Pangkostrad Sebut Pernyataan Gatot soal TNI AD Disusupi PKI: Tudingan Keji

spirit

Mod
020938000_1605844630-20201120-Apel-gelar-pasukan-wilayah-Kodam-jaya-IMAM-4.jpg

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman bersama Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rahmi Diany melakukan inpeksi pasukan saat apel gelar pasukan di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Jumat (20/11/2020). (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menanggapi pernyataan mantan Panglima Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo yang menyebut bahwa menghilangnya patung AH Nasution, Soeharto, dan Sarwo Edhie Wibowo di Museum Darma Bhakti Kostrad sebagai indikasi upaya penyusupan PKI dengan paham komunisnya ke tubuh TNI AD.

Dia menegaskan, hal tersebut tidaklah benar dan tudingan keji.

"Jadi, tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," kata Dudung dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/9/2021).

Dia mengatakan, ketiga patung diorama peristiwa G30S itu dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution. Kini patung tersebut diambil kembali oleh penggagasnya.

"Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini. Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," jelas Dudung.

Tak Bisa Disimpulkan

Dudung menegaskan, penarikan tiga patung tersebut tidak bisa menyimpulkan bahwa Kostrad melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S.

"Itu sama sekali tidak benar. Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," kata dia.

.
 
w1200

Respons Pernyataan Gatot Nurmantyo, Panglima TNI: Saya Lebih Menganggap itu Nasihat


FAJAR.CO.ID, JAKARTA–Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akhirnya buka suara terkait pernyataan dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang menduga adanya penyusupan kembali pendukung komunisme ke tubuh TNI.

Merespons hal itu, Hadi Tjahjanto mengaku enggan berpolemik soal dugaan penyusupan pendukung PKI di tubuh TNI.

“Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat,” jelas Hadi Tjahjanto ketika dikonfirmasi wartawan, Senin (27/9).

Apalagi menurut Hadi Tjahjanto, bahwa masalah tersebut sebenarnya sudah diklarifikasi oleh institusi terkait.

Oleh sebab itu, Hadi Tjahjanto menganggap pernyataan Gatot Nurmantyo itu sebagai nasihat senior kepada para prajurit yang masih aktif.

“Saya lebih menganggap statement tersebut sebagai suatu nasihat senior kepada kami sebagai prajurit aktif TNI untuk senantiasa waspada agar lembaran sejarah yang hitam tidak terjadi lagi,” ungkap Hadi Tjahjanto.

Pasalnya, menurut Hadi Tjahjanto, bahwa sebagai institusi TNI, prajurit TNI selalu berpedoman bahwa faktor mental dan ideologi merupakan sesuatu yang vital.

“Untuk itu, pengawasan intensif baik secara eksternal maupun internal selalu menjadi agenda utama, bukan saja terhadap radikal kiri, tetapi juga terhadap radikal kanan dan radikal lainnya,” beber Panglima TNI.

Seperti diketahui, bahwa Gatot Nurmantyo mempertanyakan raibnya beberapa diorama (patung) Soeharto dan beberapa tokoh lainnya di museum Kostrad.

Patung Soeharto-Nasution yang sedang duduk di museum Kostrad ini, menggambarkan situasi saat penumpasan G30S/PKI.

Gatot Nurmantyo mengungkapkan, dari hilangnya dua patung tersebut, ada indikasi upaya menghilangkan sejarah bagaimana para pemimpin saat itu melawan pemberontak PKI.

Dia menduga penghapusan sejarah penumpasan PKI itu ada di tubuh TNI, tepatnya di Kostrad.(genpi/fajar)

.
 
Back
Top