Apa Saja Gejala Disentri Yang Membahayakan ?

alitkurniawan

New member
Disentri merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada usus yang menyebabkan diare yang disertai dengan lendir atau darah. Diare sendiri adalah meningkatnya frekuensi buang air besar dengan konsistensi feses yang lembek atau pun cair.

Penyakit disentri ini terbagi menjadi dua jenis, yakni :

- Disentri amuba atau amoebiasis, terjadi pada saat tubuh terinfeksi Entamoeba histolytica yakni amuba yang banyak ditemukan di daerah tropis.

- Disentri basiler atau shigellosis, terjadi pada saat tubuh terinfeksi oleh bakteri shigella.

Pada umumnya, kondisi seperti ini dapat berlangsung selama 3-7 hari, ditandai dengan adanya kram perut, muntah, mual, dan demam. Namun perlu anda waspadai, karena penyakit yang satu ini sangat menular. Apabila tidak segera ditangani, disentri tentu akan dapat menyebabkan dehidrasi berat yang mengancam jiwa anda.

Penyakit disentri ini dapat terjadi di lingkungan dengan sanitasi yang buruk, seperti karena keterbatasan air bersih atau tempat dengan pembuangan limbah yang buruk. Dengan adanya penyebaran disentri ini dapat terjadi akibat masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan diri, seperti tidak mencuci tangan setelah dari toilet atau kamar mandi.

Penyebab Disentri

Penyebab disentri terbagi menjadi dua jenis yaitu amuba dan bakteri. Berikut ini adalah penyebab dari timbulnya penyakit disentri tersebut, diantaranya :

- Penyebab disentri amuba merupkana infeksi suatu parasi bersel satu, yaitu Entamoeba histolytica. Amuba ini seringkali dijumpai di daerah dengan kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk. Penyakit disentri ini dapat menyebabkan komplikasi pada organ hati, yaitu abses hati.

- Penyebab disentri basiler adalah infeksi bakteri shigella ( paling sering ditemui ). Akan tetapi, bakteri Campylobacter, E.coli, dan juga Salmonella, dapat menyebabkan disentri basiler.

Faktor Risiko Disentri

Selain penyebab-penyebab seperti di atas, terdapat juga faktor risiko yang memicu timbulnya penyakit disentri. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan timbulnya penyakit disentri, diantaranya :

- Adanya benda yang terkontaminasi parasit atau pun bakteri penyebab disentri, yang masuk ke dalam mulut seseorang.

- Daerah dengan ketersediaan air bersih yang tidak memadai.

- Penggunaan pupuk untuk tanaman yang berasal dari kotoran manusia.

- Kebersihan diri kurang, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.

- Makanan dan juga air yang terkontaminasi kotoran manusia.

- Lingkungan dengan tempat pembuangan limbah yang tidak tertata dengan seksama.

Gejala Disentri

Gejala yang timbul dari penyakit disentri ini dapat berupa skala ringan hingga berat. Mungkin bagi sebagian besar gejala disentri ini tergantung pada kualitas sanitasi yang dimana infeksi telah menyebar. Di daerah tropis atau negara berkembang, tanda dan gejal dari disentri cenderung lebih berat dibandingkan dengan negara yang maju. Berikut ini adalah beberapa gejala penyakit disentri secara umum, diantaranya :

- Kram perut,

- Demam,

- Diare yang seringkali disertai darah atau lendir,

- Muntah,

- Mual.

Munculnya gejala disentri biasanya 1-2 hari setelah anda terinfeksi bakteri. Sedangkan, penyakit ini biasanya dapat berlangsung selama 5-7 hari. Bagi anak-anak dan juga lansia, diare pada disentri ini dapat menjadi sangat serius dan diperlukan rawat inap di rumah sakit.

Komplikasi Disentri

Disentri yang terjadi pada bayi atau juga anak-anak biasanya akan cepat menyebabkan dehidrasi. Oleh karena iut, disarankan banyak meminum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Hal ini sangat penting untuk memperhatikan tanda dehidrasi, terutama bila anak masih berusia di bawah 1 tahun, atau di bawah 2 tahun tetapi dengan berat badan lahir rendah. Kemungkinan anda harus mewaspadai dehidrasi ini jika anak sudah 5 kali diare dan 2 kali muntah dalam 24 jam, atau tiba-tiba berhenti menyusu.

Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit disentri, diantaranya :

- Kejang,

- Abses Hati,

- Infeksi Darah,

- Postinfectious Arthritis,

- Sindrom Hemolitik Uremik.
 
Back
Top