Perkuat Pengawasan, Penyidik PNS BPH Migas Akan Dibekali Senjata Api

spirit

Mod
kepala-bph-migas-m-fanshurullah-asa-saat-berkunjung-ke-pt-pindad-persero.jpeg

Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa mengatakan untuk memperkuat pengawasan di sektor BBM, BPH Migas memandang perlu kerja sama dengan PT Pindad (Persero) dalam pengadaan senjata api. Menurutnya pembekalan Senpi itu dimaksudkan untuk melindungi diri para Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BPH Migas dalam memberantas mafia migas.

"Kami ingin penyidik kami yang berjumlah 30 orang ini yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di Lemdiklat Polri Diklat Reserse Megamendung dan telah dilantik oleh Kemenkumham dibekali senjata yang sesuai agar semakin berani dalam memberantas para mafia BBM," ujar Ifan sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/10/2020).

Hal ini ungkapkannya usai melakukan kunjungan kerja ke PT Pindad, Bandung, Jumat (2/10). Dalam kunjungan tersebut, rombongan BPH Migas diterima oleh Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose, Direktur Bisnis Produk Pertahanan dan Keamanan Heru Puryanto beserta Tim.

Lebih lanjut, Ifan menambahkan saat ini pelanggaran dalam kegiatan hilir migas semakin meningkat baik BBM subsidi maupun nonsubsidi. Di antaranya berupa pengoplosan BBM, penyalahgunaan atau penyelewengan BBM subsidi, modifikasi tangki BBM dan usaha illegal, hingga izin palsu atau izin kadaluarsa.

Berdasarkan data dari BPH Migas di tahun 2020 hingga Agustus terdapat 281 kasus dengan barang bukti sebanyak 1.341, 66 KL. Ifan menuturkan Tim PPNS BPH Migas saat itu akan menangkap penyimpangan BBM di Medan, namun berbalik arah karena mereka bawa senjata api, sehingga pasukan kocar kacir.

"Pernah juga tim terpadu yang melibatkan TNI darat dan udara, juga Polri, ketika di Sumsel, juga berhadapan dengan para mafia yang membawa senjata yang lebih canggih. (Oleh karena itu) kami ingin PPNS BPH Migas selain dilengkapi dengan senjata, juga nanti dilatih oleh Kopassus, supaya ke depan menjadi Kopassus di bidang Migas," jelas Ifan.

Selain itu Ifan juga berharap PT Pindad dapat memproduksi sarana dan prasarana pendukung untuk kegiatan usaha di sektor hilir migas, seperti pembuatan ISO Tank untuk LNG, peralatan pipanisasi gas, dan juga sarana dan prasarana untuk mini SPBU seperti shelter, dispenser dan tangki penyimpanan BBM yang saat ini sudah berjalan.

"Ke depan kita ingin prioritas penggunaan produksi dalam negeri dalam kegiatan sektor hilir migas, yang saat ini masih banyak diimpor, akan kita gantikan dengan produksi dalam negeri," tegas Ifan.

Sementara itu, Direktur Bisnis Produk Pertahanan dan Keamanan PT Pindad, Heru Puryanto menjelaskan secara singkat saat ini Pindad memiliki dua bidang bisnis yaitu produk bisnis pertahanan dan keamanan (hankam) dan produk bisnis non hankam. Untuk produk bisnis hankam meliputi kendaraan tempur, senjata berbagai macam kaliber dan amunisi.

Adapun yang Non Hankam yaitu alat-alat yang berhubungan dengan industrial, seperti alat pertanian, tabung gas berbagai ukuran, Ventilator dan juga sarana dan prasarana Pertashop seperti shelter, dispenser dan tangki penyimpanan BBM.

"Pada prinsipnya bisnis utama Pindad adalah produk pertahanan dan keamanan, karena itu ada core utama kami. Kami menyambut baik rencana kerjasama BPH Migas untuk pengadaan senjata api dan harapan kami PT.Pindad juga dapat berperan serta dalam menyediakan kebutuhan industri di sektor hilir migas," pungkasnya.



 
Back
Top