Indonesia Mengalami Krisis Programmer, Ini 7 Alasannya

seotog08

New member
Di zaman yang sudah serba digital ini, krisis programmer malah terjadi di Indonesia. Padahal kebutuhan akan hal ini pun terus meningkat. Dalam bisnis profesional mulai dari skala menengah pun, bidang IT dibutuhkan dan sangat krusial kehadirannya.

Sebenarnya apa yang membuat Indonesia mengalami krisis Programmer? Berikut ini alasan tentang krisis Programmer yang terjadi di Indonesia.

1. Sebagian orang tidak tahan bekerja hanya duduk di depan komputer setiap hari

Menjadi programmer membuat seseorang harus mau duduk didepan komputer selama bekerja, baik itu membuat atau mengawasi program. Dan terkadang jam kerja seorang programmer bisa lebih dari jam kantor.

Memang tidak semua orang nyaman ketika duduk seharian didepan komputer disaat teman-temannya bersenang-senang dan harus memiliki fokus yang tinggi saat bekerja. Tetapi itulah risiko yang harus diambil ketika ingin bekerja sebagai programmer.

2. Belajar pemrograman banyak berkutat dengan logika, bukan hafalan


Suatu Kesalahan apabila kita menganggap membuat program adalah hafalan. Sebaliknya, membuat program itu didasari oleh pemahaman logika. Indonesia sendiri masih menganut sistem pendidikan hafalan, bukan berlogika. Alhasil ketika mempelajari bahasa pemrograman, banyak dari kita yang tersendat.

3. Menjadi programmer harus sabar dan teliti

Sabar dan teliti adalah hal yang harus dimiliki oleh calon Programmer. Karena tugas kita adalah membuat Program dan banyak kode yang harus dimasukan. Apabila kurang satu karakter saja, program nggak bisa jalan.

4. Bahasa pemrograman terus berkembang

Ini merupakan salah satu kesulitan terbesar mahasiswa informatika. Meraka harus selalu belajar pemrograman. Dikarenakan tren pemrograman selalu berkembang dari tahun ke tahun.

Jadi perkuliahan selama 3-4 tahun belum mencukupi kebutuhan yang ada. Seorang programmer harus selalu belajar pemrograman, bisa saja 4 tahun perkuliahan itu baru menguasai satu bahasa pemrograman. Sedangkan industri butuhnya lebih dari satu.

5. Pemrograman erat kaitannya dengan matematika

Hal ini dikarenakan membuat sebuah program erat kaitannya dengan matematika. Persamaan pada matematika sangat membantu proses berlogika seorang programmer. Karena programmer bertugas untuk memudahkan pekerjaan manusia, jadi pembuatan program harus efektif.

6. Kurangnya influencer yang membahas coding

Hal ini juga yang membuat pekerjaan dosen dan pengajar informatika semakin berat. Selain harus mengikuti tren coding, mereka harus menanamkan mahasiswanya untuk selalu haus ilmu coding.

7. Pentingnya memahami bahasa inggris

Sebenarnya semua buku acuan teknik mayoritas memakai bahasa inggris, termasuk bahasa pemrograman. Karena negara maju di Eropa lebih cepat update terhadap perkembangan pemrogramman. Sangat disayangkan jika seorang programmer bahasa inggrisnya lemah.

Bayangkan jika seorang programmer tidak dapat memahami bahasa inggris walau sedikitpun. Jika mereka nggak ngerti bahasa inggris, gimana mau belajar coding. Kalo nggak ngerti coding, gimana mau mengajar orang lain.

Itulah alasan mengenai krisisnya Programmer di Indonesia, menyayangkan apabila melihat peluang kerja menjadi seorang Programmer yang saat ini sedang dibutuhkan oleh banyak perusahaan di Indonesia tetapi tidak diikuti dengan lulusan IT yang tidak bekerja sebagai Programmer.
 
saya harap seiring dengan meningkatnya permintaan akan programmer karena kemajuan teknologi, ini akan mengurangi krisis tersebut. apalagi sekarang banyak banget kursus programming dan topik TI lain yang bisa dipelajari online. bahkan ada yang menawarkan sertifkat lagi, ini bisa membantu pas nyari kerja nanti
 
Back
Top