Awal Mula Kemunculan Warteg Hingga Mendunia

spirit

Mod
030370600_1465893598-header_kharismabahari_com.jpg

Warung Tegal alias warteg di manapun berada seringkali menjadi andalan warga segala kalangan untuk mengisi perut yang keroncongan. Keberadaannya tidak hanya terpusat di kota-kota besar, tetapi juga berdiri di kota-kota kecil di seluruh Nusantara.

Tokoh warteg Asmawi menuturkan warteg muncul sekitar 1960-an. Kemunculannya seiring dengan pembangunan infrastruktur di Ibu Kota yang begitu pesat setelah 20 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Saat itu, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno berupaya mempercepat pembangunan infrastruktur ibu kota dengan cepat. Kesempatan itu dimanfaatkan warga Tegal untuk mengadu nasib di Jakarta. Mereka saat itu kebanyakan bekerja sebagai buruh bangunan dan tinggal di lokasi proyek dengan membuat bedeng.

"Di sela pekerjaannya, bagi sejumlah istri kuli bangunan mencoba untuk berbisnis kuliner dengan menjual nasi ponggol di lokasi proyek," ucap Asmawi kepada Liputan6.com di kediamannya di Tegal, Jateng, Selasa (20/9/2016).

Nasi ponggol merupakan hidangan makanan nasi putih dengan lauk makanan sambal tahu dan tempe yang dibungkus dengan daun pisang. Menu itu merupakan makanan khas Tegal yang sudah turun temurun dan diperkirakan ada sejak setengah abad yang lalu.

Dari segi harga, nasi ponggol cukup murah meriah, lezat dan mengenyangkan. Maka itu, nasi ponggol menjadi favorit para pekerja proyek bangunan yang pekerjaannya menguras keringat.

"Karena nasi ponggol sudah dikenal warga Tegal, maka bisnis kuliner itu pun jalan dan terus berkembang. Dari berjualan di pojok-pojok lokasi proyek, hingga akhirnya memiliki warung sendiri," kata dia.

Seiring waktu, warteg dibuka tidak hanya di sekitar lokasi proyek-proyek pembangunan saja. Waktu mulai merambah ke pemukiman-pemukiman.

Memasuki awal 1990-an, bangunan warteg yang bangunnya berbentuk bedeng darurat berubah menjadi semi permanen. Namun, ciri khas bangunan warteg yang berukuran 3x3 meter dan bagian depan bercat biru masih kerap dipertahankan.

"Kalau sekarang ini warteg sudah sangat berkembang, bahkan sampai beberapa di antaranya sudah menjadi rumah makan. Tapi, masih ada juga yang bentuknya masih seperti biasa yang sederhana," kata dia.

Warteg menyajikan sejumlah lauk pauk dan sejumlah sayur mayur yang umum dikonsumsi masyarakat Indonesia. "Untuk menunya, biasanya sama antara warteg satu dengan warteg lainnya. Intinya ada sego bumbon, sambal tempe dan tahu, sayur bening, ikan laut dan daging," kata dia.


~liputan6.com


.
 
Back
Top