhana yang bisa meningkatkan kinerja trading, terutama bagi trader pemula atau yang masih kebingungan membuat rencana trading. Yang diperlukan hanya disiplin untuk selalu mengikuti rencana trading ini.

 

3 Teknik Kurangi Risiko Trading Dengan Money Management

Hadapkan dua trader pemula dengan posisi trading saling berlawanan lalu lengkapi mereka dengan sinyal trading berprobabilitas tinggi. Kemungkinan besar keduanya akan mengalami kerugian. Berikutnya, tandingkan dua trader profesional dengan posisi trading berlawanan pula, alhasil keduanya berpeluang tinggi menghasilkan profit meskipun mengambil arah posisi berbeda. Bagaimana bisa, apa yang membedakan peluang trading trader pemula dengan trader profesional?

Menurut Boris Schlossberg, jawabannya adalah money management (MM). Dia mengatakan bahwa berkarir dalam forex membutuhkan manajemen risiko trading agar satu keputusan trading tidak meluluhlantakkan seluruh keuntungan yang telah diperoleh sebelumnya. Bayangkan bila Anda telah berhasil mengumpulkan sekian poin profit dalam satu tahun, tetapi karena keserakahan atau kecerobohan akhirnya tumpukan profit tersebut lenyap hanya karena satu posisi rugi besar.

Runyamnya lagi, menurut pentolan BK management tersebut, sebenarnya kebanyakan trader amatir sudah mengetahui atau setidaknya pernah mendengar tentang MM, hanya saja seringkali dikesampingkan. Alasannya sederhana; money management membutuhkan kedisiplinan tinggi, layaknya diet ketat dan olahraga rutin. Money management menuntut trader untuk selalu mengikuti peraturan seperti seberapa besar lot maksimal dan seberapa besar tanggungan kerugian sebagai resiko trading setiap kali membuka posisi.

3-teknik-kurangi-risiko-trading-dengan-money-management-276164-1.jpeg

Bagaimana Cara Disiplin Money Management?

Money management memiliki manfaat utama untuk menghindarkan Anda dari satu posisi dengan kerugian terlalu besar. Andaikan saja seperti fungsi rem pada kendaraan bermotor.

Langkah pertama untuk disiplin money management adalah melalui teknik meletakkan Stop Loss. Day-trader dan trend-follower Larry Hite dalam buku "Market Wizards" (1989) menyebutkan, "jangan pernah pasang posisi dengan risiko lebih dari 1% total ekuitas. Dengan hanya mempertaruhkan 1%, saya tenang-tenang saja dalam mengambil setiap posisi." Risiko trading hanya sebesar 1% per posisi memungkinkan trader untuk "salah" posisi 20 kali secara beruntun, tetapi masih menyisakan ekuitas 80% dalam akunnya.

Berikutnya, gunakan rasio risk:reward 2R untuk mengurangi risiko trading per pembukaan posisi. Tujuannya, meskipun Win Rate di bawah 60%, trader masih bisa mengantongi keuntungan.

Contoh kasus:

Dengan 2R, katakanlah setiap posisi hanya memiliki peluang 40% untuk profit. Misal trader memasang posisi secara konsisten selama 10 kali trading dengan SL 20 poin dan TP 40 poin (2R, Reward atau TP 2x lebih besar dari resiko/SL).
Perhitungannya:
Total TP = 0.4*400 = 160
Total SL = 0.6*200 = 120
Profit: Total TP - Total SL = 40 poin
Anggap saja spread tiap posisi adalah 0.5, maka dari 10x trading keuntungan total Anda adalah 35 pip (termasuk biaya spread).

Rasio 2R bukanlah patokan final, rasio tersebut masih bisa diubah-ubah bergantung dari frekuensi pembukaan posisi dan win rate dari sistim trading. Intinya usahakan agar keuntungan selalu lebih besar dari potensi risiko trading (kerugian).

3 Macam Teknik Peletakan Stop Loss Berdasarkan Money Management

Setelah mengetahui seberapa pentingnya money management dalam melanggengkan karir trading, selanjutnya Anda dapat belajar mengenai 3 macam teknik meletakkan SL untuk mengurangi risiko trading.

1. Equity Stop:
Dengan teknik ini Anda hanya perlu memperhitungkan seberapa banyak ekuitas (deposit akun) akan diperhitungkan sebagai batas resiko trading setiap membuka posisi. Umumnya trader akan membatasi resiko trading 1%-3% dari total ekuitas. Misalnya jika trader memiliki ekuitas USD 1,000 maka stop loss akan diletakkan sebanyak 10-30 pip pada akun mini-lot (di mana 1 pip-nya bernilai USD 1). 2. Chart Stop:
Teknik chart stop memperhitungkan peletakan stop menurut sinyal dari indikator teknikal. Misalnya pada gambar berikut:

3-teknik-kurangi-risiko-trading-dengan-money-management-276164-2.jpeg

Pada gambar di atas stop loss diletakkan di bawah harga Low candlestick pola morning star untuk mengantisipasi sinyal buy. Teknik chart stop juga dapat dikombinasikan dengan equity stop. Misalnya equity stop Anda bernilai USD 30 dan chart stop anda sebesar 20 pip, ubah lot menjadi 1.5 lot pada akun mini-lot sehingga 1 pipnya bernilai 1.5 pip.
3. Margin stop:
Teknik margin stop hanya direkomendasikan bagi trader dengan pengalaman trading tinggi dan modal besar. Pada dasarnya, trader akan memecah modal hingga 1/10 dari jumlah awal, lalu pecahan tersebut akan ditradingkan ke broker dengan margin stop sebagai stop loss. Misalnya modal awal adalah USD 10,000, maka trader akan mentradingkan 10% atau USD 1,000 ke broker, sedangkan sisanya disimpan di bank.

Umumnya broker mampu memberikan leverage sampai 1:100, maka Anda bisa mentradingkan USD 1,000 tadi dengan ketahanan modal hingga 100 pip jika membatasi lot hanya 0.5/posisi. Jika Anda menggunakan lot penuh maka 1 poin pergerakan melawan posisi akan langsung memicu margin stop/margin call (karena broker membutuhkan min. USD 1,000 sebagai margin), sedangkan jika lot sebesar 0.5 broker hanya akan membutuhkan margin sebesar USD 500, sehingga sisanya atau USD 500 mewakili batas margin stop sebesar 100 pip (di mana setiap pip bernilai USD 5 dengan lot 0.5)

Oleh karena itulah, teknik margin stop hanya disarankan untuk trader bermodal besar. Kelebihannya, dengan teknik margin stop trader tidak perlu lagi memasang SL manual. Dengan contoh di atas, trader dapat melakukan swing trading tanpa SL manual dengan batas floating minus sampai 100 pip.

Sumber : seputarforex.com

 

Trading Forex Tak Butuh Banyak Teori

Saya (terlalu) sering dipameri trading system, berbagai macam indikator teknikal, termasuk custom indicator yang diklaim "paling mantabs deh pokoknya". Awalnya sih saya selalu ingin tahu dan mencoba memahami segala macam trading system ataupun indikator yang dibilang mantabs itu. Tapi, lama-lama… wah.. kok eneg juga yaa. Lagipula, terlalu lama mencoba memahami berbagai macam indikator, atau malahan mencoba mengutak-atik untuk bikin custom indicator sendiri, saya pikir malahan lumayan menghabiskan waktu juga deh.

too-much-theory-will-kill-you-62835-1.jpg

Dari belajar berbagai indikator dan mencoba berbagai trading system, akhirnya malahan saya balik lagi pakai naked chart alias candlestick doang. Lah, kalo dipikir-pikir, kok tampilan chart saya malahan sama dengan di bulan pertama saya kenal trading yaa? Trus, apa hasilnya dunks bersusah payah, kadang sampe dibela-belain lembur sampe dini hari buat belajar berbagai macam indikator?

Kalo mau membela diri sih, saya akan jawab "Ya pasti ada bedanya lah. Dulu nggak pake indikator karena nggak paham. Sekarang nggak pakai indikator karena sudah eneg."

Jadi sebaiknya gimana nih? Apa sekalian gak usah paham satupun indikator? Wehh, ya janganlah, ntar kita dituduh trading berdasarkan untung-untungan alias judi.

Berapa Jumlah Indikator Yang Sebaiknya Dipahami?
Paham beberapa indikator teknikal, menurut saya tetap perlu. Setidaknya nggak kuper-kuper amat kan kalau diajak ngobrol sesama trader. Belajar dari pengalaman saya itu, kalo boleh saya cuma menganjurkan buat teman-teman yang masih dalam tahap belajar trading, sebaiknya nggak usahlah terlalu terpancang untuk mencoba memahami terlalu banyak indikator.

Cukup pahami satu atau dua indikator (atau satu ramuan indikator), tapi usahakan anda paham benar perilaku indikator tersebut. Kenali bener-bener perilakunya, kapan dia ngasih sinyal yang terang benderang, kapan dia ngasih false signal. Yah, daripada tahu banyak indikator tapi nggak paham perilakunya, ntar malahan banyak kejebak false signal melulu.

Boleh Tidak, Coba-coba?
Mencoba-coba aneka macam trading system? Boleh-boleh aja sih, tapi ingat, sebaiknya jangan terlalu asyik gonta-ganti trading system. Kalau sudah bertemu trading system ato sekedar indikator yang dirasakan cocok…ya sudahlah, pakai saja dulu.

Belajar teori tentang trading, termasuk macem-macem indikator jelas perlu. Tapi saya sarankan nggak usah terlalu banyak nguplek di teori doang deh.

Lalu gimana cara belajar trading yang lebih pas? Menurut saya, ramuan belajar trading yang pas adalah: "baca, pelajari, praktekkan, rasakan dan sesuaikan". Terlalu banyak baca teori tanpa praktek cuma bikin eneg doang. Langsung nyemplung praktek alias trading dengan dasar nekad tanpa belajar teori juga bikin kita cenderung jadi gambler.

Beda Trader Yang Banyak Teori Dan Serius Trading
Dari beberapa teman trader yang saya kenal, saya melihat ada kecenderungan, teman trader yang terlalu hobi ngoprek indikator atau EA biasanya memang trading hanya sebagai hobi. Deposit di broker forex, biasanya nggak akan banyak-banyak. Jadi kalo dijadikan uji coba dan berakhir dengan Margin Call (MC) pun nggak akan terlalu nyesel; paling-paling nyengir doang. Mereka banyak menghabiskan waktu tidak hanya untuk trading, tapi juga untuk uji coba berbagai custom indicator, Expert Advisor (EA), maupun trading system.

Nah, beda dengan teman trader yang trading dengan investasi (deposit) dalam jumlah lumayan besar. Mereka biasanya nggak terlalu banyak bereksperimen dengan macam-macam trading system. Kalo sudah cocok dengan satu cara, sistem, atau indikator; mereka akan cenderung menggunakannya. Mereka menghabiskan waktu hanya untuk trading "beneran", bukan sekedar uji coba sistem.

Saya bukannya bilang kalau membuat custom indicator, EA, atau mencoba berbagai trading system itu hal yang nggak perlu. Kalo memang sudah hobi, meskipun mengorbankan banyak waktu dan tenaga juga nggak terasa pengorbanannya sih. Hanya saja, bagi anda yang trading dengan niat untuk investasi, lebih baik tak usah terlalu banyak berkutat dengan teori ataupun terlalu sibuk bikin custom indicator atau EA sendiri deh.

Saya jadi ingat, waktu saya bilang kalau saya pengen belajar bikin custom indicator dan EA, mentor saya bilang, "buat apa?"

Terus terang, awalnya saya rada tersinggung. Saya pikir, "wah.. underestimate banget nih!"

Tapi setelah saya pikir-pikir, mm, benar juga sih, pakai aja indikator yang sudah ada. Lah, kalau terlalu banyak waktu yang bakal saya habiskan buat belajar bikin custom indicator dan EA, ntar kapan tradingnya!?

Sumber : seputarforex.com

 
Tiga Kata Terbodoh Dalam Trading Forex


Menurut Anda, apa tiga kata terbodoh dalam trading forex? Menurut Boris Schlossberg, analis BK Asset Management, tiga kata itu adalah "News Doesn't Matter" (Berita Nggak Penting). Sering sekali para trader mengatakan demikian, padahal ini adalah pengabaian yang fatal.

Dalam newsletter-nya akhir pekan lalu, ia menuliskan bahwa amat mengejutkan baginya betapa banyak orang yang meyakini kalau menghasilkan uang di pasar hanya butuh algo dan chart. Ia mengumpamakan orang-orang itu seperti oracle jaman kuno yang berusaha meramalkan masa depan dengan melihat -maaf- kotoran kaisar.

Schlossberg menegaskan dirinya memang banyak dianggap sebagai analis fundamental, tetapi sebenarnya ia mengutamakan bertrading secara teknikal. Ia pun mengakui bahwa trading dengan fundamental itu sangat berbahaya. Namun demikian, semua itu tidak berarti bahwa ia tidak menghargai penggerak harga paling penting, yaitu BERITA.

Para pengguna teknikal suka berbicara tentang supply dan demand di pasar, support dan resisten harga, namun, apa yang sejatinya menciptakan demand dan supply? Pencipta demand dan supply bukanlah garis-garis fibo, melainkan BERITA.

Para pengguna teknikal sesungguhnya benar dalam menganggap bahwa berita tidak begitu penting dalam jangka panjang. Tren yang lebih besar digerakkan oleh motif-motif politik atau moneter jangka panjang, dan dalam kerangka yang lebih besar, pasar sebenarnya tidak peduli pada angka NFP bulan lalu atau bulan ini. Namun, kebanyakan trader teknikal sebenarnya tidak menahan posisi trading hingga beberapa bulan. Sembilan puluh persen trader retail bertrading secara day trading. Dan jika Anda bertrading pada chart 5 menit (5M), maka sebaiknya Anda tahu siapa itu Mario Draghi atau Glenn Stevens, bagaimana pergerakan harga minyak, pergerakan S&P, atau data PMI Jerman.

Kenapa? Karena jika Anda tidak memperhatikan hal-hal itu, maka Anda akan selalu kena stop loss dan Anda akan selalu bertampang memelas kaget seakan menjerit, "Ya Tuhan, kenapa aku? kenapa aku kalah terus? kenapa aku tak bisa dapat posisi yang benar?"

Mempelajari tentang berbagai rilis ekonomi dari negara-negara G-10 dan korelasi antar pasar (intermarket) membutuhkan waktu, tetapi itu sebenarnya tidak sulit. Sekedar memahami apa bedanya Tankan, IFO, dan rilisan University of Michigan saja bisa membuat trading jadi lebih baik.

Memahami berita tidak mengharuskan Anda punya opini tertentu tentang berita itu; faktanya, salah satu langkah terburuk trader adalah bila ia melakukan buy atau sell berdasarkan perkiraan rilis berita bagus atau jelek. Fungsi dari mengetahui berita adalah meminimalisir risiko dengan menyingkir dari pasar saat rilis terjadi; bukan untuk memaksimalkan reward. Tanpa menghiraukan hal ini, maka yang terjadi adalah seperti dialami oleh trader algo ketika rapat ECB Desember memicu Euro bergerak vertikal 400 poin dalam kurang dari 24 jam.

Namun pergerakan masif satu arah seperti itu bukanlah sebab utama kenapa trader loss. Sebab yang lebih umum, terjadi setiap hari, menurut Schlossberg, adalah seperti ketika seseorang mengatakan, "Saya shorting USD/CAD pada chart 15 menit -kelihatannya RSI/MACD/sebut-indikator-apa-saja berbalik."

Benar begitu?

Tidakkah Anda menengok harga minyak sebelum membuka posisi tersebut? Apakah Aharga minyak mentah menunjukkan tanda mencapai level harga terendah dan akan rebound? Menengok korelasi dasar antar pasar, seperti hubungan antara Dolar Kanada dengan harga minyak, adalah penting untuk memastikan posisi trading tidak berbuah loss.

Tanpa memperhatikan hal-hal seperti rilisan indikator ekonomi dan korelasi intermarket, trading teknikal bisa destruktif. Intinya, berita itu penting.

 
Tiga Kata Terbodoh Dalam Trading Forex


Menurut Anda, apa tiga kata terbodoh dalam trading forex? Menurut Boris Schlossberg, analis BK Asset Management, tiga kata itu adalah "News Doesn't Matter" (Berita Nggak Penting). Sering sekali para trader mengatakan demikian, padahal ini adalah pengabaian yang fatal.

Dalam newsletter-nya akhir pekan lalu, ia menuliskan bahwa amat mengejutkan baginya betapa banyak orang yang meyakini kalau menghasilkan uang di pasar hanya butuh algo dan chart. Ia mengumpamakan orang-orang itu seperti oracle jaman kuno yang berusaha meramalkan masa depan dengan melihat -maaf- kotoran kaisar.

Schlossberg menegaskan dirinya memang banyak dianggap sebagai analis fundamental, tetapi sebenarnya ia mengutamakan bertrading secara teknikal. Ia pun mengakui bahwa trading dengan fundamental itu sangat berbahaya. Namun demikian, semua itu tidak berarti bahwa ia tidak menghargai penggerak harga paling penting, yaitu BERITA.

Para pengguna teknikal suka berbicara tentang supply dan demand di pasar, support dan resisten harga, namun, apa yang sejatinya menciptakan demand dan supply? Pencipta demand dan supply bukanlah garis-garis fibo, melainkan BERITA.

Para pengguna teknikal sesungguhnya benar dalam menganggap bahwa berita tidak begitu penting dalam jangka panjang. Tren yang lebih besar digerakkan oleh motif-motif politik atau moneter jangka panjang, dan dalam kerangka yang lebih besar, pasar sebenarnya tidak peduli pada angka NFP bulan lalu atau bulan ini. Namun, kebanyakan trader teknikal sebenarnya tidak menahan posisi trading hingga beberapa bulan. Sembilan puluh persen trader retail bertrading secara day trading. Dan jika Anda bertrading pada chart 5 menit (5M), maka sebaiknya Anda tahu siapa itu Mario Draghi atau Glenn Stevens, bagaimana pergerakan harga minyak, pergerakan S&P, atau data PMI Jerman.

Kenapa? Karena jika Anda tidak memperhatikan hal-hal itu, maka Anda akan selalu kena stop loss dan Anda akan selalu bertampang memelas kaget seakan menjerit, "Ya Tuhan, kenapa aku? kenapa aku kalah terus? kenapa aku tak bisa dapat posisi yang benar?"

Mempelajari tentang berbagai rilis ekonomi dari negara-negara G-10 dan korelasi antar pasar (intermarket) membutuhkan waktu, tetapi itu sebenarnya tidak sulit. Sekedar memahami apa bedanya Tankan, IFO, dan rilisan University of Michigan saja bisa membuat trading jadi lebih baik.

Memahami berita tidak mengharuskan Anda punya opini tertentu tentang berita itu; faktanya, salah satu langkah terburuk trader adalah bila ia melakukan buy atau sell berdasarkan perkiraan rilis berita bagus atau jelek. Fungsi dari mengetahui berita adalah meminimalisir risiko dengan menyingkir dari pasar saat rilis terjadi; bukan untuk memaksimalkan reward. Tanpa menghiraukan hal ini, maka yang terjadi adalah seperti dialami oleh trader algo ketika rapat ECB Desember memicu Euro bergerak vertikal 400 poin dalam kurang dari 24 jam.

Namun pergerakan masif satu arah seperti itu bukanlah sebab utama kenapa trader loss. Sebab yang lebih umum, terjadi setiap hari, menurut Schlossberg, adalah seperti ketika seseorang mengatakan, "Saya shorting USD/CAD pada chart 15 menit -kelihatannya RSI/MACD/sebut-indikator-apa-saja berbalik."

Benar begitu?

Tidakkah Anda menengok harga minyak sebelum membuka posisi tersebut? Apakah Aharga minyak mentah menunjukkan tanda mencapai level harga terendah dan akan rebound? Menengok korelasi dasar antar pasar, seperti hubungan antara Dolar Kanada dengan harga minyak, adalah penting untuk memastikan posisi trading tidak berbuah loss.

Tanpa memperhatikan hal-hal seperti rilisan indikator ekonomi dan korelasi intermarket, trading teknikal bisa destruktif. Intinya, berita itu penting.


Mengenai unsur ketidakpastian pasar, seorang forex trader harus selalu menyusun strategi news tading. Tak peduli bagaimana kita sudah mempersiapkan sistem, tetap saja ada kemungkinan loss karena kondisi tidak sesuai dengan ekspektasi.

Demikian pula dalam News Trading. Reaksi pasar pada data ekonomi apapun, sejatinya tak bisa diprediksi. Ada kemungkinan data dirilis sesuai dengan ekspektasi analis yang disebarkan oleh kantor-kantor berita finansial, tetapi ada kalanya juga hasil rilis sangat jauh dari perkiraan.

 

Belajar Trading Face To Face, Apa Saja Keuntungannya?

Mengenyam pendidikan adalah tahap penting yang harus dilalui sebelum terjun ke dunia kerja. Melalui pendidikan tersebut, seseorang akan bisa lebih mudah menentukan arah dan tujuan hidup, serta masa depannya. Tak terkecuali dalam trading. Seorang trader perlu mempertimbangkan untuk mengikuti pendidikan forex secara face to face, atau melalui kursus langsung dengan seorang pengajar atau mentor.

Memang, belajar forex itu bisa dilakukan dengan mudah. Apalagi di era modern yang serba canggih ini. Kita bisa membaca buku-buku tentang forex, mendownload E-Book dari pakar ternama, menonton YouTube bertema trading forex, dan lain sebagainya. Tapi, dari semua cara tersebut, belajar secara face to face bisa membawa manfaat tersendiri. Apa saja manfaat yang bisa didapatkan?

Manfaat Belajar Trading Face To Face
Banyak hal yang bisa diperoleh trader dari kursus trading face to face. Pertama, tersedianya tempat pelatihan atau workshop trading forex dengan mentor atau pembicara yang profesional. Ini akan memudahkan para newbie (pemula) untuk berinteraksi langsung dengan para ahli tersebut. Hal serupa tidak akan diperoleh jika Anda belajar trading secara otodidak atau belajar sendiri via internet.

keuntungan-belajar-trading-face-to-face-286801-27855.jpg

Kedua, trading bertatap muka memungkinkan trader untuk mendapatkan tools (perlengkapan trading) secara cepat dan tepat, dibandingkan mencarinya sendiri satu per satu di internet. Di sini biasanya sudah tersedia perlengkapan trading siap pakai, contohnya komputer, software trading, buku panduan, dan lain sebagainya. Ini akan membantu peserta didik untuk melakukan praktek secara langsung dengan tools yang sudah ada.

Sumber : seputarforex.com

 
Apa Itu Introducing Broker Dan White Label?


Dalam memasarkan produk dan mengumpulkan klien, hampir semua broker besar menjalin kerja-sama dengan pihak ketiga. Selain untuk memperluas jaringan pemasaran hingga mancanegara, sistem kerja yang demikian bisa lebih efisien dan menguntungkan. Mereka yang menjalin kerja-sama dengan para broker tersebut dikenal sebagai Introducing Broker (IB) dan White Label (WL). Apa Itu Introducing Broker dan White Label?

Introducing Broker (IB)

Introducing Broker (IB) adalah sistem kerjasama yang paling sederhana antara broker dengan pihak ketiga. Tugas utama pihak ketiga yang menjadi IB yaitu mengumpulkan klien untuk broker, dan atas jasanya IB akan memperoleh imbalan (reward). IB bisa perorangan atau sebuah perusahaan berbadan hukum. Proses untuk melamar sebagai IB cukup mudah dan sederhana. Setelah disetujui, IB akan memperoleh nomor (ID), link referensi dan materi untuk promosi. Untuk perorangan biasanya disyaratkan calon IB harus sudah menjadi klien broker yang bersangkutan.

IB.png


Dua sistem reward yang diberikan kepada IB adalah:

  1. Fee atau pembayaran langsung atas setiap klien yang diperoleh IB, besarnya tergantung dari jenis account yang dibuka dan jumlah deposit awal klien.
  2. Spread sharing, dimana IB akan memperoleh sebagian keuntungan dari spread yang ditetapkan broker setiap kali klien melakukan transaksi.
Di AS, IB yang sukses biasanya adalah perusahaan investasi atau broker kecil yang telah mempunyai klien, trader yang sudah mapan, penasehat investasi, pemilik website finansial atau trading dengan pengunjung tetap yang cukup banyak.

White Label (WL)

White Label (WL) setingkat diatas IB. WL bisa perorangan atau sebuah perusahaan berbadan hukum yang ingin menjadi broker forex dengan merek sendiri. Pada dasarnya sistem kerja WL hampir sama dengan IB, hanya saja WL mendapat fasilitas lebih dari broker utama (Prime Broker) antara lain pasang merek dan logo sendiri pada platform trading, menentukan spread sendiri dan mengelola klien sendiri (broker utama tidak berhubungan dengan klien WL, melainkan semata menyediakan teknologi saja).

White-Label.png


Sistem kerja-sama antara broker utama dan WL tertuang dalam sebuah perjanjian atau kontrak. Ada dua jenis WL yaitu Full WL dan Limited WL. Full WL adalah WL yang bisa menerima deposit dari klien dan melakukan pembayaran withdrawal serta mengerjakan fungsi management account klien, sementara Limited WL menyerahkan urusan deposit dan withdrawal klien serta management account kepada broker utama.

Yang tidak bisa diatur oleh WL (baik Full maupun Limited) adalah:

  • Simbol pasangan mata uang untuk trading
  • Jam pembukaan dan penutupan pasar
  • Segala sesuatu yang berhubungan dengan keamanan sistem komputer.
Namun demikian broker utama harus memberikan support penuh kepada WL, baik yang berhubungan dengan eksistensi sistem komputer untuk trading maupun administrasi account klien.

Selain dari reward yang diperoleh dari broker utama (tergantung perjanjian), WL juga memperoleh keuntungan dari pengaturan spread serta jasa lain yang diberikan untuk klien.

Baca selengkapnya di: SeputarForex

 
Apa Itu Introducing Broker Dan White Label?


Dalam memasarkan produk dan mengumpulkan klien, hampir semua broker besar menjalin kerja-sama dengan pihak ketiga. Selain untuk memperluas jaringan pemasaran hingga mancanegara, sistem kerja yang demikian bisa lebih efisien dan menguntungkan. Mereka yang menjalin kerja-sama dengan para broker tersebut dikenal sebagai Introducing Broker (IB) dan White Label (WL). Apa Itu Introducing Broker dan White Label?

Introducing Broker (IB)

Introducing Broker (IB) adalah sistem kerjasama yang paling sederhana antara broker dengan pihak ketiga. Tugas utama pihak ketiga yang menjadi IB yaitu mengumpulkan klien untuk broker, dan atas jasanya IB akan memperoleh imbalan (reward). IB bisa perorangan atau sebuah perusahaan berbadan hukum. Proses untuk melamar sebagai IB cukup mudah dan sederhana. Setelah disetujui, IB akan memperoleh nomor (ID), link referensi dan materi untuk promosi. Untuk perorangan biasanya disyaratkan calon IB harus sudah menjadi klien broker yang bersangkutan.

IB.png


Dua sistem reward yang diberikan kepada IB adalah:

  1. Fee atau pembayaran langsung atas setiap klien yang diperoleh IB, besarnya tergantung dari jenis account yang dibuka dan jumlah deposit awal klien.
  2. Spread sharing, dimana IB akan memperoleh sebagian keuntungan dari spread yang ditetapkan broker setiap kali klien melakukan transaksi.
Di AS, IB yang sukses biasanya adalah perusahaan investasi atau broker kecil yang telah mempunyai klien, trader yang sudah mapan, penasehat investasi, pemilik website finansial atau trading dengan pengunjung tetap yang cukup banyak.

White Label (WL)

White Label (WL) setingkat diatas IB. WL bisa perorangan atau sebuah perusahaan berbadan hukum yang ingin menjadi broker forex dengan merek sendiri. Pada dasarnya sistem kerja WL hampir sama dengan IB, hanya saja WL mendapat fasilitas lebih dari broker utama (Prime Broker) antara lain pasang merek dan logo sendiri pada platform trading, menentukan spread sendiri dan mengelola klien sendiri (broker utama tidak berhubungan dengan klien WL, melainkan semata menyediakan teknologi saja).

White-Label.png


Sistem kerja-sama antara broker utama dan WL tertuang dalam sebuah perjanjian atau kontrak. Ada dua jenis WL yaitu Full WL dan Limited WL. Full WL adalah WL yang bisa menerima deposit dari klien dan melakukan pembayaran withdrawal serta mengerjakan fungsi management account klien, sementara Limited WL menyerahkan urusan deposit dan withdrawal klien serta management account kepada broker utama.

Yang tidak bisa diatur oleh WL (baik Full maupun Limited) adalah:

  • Simbol pasangan mata uang untuk trading
  • Jam pembukaan dan penutupan pasar
  • Segala sesuatu yang berhubungan dengan keamanan sistem komputer.
Namun demikian broker utama harus memberikan support penuh kepada WL, baik yang berhubungan dengan eksistensi sistem komputer untuk trading maupun administrasi account klien.

Selain dari reward yang diperoleh dari broker utama (tergantung perjanjian), WL juga memperoleh keuntungan dari pengaturan spread serta jasa lain yang diberikan untuk klien.

Baca selengkapnya di: SeputarForex


Introducing Broker ialah skema kerja yang bisa dipandang gampang serta sederhana dengan arah penting memperoleh nasabah sebanyak-banyaknya serta menjadi kompensasinya IB akan memperoleh reward.

Pada umumnya WL memiliki skema kerja yang hampir sama juga dengan IB. Yang memperbedakan ialah terdapatnya sarana lebih yang didapat dari prime broker atau broker penting, yakni diijinkan menempatkan merk serta logo sendiri pada dasar forex, mengurus client tiada terlibat dari broker penting, serta bisa memastikan spread sendiri.

 
Back
Top