Apa itu Toxic Relationship?

spirit

Mod
ilustrasi-hubungan-toxic-1_169.jpeg

Jakarta, CNN Indonesia -- Toxic relationship belakangan santer dibicarakan. Istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan hubungan yang tidak sehat. Lantas apa itu toxic relationship?

Toxic relationship acapkali merujuk pada hubungan asmara, meski tak menutup kemungkinan dapat terjadi pada lingkup relasi lainnya, seperti keluarga, kolega, maupun pertemanan.

Apa itu Toxic Relationship?

Toxic adalah bahan beracun yang dapat menyebabkan kematian atau kelemahan secara serius. Pengertian kata toxic secara tunggal ini didefinisikan dalam kamus Merriam Webster.

Sementara dalam konteks yang spesifik, toxic relationship adalah hubungan beracun yang tidak sehat dan tidak bahagia. Hal ini berdasarkan penuturan terapis hubungan Jor-El Caraballo, mengutip dari Healthline.

Jor menjelaskan bahwa hubungan beracun akan diselimuti rasa lelah, tidak bahagia tanpa alasan secara konsisten. Terutama saat Anda menghabiskan waktu bersama pasangan.

Dalam toxic relationship, meski Anda tetap mencintai pasangan, tapi perasaan yang ada di antara keduanya terasa kurang menyenangkan bahkan tidak bergairah.

Berbeda dengan mereka yang berada dalam hubungan asmara yang sehat atau healthy relationship. Pasangan justru penuh kasih sayang, bahkan saling menjaga rasa kenyamanan.

Tanda-Tanda Hubungan yang Toxic

ilustrasi-toxic-relationship_169.jpeg


Terkadang seseorang tidak sadar bahwa sedang berada dalam hubungan yang toxic. Untuk mengetahuinya, berikut sejumlah tanda atau sinyal Anda dan pasangan sedang terjerumus dalam hubungan tidak sehat alias toksik.

1. Cemburu buta
Rasa cemburu terhadap pasangan yang muncul sesekali adalah hal yang wajar. Cemburu termasuk reaksi normal karena Anda merasa peduli pada pasangan.

Akan tetapi, jika rasa cemburu ini berlebihan atau cemburu buta bahkan tanpa alasan yang jelas, bisa jadi pasangan Anda termasuk toxic.

2. Posesif berlebihan
Adakalanya Anda ingin memberi perhatian lebih pada pasangan karena rasa sayang. Tapi bukan berarti seenaknya mengontrol atau membatasi semua kegiatan pasangan sehingga bikin tidak nyaman.

Terlebih jika Anda harus menyita ponsel pasangan karena rasa curiga, mengekang atau tidak mengizinkan pasangan melakukan aktivitas maupun hobinya dengan alasan tidak percaya.

3. Melakukan verbal abuse
Toxic relationship tak hanya tercermin dari perilaku, tetapi juga secara verbal (verbal abuse). Percakapan Anda bersama pasangan banyak diisi dengan kalimat sarkasme, penuh kritik, serta penghinaan.

Pasangan toxic seringkali melontarkan kata-kata kasar secara berulang-ulang, bahkan mungkin terjadi saat di tempat umum. Hal ini sudah termasuk sebagai kekerasan verbal.

4. Minim apresiasi
Pencapaian yang didapat pasangan tentu layak diberi apresiasi. Hal ini bisa menjadi bukti bahwa Anda sangat mendukungnya.

Namun berbeda pada toxic relationship, di antara keduanya tidak mengenal apresiasi, bahkan mungkin tidak saling menghargai atau menghormati.

5. Ada rasa benci terpendam
Sesekali merasa marah atau kesal terhadap pasangan adalah hal wajar. Tapi pastikan supaya rasa marah itu tersalurkan dengan cara yang baik dan tidak terlalu lama menyelimuti perasaan Anda.

Apabila sukar memaafkan pasangan walau dia melakukan kesalahan sepele lalu berujung dendam, itu berarti Anda berada dalam toxic relationship.

6. Tidak jujur
Tanda toxic relationship lainnya yaitu muncul rasa saling tidak percaya sehingga terus-menerus melakukan kebiasaan berbohong atau tidak jujur.

Jika pasangan selalu tidak jujur, bahkan menutupi banyak hal, dipastikan Anda sedang menjalani hubungan yang beracun.

7. Menerima kekerasan fisik
Suatu hubungan dapat dikatakan toxic, apabila pasangan menerima atau melakukan kekerasan fisik. Terlebih jika pasangan sudah berani 'main tangan' dan membuat salah satunya terluka.

Perlu diketahui bahwa kekerasan dalam suatu hubungan tidak hanya melukai fisik, tetapi ikut memengaruhi kesehatan mental.

8. Pengabaian
Dalam sebuah hubungan, perhatian dan pengertian menjadi kebutuhan emosional yang harus terpenuhi.

Pasangan yang melakukan pengabaian atau emotional neglect biasanya hanya mengutamakan keinginannya dan mengabaikan apa pun kebutuhan Anda.

Terlebih jika salah satu merasa terpaksa mengikuti apa pun yang pasangan minta sekalipun itu bertentangan dengan keinginan lantaran hanya tidak ingin memicu pertengkaran.

9. Manipulatif
Orang yang manipulatif akan mencoba untuk mengontrol dan membuat pasangannya selalu merasa bersalah.

Perilaku manipulatif ini ditunjukkan dengan ciri gaslighting atau menyalahkan, sering berbohong, berperilaku pasif-agresif, mengancam, memaksa, dan sebagainya.

Cara Melepaskan Diri dari Toxic Relationship

Apabila Anda dan pasangan sudah terlanjur terjebak dalam toxic relationship, mulai sekarang jangan tinggal diam. Sebelum merugikan banyak hal, segera cari bantuan. Berikut cara keluar dari jerat toxic relationship.

Konseling ke pakar
Saat ini sudah ada banyak konselor yang memfasilitasi konseling seputar relationship. Baik itu untuk mereka yang masih pacaran, pranikah, sampai sudah menikah.

Jangan malu untuk meminta bantuan penasihat hubungan. Sebab mereka nantinya bisa memberi solusi sekaligus terapi kepada Anda dan pasangan apabila sangat diperlukan.

Cari dukungan
Terjebak dalam toxic relationship seringkali membuat perasaan jadi bingung. Di kondisi ini, Anda harus terbuka pada orang-orang terdekat, khususnya yang dipercaya.

Hal itu berguna supaya mereka bisa membantu mencari solusi, serta melindungi Anda apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Itulah penjelasan mengenai apa itu toxic relationship dan solusinya supaya Anda serta pasangan terlepas dari hubungan beracun.

.
 
[ame="https://www.youtube.com/watch?v=0Mpz13C0Soc"]Cara Mengubah Sifat Toxic dalam Diri (Tips Memiliki Hubungan Sosial yang Baik) - YouTube[/ame]
 
Back
Top