5 Penyebab Perceraian

spirit

Mod
o-COUPLE-FIGHTING-facebook.width-800.jpg

Konflik yang tidak diselesaikan dengan baik bisa jadi pemicu

Komitmen yang kuat dibutuhkan dari suami dan istri untuk tetap menjalani hubungan pernikahan yang langgeng dan tetap setia.

Tetapi, setiap pasangan tidak melulu memiliki momen bahagia.

Ada waktu di mana terjadi perseteruan, berkelahi, atau perbedaan pendapat antara suami dan istri.

Jika tidak diselesaikan dengan baik, hal ini dapat memicu emosi yang membuat suami atau istri menggugat cerai.

Penyebab Perceraian Utama Menurut Penelitian

Ada hal-hal tertentu yang menjadi pemicu penyebab perceraian pada pasangan suami istri, dan hal ini juga sudah diungkapkan oleh studi dalam jurnal Couple & Family Psychology yang mewawancara 52 individu yang bercerai.

Apa sajakah?

1. Ketiadaan Komitmen

Dalam studi tersebut, disebutkan faktor utama penyebab perceraian yang adalah kurangnya komitmen, dilaporkan oleh 75% individu dari 52 responden, atau setidaknya satu orang dalam 94,4% pasangan.

Beberapa peserta melaporkan bahwa komitmen dalam hubungan mereka secara bertahap terkikis sampai tidak ada komitmen yang cukup untuk mempertahankan hubungan.

Sementara, individu yang lain melaporkan penurunan komitmen yang lebih drastis dalam menanggapi peristiwa negatif, seperti perselingkuhan.

2. Selingkuh atau Tidak Setia

Penyebab perceraian yang terbanyak dipilih berikutnya yang adalah adanya perselingkuhan atau ketidaksetiaan, menurut 59,6% individu, atau setara setidaknya satu pasangan dalam 88,8% pasangan.

Secara keseluruhan, perselingkuhan sering disebut sebagai titik balik yang kritis dalam hubungan perkawinan yang memburuk.

IFStudies.org menyebutkan, bagi sebagian orang, perselingkuhan adalah alasan utama pernikahan berakhir, dan bagi yang lain, adalah kontributor perceraian bersamaan dengan konflik buruk, ketidakcocokan, dan penyalahgunaan zat.

3. Konflik dan Pertengkaran Buruk

Terlalu banyak konflik dan pertengkaran dalam hubungan menjadi penyebab perceraian, menurut 57,7% responden, atau satu pasangan dari 72,2% total pasangan yang diwawancara.

Pada dasarnya, pertengkaran dipicu oleh konflik yang umumnya tidak diselesaikan dengan tenang atau efektif.

Selain itu, adanya masalah komunikasi yang terkadang tampaknya beriringan dengan hilangnya perasaan koneksi positif dan saling mendukung antar pasangan.

4. Menikah Terlalu Muda

Faktor lain yang menyebabkan perceraian adalah menikah di usia yang terlalu muda.

Hal ini dilaporkan oleh 45,1% individu, dan setidaknya satu pasangan dari 61,1% pasangan.

Peserta yang mendukung faktor penyebab ini rata-rata berusia 23,3 tahun pada saat menikah, dan peserta yang tidak mendukung penyebab ini menikah pada usia rata-rata 29,2 tahun.

Beberapa peserta melaporkan bahwa mereka hanya mengenal pasangan mereka untuk waktu yang singkat sebelum menikah.

Selain itu, mereka berharap bisa berkencan dengan pasangannya lebih lama sehingga bisa mendapatkan perspektif yang lebih baik tentang hubungan, atau membuat keputusan yang lebih rasional tentang siapa yang harus dinikahi.

Komentar tambahan tentang penyebab perceraian ini termasuk laporan bahwa para peserta terlalu muda untuk membuat keputusan objektif yang matang mengenai keputusan untuk menikah.

5. Adanya Masalah Keuangan

Masalah keuangan disebut sebagai penyebab utama perceraian oleh 36,7% peserta, atau setidaknya satu pasangan dari 55,6% pasangan yang diwawancara.

Namun, beberapa pasangan lainnya menganggap bahwa faktor masalah keuangan menjadi kontributor yang memicu terjadi perceraian, dengan meningkatkan level stres, dan ketegangan dalam hubungan.

Ada banyak hal yang bisa menjadi pemicu perceraian.

Namun, sudah menjadi tugas Moms dan Dads sebagai suami dan istri, sekaligus ibu dan anak, untuk menyelesaikan konflik yang tengah dihadapi, demi membina hubungan rumah tangga yang harmonis.

 
Back
Top