Perubahan Pandangan & Sikap setelah nikah

saya mungkin memang anak bau kencur, tapi saya punya mata dan telingga hingga bisa merasakan perubahan Pandangan & Sikap setelah nikah :

kasusnya sebelum menikah

1. cinta lebih sering diungkapkan secara verbal
2. ketergantungan seseorang pada pasangan lebih bersifat emosional & materi gak terlalu jadi ukuran.
3. lebih berpegang pada nilai-nilai ideal.
4. cenderung berkorban tanpa reserve.
5. suka duka ditanggung bersama.
6. keburukan-keburukan pihak keluarga pasangan cenderung tidak terlihat.
7. anak dipandang sebagai karunia.

bagaimana, sampai disini kita semua setuju toh?? namun jika dilihat dari

kasusnya setelah menikah

1. cinta kurang diungkapkan secara verbal.
2. ketergantungan lebih bersifat terukur & materi sering menjadi ukuran.
3. lebih berpegang pada nilai-nilai praktis.
4. lebih 'hitung-hitungan' dalam memberikan pengorbanan.
5. cenderung membagi tanggung jawab menurut peran suami dan istri.
6. cenderung melihat keburukan-keburukan dari keluarga pasangan.

makanya jangan terlalu mengagung-agungkan pernikahan. kalau pacaran sudah menyenangkan kenapa harus di rusak dengan selembar kertas nikah?

tambahin nih

kasusnya sebelum menikah
8. anak dipandang sebagai karunia.



kasusnya setelah menikah
7. watak asli masing-masing individu terkuak.
8. anak dianggap sebagai beban.

Nah, sampe sini mungkin anda menyimpulkan alis sebagai gumaman "Ah, si megha nih sok tau. kayak sudah pernah menikah aja!!"
iya saya tahu itu, tahu banget.. tapi saya hanya menjabarkan pandangan terhadap apa yang saya lihat, dengar & amati dibeberapa keluarga.
Apa anda setuju dengan pendapat saya??

setuju ga setuju sama aja kok, namanya juga forum diskusi justru bagus klo banyak pro dan kontra. Klo de megha dikritik org berarti byk yg peduli

Klo menurut gw tergantung individunya masing2, ada org yg menganggap pernikahan bukan apa2 , ada lagi yg menganggap pernikahan adl sesuatu yg sakral (gw pribadi termasuk golongan yg ini). Aneh jika seseorang berubah setelah pernikahan, berarti hal2 yg ditunjukkan sebelum pernikahan hanya topeng belaka. Apalagi klo anak sampai dianggap beban >:##, padahal menurut pendapat org tua jmn dulu, anak adalah pembawa rejeki

hmmm... menurut gw pernikahan adalah suatu hal yang rumit. emang kudu hati2 untuk masalah yang satu ini. anak bisa jadi beban or pembawa rejeki tergantung dari cara didiknya. klo terlalu dimanjain bisa jadi beban, klo terlalu dikerasin juga bisa jadi beban. satu hal yang pasti sih, klo udah siap nikah harus sudah matang secara lahir batin, jangan karena cinta sesaat. cinta dan akal sehat harus berjalan berdampingan.

waduh... gawat tuh non megha..
harus dilihat latar belakang pernikahannya juga...
kalo pernikahannya akibat dari pergaulan bebas atau akibat dari sesuatu yang memaksa ya emang bisa gitu..
the key is commitment..
pacaran, pernikahan, semua sama.. memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit, perbedaannya hanya pada intensitas, frekwensi dan bobot pengorbanannya saja...
kalau commitment nya nggak ada ya berantakan...
terus juga harus dilihat bahwa manusia memang berkarakter dinamis, dalam arti selalu berubah... apa yang kita liat waktu pacaran..(nggak bisa juga dibilang topeng)..mungkin akan menghilang atau berkurang di dalam ikatan pernikahan, dan apa yang tidak kita lihat pada waktu pacaran, akan terlihat di dalam pernikahan..semua ini wajar.. ya karena intensitas tadi... waktu pacaran, mana kita mikirin kayak apa pacar kita waktu kehabisan beras, atau waktu neneknya sakit dan harus dia yang nanggung..dsb dsb.. tapi dalam pernikahan, semua itu akan terekspos kepada kita, like it or not, it's our husband or wife...
the key is commitment.....

and.. tambahan,
jangan gunakan kata kata asli atau palsu, topeng atau bukan..
yang terjadi adalah.. terlihatnya sedikit atau banyak.....
seperti kata pepatah... yang berharga itu adalah yang sedikit... pas udah banyak...nggak begitu berharga lagi.....
have you ever imagine what if every tiny little rock around us is diamonds..?? would diamond be precious to you..???