konsepsi diri

pinglan

New member
Terkadang pemograman fikiran saja tidak cukup jika tak di barengi dengan hukum
hak dan kewajiban dimana di tengah kedua hukum tersebut ada hukum prioritas.terus yang buat aku Mikir - mikir untuk bertanya ...
1.Apakah persaan selalu berperan dalam proses berfikir?
2.Apakah pembebasan perasaan dan fikiran di anggap baik?
3.terus Apa bedanya antara pembebasan perasaan dengan fikiran?


Terima kasih banyak:):norose:mohon ide nya.....[/FONT]
 
Terkadang pemograman fikiran saja tidak cukup jika tak di barengi dengan hukum
hak dan kewajiban dimana di tengah kedua hukum tersebut ada hukum prioritas.terus yang buat aku Mikir - mikir untuk bertanya ...
1.Apakah persaan selalu berperan dalam proses berfikir?
2.Apakah pembebasan perasaan dan fikiran di anggap baik?
3.terus Apa bedanya antara pembebasan perasaan dengan fikiran?


Terima kasih banyak:):norose:mohon ide nya.....
 
Terkadang pemograman fikiran saja tidak cukup jika tak di barengi dengan hukum
hak dan kewajiban dimana di tengah kedua hukum tersebut ada hukum prioritas.terus yang buat aku Mikir - mikir untuk bertanya ...
1.Apakah persaan selalu berperan dalam proses berfikir?
2.Apakah pembebasan perasaan dan fikiran di anggap baik?
3.terus Apa bedanya antara pembebasan perasaan dengan fikiran?


Terima kasih banyak:):norose:mohon ide nya.....

saya setuju dengan poin 1
 
Terkadang pemograman fikiran saja tidak cukup jika tak di barengi dengan hukum
hak dan kewajiban dimana di tengah kedua hukum tersebut ada hukum prioritas.terus yang buat aku Mikir - mikir untuk bertanya ...
1.Apakah persaan selalu berperan dalam proses berfikir?
2.Apakah pembebasan perasaan dan fikiran di anggap baik?
3.terus Apa bedanya antara pembebasan perasaan dengan fikiran?


Terima kasih banyak:):norose:mohon ide nya.....[/FONT]
nggak selamanya mas, buat saya
perasaan + fikiran = Nafsu
seenggaknya, begitu pemikiran saya
 
saya agak tidak mengertid dengan maksud dari thread ini, apakah pertanyaan retorika atau sekedar membagi rasa. Saya sendiri mungkin pernah berada dalam situasi seperti itu, tetapi biasanya yang saya lakukan adalah; I'll take what makes me happy! Sound selfish? yes indeed! Terkadang dalam hidup kita di tuntut untuk selfish, walaupun tidak selamanya. Ada win-win solutions antara kedua belah pihak termasuk diri kita dan lingkungan untuk tidak berbenturan. Saya sendiri tidak selalu berada dalaam keadaan yang gampang untuk memilih, tetapi pengayaan perasaan (nurani?) pendewasaan cara berfikir (termasuk menerima baik-buruk resiko pilihan kita) dan bebas dalam mengktualisasikan diri kita tanpa harus merasa terhantui akan benar tidak nya pilihan kita. Setidaknya it's work with me :))
 
Terkadang pemograman fikiran saja tidak cukup jika tak di barengi dengan hukum
hak dan kewajiban dimana di tengah kedua hukum tersebut ada hukum prioritas.terus yang buat aku Mikir - mikir untuk bertanya ...
1.Apakah persaan selalu berperan dalam proses berfikir?

Segala hal yang ada di dunia ini dimulai dari pikiran dan hati ataupun perasaan. Kemampuan berpikir dipandang sebagai kemampuan seseorang dalam menyelesaikan
suatu masalah dengan menggunakan nalarnya. Kemampuan berpikir lebih ditekankan pada prosesnya, yakni proses berpikir dasar, kritis, serta berpikir kreatif. Oleh karena itu, kemampuan berpikir lebih tepat diistilahkan sebagai kemampuan berpikir dasar, kemampuan berpikir kritis, serta kemampuan berpikir kreatif.
 
Back
Top