3 Tipe barcode untuk Gudang

indytw

New member
Paling sedikit ada 3 tipe barcode yang dapat kita gunakan di gudang/produksi.


Tipe 1 : Barcode Supermarket
Di Indonesia menggunakan simbologi EAN-13.
Barang yang sama menggunakan barcode yang sama.
Contoh : Ada 2 bungkus Supermie kari ayam, maka keduanya memiliki barcode yang sama.

Barcode ini dibuat sebenarnya bukan untuk intern Perusahaan tapi untuk Customer.

Hampir semua Tim IT hanya mengerti tipe barcode ini, karena ini yang kerap ditemui di retail/Supermarket. Pada banyak kasus, menurut saya pilihan ini keliru.


Tipe 2 : Barcode Batch
Kemasan/Dus dengan batch sama akan memiliki barcode yang sama.


Tipe 3 : Barcode Serial
Tiap Dus/palet pasti memiliki barcode yang berbeda, walaupun barangnya sama.



Akurasi yang paling tinggi adalah barcode tipe 3 karena tidak bisa discan 2x atau lebih.
Operasional di gudang paling cepat adalah tipe 3 karena, hampir di semua transaksi tidak perlu scan barcode lokasi (kecuali put away).
Traceability paling tinggi adalah tipe 3, karena lebih rinci dari no.lot/batch.


Bagaimana dengan WMS bawaan ERP ? Bisa dikatakan semua adopt tipe 1, karena ERP berangkat bukan dari pemikiran barcode di awal. Saya beberapa kali bertemu dengan Perusahaan yang sudah menerapkan WMS dan barcode tapi tetap mengalami issue akurasi stok, karena keliru adopt tipe barcode.


Informasi lebih lanjut silahkan masuk ke website kami Software WMS
 
Apakah Stokopname sampling dapat dilakukan?

Satu hari saya masuk ke Perusahaan Manufaktur, katakan Perusahaan A.

Di Departemen Logistik saya melihat Deskripsi kerja seorang stafnya.

Pada Deskripsi kerjanya saya lihat salah satu tugas rutinnya adalah Stokpname sampling 10 kode barang per hari di gudangnya.

Sekilas stokopname sampling 10 kode barang per hari tampak mudah. Bagaimana menurut Anda?



Kemudian saya tanya ke Staf Logistik tersebut apakah stokopname sampling ini berjalan, sudah tidak jalan katanya. Mengapa?

Saya akan jelaskan jawabnya.



Penyimpanan satu kode barang di gudang Perusahaan A ternyata tersebar di beberapa lokasi dalam satu gudang.

Jadi misalnya 10 kode barang yang akan distokopname sampling adalah kode barang : A, B, C, D, E, F, G, H, I, J.

Saat Staf Logistik masuk ke gudang untuk melakukan stokopname sampling kode barang pertama yang akan distokopname adalah kode barang A, Staf Logistik akan pergi ke lokasi kode barang A biasa disimpan, katakan stoknya ada 10 pcs, maka akan dicatat di kertas stok barang A adalah 10.



Apakah stok barang A total = 10 ? Tidak, karena seperti sudah dikatakan barang di gudang tersebut tersebar, maka Staf Logistik akan melanjutkan mencari kode barang A di lokasi lainnya. Karena memorinya terbatas maka ia akan mencari di seluruh gudang, tempat lain penyimpanan barang A tersebut.

Jadi jika Staf Logistik diminta stokopname sampling 10 kode barang per hari, ini artinya "menyisir" gudang 10 kali tiap hari, sulit dan memakan waktu bukan?



Oleh karena hal ini tugas rutin stokopname sampling tidak dikerjakan lagi oleh Staf Logistik tersebut.

Penyebab stokopname sampling tidak mudah adalah tersebarnya satu kode barang ke beberapa lokasi.

Apakah Anda punya ide agar stokopname sampling ini dapat dilakukan?



Ide yang paling mudah adalah melakukan penyatuan kembali barang yang tersebar tersebut.



Apakah ide penyatuan kembali ini mudah? Sangat sulit dan memakan waktu dan personil, menyatukan kembali barang yang tersebar jauh lebih sulit dan memakan resource dibanding stokopname penuh.

Hal yang membuat ini tidak logis adalah saat pekerjaan menyatukan belum selesai, kode barang yang sudah disatukan mulai tersebar kembali.

Apakah ada ide yang lebih baik dari Anda?

Hubungi kami untuk mendapat jawabannya Stokopname
 
Back
Top